2 minute read

Isu Internasional

Setelah Pandemi COVID-19, Kali Ini Inflasi, Akankah Ekonomi Dunia Pulih Kembali?

Oleh : Arika Nur Indrayani

Advertisement

Apakah kalian merasakan harga BBM dan kebutuhan pokok terus meningkat? Jika iya, tahukah kalian apa penyebabnya?

Jawabannya adalah inflasi. Inflasi memiliki arti yakni fenomena kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi secara terus-menerus. Inflasi telah terjadi di berbagai negara di waktu yang berbeda. Terjadinya suatu inflasi akan memberikan dampak kepada suatu negara, baik di bidang ekonomi maupun nonekonomi. Menurut pernyataan Bank Indonesia, inflasi yang sangat tinggi akan menimbulkan penurunan pada pendapatan riil masyarakat secara terus-menerus. Hal tersebut dapat mengakibatkan standar hidup masyarakat menurun, khususnya yang miskin akan semakin miskin.

Terjadi inflasi dapat dilihat dari adanya ketidakstabilan ekonomi, baik ekonomi suatu negara maupun global. Tahun 2020, dunia dilanda pandemi COVID-19 yang tentunya juga mempengaruhi ekonomi dunia. Ekonomi dunia mulai tidak stabil karena banyak aktivitas ekonomi yang diberhentikan sementara dan setiap negara di dunia fokus pada upaya penurunan penyebaran virus Corona. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2022, kondisi pandemi semakin membaik. Hal tersebut merupakan salah satu “sinyal” bagi masyarakat dunia untuk beraktivitas seperti biasanya sebelum pandemi. Namun, tetap memperhatikan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan.

Tahun 2022 merupakan kesempatan setiap negara untuk memulihkan keadaan negaranya dari efek pandemi, khususnya di bidang ekonomi. Namun tak disangka-sangka, saat masih berjuang memulihkan negara karena efek pandemi, ekonomi dunia harus menghadapi inflasi global yang terjadi saat ini. Pada laporan Bank Dunia, yaitu tentang Prospek Ekonomi Global, ekonomi dunia mengalami keterlambatan menjadi 2,9% pada tahun 2022. Pada tahun 2021, ekonomi dunia mengalami pertumbuhan sebesar 5,7%. Menurut CNBC Indonesia, penyebab terjadinya inflasi global adalah meningkatnya harga komoditas. Salah satunya adalah energi yang harganya meningkat karena pasokan yang langka akibat pandemi. Kondisi tersebut diperparah oleh konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Selain energi, krisis kargo yang menyebabkan harga pengiriman mahal adalah penyebab inflasi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gangguan di pelabuhan utama Asia, penguncian di kota-kota utama China, seperti Beijing dan Shanghai, dan tentunya konflik Rusia dan Ukraina.

Inflasi yang terjadi tidak memandang negara maju atau negara berkembang. Negara adidaya seperti Amerika Serikat pun terkena dampaknya. Pada Bulan Mei 2022, inflasi di negara adidaya tersebut terus meningkat sebesar 8,6% year-on-year (yoy). Pada 10 Juni 2022, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menyatakan bahwa inflasi yang terjadi saat ini adalah inflasi tertinggi yang dialami oleh Amerika Serikat sejak tahun 1981. Sama seperti sebelumnya, menurut Kepala Ekonomi Comerica Bank, Bill Adams, penyebab terjadinya inflasi di Amerika Serikat merupakan penyebab dari konflik Rusia-Ukraina yang terjadi sejak akhir Februari 2022.

This article is from: