SURABAYA
Jumat Legi 13 OKTOBER 2017
3
Komisi C Bersikeras Rp18,7 Miliar adalah Dana Siluman DPRD Surabaya, Bhirawa Komisi C meyakinkan bakal tetap mempermasalahkan kemunculan anggaran proyek trem Rp 18,7 miliar. Sekretaris Komisi C Camelia Habiba meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertanggungjawab terhadap anggaran siluman yang tiba-tiba muncul dalam PAK. Terkait hal ini pula, minggu depan komisi C akan memanggil
Kepala Bappeko dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya untuk
mengonfirmasi munculnya anggaran trem tersebut tanpa mekanisme pembahasan di komisi. “Bila terbukti ada unsur kesengajaan, mengajukan anggaran secara diam-diam maka jelas ada pelanggaran,” kata Camelia Habiba, Kamis (12/10). Menurut Habiba, pengajuan
anggaran sebesar Rp 18,7 miliar secara mendadak ini patut diduga bakal tidak jelas penggunaannya. Menurutnya jangka waktu sisa tahun anggaran yang hanya tiga bulan tidak memungkinkan terjadi penyerapan anggaran secara tepat. “Apalagi hanya tersisa waktu 3 bulan, beranikah Pemkot Surabaya menggunakan anggaran itu untuk melakukan sewa lahan jalur trem milik PT KAI Daop 8 Surabaya,” tambah Camelia Habiba. Seperti diberitakan sebelumnya, pembahasan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) di Pemkot Surabaya mulai bermasalah. Anggaran trem senilai Rp 18,7 miliar tiba-tiba saja muncul dalam pembahasan di Badan Anggaran tanpa melalui prosedur pembahasan di Komisi C
seperti anggaran lainnya. Sementara anggota Komisi C lainnya, Vincencius Awey menegaskan dalam pembahasan PAK di Komisi C, pihak Dinas Perhubungan maupun Bappeko tidak pernah memberikan data atau sinyal apapun terkait anggaran trem Rp 18,7 miliar. “Jadi saya sangat yakin, Dishub pun tidak pernah tahu ada anggaran itu sebelum ramai dibahas di Banggar,” tegas Awey. Atas hal ini pula , Awey berkesimpulan anggaran trem Rp18,7 miliar ini merupakan permintaan tambahan dari pimpinan tertinggi pemkot secara mendadak.” Ya kalau begini pastilah permintaan pimpinan di atasnya. Tak mungkin dari Dishub sendiri atau Bappeko,” tegas Awey. Sementara menanggapi State-
ment Sekertaris Daerah (Sekda) Pemkot Surabaya, Hendro Gunawan bahwa dana tambahan bisa dibahas tanpa melibatkan komisi yang membidangi permasalahan itu, Awey menyebutnya sebagai bentuk mengkerdilkan peran komisi di legislatif. Awey berpendapat, kinerja komisi untuk membahas anggaran pembangunan secara detail dengan masing-masing SKPD. Kinerja komisi ini, diatur dalam peraturan pemerintah dan tata tertib dewan sesuai tugas pokok dan fungsinya. “Sekda menganggap keberadaan komisi tidak perlu lagi, karena bisa lewat Banggar dan Banmus. Kalau penilaian seperti itu komisi dibubarkan saja. Jika dibiarkan ke depan gaya seperti ini akan menimpa semua komiQ gat si,” tandasnya.Q
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyerahkan penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha untuk pertama kalinya kepada Pemkot Surabaya yang diterima oleh Wali Kota Tri Rismaharini, Kamis (12/10). trie diana/bhirawa
Risma Terima Penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha Surabaya, Bhirawa Pemkot Surabaya menerima penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha untuk pertama kalinya. Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh negara kepada provinsi, kabupaten/kota yang telah melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dengan kinerja terbaik. Penghargaan ini sesuai dengan Keppres 36 & 38/TK/2017 yang ditandatangani oleh Presiden Jokowi di Jakarta pada 20 April 2017. Dalam Surat Keputusan Presiden itu, Pemkot Surabaya menerima penghargaan tertinggi dari negara. Diserahkan langsung Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima penghargaan ini bersamaan dengan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-72 Tahun di Tugu Pahlawan, Kamis (12/10). “Atas nama pemerintah dan atas nama Presiden, selamat Hari Jadi Provinsi Jawa Timur dan dedikasi untuk menggerakkan masyarakat dan memberikan kontribusi positif dalam penyelenggaraan pemerintahan,” kata Tjahjo usai menyerahkan penghargaan tersebut. Menurut Mendagri, penghargaan Parasamya ini bukan hanya soal fisik pembangunan di kota saja, melainkan banyak aspek penilaian lainnya yang di-
ukur. Aspek lainnya itu adalah SDM, infrastruktur, masalah sosial dan lainnya. Sebelumnya, acara yang dimulai tepat pukul 08.00 ini, dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan beberapa wali kota/bupati dari Provinsi Jatim lainnya. Dalam prosesi penyerahan piala ini, 12 orang yang tergabung dalam satu pasukan dari IPDN membawa 4 Piala Parasamya Purna Karya Nugraha. Ke empat piala itu masing – masing diberikan kepada Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya, Pemkab Sidoarjo dan Q dre Pemkab Lamongan.Q
Pemerintah Provinsi Jawa Timur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
Berani Merekonstruksi Kembali Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan lomba kesejarahan yang dibalut dalam Lomba Pembuatan Komik Sejarah mengambil tema “Mencintai Sejarah Kotaku” dan Lomba Visualisasi Fragmen Kesejarahan mengambil tema ‘Merajut Kebhinekaan Sebagai Perekat Budaya Bangsa”, di panggung Jatim Fair 2017, di Grand City Conventional Hall. Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, DR H Jarianto MSi mengingatkan pada seluruh kepala sekolah, guru sejarah, dan guru teater agar bisa melangsungkan revitalisasi kebudayaan dengan mengkonstruksi kebudayaan untuk menjadi lebih baik lagi. Dikatakannya, pada kebudayaan yang paling menjadi hal yang mendasar adalah karya sastra, yang akhirnya timbul adanya pujangga. Namun, saat ini pujangga sudah sangat surut. Menilik hal itu, maka pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten// kota harus menggugah kembali karya sastra agar kembali diidolakan, diantaranya dengan penyelenggaraan festival karya sastra.
“Namanya peradaban kebudayaan manusia suatu bangsa dan negara itu, diukur dari karya sastra pujangga. Dulu kehebatan sebuah bangsa dan negara tidak terlepas pada pujangga dalam menorehkan karya sastra. Untuk itulah maka saat ini harus ada keberanian kita merekonstruksi kebudayaan. Menjadikan sebuah mashab baru atau peradapan kehidupan,” katanya, kemarin. Jarianto juga berpesan pada guru untuk turut merekonstruksi kebudayaan dengan mempelajari sisi positif tentang naskah kesejarahan daerah maupun legenda-legenda daerah . “Jangan lagi diceritakan pahlawan mati ditangan penjajah, yang akhirnya membuat ketakutan tersendiri. Namun, buatlah cerita yang membang-
Kadisbudpar Jatim, DR H Jarianto MSi memberikan penghargaan pada pemenang Lomba Komik Kesejarahan 2017 (kanan). Salah satu adegan visualisasi fragmen kesejarahan dari SMA Muhammadiyah Gresik (atas). gakan untuk generasi kita mendatang,” katanya. Sebelumnya, Drs Endang Prasanti MM mengatakan, maksud dan tujuan terselenggaranya kegiatan ini diantaranya, mengetahui dan mengungkapkan potensi masingmasing daerah terkait tokoh pengembangan ekonomi, pengem-
Dewi D
Pakar Sejarah
