Senin, 10 agustus 2015
WaWancara
2
Penerbit PT. MEDIA ANGKASA
Terbit : 19 Juli 2012 Alamat Redaksi dan Divisi Usaha Kompleks Bilal Central A1-A2, B1-B2 Jalan Bilal Ujung, Medan Telp. 061 - 6635664 email Redaksi: berita@Jurnalasia.com email Usaha: marketing@Jurnalasia.com Pemimpin Umum: Tongariodjo Angkasa Ginting SE, MBA, MM, MSc Wakil Pemimpin Umum: Finisia Angkasa Staf Ahli: Dr. RE Nainggolan, MM, Drs. Nabari Ginting, Tjong Poh Bun, Ridwan Nasution, Bambang ES, Johan, Hasiholan Sidabutar SE MA General Manager: Sanif Sentosa BSc (Hons) MBA Pemimpin Usaha: Berman Pasaribu Ang Wakil Pemimpin Usaha: Selamat Ang Pjs Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Rahmad S Batubara Redaktur Pelaksana: Isvan Wahyudi Redaktur: Nasib Ts, Khairul Anwar Dalimunthe AMd, Andri DP, Syahrial Siregar Staf Redaksi: Swisma Naibaho, Bambang NL SH, Netty Guslina, Ari Wibowo, Syahril Deliserdang: H Alamsyah Siregar, Rei Arif Siregar Serdangbedagai: Ali Amran Langkat: M Arfan Lubis ST Bahorok: Menanti Ginting Tanjung Pura: Reza Pahlevi Tebing Tinggi: Selamat Riadi, Sapta Nugraha Kisaran: Surya Pematangsiantar/Simalungun: Bosar Sinaga, Togar Sinaga. Labura: Wandy Simangunsong Labuhanbatu: Roberto Simatupang, M. Sibarani Tanah Karo: Herman Harahap Pakpak Bharat: Robert Boang Manalu Tobasa: Abdi Paul H.Saragi, Amir V Siahaan Samosir: Edwin Simbolon Humbahas: Firman Tobing Langsa: Arman Suharza Lhokseumawe: Jefry Tamara, Abdul Halim, Odie Rachmad Solok: Yose Rizal, Elita Susanti SH Keuangan: Ratnawati S Kom, Betaria Gita Wahana S Kom Rekening: Bank Mandiri no 106 001 0849 399 a\n PT. Media Angkasa Penasehat Hukum: Sukiran SH, M.Kn Dicetak Oleh: PT. Kumango, Jl. Kumango No. 4042, Medan (Isi di luar tanggung jawab percetakan)
Seluruh staf dan wartawan Harian Jurnal Asia tidak dibenarkan untuk meminta dan/atau menerima apapun dari narasumber baik dalam bentuk amplop, uang, honor, biaya transportasi, biaya akomodasi, hadiah, maupun berbagai bentuk gratiikasi lainnya. Jika terdapat hal tersebut di atas, silakan kirim SMS ke 0852 9776 1000. Kami juga menerima segala bentuk kritik, saran, pelaporan, dan pertanyaan demi kemajuan Harian Jurnal Asia.
