Haluankepri 11jun14

Page 11

CMYK

HUKUM & KRIMINAL

Rabu, 11 Juni 2014

11

Cemburu, Nyawa Pacar Dihabisi Pembunuh Novita Sari Divonis 12 Tahun TANJUNGPINANG (HK) — Terdakwa Apan (46), warga Kampung Boyan, Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep Barat ini dijatuhi hukuman selama 12 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Tanjungpinang dalam sidang, Selasa (10/6). Apan dinyatakan terbukti bersalah melakukan pembunuhan terhadap Novita Sari (22). Aspanel Liputan Tanjungpinang Sidang dipimpin R Aji Suryo SH MH menyatakan, terdakwa Apan terbukti melakukan pembunuhan terhadap korban Novita Sari, warga RT 03, RW 09 Sungai Lumpur, Kelurahan Dabo, Kecamatan Singkep yang sempat dipacarinya. Perbuatan itu dilakukan terdakwa di kawasan Sungai Gelam Desa Kuala Raya, Kecamatan Singkep Barat, dan terjadi pada 5 Desember 2013 lalu Vonis tersebut setara dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sebelumnya selama 12 tahun penjara, karena melanggar pasal Pasal 340 junto 338 pembunuhan berencana. Terhadap vonis tersebut, terdakwa hanya bisa pasrah dan menyatakan menerimanya. "Saya mengaku salah dan terima atas hukuman tersebut," ucap terdakwa menjawab pertanyaan majelis hakim tentang putusan yang baru saja disampaikan. Dalam sidang terungkap, terdakwa Apan mengaku nekat melakukan perbuatannya setelah didasari rasa cemburu serta sakit hati, setelah korban mendapatkan pria lain sesama rekan kerjanya di PT Gunung Kijang Jaya Sakti (GKJS) bernama Anton. Kemudian pada tanggal 5 Desember 2013, terdakwa Apan timbul niat untuk berusaha bertemu dengan korban dengan berpura-pura menawarkan pekerjaan di tempat yang baru, dimana di tempat kerja lama mereka

sudah beroperasi lagi. Ditawari kerja, Novi pun sepakat, dan menjawab, "Maulah, sayapun sudah lama tak kerja," kata korban terhadap tersangka ketika itu. Menjelang magrib, korban meluncur ke tempat yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Sementara, sambil menunggu korban tiba, Apan sudah siap-siap menanti korban di semak yang tidak jauh dari jalan utama. Ketika korban sampai, Apan kemudian memanggil korban sambil melambaikan tangan kanannya. Lalu keduanya berjalan menuju pondok milik terdakwa. Sekitar pukul 19.30 WIB hingga pukul 22. 00 WIB, terdakwa bukan membahas pekerjaan seperti yang dijanjikan, melainkan membicarakan tentang hubungan mereka. Ketika itu terdakwa sempat menanyakan kepada korban tentang pilihanya, apakah memilih dirinya atau Anton, pria lain yang satu pekerjaan dengan korban saat itu. Hal itu kemudian dijawab korban bahwa ia lebih memilih Anton. Mendengar jawaban korban, terdakwa tidak senang. Ia lantas mengajak korban menemui Anton, dengan berboncengan menggunakan sepeda motor yang dikendarai korban. Di tengah perjalanan, Apan mengaku saat akan mengambil rokok, lalu korek apinya terjatuh, sehingga ia minta korban berhenti. Pada saat itu, terdakwa kembali tanyakan kepastian hubungan dengan korban. Tapi kembali dijawab dengan

bahasa yang membuat terdakwa merasa sakit hati. Terdakwa kemudian mulai mencekik korban yang masih di atas kendaraannya. Korbanpun lalu roboh bersama kendaraannya. Cekikan kembali dilakukan terdakwa pada saat korban yang sudah terbaring di tengah jalan, namun korban merusaha melawan, korban sempat menendang bagian pundak belakangnya. "Kemudian cekikan saya semakin kuat hingga tubuh korban lemas. Setelah itu tubuh korban saya seret ke dalam semak. Setelah memastikan korban sudah tidak bernyawa lagi, korban kemudian saya tinggalkan," ucap terdakwa. Setelah mengamankan kendaraan milik korban yang ia sembunyikan tak jauh dari jasad korban, Apan mengaku kembali mendatangi jasad korban. Ia lalu menanggalkan celana dalam korban dan dimasukan ke dalam sakunya, kemudian baju korban ditarik keatas hingga bagian dada, dengan niat ingin menyetubuhi tubuh korban. Dalam sidang, terdakwa yang mengaku sudah memiliki anak lima ini, menyatakan penyesalan atas perbuatannya. Ia juga mengaku, awalnya tidak ada niat ingin membunuh korban, namun akibat merasa sakit hati, akhirnya timbul nekat perbuatannya. "Saya menyesal pak hakim, awalnya saya tidak ada niat membunuh korban tersebut," ucap terdakwa. Seperti diketahui, Novitasari (23) gadis asal Sungai Lumpur Kecamatan Singkep pergi meninggalkan rumah pada 5 Desember 2013. Sampai 18 hari kemudian, korban ditemukan warga sudah menjadi mayat dengan kondisi mengenaskan di semak-semar tidak jauh dari lokasi dimana bekas tempat kerjanya di daerah Sungai Gelam Desa Kuala Raya, Kecamatan Singkep Barat. ***

ASPANEL/HALUAN KEPRI

TERDAKWA Apan (46) mendengar vonis atas dirinya dalam sidang di PN Tanjungpinang, Selasa (10/6).

Nyalain AC, Dada Julia Diinjak Teman BATAM (HK) — Hanya garagara menyalakan air conditioner (AC) saat hendak tidur, Minggu (8/6) pagi lalu, Julia (22) harus merasakan sakit di bagian dadanya karena dianiaya JW. Pelaku sendiri tak lain adalah teman satu kosan korban namun lain kamar. Tak senang dengan perbuatan pelaku, Julia yang karyawan di PT Honfong, Mukakuning, Batam itu lantas melapor ke Polsek Batuaji. Ia menuturkan, saat kejadian, ia baru saja pulang kerja dan hendak beristirahat di kamar kosnya di Perumahan Pendawa Asri, Batuaji. Awalnya, cerita Julia, pulang pagi dari tempat kerjanya usai dia melaksanaan pekerjaan di shif malam. Setelah sampai di kamar, dia pun hendak tidur. Ketika itulah, ia mau menyalakan AC. Tapi JW, tetangga kamarnya yang bekerja di PT Sneidjer, Mukakuning, tak terima karena merasa kedinginan kalau AC dihidupkan. Kata Julia, ketika meminta remote AC dari JW, mereka sudah adu mulut.

Bahkan JW pun sempat membuang baterai dalam remote. Karena tak mau ribut, korban lantas keluar untuk membeli baterai dan memasangkannya kembali ke remote. Namun, JW yang mengetahui itu ngotot agar Ac tidak dinyalakan. Setelah adu mulut, JW tiba-tiba menendang dada Julia. Rambut Julia juga dijambaknya. "Ketika adu mulut, saya langsung dijambak-jambak. Kemudian saya ditendang keras, sampai tulang dadaku retak. Saya diinjak dua kali di kamar itu, lalu dipukulkan kepala saya ke dinding," ujar Julia sambil memegang dadanya. Kata Julia, mereka memang satu kos tapi beda kamar. Kamarnya berdampingan dengan kamar pelaku. Nah, di antara dua kamar itu, terdapat AC yang sengaja dipasang pemilik rumah kos. "Itulah, waktu hidupin AC itu, JW langsung marah-marah dan katanya tak boleh hidupin AC kalau mau tidur. Padahal setahu saya untuk pakai AC-nya bebas," kata Julia.

Perempuan asal Medan itu mengaku tak bisa melawan JW, karena postur Jw lebih tinggi daripadanya. Kata dia, selama ini JW memang sudah sering buat keributan, namun ia tetap sabar dan memilih mengalah. Namun, setelah berobat di perusahaan, kata dokter tulang dadanya sakit parah. Karena itulah, Julia melaporkan kejadian yang menimpanya ke polisi agar pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Sebenarnya saya tak mau lapor, tapi karena kata dokter dari tempat kerjaan saya bahwa tulang dadaku sakit parah. Kebetulan uang tak ada berobat, jadi saya nekatkan melaporkan kejadian ini supaya dipertanggungjawabkannya biaya berobat saya," kata Julia. Di Polsek batuaji, Julia langsung diterima petugas dan diperiksa untuk dimintai keterangan awal. Setelah itu, ia pergi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah di Batuaji, Batam untuk melakukan rontgen. (ded)

DEDY MANURUNG/HALUAN KEPRI

BARANG BUKTI — Barang bukti lori BP 8968 DC yang dikemudikan Sabar Maringan Silaban dalam kasus perusakan oleh OTK terparkir di Mapolsek Batuaji, Selasa (10/6) pagi. Lori ini mengalami rusak parah di bagian jendela kanan setelah dilempar batu di dekat pelabuhan rakyat Sagulung sekitar pukul 02.00 WIB.

Lori Dirusak OTK, Supir Lapor Polisi BATAM (HK) — Sabar Maringan Silaban (39), supir lori melapor ke polisi karena mobil yang dibawanya dilempari oleh orang tak dikenal, Selasa (10/6) pagi. Ia mengaku, saat kejadian sedang membawa daging babi dari Pulau Bulan sekitar pukul 02.00 WIB. Ketika tiba di wilayah dekat pelabuhan rakyat di Sagulung, ia kaget lantaran tiba-tiba disetop oleh satu OTK. Sesaat kemudian OTK itu mengamuk dengan cara melempari kaca mobil persis di sampingnya hingga pecah. Akibatnya, lori merek Isuzu berwarna putih de-

ngan nopol BP 8968 DC yang ia kendarai rusak total di bagian kaca sebelah kanan. Terlihat di mobil saat dibawa ke Mapolsek Batuaji, masih tampak serpihan bekas-bekas pecahan kaca. Korban yang saat itu mengenakan setelan kaos oblong mengatakan bahwa saat itu dirinya tak berbuat salah sama sekali. Dirinya hanya bekerja mengantar daging itu ke arah Nagoya yang akan disetorkan pada rumahrumah makan di Kota Batam. Namun, sesampai di pelabuhan rakyat itu, ada satu orang pria tak dikenal yang

menghampirinya dan menyetop mobil lorinya. Mereka pun sempat terjadi cekcok antara kedua belah pihak. Bahkan pelaku yang sampai sekarang belum ada identitas saat itu membawa senjata tajam berjenis pisau. "Saat itu saya tiba-tiba disetop. Saya juga kaget, karena merasa tak bersalah, saya jalan. Tapi pas saya bawa mobil lorinya. Malah dilempar batu besar hingga kaca lori sebelah kanan saya rusak parah dan membawa pisau senjata tajam." ujarnya kepada wartawan di Mapolsek Batuaji.

Pria kelahiran Medan itu mengaku tidak kenal dengan pelaku, karenanya ia merasa tak pernah ada masalah. "Saya tak kenal dan tak pernah ada masalah dengan pelakunya," katanya. Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun Sabar mengaku kerugiannya mencapai Rp 1 juta. Ia melapor ke polisi karena merasa keselamatannya sudah terancam. "Kata orang disekitaran itu, pelaku memang sering marah tak jelas, tapi baru ini saya dilempar batu," katanya. (ded)