Pembimbing SMKN 11 Kota Malang
Koordinator Ekstrakurikuler SMA Muhammadiyah 1 Kabupaten Gresik
“Kegiatan Lomba Visualisasi Fragmen Kesejarahan Lokal yang diawal dengan lomba penulisan essay sejarah lokal adalah inovasi Disbudpar Jatim yang harus dipertahankan. Kegiatan ini merupakan strategi baru dalam mengenalkan sejarah lokal pada generasi muda. Selama ini pembelajaran sejarah dilakukan dengan metode membosankan, akibatnya sejarah bukan sesuatu yang menarik”
“Mengikuti kegiatan lomba komik kesejarahan ini memang pengalaman baru apalagi memenangkanya ditingkat provinsi. Semoga bisa menggugah semangat para siswa untuk bisa lebih kreatif dan inovasi dalam mempelajari kesejarahan dengan bentuk yang lain. Semoga kegiatan tidak terhenti disini, nantinya komik dikembangkan dan terdistribusikan serta bisa dinikmati”
“Sesungguhnya kegiatan ini penting, selain bisa memenangkan juga mendapatkan sertifikat bagi pelajar apalagi untuk bisa memasuki perguruan tinggi. Kedepan harus ada pembinaan, sebab kebudayaan kurang tersentuh pemerintah. Apalagi teater sangat kurang diadakan seperti workshop. Kegiatan ini diharapkan tidak terhenti dan bisa dilakukan pembinaan berkelanjutan”
Denny H
Mustakim
bangan wilayah, folklore dan tradisi yang ada pada masing-masing daerah agar dapat dilestarikan dan dikembangkan di masa mendatang. Selain itu, bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan elementer pada
Pemenang Lomba Komik Kesejarahan Tingkat SMA Juara
Nama
Judul
Asal
1
Antik Dian Rosanti
‘‘Kelabu Revolusi’ Studi Kasus Tokoh Antagonis Sejarah Mayor Sabarudin dalam Perjuangan Kemerdekaan Tahun 1945 – 1950
SMAN 1 Taman Kab Sidoarjo
2
Farah Muhtahana Mustakim
‘Kepahlawanan Harun Tohir dan Upaya Mengenang Jasanya’.
SMA Muhammadiyah 1 Kab Gresik
3
Titik S MPd
‘Monumen Potlot dan Pengibaran Sang Saka Merah Putih’
SMPN 1 Kanigoro Kab Blitar
Nama
mengapresiasikan makna sejarah agar bermanfaat bagi generasi muda dan generasi yang akan datang, dan sekaligus sebagai dokumentasi kesejarahan bagi Jatim baik tertulis mauQ rac* pun visual,” katanya.Q
Judul Komik Kesejarahan
Asal
1
Panca Aprilia, M Ferdania Julian, Ahmad Fian A
‘Malang Kota Para Raja Wangsarajasa’
SMKN 11 Kota Malang
2
Zakiyatul Wachdaniah, T, Mohammad Risai A, Dio Alief PP
‘Arya Wiraraja Perintis Kerajaan Majapahit’
SMAN 1 Sumenep
3
Aditya Andra F, Slamet Wibowo, Lintang Wahyu D
‘Dendam Ki Pemanahan Gugurnya Arya Penangsang’
SMAN 1 Dander Bojonegoro
4
Caitlin Josephine C, Vienna Agusta K, Ananda Calista W
‘Thrones of Surabaya’
Sekolah Ciputra Kota Surabaya
5
Rossita Wening A, Kirana Geta K, Bayu Pradana
‘Gayatri Rajapatni’
SMKN 1 Boyolangu Tulungagung
Pemenang Lomba Komik Kesejarahan Tingkat SMP Juara
Nama
Judul Komik Kesejarahan
Asal
1
Eksawa Apriliani, Riky Eka S, Radiva Ferdini AR
‘Golan Mirah: Pupusing Pepesten’
SMP N 1 Babadan Ponorogo
2
Salsabilla Rachel KP, Rizkita Putri H, Yuvina Yuwan P
‘Asal Reog Ponorogo’
SMPN 4 Kecamatan Ponorogo
3
Alya Ageng A, Eryanda, Gustantia, Luh Sekar Kinasih
‘Palagan Tumpak Rinjing’
SMPN 1 Kebonagung Pacitan
4
Risma Pangesti PP, Melly Krisna A, Nadya Agustina S
‘Legenda Gondosari’
SMPN 2 Punung Pacitan
5
Lintang Zahwa, Rossana Ariella, Kelvin Charmel
‘Surabaya 1945’
SMPN 21 Kota Surabaya
Pemenang Lomba Visualisasi Fragmen Kesejarahan Tingkat SMP dan SMA Juara
generasi penerus dalam melaksanakan penelitian serta penulisan secara lokal dalam bentuk karya tulis yang sesuai dengan kaidah penulisan sejarah. “Kegiatan ini juga memfasilitasi masyarakat pemerhati sejarah untuk