2 minute read

Harga Beras Tinggi, Pemkot Gelar Operasi Pasar

Pasuruan, Bhirawa

Pemkot Pasuruan menggelar operasi pasar beras murah di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Operasi pasar untuk mengendalikan inflasi daerah.

Advertisement

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Kota Pasuruan, Yanuar Afriansyah menyampaikan kegiatan operasi pasar beras murah tersebut menggandeng Bulog Malang.

Operasi pasar dilakukan untuk menjaga stabilitas bahan pokok, terutama harga beras.

“Harga beras di Kota Pasuruan saat ini mencapai Rp 12.000 per kilogram. Pasar murah digelar untuk menstabilkan harga beras, dengan harapanya bisa mencapai Rp 9.450 per kilogram. Harga Eceran Tertinggi untuk beras medium yakni, Rp 9.450 per kilogram. Disisi lain, harga beras di Kota Pasuruan saat ini tertinggi di Jawa Timur,” terang Yanuar Afriansyah, di Pasar Besar Kota Pasuruan, Senin (6/2).

Pihaknya menjelaskan sebanyak 11 ton beras di distribusikan di tiga pasar tradisional di Kota Pasuruan. Yakni, sebanyak 4 ton di Pasar Be- sar Kota Pasuruan serta 3 ton di masing-masing Pasar Kebonagung dan Pasar Karangketug. “Beras yang di jual ini dengan harga murah, merupakan beras medium. Adapun, total keseluruhan beras yang disalurkan sebanyak 11 ton,” urai Yanuar Afriansyah. Terpisah, Kepala Bulog Cabang Malang, Siane Dwi Agustina mengungkapkan operasi beras di Kota Pasuruan ini merupakan arahan dari Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dengan mempertimbangkan data harga beras dari SIKAPERBAPO. Pasalnya, di Kota Pasuruan yang paling mahal dari Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Timur yang mencapai harga Rp 12.000 per kilogram. “Kita berharap operasi pasar ini supaya harga beras ditingkat pengecer bisa turun dibawah Rp 10.000 per kilogram,” urai Siane

Dwi Agustina. Ia menambahkan sasaran operasi pasar tersebut adalah para pemilik toko dengan ketentuan, setiap toko hanya boleh membeli sebanyak 60 sak atau 3 kwintal dengan harga jual persak 5 kilogram beras Rp 47.000.

“Dengan harga jual beras yang murah ini, maka penjual atau pemilik toko bisa menjual ke masyarakat sesuai harga HET yaitu Rp 9.450 per kilogram,” kata Siane Dwi Agustina.

Sementara itu, salah satu pemilik toko beras di Pasar Besar Kota Pasuruan, Rofik mengakui bahwa harga beras dalam sepekan terakhir ini di Kota Pasuruan memang mahal. Dikarenakan ditingkat atasnya sudah tinggi. Yakni di angka Rp 11.500-12.500 per kilogram.

“Operasi pasar ini untuk menambah stok beras. Karena selama sepekan terakhir stoknya menipis. Saya tadi membeli beras dari Bulog Malang dengan jumlah 60 sak beras. Nantinya, saya jual kembali sesuai harga yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah,” jelas Rofik. hil

Miliki Potensi, Sari Laut Lamongan Tembus Pasar Asia Tenggara

Lamongan, bhirawa

Potensi Sari Laut Lamongan nyatanya mampu menembus penjualan hingga pasar Asia Tenggara.

Kegiatan ekspor ikan tersebut dalam penjualanya mampu ke negeri China, Korea, Thailand, dan Myanmar.

Melihat potensi yang unggul, Pemerintah Kabupaten Lamongan berkomitmen akan memfasilitasi kegiatan nelayan dari mulai perlengkapan hingga keselamatan melalui memberikan jaminan BPJS Ketenagakerjaan untuk ribuan nelayan Lamongan, khusunya Brondong.

“Lamongan ini dianugerahi sumber alam laut dan tentu menghasilkan potensi sari laut yang luar biasa. Ragam ikan kuta hasilkan dari laut kita, bahkan penjualannya sampai manca negara. Potensi ini akan kami dukung dengan fasilitasi para nelayan, kemarin kita sudah mengcover jaminan BPJS Ketenagakerjaan untuk 8 ribu nelayan di pantura Lamongan,” tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat membuka Festival Golok Sabrang petik laut 2023, Senin (6/2) di Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) Brondong.

Festival ini menjadi agenda tahunan bagi para nelayan dna sudah dilaksanakan sejak tahun

1970 an silam. Digelarnya kegiatan selama 6 hari tersebut merupakan bentuk rasa syukur atas rezeki yang didapat nelayan dan diharapkan akan mendatangkan berkah.

Menurut data dari Dinas Perikanan Lamongan total hasil produksi ikan lokal dalam satu tahun dyang dikelola oleh TPI Brondong pada tahun 2022 sejumlah 3 juta 900 ribu kilogram. Sementara itu, Nelayan asal Brondong, Ghofir mengaku jika saat ini nelayan sedang mengalami hambatan melaut akibat anomali iklim. Namun hal itu tidak menghalangi nelayan untuk beraktivitas, hal ini dibuktikan dengan hasil tangkapan yang besar dengan total 15 - 40 Ton per kapalnya.

“Ikan tangkapan ini kita jual ke lokal hingga ekspor. Tahun ini kendalanya ialah cuaca yang tidak menentu, namun nelayan di Brondong mampu mendapat ikan dengan total 15-40 ton per kapal,” kata Gofir.

Ghofir juga memaparkan harga pemasaran ikan dalam hitungan kilogram pada panen tahun ini, yakni pada pemasaran ikan jenis kuningan ialah 27.000 rupiah. [aha.yit]

This article is from: