201612

Page 1

Dari Redaksi

Semarang, 1 Desember 2016

Penggenapan Janji Allah Perayaan Natal di zaman sekarang dimaknai secara keliru oleh banyak orang, Natal menjadi sekedar ajang konsumtif dan tanpa makna rohani. Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861 Padahal ketika merayakan Natal, ada email : makna yang sangat dalam, yaitu kesetiaan renungan_sk@yahoo.com Allah dalam menggenapi janji-janji-Nya. website : Janji-janji itu disampaikan oleh para nabi www.sinarkasih.org dalam Perjanjian Lama, yaitu janji akan datangnya Sang Mesias, Sang Pelepas, Sang Juruselamat dunia. Natal identik dengan “Penggenapan Janji Allah”. Oleh sebab itu kita tidak boleh kehilangan fokus dalam merayakan Natal di tahun ini. Tidaklah salah membeli barang-barang baru, menikmati berbagai diskon, tetapi jika hanya itu, maka kita tidak merayakan Natal yang sesungguhnya. Natal yang sesungguhnya berpusat pada Allah yang karena kasih-Nya yang besar telah “mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Janji Allah tetap kita pegang terus dalam memasuki tahun 2017 yang telah ada di hadapan kita. Selamat Natal 2016 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru 2017.< Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong a/n Lydia Lianawati atau Koesbijanto Pranoto No. A/C 7830470900. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah.

redaksi

Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Gunawan · Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati · Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Slamet Santoso, Pdt. Peres Supriyadi, Alwi Widianto · Bendahara : Koesbijanto Pranoto · Penulis : Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdm. Yurianto (YR), Alwi Widianto (AW), Pdt. Slamet Santoso (SS) · Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda · Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)


Form Berlangganan Harap diisi dengan huruf cetak

Nama

: _____________________________________________

Alamat

: _____________________________________________ _____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________ Telepon/HP

: _____________________________________________

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa

:

6 bulan Rp 48.000,-

12 bulan Rp 96.000,-

Luar Jawa

:

6 bulan Rp 63.000,-

12 bulan Rp 126.000,-

Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Lydia Lianawati atau Koesbijanto Pranoto No. A/C 7830470900 = Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.

= Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)


Bacaan Alkitab Setahun

2 Korintus 10-13

kamis, 1 desember 2016

Allah Itu Setia ULANGAN 7:1-11 Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia,.. Ulangan 7:9

Allah yang setia akan selalu beserta kita.

Setiap orang percaya mensyukuri kesetiaan Allah dan hidup dalam kesetiaan dan ketaatan kepada-Nya.

D O A

renungan

Baru-baru ini seorang rekan menunjukkan foto kunjungan keluarganya ke sebuah dusun kecil. Di sana tinggal seorang nenek yang dulu pernah bekerja di keluarga itu dengan setia sebagai pembantu rumah tangga (pramuwisma). Pembantu rumah tangga itu melakukan tugasnya dengan baik, dari sejak rekan saya itu masih kecil hingga dewasa. Jasanya sangat besar, dan tidak mungkin dilupakan oleh keluarga ini. Kini, jarang kita temukan pramuwisma yang setia seperti itu. Kesetiaan Tuhan kepada kita jauh lebih indah dari pada kesetiaan pramuwisma itu. Dalam bacaan Alkitab hari ini, TUHAN mengingatkan umat-Nya bahwa apabila mereka berhasil masuk ke Tanah Perjanjian dan mampu menghalau penduduknya, yaitu bangsa-bangsa yang melawan TUHAN, serta menikmati air susu dan madu, itu semua bukan karena kekuatan dan kemampuan mereka melainkan karena Allah menyatakan kesetiaan-Nya kepada nenek moyang mereka: Abraham, Ishak, dan Yakub. TUHAN-lah yang mengeluarkan mereka dari perbudakan di Mesir dan menuntun mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Jika mereka telah mengalami kesetiaan TUHAN akan janji-Nya, maka sikap dan perbuatan yang seharusnya ditunjukkan adalah kesetiaan dan ketaatan kepada-Nya. Hanya oleh kesetiaan Allah Bapa kita di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita berada di penghujung tahun dan segera akan memasuki tahun yang baru. Mungkin dalam tahun yang akan kita lewati ini kita pernah tidak setia, dan seringkali tidak menaati firman-Nya, mari kita ubah sikap kita. Mari kita setia dan taat kepada Tuhan karena Ia lebih dulu setia kepada kita. Jika kita mengakui kesetiaan Tuhan, maka kedua hal itu harus terus kita lakukan. (PF)


jumat, 2 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Galatia 1-3

Janji-Nya Ya dan Amin LUKAS 1:26-38 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Yesaya 7:14

Apa yang engkau ragukan terhadap janji Allah? Dia lahir untuk menepati janji-Nya.

Tuhan, kehadiran dan perkenanan-Mu dalam hidupku, itu yang selalu kurindukan.

D O A

renungan

Ketika Nabi Yesaya berbicara tentang seorang perawan yang akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki akan menamakan Dia Imanuel, hal itu merupakan nubuatan akan kelahiran Yesus Kristus. Nabi Yesaya sama sekali tidak mengetahui kapan hal itu akan terjadi. Ini merupakan suatu hal yang mustahil bahwa seorang perawan dapat melahirkan seorang anak, jikalau bukan kuasa Tuhan sendiri yang menyebabkan perkara itu terjadi. Di dalam Injil Matius 1 ayat 18-25 diceritakan bahwa Maria, seorang perawan mengandung dan melahirkan Sang Imanuel yaitu Yesus. Meskipun Yusuf disebut sebagai ayah Yesus tetapi Yusuf dan Maria tidak hidup bersama sebagai suami istri sampai Yesus dilahirkan. Semuanya terjadi tepat seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya. Kelahiran Yesus ke dunia sebagai penggenapan janji Allah adalah bukti bahwa janji-Nya Ya dan Amin. Tuhan juga berjanji akan menyelamatkan umat manusia dari dosa melalui Tuhan Yesus Kristus. Bagaimana kita umat Tuhan menyikapi janji Tuhan ini? Pertama, mengucap syukur. Tidak ada kata lain yang tepat untuk janji Tuhan yang selalu ditepati selain mengucap syukur kepada Tuhan. Melalui Maria, Yesus dilahirkan untuk menyatakan kasih-Nya kepada umat manusia. Kedua, mengagungkan nama-Nya. Ketika para malaikat dan para gembala melihat bayi Yesus, mereka memuji dan mengagungkan Yesus (Lukas 2:8-20). Demikianlah seharusnya sikap anak-anak Tuhan yaitu mengagungkan nama-Nya. Ketiga, mewartakan nama-Nya. Umat Tuhan punya tugas yaitu mewartakan janji Tuhan melalui karya Tuhan Yesus Kristus, baik pengampunan dosa, pertolongan dan penyertaan-Nya. Yakinkan pada mereka bahwa janji Tuhan Ya dan Amin. (PS)


Bacaan Alkitab Setahun

Galatia 4-6

sabtu, 3 desember 2016

Tuhan Tidak Lalai 2 PETRUS 3:1-11 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. 2 Petrus 3:9

Kalau saja dipercepat kedatangan-Nya maka akan sedikit orang yang diselamatkan.

Pertobatan besar terjadi selama Tuhan masih memberi kesempatan.

D O A

renungan

Kapankah kejahatan berakhir di muka bumi? Saat ini kejahatan semakin merajalela, amoralitas dan asusila menjangkiti seluruh belahan bumi mana pun bagai epidemi yang tak terobati. Di satu sisi kondisi seperti ini sebagai pertanda akhir zaman, di sisi lain kita menjadi bertanya-tanya kapan kedatangan-Nya akan tiba. Bila kondisi zaman terus seperti ini, lalu bagaimana dengan orang percaya? Kita berharap Tuhan segera datang untuk memulihkan segala kesemrawutan dan kejahatan di muka bumi ini. Firman Tuhan mengingatkan bahwa pengejek itu mengolok pengharapan orang percaya yang menanti kedatangan Tuhan. Waktu terus berjalan dan kejahatan terus dilakukan. Sementara itu, orang jahat yang hidup menuruti hawa nafsunya tampak baik-baik saja dan tidak dihukum Allah, bahkan semakin arogan. Mereka terus hidup dalam kesesatan. Bagi mereka, janji kedatangan Tuhan adalah omong kosong sehingga percuma percaya hari kiamat. Mereka lupa bahwa pada zaman nabi Nuh, Tuhan pernah menghukum dunia ini dengan hebat. Karena dosa telah mencemarkan bumi, maka sekali lagi Allah akan membinasakan unsur dunia dengan hukuman yang lebih dahsyat sehingga bumi dan segala yang ada akan hilang lenyap. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak selamanya membiarkan dosa tidak terhukum. Hari Tuhan ditunjukkan dengan kedatangan Kristus untuk mengangkat orang-orang percaya dan berjumpa dengan-Nya di angkasa. Tuhan tidak lalai untuk menggenapi kedatangan-Nya. Penundaan kedatangan Tuhan ini bukan karena Ia lalai, tetapi merupakan kesabaranNya untuk memberi kesempatan kepada semua orang mendengar Injil lalu bertobat dan diselamatkan oleh karena Allah menghendaki tak seorang pun binasa. (SM)


minggu, 4 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Efesus 1-3

Pendidikan Rohani 2 TIMOTIUS 1:1-5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. 2 Timotius 1:5

Didiklah anak muda dalam jalan Tuhan, maka hidupnya pasti memuliakan Tuhan.

Orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

D O A

renungan

Anak adalah titipan Tuhan bagi setiap orang tua. Itu sebabnya orang tua bertanggungjawab terhadap anak-anaknya. Kitab Ulangan pasal enam memberikan panduan dalam mendidik anak. Pendidikan dilakukan secara berulang-ulang, bukan hanya mengajar tetapi juga mendengar isi hati dan pikiran anak-anak. Mengajar anak yang utama bukan dengan perkataan tetapi memberikan teladan. Orang tua yang mementingkan perkara rohani dan mengasihi Tuhan akan berhasil menjadi pendidik bagi anak-anaknya. Timotius bertumbuh secara rohani dalam asuhan ibu dan neneknya yang cinta Tuhan dan bertekun dalam ajaran firman Tuhan. Keteladanan ibu dan nenek dari Timotius membentuknya menjadi pribadi yang percaya dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Pendidikan rohani adalah proses sepanjang hidup. Timotius semakin bertumbuh kehidupan rohaninya di bawah asuhan Rasul Paulus. Dia menjadi anak rohani Paulus yang belajar firman Tuhan dan menjalani hidup sesuai tuntunan firman Tuhan. Lagi-lagi Timotius melihat teladan dari Rasul Paulus, seorang yang cinta Tuhan dan mempersembahkan hidup untuk melayani Tuhan. Timotius yang masih muda bertumbuh makin kuat iman dan kerinduannya melayani Tuhan. Hasil pendidikan rohani sungguh dahsyat! Timotius menjadi orang yang berguna dan layak sebagai alat kemuliaan Tuhan. Dia berulangkali diutus oleh Rasul Paulus untuk menyelesaikan tugas pelayanan di tengahtengah jemaat yang tersebar di beberapa tempat. Bahkan Timotius sanggup menjadi teladan di usia yang masih muda di tengah-tengah tokoh gereja yang lebih senior waktu itu. Timotius menjadi pemimpin gereja yang penuh hikmat Tuhan dan cakap di ladang Tuhan. (LB)


Bacaan Alkitab Setahun

Efesus 4-6

senin, 5 desember 2016

Keinginan atau Kebutuhan 1 KORINTUS 10:23-33 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Filipi 4:6

Janganlah timbulkan syak dalam hati orang lain karena keinginan kita.

Bagi orang-orang miskin yang belum mampu memenuhi kebutuhan hidup utama mereka.

D O A

renungan

Di tengah dunia yang terus menyeret manusia masuk dalam jebakan materialisme dan konsumerisme, kita seringkali menjadi orang yang bingung membedakan antara keinginan atau kebutuhan. Bukankah kita seringkali bingung memilih handphone mana yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan kita, secara khusus kebutuhan untuk “bersentuhan� dengan banyak orang dan tetap eksis. Atau, pakaian seperti apa yang pantas untuk dikenakan saat menghadiri pesta pernikahan sahabat kita. Atau, kendaraan apa yang “tahan banting�, cukup cepat namun tetap irit. Kita diperhadapkan pada banyak pilihan. Pilihan-pilihan ini tadinya tidak ada, namun kemajuan teknologi dan budaya telah membuatnya. Pertanyaannya, apakah kita sebagai orang Kristen boleh mengikuti tren-tren yang ada? Bukankah Tuhan mengizinkan manusia mengembangkan diri dan menggunakan fasilitas yang tersedia semaksimal mungkin? Apa kata Alkitab tentang hal ini? Alkitab memberikan panduan kepada kita bagaimana mengelola kehidupan ini dengan tujuan Tuhan dipermuliakan: Pertama, kenali dengan tepat antara keinginan atau kebutuhan. Kebutuhan terutama kita adalah sandang, pangan, dan papan/rumah. Artinya, tanpa tercukupinya kebutuhan utama, maka kualitas hidup dianggap rendah. Setelah kebutuhan utama terpenuhi, barulah memikirkan kebutuhan lain seperti rasa aman dan nyaman, alat transportasi, komunikasi, serta kebutuhan mengaktualisasi diri. Kedua, Alkitab mengajarkan kita untuk hidup sederhana (1 Timotius 2:9; Titus 2:2). Ketiga, kalkulasi nilai manfaatnya. Apakah dengan memiliki apa yang kita inginkan itu akan berguna bagi orang di sekitar kita atau malah menjadi batu sandungan (1 Korintus 8:9; 10:23). Berbahagialah kita yang mempergunakan kebebasan kita untuk memuliakan Allah! (AW)


selasa, 6 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Filipi 1-4

Keteladanan Nehemia NEHEMIA 1:1-11 “Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan orang ini.� Nehemia 1:11

Berhasil di luar Tuhan bisa berakhir pada suatu kegagalan, tetapi kegagalan di dalam Tuhan bisa berakhir pada suatu keberhasilan.

Tuhan, tolong kami, supaya di tengah-tengah keberhasilan maupun kegagalan, kami tetap setia mengiring Engkau.

D O A

renungan

Kehidupan doa penting dalam pelayanan dan dalam setiap perencanaan hidup. Seorang hamba Tuhan tidak cukup hanya datang dan hadir dalam kebaktian doa. Dia juga tidak boleh hanya memberi perintah supaya jemaat berdoa untuk mendukung pelayanannya. Tetapi, dia harus hidup di dalam doa dan memimpin doa. Nehemia memulai proyek pembangunan tembok Yerusalem dengan pergumulan doa, melaksanakannya dengan doa, dan mengakhirinya dengan doa. Kitab Nehemia dimulai dengan doa dan ditutup dengan doa. Iman Nehemia kepada Allah terbukti saat dia memimpin dan melayani umat Tuhan di dalam doa. Nehemia berdoa bukan saja sebagai tanda hubungannya yang erat dengan Tuhan, tetapi dia sangat bergantung penuh dan beriman pada TUHAN. Ia menyadari bahwa di luar Tuhan tidak ada keamanan. Nehemia menunggu waktu Tuhan melalui doa. Apa yang dipercayai Nehemia pada waktu ia berdoa? Pertama, pada waktu Nehemia berdoa, dia sungguh percaya bahwa Allah sanggup mengubah hati raja (ayat 11). Nehemia yakin bahwa kesuksesan ada di dalam tangan Tuhan. Kedua, Nehemia percaya bahwa Allah yang melindungi dia pada saat menghadap raja dan karena tangan Allah yang melindungi dia, maka raja mengabulkan permintaannya (Nehemia 2:8). Ketiga, Nehemia percaya bahwa raja hanyalah alat Tuhan dalam melaksanakan misi-Nya. Sebagai orang percaya, kita dapat belajar dari gaya hidup Nehemia saat dia memberikan kekuatan rohani kepada mereka yang dipimpinnya dan meyakinkan mereka bahwa semua pertolongan, kekuatan, dan perlindungan datangnya dari Tuhan. Hiduplah di dalam doa dan beriman kepada Tuhan karena keberhasilan adalah dari Tuhan semata-mata. (AS)


Bacaan Alkitab Setahun

Kolose 1-4

rabu, 7 desember 2016

Melayani Dengan Kuasa MATIUS 10:1-15 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Kisah Para Rasul 1:8

Tidak ada kekuatan yang besar dalam sebuah pelayanan selain kuasa Tuhan.

Semua pelayan Tuhan mau menyadari keterbatasannya dan mau mengandalkan kuasa Tuhan.

D O A

renungan

Mungkin kita sering mendengar istilah “surat kuasa�. Berdasarkan fungsinya surat kuasa adalah bukti bahwa orang yang menerima surat tersebut dan namanya tercantum di dalamnya berhak atau berkewajiban melakukan sesuai dengan isi atau perintah yang ada di dalam surat kuasa tersebut. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya kuasa sebelum mengerjakan sebuah pelayanan. Pentingnya kuasa dalam pelayanan nampaknya tidak hanya menjadi kebutuhan para pelayan Tuhan, namun juga menjadi perhatian Tuhan sendiri. Oleh karena itu sebelum murid-murid-Nya melaksanakan tugas pelayanan, Tuhan Yesus memberikan kepada keduabelas muridNya kuasa untuk mengusir roh-roh jahat, melenyapkan segala penyakit dan melenyapkan segala kelemahan. Ini mengindikasikan adanya beberapa alasan pentingnya melayani dengan kuasa. Pertama, pelayanan tidak bisa dilakukan dengan kekuatan manusia semata-mata, tetapi sangat memerlukan kekuatan Tuhan. Kedua, melayani Tuhan selalu ada risiko dan tantangan yang tidak mudah. Bahkan bisa saja tantangan yang datang tidak bisa diatasi dengan kekuatan fisik. Ketiga, keberhasilan seorang hamba Tuhan dalam melayani Tuhan sangat terletak pada kekuatan Tuhan. Dengan demikian seorang pelayan Tuhan harus hidup dalam kuasa Tuhan dan selalu mengandalkan kuasa Tuhan. Oleh karena itu, betapa pentingnya kita menyadari adanya keterbatasan di dalam diri kita, supaya kita dengan ketulusan hati mau merendahkan hati di hadapan Tuhan dan mau hidup mengandalkan kuasa Tuhan. Dengan demikian, kita akan menemukan hidup yang indah dan penuh sukacita melalui pelayanan yang kita kerjakan. (ADL)


kamis, 8 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

1 Tesalonika 1-4

Hidup Bijaksana EFESUS 5:14-18 Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Efesus 5:15

Orang yang dipimpin oleh Roh akan menjadi pribadi yang bijaksana.

Kerelaan orang Kristen dipimpin oleh Roh.

D O A

renungan

Hidup bukan asal mengalir ke mana arah angin. Hidup adalah pemberian Tuhan, itu sebabnya perlu diperhatikan dengan seksama! Jangan biarkan waktu berlalu sia-sia. Isilah dengan segala sesuatu yang memuliakan nama Tuhan, jangan diboroskan dengan kegiatan-kegiatan yang tak berguna. Orang zaman sekarang menyia-nyiakan waktu di depan televisi berjam-jam lamanya, atau bermain game, atau mengikuti sosial media begitu lama. Orang yang tidak mengelola waktu dengan benar sama dengan orang bebal. Orang itu tahu apa yang seharusnya dikerjakan, namun tidak pernah dilakukan. Ia sulit diajar hal yang baik dan benar, lebih suka berjalan menurut keinginan diri sendiri walaupun itu keliru dan akan menghancurkan hidupnya. Itulah yang dinamakan bebal! Alkitab mendorong setiap orang percaya untuk tidak menjadi bebal tetapi menjadi orang yang bijaksana. Orang yang bijaksana percaya bahwa Tuhan punya rencana mulia bagi hidupnya. Dia rindu mengerti rencana dan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Banyak orang bertanya, “Bagaimana mengerti kehendak Tuhan?� Seseorang akan mengerti kehendak Tuhan jikalau dia hidup penuh Roh, bukan mabuk oleh anggur. Orang yang penuh Roh adalah orang yang rela dipimpin oleh Tuhan sendiri. Apabila Roh Kudus memenuhi hidup kita, Dia akan memimpin setiap langkah kita agar seturut kehendak-Nya. Bukan Tuhan yang harus menyesuaikan kehendak kita, tetapi kitalah yang harus menyesuaikan kehendak-Nya yang sempurna dan mulia. Orang yang dipenuhi Roh akan dipimpin oleh Roh, sehingga makin hari makin sinkron dengan kehendakNya. Itulah cara hidup orang yang disebut bijaksana. (LB)


Bacaan Alkitab Setahun

1 Tes 5 - 2 Tes 3

jumat, 9 desember 2016

Melayani Tanpa Membedakan YAKOBUS 2:1-13 Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Yakobus 2:1

Motivasi yang suci akan menghasilkan ketulusan dalam sebuah pelayanan dan perkenan Tuhan.

Setiap pelayan Tuhan memiliki hati yang tulus dalam mengasihi Tuhan dan anak-anak Tuhan.

D O A

renungan

Sebuah kalimat bijak berkata, “Jangan menilai buku hanya dari sampulnya saja.� Maksud dari kalimat bijak ini adalah agar kita jangan menilai orang lain hanya karena apa yang nampak dari luarnya saja. Orang yang suka menilai orang lain berdasarkan apa yang nampak di luar, cenderung bersikap membedakan atau pilih kasih. Melalui surat Yakobus yang dikirimkan kepada jemaat Tuhan yang tersebar di berbagai tempat, kita memperoleh nasihat yang bisa menuntun kita menjadi pelayan Tuhan yang baik. Khususnya ketika melayani kelompok jemaat yang di dalamnya terjadi kesenjangan ekonomi yang amat menyolok antara orang kaya dan orang miskin. Karena tidak jarang orang miskin, tidak berpendidikan dan tidak memiliki jabatan serta kurang mendapat perhatian dari seorang pemimpin yang seharusnya melayani dan mengayomi dengan baik. Pentingnya nasihat ini bagi semua pelayan Tuhan adalah supaya setiap pelayanan yang dikerjakan baik dalam kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar tidak sampai terjadi konflik yang menimbulkan ketegangan dan perpecahan. Oleh karena itu, seorang pelayan Tuhan harus memerhatikan prinsip pelayanan yang tidak membeda-bedakan. Pertama, mengerti bahwa melayani tanpa membedakan adalah sebuah praktik atau bukti sebuah iman seorang pelayan Tuhan. Kedua, lakukan pelayanan dengan kasih Kristus, sehingga bisa mendorong hati kita untuk berbelaskasihan kepada orang yang lemah. Ketiga, jangan mencari keuntungan diri sendiri, karena akan menjadi celah bagi Iblis untuk menghancurkan pelayanan seorang murid Tuhan. Oleh karena itu, berikan hati yang tulus untuk Tuhan supaya kita melayani umat Tuhan dengan tulus dan tanpa membeda-bedakan. (ADL)


sabtu, 10 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

1 Timotius 1-6

Terbebas Dari Kejahatan MAZMUR 79:8-13 Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu! Mazmur 79:9

Pertolongan dari Tuhan membawa kelegaan umatnya.

Perlindungan Tuhan atas anak-anak-Nya dari perbuatan jahat manusia.

D O A

renungan

Menjadi umat Tuhan bukan berarti bebas tuntas dari dosa! Orang percaya masih menghadapi pencobaan daging dan masih bisa jatuh ke dalam dosa. Itu sebabnya kita perlu waspada terhadap pengaruh dunia yang telah cemar oleh dosa ini. Orang percaya hendaknya suka bersekutu dengan Tuhan agar tidak mudah terseret ke dalam dosa. Orang yang bermain-main dengan dosa akan ditarik olek kekuatan dosa dan lambat laun hidupnya akan hancur oleh dosa yang menjeratnya. Pemazmur menyadari kedahsyatan kuasa dosa yang menghancurkan itu! Dia berseru memohon pertolongan dan pengampunan Allah sendiri. Hanya Allah yang sanggup membebaskannya dari kejahatan dan memberi pertolongan untuk terlepas dari dosa. Jika kita menerima pertolongan-Nya, itu bukan karena kebaikan kita, tetapi semata-mata karena kemurahan-Nya dan demi kemuliaan nama-Nya. Apabila kita jatuh ke dalam dosa, jangan tinggalkan Tuhan. Justru kita berseru kepada Tuhan memohon pertolongan-Nya. Pemazmur sadar dirinya adalah kawanan domba dan Allah adalah Sang Gembala (ayat 13). Domba terkadang tidak taat, suka mencari jalan sendiri dan tidak dengar-dengaran suara sang gembala. Tidak heran jika domba mudah tersesat dan masuk ke dalam bahaya! Namun, Sang Gembala selalu mengangkat domba yang terjatuh dan terperosok. Apabila ada orang hendak berbuat jahat dan mengancam hidup Saudara, berserulah kepada Tuhan. Kita tidak diminta membalas dengan berbuat jahat, tetapi berdoa agar Tuhan menyatakan pembelaan-Nya. Tuhan akan mengendalikan orang jahat tersebut bahkan bertindak atasnya. (LB)


Bacaan Alkitab Setahun

2 Timotius 1-4

minggu, 11 desember 2016

Peran Ibadah 1 TIMOTIUS 6:2b-6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. 1 Timotius 6:6

Ibadah yang benar adalah ibadah yang disertai dengan hati yang tulus.

Kita perlu meningkatkan ibadah kita, agar ibadah kita semakin diperkenan oleh Tuhan Yesus Kristus.

D O A

renungan

Setiap tahun kita merayakan Natal. Berbagai kegiatan Natal baik yang berupa ibadah maupun yang bersifat seremonial dan hanya sekedar pesta-pesta dapat kita jumpai di mana-mana. Ibadah Natal bukan sekedar bersifat rutinitas, namun mempunyai arti yang penting bagi iman kita. Ibadah itu sangat berarti dan dapat membawa berkat bagi hidup kita jika kita melakukannya dengan benar. Peran ibadah menjadi penting, karena memberi dampak yang positif bagi kehidupan kekristenan kita. Bagaimana ibadah itu dapat memberi dampak yang positif bagi kehidupan iman kita? Pertama, jika ibadah dilakukan dengan rasa syukur atas kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Kedua, jika ibadah dipahami sebagai panggilan Allah kepada kita yang telah diselamatkan-Nya. sebagai respons atas panggilan Tuhan Yesus kepada kita, maka kita perlu datang kepada-Nya dengan penuh kerendahan hati, penuh hormat, tertib dan disiplin. Sebagai contoh, kita datang beribadah tepat waktu, berpakaian yang pantas, sopan dan rapi sebagai bentuk rasa hormat kita kepada Allah. Ketiga, jika ibadah dilandasi dengan hati yang tulus, kudus, dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Ibadah yang dilakukan dengan kesadaran, dengan hati dan sikap yang benar, memberi manfaat yang besar. Kita akan mengalami damai sejahtera, pertumbuhan iman, susah menjadi senang, sakit menjadi sembuh. Hal ini menunjukan bahwa ibadah sangat penting. Bagaimana dengan ibadah kita? Apakah ibadah kita sudah benar dan sudah berkenan kepada Allah? Marilah kita mengevaluasi dan meningkatkan ibadah kita dengan benar, agar ibadah kita membawa dampak bagi pertumbuhan iman, pangharapan dan kasih kita kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. (SS)


senin, 12 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Titus 1 - Filemon 1

Identitas Orang Kristen 1 TIMOTIUS 4:12-16 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 1 Timotius 4:12

Belajar dari apa yang dikatakan dan diperbuat oleh Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus, buka hatiku supaya aku dapat terus belajar dari perkataan dan perbuatan-Mu yang benar.

D O A

renungan

Dunia ini semakin hari semakin menunjukkan kemajuannya, terutama dalam dunia tekhnologi dan ilmu pengetahuan. Manusia juga semakin berkembang, tetapi di sisi lain justru manusia banyak mengalami masalah. Masalah itu dapat berupa penyakit, ekonomi, tetapi juga kejiwaan, artinya banyak manusia yang frustrasi. Kondisi ini dapat membawa orang menjadi putus asa, dan dapat meninggalkan Tuhan. Itu sebabnya, orang Kristen perlu memiliki identitas diri yang jelas. Kita perlu mengerti apa identitas orang Kristen? Identitas orang Kristen adalah seorang yang telah berdosa, namun karena kasih Allah di dalam Yesus Kristus, ia diselamatkan. Anugerah keselamatan itu perlu dipelihara dengan baik, dan dibuktikan dengan perbuatan yang nyata sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab. Identitas orang Kristen sangat penting. Hal ini mempunyai beberapa tujuan bagi keberadaan orang Kristen itu sendiri. Pertama, jika orang Kristen punya identitas, ia akan selalu disadarkan ketika ia akan melakukan tindakan yang menyimpang dari imannya. Kedua, jika ia memiliki identitas, ia akan melakukan perbuatan yang sesuai dengan kebenaran firman Allah. Ketiga, jika ia memiliki identitas, ia akan mempertanggung-jawabkan perbuatannya di hadapan Tuhan dan sesama. Keempat, jika ia mempunyai identitas, ia mampu menolak godaan atau mengatasi pencobaan yang datang kepadanya, sehingga ia menjadi orang Kristen yang teguh dan tak tergoyahkan dengan berbagai pencobaan. Itu sebabnya, identitas Kristen perlu dipelihara dengan hidup dekat pada Tuhan (Yohanes 15:1-8), membangun persekutuan dengan Tuhan di dalam doa (1 Tesalonika 5:17), dan melakukan kebenaran firman Tuhan (1 Timotius 3:16). Bagaimana dengan Saudara? Apakah iman Saudara goyah ketika datang pencobaan? Mari membangun identitas Kristen yang benar! (SS)


Bacaan Alkitab Setahun

Ibrani 1-3

selasa, 13 desember 2016

Umat Kepunyaan Allah I PETRUS 2:9-10 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. 1 Petrus 2:9

Kemurahan Allah membawa orang berpindah kepada terang-Nya.

