NASIONAL
MINGGU, 7 DESEMBER 2014 | Nomor 445 Tahun II
C27
RANGGA RINJANI
ATET DWI PRAMADIA
GRAPHY
IDHAM RAHMANARTO
PERJALANAN KE TANAH LELUHUR DANAU SENTARUM FOTO-FOTO INI MERUPAKAN RANGKAIAN PAMERAN FOTO PERJALANAN KE TANAH LELUHUR DANAU SENTARUM DI GALERI FOTO JURNALISTIK ANTARA
D
anau Sentarum. Berada di daerah perbatasan IndonesiaMalaysia. Membentang seluas 80.000 ha di wilayah Taman Nasional Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, kira-kira 700 kilometer arah timur laut Kota Pontianak. Topografi danau berbentuk cekungan datar atau lebak lebung (floodplain) yang merupakan daerah hamparan banjir dan dikelilingi jajaran pegunungan, sehingga danau ini merupakan salah satu tipe ekosistem hamparan banjir
paling luas di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, yang masih tersisa dan dalam kondisi baik. Masyarakat etnik Dayak dan Melayu jadi penghuni fundamental kawasan Danau Sentarum sejak ratusan tahun silam. Sentarum merupakan daerah tangkapan air di musim hujan yang akan tergenang sekitar sepuluh bulan dengan kedalaman 6-14 meter, namun kondisi kering krontang yang kontras akan terlihat pada musim kemarau, dimana hanya akan menyisakan alur-alur sungai kecil di tengah bentangan
cekungan danau yang luas. Sepuluh fotografer yaitu Anastasia Widyaningsih, Atet Dwi Pramadia, Bayu Made Winata, Dhira Danny Widjaja, Idham Rahmanarto, Raden Heru Hendarto, Ramadian Bachtiar, Rangga Samiaji Rinjani, Septiawan dan Sumarno, merekam kehidupan disana. Ada sejumlah kendala yang selalu berhubungan dengan kawasan nasional kita; yakni degradasi hutan, ledakan populasi penduduk sehingga terjadi penangkapan ikan yang berlebihan, kebakaran hutan
SUMARNO
SUMARNO
TEKS : OSCAR MOTULOH | KURATOR GALERI FOTO JURNALISTIK ANTARA
gambut skala besar dan konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dalam skala raksasa. Di pengujung danau yang mengering, saat haluan sampan terantuk gambut, kita hanya bisa menegakkan kepala menatap belantara sawit yang menegak memburamkan langit yang kini kelabu. Sejauh mata memandang, hingga ke ufuk yang tergadaikan oleh kekuatan material. Masih adakah sumber alam kita yang merambat kearifan local? O