Liputan Utama
Minggu, 26 Mei 2013
4
Batik Gonggong Diminati Wisatawan Oleh-oleh Khas Daerah MENGUNJUNGI Kota Gurindam yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tanjungpinang belum afdol jika pulang tidak membawa cendera mata berupa batik gonggong lawana khas dari Kota Tanjungpinang. Sutana Liputan Tanjungpinang Bagi masyarakat di luar Kepri tentunya istilah gonggong masih asing. Namun masyarakat Pulau Bintan khususnya Tanjungpinang sudah tidak asing lagi dengan siput laut yang satu ini. Dan bila datang ke Kota Tanjungpinang, maka anda akan melihat reflika gonggong yang sangat besar yang sengaja diletak di pinggir taman tepi laut sebagai penyambut tamu yang baru datang. Gonggong atau (Strombus Turturella) merupakan salah satu jenis siput laut yang banyak terdapat di sekitar perairan Pulau Bintan Kepri. Gonggong merupakan makanan kuliner khas Kota Tanjungpinang. Dan itu merupakan salah satunya dari sekian banyak makanan khas yang ada di Tanjungpinang, itulah sekelumit tentang gonggong. Nah, selain makanan gonggong juga menjadi inspirasi bagi pengusaha untuk melahirkan batik bercorak
gonggong. Dan sekarang batik gonggong telah menjadi oleh-oleh khas Tanjungpinang. Menurut Onny Kay, pemilik Selaras Group yang merupakan Produsen Batik Gonggong, sejak diluncurkan beberapa tahun lalu, batik gonggong sangat diminati oleh masyarakat luas, seperti dari Jakarta, Surabaya, Bogor, Batam, Pekanbaru, dan daerah lainnya. “Batik gonggong merupakan hasil dari ide salah seorang seniman Kota Tanjungpinang bapak Efiyar M Amin. Beliaulah yang mempunyai gagasan dan ide untuk membuat batik gonggong, dan sebagai ciri khas Tanjungpinang” ujar pria kelahiran Tarempa ini. Onny menceritakan, ide membuat batik gonggong terinspirasi oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kota Gurindam dan daerah Bintan yang terlebih dahulu menyinggahi Tanjungpinang. Begitu juga saat akan kembali meraka akan sing-
gah terlebih dahulu ke sini sehingga tercetus untuk membuat motif batik gonggong yang merupakan salah satu ciri khas Tanjungpinang untuk buah tangan atau cenderamata. “Saat merintis batik gonggong yang dimulai dengan membentuk desain awal sebuah duplikasi gonggong kemudian membuat cap dan dilanjutkan dengan belajar membatik. Dan itu memekan waktu yang sangat panjang. Setelah mendapatkan batik gonggong dengan corak dan warna yang inginkan pada 2 Mei 2010 lalu dibukalah toko “SELARAS” sebagai produsen batik gonggong yang beralamat di Jalan Basuki Rahmat Tanjungpinang,” ceritanya. Dalam perkembangannya, batik gonggong diterima dengan baik oleh masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Tanjungpinang. Sebagian dari mereka, mengaku mengetahui adanya batik gonggong dari mulut kemulut setelah melihat hasil batik gonggong yang unik. “Alhamdulillah semakin hari semakin banyak yang datang untuk membeli bahkan ada yang memesan batik gonggong ini dengan jumlah yang cukup banyak, Baik untuk seragam di sekolah, dan juga Organisasi swasta, LSM Nasional dan lain-lainnya, tidak putus-putus, dan permintaan dari masyarakat semakin meningkat,” jelasnya.
BATIK gonggong memiliki motif yang unik berbeda dengan batik umumnya sehingga diminati wisatawan sebagai oleh-oleh.
SUTANA/HALUAN KEPRI
BATIK GONGGONG — Beberapa pembeli batik gonggong tengah memilih produk batik gonggong di Toko Selaras di Tanjungpinang beberapa waktu lalu. Pembeli sengaja datang untuk membeli sebagai cendaramata dari Tanjungpinang. Onny juga mengatakan, batik gonggong juga ada di daerah luar kepri seperti di Manado yang menjual batik ini, karena disana dikhususkan menjual berbagai macam batik nasional dari seluruh Indonesia, dan peminatnya cukup lumayan sehinga tidak terkenal hanya di Kepri saja namun sudah terkenal di dareah lainnya. “Yang paling membanggakan bagi kami sebagai produsen batik gonggong ketika hasil karya kami berupa baju batik bunga kemunting pernah dipakai Presiden RI Soesilo Bambang Yudoyono saat membuka acara kewirausahaan nasional beberapa waktu lalu,”ujaranya. Ia menambahkan, beberapa motif yang telah dibuat hak cipta atau hak patennya oleh kreator motif gonggong ini diantaranya, Kain Batik Gonggong motif julur gonggong, Batik gonggong motif kelopak gonggong, serta motif kain gonggong julur kacang semuanya telah mendapatkan hak ciptaya dan sudah
terdaftar di menterian Hukum dan HAM RI berdasarkan UU no 19 tahun 2002. Seorang pembeli dari Jakarta bernama Krisna mengaku, secara kualitas dan corak, batik gonggong sangat unik dan tidak kalah dengan batik asal jawa. “Kalau batik yang dijual di supermarket atau di butikbutik coraknya biasa dan umum, tidak seperti ini, dengan corak yang unik dengan menggunakan binatang sebagai motifnya dan banyak lagi motifnya. Banyak yang tidak tahu apa sih gonggong itu sehingga mereka menjadi penasaran,” jelasnya. Ia juga mengatakan, bersama teman-temanya dirinya dari Jakarta sudah beberapa kali datang ke Tanjungpinang dan baru sekarang bisa langsung datang ke toko yang menjual batik gonggong. Sebelumnya, Krisna sudah mendapatkan informasi dari saudaranya tentang keberadaan batik khas Tan-
SUTANA/HALUAN KEPRI
Inilah bentuk cetakan motif gonggong yang ciri khas Kota Tanjungpinang yang sudah terkenal itu. jungpinang. “Sudah beberapa kali datang ke Tanjungpinang dan baru sekarang ini baru bisa datang ke toko yang membuat batik gonggong ini, dan banynyak pilihan baik baju batiknya, kaos, kain selendang, dan juga ada sepatu, dan hiasan lainnya dan sangat menarik untuk oleh-oleh buat yang dirumah,” ungkapnya. Tambahnya, selain unik dan menarik batik gonggong ini, bisa dijadikan ikon yang berbeda dari daerah lainnya. Bila di Batam itu terkenal dengan barang-barang elektroniknya, sedangkan di Tanjungpinang sendiri mempunyai batik gonggong sebagai
ciri khas sendiri. Ditempat yang sama Ivan warga Tanjungpinang mengatakan, sengaja belanja kemeja batik gonggong untuk menghadiri acara yang akan dihadirinya di Jakarta yang kebetulan saudaranya akan melangsungkan pernikahan. “Selain ingin tampil beda dengan batik saat acara, juga bisa beda dengan batik yang dipakai oleh kebanyakan orang, biasakan batik yang dijual di pasaran bentuknya dan motifnya sudah lumrah dan banyak dijumpai, sedangkan bila memakai batik gonggong pasti tidak akan sama dengan orang lain,” terangnya. ***
Editor: Jhon, Layouter: Syahrial Anwar