Pemberitaan Kabar Baik (Injil) oleh setiap orang yang telah percaya kepada Kristus, Sang Juruselamat.

D O A

renungan

Orang percaya adalah umat yang dipilih oleh Allah sendiri sebagai milik kepunyaan-Nya. Disebut sebagai imamat rajani karena menjadi orang-orang yang diberi kepercayaan melayani Raja di atas segala raja. Bahkan kelak akan memerintah bersamasama Tuhan dalam kemuliaan. Disebut sebagai bangsa yang kudus karena hidup dalam kekudusan dan hanya melakukan kehendak Allah saja. Dan berikutnya disebut umat kepunyaan Allah sendiri karena memiliki kedudukan yang istimewa sebagai milik Allah. Sebutan-sebutan di atas diberikan kepada orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Surat Galatia menegaskan bahwa jikalau kita milik Kristus, maka kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. Sungguh dahsyat janji Allah kepada Abraham dan keturunannya! Dan kini, oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus kita diperhitungkan sebagai orang-orang yang berhak atas janji-janji itu. Saudara, hargailah kehormatan yang Allah berikan kepada Saudara sebagai orang percaya. Jagalah hidup dalam ketaatan dan berkenan kepada-Nya. Kedudukan sebagai umat kepunyaan Allah adalah anugerah! Tidak ada kebaikan apapun dari diri Saudara yang patut diperhitungkan untuk beroleh kedudukan ini. Betapa limpah kemurahan-Nya! Tugas Saudara kini adalah memberitakan keagungan-Nya dan kemasyhuran-Nya. Ia masih terus memanggil siapa saja yang mau percaya kepada-Nya. Dia layak diwartakan di gunung dan di lembah, di kota dan di desa. Dia adalah Allah yang kaya rahmat dan mau mengampuni dosa manusia, entah dia orang yang berpengaruh atau rakyat biasa, berpendidikan tinggi atau buta huruf. (LB)


rabu, 14 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Ibrani 4-7

Memiliki Wibawa Rohani KELUARAN 34:1-35 Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia. Keluaran 34:30

Wibawa rohani berasal dari persekutuan dengan Allah dan ketaatan kepada-Nya.

Sinarilah wajah kami dengan kemuliaan-Mu, ya Tuhan.

D O A

renungan

Wibawa adalah kuasa yang disahkan secara umum dan diberikan secara individu maupun institusional. Orang-orang yang berwibawa diakui oleh komunitas sebagai perwakilannya. Demikian pula dengan wibawa rohani yang ada dalam pelayanan rohani diberikan melalui anugerah Tuhan. Wibawa rohani hadir dalam komunitas iman dan memberikan kepada kita hal-hal rohani yang harus diperhatikan. Namun wibawa rohani memberikan kewajiban bagi yang menggunakan untuk memakainya bagi kemuliaan-Nya, bagi kebaikan umat Tuhan bukan untuk keuntungan diri sendiri. Salah satu tokoh Alkitab yang memiliki wibawa rohani adalah Musa. Dalam kisahnya Musa bertemu dengan Tuhan selama empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya tanpa makan dan minum. Pertemuan tersebut menghasilkan 10 perintah Allah yang diberikan oleh Allah sendiri untuk bangsa Israel. Apa akibat pertemuan dengan Allah tersebut? Musa memiliki wibawa rohani yang terlihat dari raut mukanya yang bercahaya yang membuat Harun dan bangsa Israel melihat kehormatan yang besar yang berasal dari Alalh. Wajah Musa bercahaya memancarkan kemuliaan Allah. Musa memiliki wibawa rohani yang berasal dari Tuhan. Wibawa rohani Musa berasal dari persekutannya yang akrab dengan Tuhan yang membuat orang-orang di sekitar Musa takut karena dosa yang mereka perbuat. Namun wibawa rohaninya membuat mereka dapat merasakan ketenangan yang sesungguhnya bersama dengan Allah. Apakah Saudara mau memiliki wibawa rohani apapun jabatan Saudara? Milikilah persekutuan yang akrab dengan Tuhan, maka kemuliaan Allah akan menyinari kehidupan Saudara dan orang lain akan merasakan kehadiran Allah. (AS)


Bacaan Alkitab Setahun

Ibrani 8-10

kamis, 15 desember 2016

Percaya Pada Janji-Nya KISAH RASUL 10:1-48 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya. Kisah Para Rasul 10:43

Tuhan senantiasa menepai janji-Nya, karena itu percayalah akan janji Tuhan.

Tuhan Yesus ajarku memercayai janji-Mu.

D O A

renungan

Sebuah peribahasa dalam bahasa Jawa berkata, “Esuk dele sore tempe,” artinya sikap seseorang yang tidak konsisten, misalnya berjanji tetapi tidak ditepati, hanya janji-janji saja. Banyak lagi istilah lain yang menggambarkan betapa sulitnya manusia menepati janjinya. Berbeda dengan Allah, bila Ia berjanji pasti digenapi. Oleh sebab itu, kita perlu percaya akan janji-Nya. Rasul Petrus menyampaikan sebuah kebenaran dalam Kisah Para Rasul 10 bahwa apa yang telah dijanjikan oleh Allah melalui nubuatan para nabi telah digenapi di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Nabi Mikha telah menubuatkan tempat kelahiran Tuhan Yesus lebih dari tujuh ratus tahun sebelum Yesus dilahirkan seperti yang tertulis di kitab Mikha 5:1, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaumkaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Sepertinya tidak mungkin manusia bisa mengetahui sebuah kejadian yang akan terjadi jauh-jauh hari. Tetapi memang itu yang terjadi karena Roh Kudus yang memberitahukannya. Penggenapan nubuatan Mikha itu tertulis dalam Matius 2:1-6. Tahun 2016 sebentar lagi kita tinggalkan. Tentu banyak pengalaman baik yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan terjadi dalam hidup kita. Ingat akan apa yang disampaikan Rasul Petrus bahwa siapa yang percaya kepada-Nya akan memperoleh janji-janji Allah yaitu pengampunan dosa. Tetapi bukan hanya itu, Allah berjanji akan memberi pertolongan tepat pada waktunya dan penyertaan untuk selama-lamanya. Mungkin kita sering dikecewakan oleh orangorang di sekeliling kita karena janjinya tidak pernah ditepati, tetapi percayalah bahwa Tuhan senantiasa menepati janji-Nya. (PS)


jumat, 16 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Ibrani 11-13

Yesaya Dan Mikha MIKHA 3:1-12 Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan,‌ Mikha 3:8

Laksanakan tugas mulia di mana pun kita berada!

Mensyukuri kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita.

D O A

renungan

Baru belakangan ini pemerintah Indonesia tersadar untuk menjaga pulau-pulau terluar yang dipercayakan oleh Tuhan kepada negara kita. Banyak orang merindukan bisa bertugas di ibukota Jakarta dengan segala fasilitas yang menyertainya, tetapi dapat dipastikan tidak banyak orang yang bersedia ditugaskan di pulau-pulau terluar yang masih minim fasilitas. Tidak demikian halnya dengan orang-orang yang disebut hambahamba Tuhan dalam Perjanjian Lama. Mereka semua punya prinsip pelayanan “mana-mana Tuhan panggil�, baik di kota maupun di desa. Ada dua orang nabi yang ditempatkan oleh Tuhan di dua lokasi yang sangat berbeda: Yesaya ditempatkan Tuhan di Yerusalem, ibukota Kerajaan Yehuda, dan Mikha ditempatkan Tuhan melayani di pedesaan. Namun, kedua-duanya dipakai Tuhan dan memikul risiko yang sama. Ucapan nabi Yesaya tegas dan penuh kuasa, demikian pula dengan ucapan nabi Mikha. Bahkan Nabi Mikha mengeluarkan perkataan yang mengoreksi nabi-nabi palsu yang menyesatkan umat Tuhan (ayat 5). Jika Nabi Yesaya menubuatkan gelar-gelar Sang Mesias, maka Nabi Mikha menyampaikan nubuatan tempat Sang Mesias dilahirkan (Mikha 5:1). Berarti, baik di kota maupun di desa, ada pesan Tuhan melalui hamba-Nya yang setia yang ditempatkan berbeda. Mari kita setia menjalankan tugas yang Tuhan percayakan pada kita, apakah kita di kota besar, atau kota kecil atau bahkan di dusun sekalipun. Jangan iri atas penempatan Tuhan terhadap orang lain yang kita pandang nampaknya lebih nyaman. Padahal mungkin orang itu juga sedang merasa tempat kita yang lebih nyaman. Biasanya selalu begitu: pekarangan orang lain nampak lebih hijau! Sebaliknya, bersyukurlah atas tempat kita masing-masing dan muliakan Tuhan di manapun kita ditempatkan! (PF)


Bacaan Alkitab Setahun

Yakobus 1-2

sabtu, 17 desember 2016

Sesuatu Yang Pasti YESAYA 7:1-14 …: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak lakilaki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Yesaya 7:14

Jika Allah beserta kita, siapakah lawan kita?

Setiap orang percaya memiliki iman yang teguh terhadap janji Allah.

D O A

renungan

Kita hidup di tengah-tengah dunia yang serba tidak pasti. Tak ada seorang pun yang bisa memberikan kepastian dalam hidup ini. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi, baik lokal, regional maupun global serba tidak pasti. Para investor sangat berhati-hati dalam menanamkan uangnya. Mereka bersikap wait and see (menunggu sambil mengamati) perkembangan, supaya tidak salah dalam menginvestasikan uang mereka. Ahas, raja Kerajaan Yehuda amat takut ketika kerajaannya akan diserang oleh koalisi dua kerajaan, yaitu Israel dan Aram. Ketakutannya bersama ketakutan seluruh rakyat digambarkan seperti “pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin”. Dalam keadaan seperti itu TUHAN menyampaikan pesan melalui Nabi Yesaya bahwa kedua musuh Ahas yang dilihatnya seperti dua api besar, di hadapan TUHAN hanya bagaikan “dua puntung kayu api yang berasap” (ayat 4). TUHAN akan memberikan kemenangan besar yang pasti kepada Yehuda atas kedua musuhnya itu, dengan tanda kelahiran seorang anak yang diberi nama Imanuel. Pesan Yesaya tersebut sekaligus merupakan nubuatan mesianik, yang digenapi tujuh abad kemudian dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Penggenapan nubuatan ini memang sesuatu yang pasti, yang disampaikan oleh malaikat kepada Yusuf, supaya nama bayi yang akan lahir dari kandungan Maria, tunangannya, diberi nama Yesus dan sekaligus Imanuel, yang artinya “Allah beserta kita”. Berarti, ketika kita percaya dan menerima Yesus Kristus dalam hidup kita, maka kita menerima penyertaan Allah yang luar biasa itu. Di tengah dunia yang tidak pasti, kita hidup dalam kepastian janji Allah. Di tengah dunia yang selalu berubah, hidup kita dipegang oleh Tuhan Yesus Kristus yang tidak berubah. (PF)


minggu, 18 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Yakobus 3-5

Masih Ada Harapan LUKAS 1:5-25 Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN, ‌.. Yeremia 31:17

Allah adalah sumber pengharapan.

Aku percaya di dalam Tuhan Yesus ada pengharapan.

D O A

renungan

Setiap pasangan yang telah menikah pasti mengharapkan hadirnya anak-anak dalam rumah tangga mereka. Anak-anak menambah kebahagiaan dalam keluarga. Sayangnya, tidak semua pasangan bisa mendapatkan apa yang diharapkan karena beberapa faktor. Pasangan Zakharia dan Elisabet telah berdoa kepada Tuhan supaya dapat memiliki anak, tetapi doa mereka sepertinya tidak didengar oleh Tuhan. Anak yang mereka harapkan tak kunjung hadir karena Elisabet dinyatakan mandul. Pada masa itu, merupakan aib bagi seorang wanita yang tidak dapat melahirkan anak. Oh.. betapa menderitanya Elisabet harus menanggung aib selama bertahun-tahun! Masih adakah harapan bagi keduanya memiliki anak? Rasanya tidak ada harapan mengingat keduanya sudah lanjut usia. Tetapi, sungguh di luar dugaan bahwa ternyata masih ada harapan. Tuhan mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan berita sukacita kepada Zakharia. Doa mereka dikabulkan dan Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki (ayat 13). Benarlah apa yang dikatakan oleh malaikat Gabriel bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1:37). Tuhan telah membuka kandungan Elisabet sehingga lahirlah Yohanes yang mendatangkan kebahagiaan luar biasa bagi Zakharia dan secara khusus bagi Elisabet karena Tuhan telah menghapuskan aibnya, dan lebih daripada itu, Yohanes akan dipakai Tuhan untuk mempertobatkan jiwa-jiwa dan menyiapkan jalan bagi kehadiran Yesus Kristus di dunia ini (Lukas 1:76; 7:27). Adakah Saudara sedang bergumul atas suatu masalah? Percayalah, masih ada harapan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Jangan berhenti berdoa dan berharap sampai Tuhan nyatakan mukjizat-Nya. (LL)


Bacaan Alkitab Setahun

1 Petrus 1-2

senin 19 desember 2016

Hanya Pembuka Jalan YOHANES 1:22-30 Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Yohanes 1:23

Hormati hamba Tuhan, tetapi berikan kemuliaan kepada Tuhan Yesus Kristus.

Pelayanan para hamba Tuhan.

D O A

renungan

Ada sebuah acara hiburan televisi yang menampilkan orang dengan wajah, suara, busana dan gerak gerik mirip tokoh terkenal. Mereka orang yang berbeda walaupun nyaris mirip dengan tokoh aslinya. Penonton yang tidak cermat bisa terkecoh oleh kemahiran tokoh gadungan itu. Dalam dunia nyata, ada orang-orang yang merasa dirinya hebat dan seolah sama dengan tokoh tertentu. Bahkan dia membuat orang lain tertipu oleh ketidaktahuannya. Yohanes Pembaptis sangat menakjubkan orang banyak, sampaisampai banyak orang yang bertanya-tanya tentang identitasnya. Orang berpikir mungkin dia Mesias yang dinanti-nantikan, atau nabi Elia atau seorang nabi yang lain. Semua itu adalah pengakuan yang menyanjung Yohanes Pembaptis. Namun, Yohanes Pembaptis menolak anggapan itu. Dia sadar siapa dirinya. Tugas dan panggilannya hanya sebagai pembuka jalan untuk Sang Mesias yaitu Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis tidak mau mencuri kemuliaan orang lain apalagi kemuliaan Sang Mesias! Dia tidak gila hormat dan sanjungan dari manusia. Yohanes Pembaptis seorang yang punya integritas. Dia jujur pada diri sendiri, sehingga tidak menipu orang lain pula. Bagaimana dengan orang-orang zaman sekarang? Ada orang yang justru memanfaatkan keterbatasan pengetahuan sesamanya untuk mencari popularitas bagi diri sendiri. Seorang hamba Tuhan pun harus menolak jikalau orang-orang yang dilayani menyanjungnya sebagai orang yang hebat. Hamba Tuhan hanya alat di tangan Tuhan yang belajar untuk taat dan setia. Hanya Tuhan Yesus Kristus saja yang hebat dan dahsyat yang bisa bekerja melalui pelayanan hamba-hamba-Nya. (LB)


selasa, 20 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

1 Petrus 3-5

Imanuel MATIUS 1:18-25 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel� - yang berarti: Allah menyertai kita. Matius 1:23

Penyertaan Tuhan jauh lebih berarti dari apa pun juga.

Ucapan syukur orang Kristen karena Tuhan Yesus Kristus mau menyertai umat-Nya.

D O A

renungan

Banyak kelahiran terjadi di muka bumi, namun ada satu kelahiran istimewa yang diingat sebagai peristiwa Natal! Kelahiran bayi dari perawan Maria di sebuah kandang hewan di kota kecil bernama Betlehem. Malaikat Tuhan dengan jelas berkata kepada Yusuf yang sedang bertunangan dengan Maria, bahwa bayi yang dilahirkan itu akan diberi nama Imanuel. Yesus, sang Juruselamat itu disebut juga Sang Imanuel, artinya Allah beserta kita. Keselamatan di dalam Tuhan Yesus itu telah mempertemukan Allah dengan manusia. Jadi, oleh Yesus Kristus, manusia yang terpisah jauh dari Allah karena dosa, menjadi dekat karena keselamatan yang dianugerahkan-Nya. Allah mau menerima manusia berdosa karena karya keselamatan Yesus Kristus. Ini adalah kebenaran yang ajaib. Manusia diselamatkan bukan hasil usaha dan jasa-jasanya melainkan karena kemurahan-Nya. Janji Malaikat Tuhan dalam peristiwa Natal sungguh dahsyat! Yesus, Sang Juruselamat itu adalah Allah yang mau menyertai umat tebusan-Nya. Inilah berkat terbesar! Murid-murid pernah tergoncang imannya, hidup penuh penderitaan dan terancam, namun Yesus Kristus justru mengutus mereka untuk pergi memberitakan Kabar Baik (Injil) kepada semua orang. Dia berjanji akan menyertai sampai akhir zaman. Di bulan Natal ini mari kita hayati kembali iman percaya kita di dalam Yesus Kristus, Sang Imanuel. Dia telah menganugerahkan keselamatan yang tak pernah bisa kita upayakan, tetapi sungguh telah kita terima. Dan berikutnya, bersyukurlah karena Dia, Sang Imanuel menyertai setiap langkah hidup kita. Jika Dia beserta, apalagi yang harus kita khawatirkan dalam hidup ini? (LB)


Bacaan Alkitab Setahun

2 Petrus 1-3

rabu, 21 desember 2016

Jalan Tuhan Yang Terbaik MATIUS 2:1-12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. Matius 2:12

Rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi kita.

Hidup selalu berada pada kehendak Allah, tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri.

D O A

renungan

Orang-orang Majus datang dari Timur menuju ke Yerusalem hendak mencari bayi Yesus yang baru lahir. Mereka menyangka bahwa Sang Raja lahir di istana raja di ibukota, karena pada umumnya memang demikian. Itulah sebabnya mereka bertanyatanya tentang tempat Sang Raja dilahirkan (ayat 2). Raja Herodes yang ditanya pun tidak mengetahui tempat kelahiran Sang Raja. Bahkan dengan diam-diam ia memanggil semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi untuk mencari tahu kapan dan di mana bayi Yesus dilahirkan. Tetapi, sebenarnya Raja Herodes mempunyai niat jahat yaitu hendak membunuh bayi Yesus itu. Disuruhnya para Majus untuk mencari Yesus dan memberitahukan keberadaan-Nya. Setelah berjumpa dengan bayi Yesus, maka bersukacitalah orang-orang Majus itu. Sepulang dari tempat itu, mereka tidak melaporkannya kepada Raja Herodes, melainkan pulang melalui jalan lain sesuai dengan petunjuk Allah yang mereka peroleh melalui mimpi. Itulah cara Allah Bapa melindungi Sang Bayi Natal (ayat 12). Dalam hidup ini kita seringkali menghadapi persimpangan jalan. Sebagai manusia kita cenderung mengulangi cara yang sama. Jalan dari mana kita datang biasanya digunakan juga sebagai jalan ke mana kita pergi. Padahal seharusnya tidak selalu demikian. Adakalanya kita memiliki rencana-rencana yang nampaknya baik menurut kita, tetapi sebenarnya tidak baik menurut Tuhan. Tuhan selalu punya jalan yang lebih tepat bagi hidup kita, baik rencana untuk pendidikan anak-anak, pekerjaan, masa depan dan rumah tangga kita. Jika kita mengikutsertakan Tuhan untuk campur tangan, maka semuanya akan menjadi indah pada waktunya. Dia akan menuntun langkah-langkah hidup kita untuk tetap berada pada pusat kehendak-Nya. (DI)


kamis, 22 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

1 Yohanes 1-3

Yusuf dan Maria LUKAS 1:26-38 Kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Lukas 1:27

Menaati Allah agar kehendak-Nya dinyatakan di dalam dan melalui diriku.

Tuhan, ajarlah aku membuka diri untuk taat dan percaya akan firman-Mu seperti Yusuf dan Maria.