Daging = Mahal
L
eBARAn baru saja usai, namun harga daging sapi di pasaran tetap saja mahal dan mencekik leher. Menyikapi hal tersebut para pedagang kini melakukan aksi mogok berjualan. Alasannya, mereka tak tahan terus menerus terpaksa jual rugi, karena takut kehilangan pelanggan. Anehnya lagi, ternyata pemerintah dituding seperti lepas tangan dalam menghadapi masalah tersebut. Apalagi yang menjadi solusi impor sapi, malah distop dengan alasanalasan tertentu. Ada apa ini sebenarnya? Harga daging sapi Indonesia bisa jadi merupakan harga termahal di dunia, sungguh sudah membuktikan bahwa Indonesia adalah negara kaya. Kaya akan kecuekan. Jargon yang bermunculan dikalangan rakyat miskin yang berkata: “Daging hanya untuk orang kaya”, sungguh membuat prihatin (perih di dalam batin). Bagaimana tidak, Indonesia yang menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia ini, seharusnya bisa memikirkan juga bahwa masyarakat menengah kebawah sangat membutuhkan makanan yang layak. Daging sapi yang seharusnya bisa dinikmati rakyat dengan senyum sumingrah, sekarang hanya bisa dilihat dan dikhayalkan saja, sambil berdoa agar Hari Raya Qurban segera tiba. Meski daging mahal, ada juga sisi baiknya. Betapa tidak, dari banyak pengalaman teman yang dulunya banyak konsumsi daging, terbukti bahwa daging sangat mempengaruhi tingkat emosi. Emosi kemarahan cepat sekali terjadi ketika masih makan daging. Dari pengalaman beberapa orang terbukti bahwa ada korelasi sangat erat antara makan daging kambing dengan peningkatan libido. Disamping itu juga banyak bukti bahwa konsumsi daging memicu peningkatan lemak dan kolesterol. Pendek kata banyak hal yang merugikan dengan mengkonsumsi daging dalam hal kesehatan tubuh. Apakah memang perlu bagi kita yang tinggal di daerah tropis konsumsi daging berlebihan? Bukankah lebih banyak tidak bermanfaatnya bagi tubuh ketimbang manfaatnya? Kita bisa bisa memahami, mana yang nikmat di lidah tetapi merusak badan. Apakah kita pengabdi kenikmatan lidah? Saya percaya bukan. Penulis kadang menjadi bingung, kenapa kalau kita bicara daging selalu bicara daging sapi. Seakan akan kebutuhan protein hewani hanya ada pada daging sapi (dan ayam ). Bukankah negeri kita ini juga negeri bahari yang membentang luas dengan kekayaan hasil ikannya. Sampaisampai banyak warga negeri jiran mencuri kekayaan kita yang terpendam. Nah, buat apa kita harus membeli daging sapi tetangga (impor) yang akan memperkaya mereka dan membuat kita serba kekurangan. Tentu lebih baik membeli ikan saudara sendiri yang akan meningkatkan pendapatan nelayan kita. Bagaimana, cocok tidak? (*)
Rizman Adhi Nugraha
Menanti Enam Menit di Luar angkasa Untuk mempelajari kehidupan menjadi astronaut ternyata tidak harus menjalani bertahun tahun kuliah soal luar angkasa. Buktinya, lewat program yang diadakan oleh produsen wewangian, pria ini pun bisa. Lulusan jurusan Informasi dan Teknologi bernama Rizman Adhi Nugraha ini berhasil merasakan pelatihan khusus seorang astronaut. Bahkan, dia sempat bertemu dengan orang kedua yang berhasil mendarat di Bulan, Buzz Aldrin. Meski hanya akan berada enam menit di antariksa, pemuda asal Bangka Belitung ini akan tetap tercatat dalam sejarah sebagai calon astronaut dari jalur khusus. Untuk mengetahui lebih jauh, awal mula Rizman mengikuti program ini, dan bagaimana persiapannya, berikut petikan wawancaranya beberapa waktu lalu: Bagaimana Anda bisa mengikuti program pelatihan astronaut ini? Jadi, ini kan kompetisi yang diadakan oleh Axe, yakni Axe Apollo Academy, bukan astronaut seperti NASA. September 2013, diadakan National Space Camp (NSC) dengan pendaftaran lewat online. Lalu, ada 80 ribu orang dari seluruh Indonesia ikut tes psikologi. Setelah wawancara, didapatlah 40 orang untuk ikut National Space Camp, tiga hari. Dari situ diambil tiga inalis wakil Indonesia, termasuk saya, dua lainnya dari Bandung dan Yogya.
