2 minute read

Siola

Pemkot Surabaya telah membuka layanan Pojok Baca Digital (Pocadi) di Mal Pelayanan Publik Siola. Pelayanan ini digunakan untuk meningkatkan minat baca dan sebagai sumber informasi bagi warga Kota Pahlawan.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi mengatakan, Pocadi di Mal Pelayanan Publik Siola itu sudah sejak, Senin (16/1). Perangkat yang digunakan untuk sarana Pocadi, didapat dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas RI).

Advertisement

"Di pelayanan Pocadi disediakan berbagai fasilitas, mulai dari komputer dan tablet yang dapat digunakan untuk mencari, membaca buku. Selain itu ada TV yang menayangkan video informasi tentang kegiatan pelayanan di Perpusnas RI," kata Dewi, Rabu (25/1).

Dewi menerangkan, bagi pengunjung yang memanfaatkan fasilitas tersebut, akan didampingi petugas dalam membaca dan mencari informasi jurnal dan artikel yang dibutuhkan. Selain koleksi buku digital yang bersumber dari server lokal Perpusnas RI, juga dilengkapi dengan koleksi buku cetak sebanyak 350 judul.

"Dengan adanya layanan Picadi, pengunjung Mall Pelayanan Publik Siola dapat membaca dengan nyaman sembari menunggu giliran dilayani," terang Dewi.

Dewi menambahkan, semua koleksi tersebut juga dapat diakses melalui telepon genggam (smartphone) dengan mengunduh aplikasi iPusnas di Google Play Store atau App Store. "Pemkot Surabaya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Perpusnas RI. Kami berharap, semoga layanan Pocadi dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh warga Surabaya," pungkasnya. [iib.ina] puni secara keilmuan namun juga harus dibentengi ilmu agama dan wawasan kebangsaan sehingga bisa menjadi filter bagi anak-anak yang menginjak masa remaja yang rentan terpengaruh hal negatif," terang dia.

Tentunya, lanjut dia, dengan seringnya memberikan pembekalan wasbang dilembaga-lembaga pendidikan khususnya tingkat dasar, dapat menjadi modal untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan rasa

Kedutaan Besar Jepang untuk memberikan pembekalan skill kepada tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bermigrasi ke Jepang. Ali juga menambahkan, di tahun pertama jalur Golden Tiket ini tidak ada kuota khusus. Tergantung Pusat Belajar Jarak Jauh. Artinya melihat kesiapan dari daerah yang akan ditempatkan menjadi kampus bayangan. Ditambahkan Wakil Direktur bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bambang Sumantri jalur Golden Tiket PENS dalam program PJJ memberi kesempatan bagi siswa yang memiliki passion tinggi untuk berkembang. Dengan sasaran siswa yang memiliki akademik bagus dan sisi ekonomi kurang mampu.

Untuk bisa mengikuti jalur ini, Bambang menjelaskan siswa yang direkomendasikan oleh sekolah mengambil minimal 2 kursus yang disediakan PENS sebagai persyara- tan utama penerimaan Golden Tiket. Yakni Basis Data dan Sistem Operasi yang akan dimulai semester depan. "Untuk bisa diterima (Golden Tiket, red) mereka harus lulus. Karena ikut proses pembelajaran disini, ada tugas ada evaluasi. Setelah menyesuaikan, akan kita akui sebagai mahasiswa PENS," sebutnya. Kursus tersebut, lanjut dia, setara dengan 2 sks. Dengan kata lain, siswa yang telah mendaftarkan diri dalam open kursus tersebut akan mengikuti kelas selama 16 minggu atau setara 1 semester. Sertifikat lulus, akan dijadikan kurikulum vitae untuk mendaftar jalur Golden Tilet PJJ.

Sementara itu, Koordinator SEAMEO ICC Gatot Hari menyebut, saat ini sudah ada 110 siswa yang telah mendaftar di gelombang pertama. Jumlah ini akan terus naik.

Di Kalimantan Utara saja sudah ada 24 siswa yang akan mengikuti jalur kebangsaan sehingga generasi muda memiliki kebanggaan sebagai bagian dari Bangsa Indonesia. Ia mencontohkan salah satu bentuk cinta tanah air adalah mengikuti upacara bendera dengan khidmat, berbahasa Indonesia yang baik dan benar, mengikuti tata tertib sekolah, menghormati orang tua maupun guru serta teman-teman, serta mematuhi aturan yang berlaku di keluarga dan lingkungan tempat tinggal. [min.ina]

This article is from: