Harian Nasional

Page 13

HARIAN NASIONAL

SENIN, 24 FEBRUARI 2014 | Nomor 172 Tahun I

NUSANTARA A13

Wisatawan Bisa Nikmati Borobudur

PARA raja dan sultan yang meng­ hadiri Konvensi Nasional Pe­ nyusunan Rekomendasi tentang Adat, Adab, dan Budaya Nusan­ tara 2014 di Gedung Merdeka Bandung, Minggu (23/2), meng­ usulkan agar peringatan Hari Per­ adaban Nusantara ditetapkan. Sekjen BP Silatnas Raja ­Sultan Nusantara Indonesia Raja Samu Samu mengatakan, pe­ netapan tanggal, hari, serta bulan peringatan Hari Peradaban Nu­ santara dijadwalkan pada a­khir konvensi nasional ini. “Apakah akan menjadi libur nasional atau tidak, itu juga keputusan hasil konvensi,” katanya. l ANTARA

Bilik-Kotak Suara Kardus di Garut KPU Kabupaten Garut Jawa Barat akan menggunakan bilik suara dan kotak suara berbahan kardus khusus di Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat kawasan kota Garut untuk pelaksanaan Pemilihan Legislatif 2014. “Hal itu untuk menghindari terjadi­nya kerusakan,” kata K ­ omisioner Di­ visi Program dan Data KPU Ka­ bupaten Garut Hilwan, Minggu (23/2). Ada dua model kotak s­uara dan bilik yakni berbahan k ­ ardus model baru dan logam m ­ odel lama untuk Pemilihan L ­ egislatif 2014. Model logistik itu d ­ ibagi berdasarkan wilayah. Untuk ­bahan alumunium didistribusikan ke TPS yang lokasinya jauh atau jarak tempuh lama dari kota atau kantor KPU Garut. l ANTARA

Korban Pergerakan Tanah Tolak Pindah PULUHAN kepala k­eluarga ­ orban pergerakan tanah di k ­Cianjur, Jawa Barat menolak dipindahkan karena m ­ enganggap bantuan pemerintah tak ­mencukupi untuk membeli lahan dan membangun rumah baru. “Harga tanah untuk mem­ bangun rumah baru di Cipanas tak sebanding dengan b ­ antuan yang diberikan pemerintah Rp 15 juta per rumah. Harapan kami, ini menjadi perhatian agar kami bisa memiliki rumah kembali,” kata Meti (38), warga Kampung Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Minggu (23/2). Sebelumnya, Kepala BPBD ­Cianjur, Asep Suhara mengata­ kan, proses relokasi pemukiman penduduk dari lokasi longsor ke lahan baru mengalami kendala. l ANTARA

78.256 Pengungsi Akibat Letusan Kelud Sudah Kembali YOGYAKARTA (HN) ­P r o s e s pembersihan Candi ­ Borobudur akibat terpaan abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam silam, su­ dah mencapai 80 persen. Wisa­ tawan bisa mengunjungi pening­ galan bersejarah itu secara mak­ simal dalam kurun kurang se­ minggu ke depan. “Kalau melihat proses pem­ bersihan yang sudah tercapai 80 persen, partisipasi relawan untuk proses itu bisa dihenti­ kan Selasa (25/2),” kata koordi­ nator Pemanfaatan dan Layanan Masyarakat Balai Konservasi Borobudur, Pangga Ardiansyah, Minggu (23/2). Pembersihan Candi Borobu­ dur setiap hari melibatkan 200300 relawan dari kalangan umat Buddha, karyawan hotel, pe­ mandu wisata, pedagang asong­ an, pelajar, dan para turis. “Se­ cara teknis, pembersihan ­tinggal 2-3 hari lagi, sehingga pember­ sihan kering dengan sapu dan pembersihan basah dengan sem­ protan air sudah bisa dianggap selesai, jadi tinggal tahap akhir yang akan kami lakukan s­ endiri, karena prosesnya lebih internal,” katanya. Menurut dia, tahap akhir un­ tuk internal adalah pembersih­ an sistem drainase di bawah pe­ lataran Borobudur yang ­ perlu dikeruk dan dibersihkan dari kubangan abu serta pasir halus sisa-sisa proses pembersihan kering dan basah sebelumnya. Meski dihentikan Selasa (25/2), relawan yang datang ke

Seorang pedagang menata baju bertuliskan Gunung Kelud yang dijual Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per potong di obyek wisata Gunung Kelud, Kediri, Jawa timur, Minggu (23/2). Sejak status diturunkan dari awas (level III) menjadi siaga (Level III), sejumlah warga di kawasan Gunung Kelud membuka lapak jualannya kembali mengingat banyak wisatawan berkunjung.

Borobudur akan tetap diterima. Namun bila jumlahnya besar akan dialihkan ke candi-candi di Yogyakarta yang proses pember­ sihannya belum maksimal. Dari Jakarta dilaporkan, peng­ ungsi akibat letusan Gu­ nung Kelud sejak erupsi per­tama secara bergelombang sudah kem­ bali yaitu sebanyak 78.256 orang. Sedangkan lainnya masih ber­ tahan di pengungsian. “Hingga Sabtu (22/2) pukul 16.00 WIB, pengungsi erupsi Gunung Kelud di Kediri masih 7.109 jiwa (43 titik), di Kota Batu 44 jiwa (1 titik), di Malang 1.832 jiwa, Blitar 136 jiwa dan di Jom­ bang 252 jiwa,” kata Kepala Pusat Data ­Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Sebagian besar pengungsi yang tersisa ini karena r­ umahnya rusak berat sehingga untuk se­ mentara tetap di pengungsian sambil menunggu perbaikan ru­ mah. “Bahkan banyak ­pengungsi yang rumahnya rusak pun tetap kembali ke rumahnya untuk memperbaiki secara mandiri,” ujar Sutopo. Pemulangan pengungsi di­ bantu aparat. Misalnya di Ma­ lang, pengungsi diangkut 52 truk milik TNI, Polri, dan BPBD. Air bersih dilayani sembilan mo­ bil tangki air PDAM Kabupaten Malang dan Kementerian Peker­ jaan Umum. Bahkan pengungsi juga dibekali logistik. Sutopo mengatakan, W ­akil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf,

sebagai koordinator cluster pe­ mulangan pengungsi terus me­ mantau jalannya pemulangan pengungsi. Logistik mencukupi hingga 5 hari ke depan. Hingga kemarin, kebutuhan material un­ tuk perbaikan rumah dikirim ke desa-desa yang rumah-rumah­ nya rusak. Hari ini, TNI, Polri, SKPD, dan relawan akan dikerah­ kan untuk perbaikan rumah, air bersih, dan listrik. “Pemprov Jatim telah meng­ alokasikan Rp 100 miliar dari APBD untuk penanganan ben­ cana erupsi Gunung Kelud. Se­ dangkan pemerintah pusat men­ dampingi ­kebutuhan-kebutuhan ekstrem yang tak tertangani ­pemda,” katanya. l TSULIS A ZAHRI |ANTARA

Peringati Hari Jadi Solo dengan 17 Ribu Jenang SEBANYAK 17 ribu takir jenang habis diserbu p ­ engunjung dalam waktu kurang dari 45 menit pada Festival Jenang Solo (FJS). Festival ini dalam rangka memperingati hari jadi Kota Solo Ke-269 yang digelar di Ko­ridor Ngarsopuro, Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (23/2). FJS yang antara lain d ­ iisi dengan pembagian jenang se­ cara gratis itu dibuka Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo yang didampingi Wakil Wali Kota ­Ahmad Purnono dan S­ekretaris Daerah Pemkot Surakarta Budi Suharto. Sebanyak 17 ribu takir jenang yang dibagi-bagikan secara g­ ratis kepada para pengunjung itu ter­ diri atas 17 jenis jenang yang dulu pernah mengiringi ke­ pindahan Keraton Kartasura ke

­ eraton Kasunanan Surakarta. K Takir merupakan wadah berben­ tuk kotak yang terbuat dari daun pisang. Sebanyak 17 jenis jenang itu yakni Jenang Abrit Petak, Jenang Lanang, Jenang Saloko, Jenang Manggul, Jenang Suran, Jenang Timbul, Jenang G ­ rendul, Jenang Sumsum, Jenang L ­ ahan, Jenang Pati, Jenang Kolep, Jenang Ngang­rang, Jenang Tam­ ing, Jenang Lemu Mawi Sambel ­Goreng, Jenang Koloh, Jenang Katul, dan Jenang Warni. Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, masing-­masing jenang itu bagi masyarakat Jawa khusunya orang Solo, mempunyai m ­ akna dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dia makanan khas Jawa itu perlu dilestarikan.

ANTARA | AKBAR NUGROHO GUMAY

Hari Peradaban Nusantara Diusulkan

ANTARA | RUDI MULYA

kilas

Sejumlah juru masak membuat jenang khas Solo dalam Festival Jenang di Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/2). Festival tersebut menampilkan kuliner khas Solo sebanyak 17 ribu porsi yang dibagikan gratis untuk masyarakat.

“Jenang bagi masyarakat Jawa dan bagi orang Solo khu­ susnya, tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui makanan ini juga sekali­ gus bisa dijadikan hidangan bagi para wisatawan,” katanya. Dia mengatakan penyeleng­ garaan FJS itu bukan saja untuk melestarikan makanan khas dae­ rah, tetapi juga pengembangan

wisata kuliner yang sekarang di­ galakkan pemerintah. Ketua Panitia P ­ enyelenggara FJS Heru Mataya mengatakan, acara itu sekaligus berbarengan dengan perayaaan hari ulang ta­ hun Kota Solo yang juga dilaku­ kan penggalangan dana untuk meringankan beban para korban erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur. l ANTARA


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.