Setelah itu? Kami ikut Global Space Camp (GSC). Di NSC kontestan cowok semua, sedangkan di Global, di Florida, ketemu dengan kontestan cewek dari Jepang, Norwegia, dan Malaysia. Kami bergabung dengan kontestan 62 negara lainnya, total peserta 107 orang. Tiap negara ada satu, ada yang dua. Apa yang dilakukan di sana? Ada lima tes yang lebih berat ketimbang NSC. Tes pertama, Air Combat Mission atau simulasi terbang dengan pesawat Air Combat USA. Ini dites lebih ke isik, apakah kami mual, takut atau tidak. Hari kedua, tes GForce, atau tes daya ingat. Hari ketiga, tes Zero Gravity. Tes keempat, lebih ke isik di darat atau assault course. Hari selanjutnya, kami team work, bikin roket yang bisa meluncur. Setelah itu, sampai Desember 2013, pengumuman. Dari tingkat nasional hingga global, apa tahapan yang paling menantang? Dari sisi mental, itu yang Air Combat Mission, diputer nggak jelas di pesawat, kayak akrobatik. Sisi isik, assault course itu memang benerbener capek. Waktu selesai itu saja, saya langsung pucat. Apakah pelatihan itu sama dengan yang dilakukan astronaut reguler? Kalau kayak itu lebih beda, astronaut dari NASA kan ada misi khususnya, di satelit tinggal berapa lama itu memang ada yang lebih spesiik, jadi beda, ya. Lebih berat astronaut reguler. Setelah 2013, setelah menang hingga saat ini, kegiatan apa yang sudah dilakukan? Menunggu, karena terikat kontrak dengan Axe Unilever global hingga Desember 2016.
Pesawatnya dalam tahap pe ngembangan teknologi baru, karena ini pesawat beda, bukan ulang alik pakai roket, tapi kayak pesawat biasa. Diharapkan se belum akhir 2016, kami sudah bisa diterbangkan. Di Global Camp ketemu Buzz Aldrin. Pesan dia apa? Pesan khusus nggak ada. Secara umum, sebagai orang kedua menginjak di Bulan, ia memberikan support, jangan takut karena ini bisa mengubah hidup, pengalaman sekali seumur hidup. Kata dia, “Make big, a man make a hero. Leave, a man back a hero”. Apa ilmu yang didapat dari Buzz Aldrin? Keberaniannya. Nggak gam pang, apalagi zaman dahulu, dengan teknologinya, dia berani. Hanya 6 menit di antariksa, bagaimana Anda memanfaatkan momentum yang singkat ini? Arti enam menit itu banyak. Berharga banget. Selain nanti saya mewakili bangsa Indonesia untuk jadi astronaut pertama yang terbang ke luar angkasa, mau tunjukkin ke generasi muda kalau Indonesia bisa, asal ada kemauan. Pengen buat video selama di atas, karena kalau mau pakai foto susah, lebih baik direkam saja. Jadi, momen 6 menit itu adalah bisa mengubah sejarah Indonesia. Membawa nama Indonesia, ada rencana membawa simbol negara, seperti bendera misalnya? Pengennya sih bendera, tapi nggak mungkin di baju, karena ada baju khusus, tiap negara ada benderanya. Kalau misalkan jadi berangkat bawa bendera, sebelum terbang pengen dikalungin bendera terus difoto, tapi nggak bisa bawa ke dalam pesawat. Mungkin bisa bawa simbol garuda juga.