LSM Sebut Tim 9 Layak Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan USB TANJUNGPINANG (HK) — Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Investigation Corruption Transparan Independen- Nongoverment (ICTI-Ngo) Kepri, Kuncus menyebutkan, orang-orang yang masuk dalam Tim 9, sebagai penentu dan penetapan pemebebasan pengadaan lahan Unit Sekolah Baru (USB) di Tanjungpinang, layak ditetapkan sebagai tersangka. Hal itu karena Tim 9 berkaitan dengan Dedi Candra yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. "Kita menilai, dugaan korupsi yang dilakukan oleh Dedi Candra tersebut sifatnya tidak sendiri, melainkan ada dugaan persengkongkolan bersama secara berjemaah untuk menghabiskan uang negara secara ilegal," ucap Kuncus, Selasa (10/6) di Tanjungpinang. Menurut Kuncus, penetapan anggota Tim 9 sebagai tersangka, juga sejalan dengan salah satu petunjuk yang diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada penyidik polisi dan jaksa dari hasil koordinasi supervisi sebelumnya, untuk memasukan pasal 55 KUHPidana, sebagai orang yang diduga ikut serta terlibat melakukan tindak pidana yang dapat merugikan keuangan negara. Hal senada disampaikan

Ketua LSM Kepri Couruption Wocth (KCW) Kepri, Laode Kamarudin. Menurutnya, di antara anggota yang diduga ikut terlibat, termasuk di dalamnya lurah dan camat yang menjabat di masa itu. "Selain Deddy Candra, termasuk sejumlah pejabat yang diduga ikut menentukan harga nilai tanah, sehingga timbul adanya dugaan korupsi sebagaimana yang disangkakan tim penyidik Sat Reskrim Polres Tanjungpinang, layak dijadikan tersangka," ungkap Laode. Sebelumnya, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus (Pidus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjungpinang, Maruhum SH mengatakan, untuk melangkapi berkas tersangka Deddy Candra kali ini agar bisa dinyatakan P21, maka pihaknya meminta pihak kepolisian harus lebih mendalami lagi melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap seluruh panitia pembebasan lahan tersebut yang diduga ikut terlibat di dalamnya. "Untuk berkas Deddy Chandra sudah kami terima dan tengah diteliti. Beberapa petunjuk dan permintaan bukti memang sudah bisa dipenuhi, namun kami belum bisa menyarakan, apakah berkas tersebut bisa kita katakan lengkap (P-21) apa belum (P-18)," kata Maruhum ditemui di ruang

kerjanya, Senin (9/6) Diterangkan, guna mengungkap dan melengkapi berkas perkara tersebut, pihaknya telah meminta pihak penyidik Polisi mendalami pemeriksaan atas dugaan keterlibatan seluruh panitia pengadaan lahan (Tim 9). "Ada beberapa petunjuk yang krusial atau yang menjadi pokok permasalahan yang setelah kita teliti sebelumnya belum terpenuhi semua oleh penyidik polisi. Berkas tersangka itu baru bisa dinyatakan P21 setidaktidaknya sudah sejumlah tersangka lain yang berkaitan dengan perkara ini. Hal itu sudah kita sampaikan kepada penyidik," katanya. Menurutnya, dalam suatu proses pembebasan lahan, aturannya itu melibatkan kolektif kolegia, dan tidak bisa diputuskan oleh tim 5 saja, yang sifatnya hanya sebatas memberikan rekomendasi. "Sementara untuk keputusan akhir dalam pembebasan lahan itu ada berada di Tim Sembilan," kata Maruhum. Maruhum mengatakan, dalam penyelidikan dugaan kasus tersebut tidak bisa dilakukan setengah-setengah, melainkan harus dilakukan secara tuntas terhadap mereka-mereka yang diduga ikut terlibat langsung sebagai tim pembebasan lahan itu Selain itu, dalam proses pembebasan lahan itu, lanjut