Anda berlatar belakang IT, apakah itu membantu selama pelatihan? Jika dilihat dari kompetisi, itu enggak. Itu yang dinilai memang betul-betul isik dan mental. Sejak menang, Anda mulai dibicarakan orang, ada yang berubah dari hidup Anda? Enggak terlalu berubah sih. Aku nanggepinnya biasabiasa saja. Di media sosial ada yang mendukung, ada yang mencibir. Biarkanlah. Nanti dibuktikan saja. Sebelum ikut ini, tertarik tidak dengan bidang antariksa? Enggak. Soalnya mikirnya Indonesia nggak ada. Kalau misalkan belajar, nanti ke mana? Paling dulu ingin citacita jadi pilot pesawat tempur. Setelah mengikuti ajang ini, ada keinginan memperdalam antariksa? Tertarik sih ada, cuma mungkin karena faktor umur dan keluarga, jadi lebih ke mana yang sudah ada jalannya saja. Tapi, demi majukan antariksa Indonesia, jika memang ada yang membutuhkan saya (misalnya Lapan), otomatis saya siap. Untuk berbagi pengalaman, yang bisa dirasakan waktu terbang itu apa. Beberapa ilmuwan di Indonesia membicarakan Anda, tanggapan Anda? Ada senang dan enggaknya sih. Enggak senengnya kalau dicibir, dianggap remeh. Biarkan saja, selama yang jadi omo ngannya mensupport sih saya seneng banget. Apa dukungan orang terdekat, waktu pertama kali mengabarkan akan ke luar angkasa? Orang terdekat, mereka mendukung. Enggak ada perdebatan, ini kan keputusan
saya, mereka percaya apa yang saya pilih. Kontrak Axe sampai 2016, apa ada rencana menindaklanjuti dengan program lain setelah itu? Untuk itu belum tahu, ini bukan (program Axe Indonesia), dari Unilever global UK. Jadi, menunggu informasi dari pusat. Untuk menunggu penerbangan, ritual apa yang dilakukan untuk menguatkan isik dan mental? Ritual lebih menjaga fisik saja, dengan berolah raga setiap hari, walau 15 menit, sebelum berangkat kerja. Tidak terlalu banyak makan junk food, tapi makan masakan rumah sih. Sepanjang interaksi dengan Axe, ada bocoran berapa besar biaya yang dikeluarkan? Mereka enggak pernah kasih tahu. Apa pesan bagi generasi muda? Selalu di benak saya, ada quote dari mantan PM India. Bermimpilah sebelum jadi ken yataan, untuk mimpi jadi nyata butuh kerja keras, butuh niatnya, kerja keras usaha juga, tak terlepas dari doa. Untuk bangsa dan masyarakat Indonesia, jangan melihat se suatu dari sisi kecilnya. Seperti saya, walau kompetisi biasa saja, lihatlah hasil ke depan dan yang didapat. Kalau kemungkinan terburuk tidak jadi terbang, apa tanggapan Anda? Ya, nanti Axe akan tanggung jawab. Kalau enggak jadi terbang, mereka akan berikan kompensasi dalam bentuk uang, tapi saya belum tahu berapa jumlahnya. (vn)
Jalan Keberuntungan Rizman ke Luar Angkasa DUnIA penerbangan luar angkasa masih belum banyak yang bisa menjelajahinya. Hanya orangorang tertentu saja bisa mengorbit di sana. Bukan lantaran kemampuan inansial saja membuat orang bisa pergi ke sana. Butuh kemampuan lebih dibandingkan yang lain, terutama isik dan inteligen. Hal itu dibuktikan benar oleh Rizman Adhi Nug raha. Pria kelahiran Tanjung Pandan, Bangka Belitung, 2 April 1989 ini menjalani serangkaian ujian untuk bisa mengorbit di luar atmosir bumi. Rizman terpilih sebagai salah satu orang yang memiliki ke sempatan melihat bumi dari luar angkasa. Dia telah menjalani serangkaian tes, sebagai peng hargaan lantaran Rizman din yatakan sebagai pemenang kom petisi global Axe Apollo Space Academy. Awalnya, Rizman mengaku mendapat informasi terkait pen yelenggaraan kompetisi dari banyaknya iklan yang beredar di media baik elektronik maupun cetak. Dia pun tertarik untuk mengikuti kompetisi ini. “Tinggal register saja. Ada website dan iklannya. Dari lihat iklan aku coba daftar,” ujar
Rizman. Rizman pun tidak menyangka namanya lolos dan masuk dalam daftar peserta National Camp. Jarak antara pendaftaran dan pengumuman itu terpaut dua bulan. “Pendaftaran itu bulan Juni atau Juli tahun 2013. September itu mulai National Camp,” ungkap dia. Rizman beserta 40 peserta Indonesia lainnya menjalani sejumlah ujian selama tiga hari penuh. Dia harus menempuh ujian seperti turun dinding curam ketinggian 50 meter dengan tali, panjat tebing, simulasi aerobatic menggunakan pesawat Cessna, terakhir tes kesehatan dan wa wancara bahasa Inggris. “Di hari ketiga, diumumkan ada tiga inalis yang masuk global camp,” kata dia. Salah satu dari tiga finalis tersebut adalah Rizman. Se dangkan dua finalis lainnya berasal dari Bandung dan Yog yakarta. “Saya kemudian diberi waktu sekitar dua bulan untuk mem persiapkan persyaratan admi nistratif seperti mengurus pas sport dan sebagainya. Desember 2013 awal saya berangkat ke Amerika,” terang dia.
Pelatihan di Amerika baru dimulai pada 3 Desember 2013. Selama sepekan, dia menempuh ujian seperti air combat mi ssion, misi terbang akrobatik menggunakan pesawat milik Air Combat USA. “Tesnya diputarputar di udara. Seperti naik jet coaster. Waktu misi itu terasa banget efek gravitasinya. Pesawat menukik ke atas, lalu tibatiba menghunjam ke bawah,” ungkap Rizman. Dia mengaku begitu menik mati tes tersebut. Tidak ada perubahan yang dia rasakan selama berada di pesawat. “Pas mau balik ke pangkalan, baru berasa mau muntah. Tapi saya tidak muntah. Tes ini untuk melihat ekspresi takut apa eng gak,” tuturnya. Usai uji terbang, seluruh peserta harus melewati tahapan ujian GForce Simulation. Di tahap ini, peserta akan dimasukkan ke dalam mesin yang akan memutar mereka dengan kecepatan tinggi. “Sebelum masuk mesin, kita diminta menghapal sekitar empat angka. Pas keluar mesin, kita ditanya lagi angka tersebut, masih ingat atau tidak,” terang dia. Menurut dia, GForce Si mulation yang dia jalani tidak seserius dibandingkan dengan
tes untuk astronot asli. Dari kapasitas mesinnya sudah jauh berbeda. “GForce untuk astronot itu mesinnya lebih besar,” kata dia. Tidak hanya itu, Rizman masih harus mengikuti simulasi zero gravitation. Peserta diminta berdiri di sana, kemudian pesawat terbang hanya naik turun dengan kecepatan tinggi. “Pesawat naik cepat, seketika turun, kita jadi melayang. Ada yang muntah juga waktu itu,” ungkap dia. Pada hari terakhir, para pe serta dikumpulkan dalam sebuah perjamuan. Di malam perjamuan itu, dewan juri mengumumkan peserta yang layak terbang ke luar atmosfir, dan Rizman adalah satusatunya peserta asal
Indonesia. “Saya juga enggak ngerti kenapa saya yang dipilih,” terang dia. Ketika pengumuman, Rizman diminta untuk naik ke panggung. Juri kemudian bertanya mengapa dia tidak terlihat takut dan panik ketika menjalani sejumlah tes tersebut. “Saya jawab saja kalau saya menikmati, enjoy saja dengan itu,” kata Rizman. Alhasil, Rizman tinggal selang kah lagi bisa melihat bumi dari luar angkasa. Kini, dia bersama 22 peserta dari 22 negara lain tengah menunggu kapan mereka bisa terbang. “Misinya hanya keluar dari atmosir, tidak sampai ke bulan,” ungkap dia. (dream.co.id)