Maruhum, dilakukan berdasarkan Surat Keputusan (SK) mantan Walikota Tanjungpinang saat itu. Namun sebelum SK tersebut ditanda tangan oleh walikota, tentu sudah ada persetujuan dari Kabag Hukum Pemko Tanjungpinang. "Kenyataanya, dalam berkas Deddy Chandara ini, tidak ada nama Kabag Hukum Pemko Tanjungpinang saat itu untuk dijadikan saksi. Sementara berdasarkan keterangan Deddy Chandara, semua tim juga harus ikut bertanggung jawab," kata Maruhum. Sebagaimana diketahui dalam proses pembebasan lahan tersebut, Tim 9 terdiri dari, Drs H Wan Samsi selaku Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemko Tanjungpinang, Drs Surya Dianus sebagai Kepala Kantor Pertanahan Kota Tanjungpinang, Tri Agus Kasmanto sebagai Pj. Kakan Pajak Pratama Tanjungpinang. Kemudian Drs H Syafrial Evi sebagai Kepala Bappeda dan Penanaman Modal Tanjungpinang, Drs Deddy Chandra sebagai Kabag Adm Pemerintahan Umum, Syarizal selaku Camat Tanjungpinang Timur, Yusrizal A Ptnh selaku Kasi HT dan PT Kantor Pertanahan, Gustian Bayu selaku Kasubag Agraria dan Wan Martalena sebagai Lurah Pinang Kencana. (nel)

FPI Gerah Lihat Judi Gelper TANJUNGPINANG (HK) — Front Pembela Islam (FPI) merasa gerah melihat aktivitas perjudian bekedok gelanggang permainan (gelper) di Kota Tanjungpinang. Kondisi tersebut tidak saja dinilai dapat meresahkan masyarakat, namun juga melanggar berbagai aturan dan perundangan yang berlaku saat ini. "Kita sudah berulang kali menyampaikan kepada instasi dan aparat terkait, terhadap adanya dugaan perjudian berkedok gelper maupun jenis lainnya yang terjadi selama ini di Tanjungpinang. Namun hingga hingga saat ini belum juga ada tangga-

pan serius dari pihak terkait untuk melakukan penertiban maupun tindakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku," kata Imam Daerah FPI Provinsi Kepri, Hajarullah Aswat, Selasa (10/6) di Tanjungpinang. Dikatakan, hingga saat ini pihaknya masih menghargai dan mempercayai tugas dan jabatan pihak terkait dalam upaya penertiban terhadap dugaan aktivitas perjudian berkedok permainan yang secara umum hampir sama dengan jenis permaian jakpot yang saat sudah dilarang untuk beroperasi. "Tidak saja setingkat

pimpinan aparat di Tanjungpinang dan Provinsi Kepri, bahkan informasi keluhan tersebut juga sudah kita layangkan hingga ke pusat, melalui pesan singkat (SMS) dan komunikasi langsung. Tapi belum juga ada reaksi dan tindakan berarti apaapa," kata mantan Ketua FPI Kepri ini. Hajarullah berharap, kepolisian bisa bertindak sesuai kewenangannya, dengan melakukan berbagai bentuk penyelidikan di lapangan terhadap kondisi yang ada saat ini. "Sebentar lagi sudah memasuki bulan Ramadhan. Untuk itu, jangan sampai

masyarakat mengambil tindakan sendiri-sendiri, sebelum polisi melakukan tindakan sesuai aturan hukum yang berlaku," ucapnya. Untuk diketahui, informasi di lapangan dan hasil pantauan, sedikitnya ada tujuh lokasi yang diduga sebagai tempat operasional gelper yang memuat unsur perjudian, yakni dua lokasi di Jalan Gambir, satu titik di Jalan Ir Sutami Suka Berenang, Ezon Pasar Raya 21, satu titik di Pinang Marina KM 2, dua titik di Bintan Plaza (BP) KM 3 dan satu titik di kawasan Swalayan Global, KM 7.(tim)

Editor: Eddy Supriatna, Layout: Zikri Karisma


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.