D O A

renungan

Bagaimana seseorang merespons pemberian Allah? Bagaimana ia merespons rancangan Allah bagi dirinya, yang juga merupakan rancangan bagi dunia? Mungkin mulanya Yusuf merasa dunia seolah miliknya. Ia sudah memiliki pekerjaan sebagai tukang kayu dan pertunangannya dengan Maria yang tentu membahagiakan hatinya. Namun tiba-tiba dunia terasa runtuh! Maria Hamil, padahal mereka belum hidup sebagai suami istri. Hati Yusuf sungguh kecewa karena merasa dikhianati. Meski mencintai Maria pasti sulit bagi dia untuk memercayai Maria. Lalu apa yang harus dia lakukan? Hukum yang berlaku saat itu bagi para pelaku zinah adalah dilempari dengan batu sampai mati. Ini bisa menjadi alasan untuk memutuskan pertunangan. Namun Yusuf memilih untuk memutuskan pertunangan itu secara diamdiam. Ia tidak akan mempermalukan Maria di depan umum. Sementara itu Maria sedang menata hati oleh berita yang dibawa malaikat Gabriel tentang kelahiran seorang anak laki-laki melalui kandungannya. Bagaimana mungkin hamil sebelum menikah? Akan tetapi, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bila ia dipilih untuk melahirkan Mesias, itu merupakan kasih karunia Allah. Maka, meskipun peristiwa itu dapat menjatuhkan nama baiknya sebagai seorang gadis, tidak ada bantahan yang terlontar dari bibirnya. Pemberitahuan malaikat baik kepada Yusuf dan Maria direspons dengan sangat positif oleh mereka berdua. Yang terucap adalah kalimat ketaatan dan kesadaran akan diri sebagai hamba Allah. Kepatuhan dan keterbukaan pada kehendak Allah menjadi teladan bagi kita. Namun bukan berarti bahwa Yusuf dan Maria harus diagungkan melebihi manusia dan kita samakan seperti Tuhan. Melalui Yusuf dan Maria, kita diajar untuk membuka diri pada Allah dan siap untuk taat kepada-Nya, agar rencana-Nya dinyatakan dalam dan melalui kita. (YR)


Bacaan Alkitab Setahun

1 Yoh 4 - 2 Yoh 1

jumat, 23 desember 2016

Perkenanan Tuhan LUKAS 1:26-38 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Lukas 1:28

Yang harus kita rindukan adalah selalu memperoleh perkenanan Tuhan.

Kerinduan setiap orang percaya untuk memperoleh perkenanan Tuhan.

D O A

renungan

Setiap Natal nama Maria sering dimunculkan dalam narasi, puisi, drama Natal, dan khotbah Natal, karena ia adalah seorang anak dara yang diperkenan Tuhan untuk mengandung oleh Roh Kudus dan memperanakkan bayi Yesus. Mengapa Maria mendapatkan perkenanan Tuhan? Pertama, perkenanan Tuhan atas Maria merupakan kedaulatan-Nya sejak sebelum dunia dijadikan. Allah kita adalah Sang Perencana Agung yang telah memilih dan menetapkan orang-orang tertentu sejak dalam kekekalan (Efesus 1:4, 11). Kedua, Maria selalu bertanya di dalam hati dan menyimpan segala peristiwa di dalam hatinya, tidak 'membocorkan' rahasia yang Tuhan tetapkan atas hidupnya (ayat 29). Ketiga, Maria adalah seorang yang mau menanggung risiko. Dengan kondisi mengandung oleh Roh Kudus, tentu Maria dianggap tidak normal, bahkan ia bisa diceraikan oleh Yusuf tunangannya. Tetapi, karena ia tahu itu adalah kehendak Tuhan, maka risiko apa pun siap dihadapinya. Keempat, Maria percaya akan janji Tuhan bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya (ayat 37). Kelima, Maria adalah seorang yang rendah hati yang ditunjukkan dalam perkataannya, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu� (ayat 38). Dalam hidup ini kita membutuhkan perkenanan Tuhan, bukan hanya perkenanan manusia. Bagian Tuhan adalah menetapkan perkenanan itu, tetapi bagian kita adalah empat hal ini: banyak menyimpan pesan Tuhan di dalam hati kita, bersedia menanggung risiko demi kebenaran, percaya akan janji-Nya, dan hidup penuh kerendahan hati sebagai hamba Tuhan yang taat kepada-Nya. (PF)


sabtu, 24 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

3 Yoh 1 - Yudas 1

Bukan Kebetulan LUKAS 2:1-7 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Mikha 5:1

Setiap peristiwa yang kita alami bisa merupakan rencana Tuhan bagi kita.

Tuhan, aku percaya peristiwa yang aku alami bukan suatu kebetulan, tetapi Tuhan sudah merencanakannya.

D O A

renungan

Adakah kejadian yang kita alami suatu kebetulan? Pasti ada dan banyak kali terjadi. Misalnya kita sedang pergi ke suatu tempat. Di sana kita bertemu dengan seorang teman yang sudah lama berpisah kemudian kita mengobrol. Namun, ada kejadian yang bukan bersifat kebetulan yang kita alami, entah itu hal yang membuat kita gembira atau sebaliknya. Peristiwa yang pernah terjadi yaitu sensus penduduk, atas perintah Kaisar Agustus pada zaman Israel dikuasai oleh Romawi adalah bukan suatu kebetulan. Pada waktu itu Yusuf dan Maria tinggal di Nazaret, sementara Maria sedang mengandung bayi Yesus dan sudah dekat waktunya hendak melahirkan. Terpaksa Yusuf dan Maria harus melakukan perjalanan ke Betlehem, kota Daud karena Yusuf berasal dari keluarga dan keturunan Raja Daud. Jika tidak ada sensus penduduk, tentu Yusuf dan Maria tidak akan bersusah-susah pergi ke Betlehem dan Yesus tidak akan dilahirkan di Betleham tetapi di di Nazaret. Tetapi, skenario Allah yang sudah dinubuatkan oleh nabi Mikha menyatakan bahwa Mesias yaitu Yesus akan dilahirkan di Betlehem (Mikha 5:1-2). Jadi, sensus penduduk yang terjadi pada saat itu sebenarnya bukan semata-mata atas inisiatif Kaisar Agustus, tetapi Allahlah yang berinisiatif melalui Kaisar Agustus sehingga nubuatan Nabi Mikha tergenapi. Ketika kita diizinkan oleh Tuhan mengalami suatu peristiwa entah itu baik, atau bahkan sesuatu yang buruk sekalipun, yakinlah bahwa semua yang terjadi bukan suatu kebetulan tetapi rencana Tuhan dalam hidup kita. Dan, percayalah bahwa di balik semua peristiwa yang kita alami yang merupakan rencana Tuhan, pastilah Tuhan turut campur tangan di dalamnya sampai kita bisa berkata bahwa rencana itu indah dan baik adanya. (LL)


Bacaan Alkitab Setahun

Wahyu 1-3

minggu, 25 desember 2016

Sukacita Natal LUKAS 2:8-20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah ‌ Lukas 2:20

Bagikan Sukacita Natal kepada wong cilik dan kaum marjinal.

Kepedulian membagikan sukacita Natal kepada orang lain.

D O A

renungan

“Wong cilik� adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk menunjukkan kepada masyarakat kecil yang tingkat kebutuhannya baru pada tingkat pertama, yaitu urusan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Pada umumnya, mereka sangat bersukacita apabila kebutuhan primer mereka terpenuhi, dan orang lain memanusiakan mereka. Allah yang telah mengaruniakan Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Kristus, mengutus malaikat-Nya ke Betlehem untuk memberitakan kabar sukacita kepada para gembala, yang termasuk wong cilik. Allah memanusiakan mereka, dan menganggap mereka layak menerima kabar sukacita Natal yang pertama itu. Itu berarti Allah sangat memedulikan wong cilik. Yesus Kristus yang kaya itu rela menjadi miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya. Ia bermaksud mengangkat harkat wong cilik menjadi sasaran kasih-Nya. Ketika para gembala menjumpai bayi Yesus bersama dengan Maria dan Yusuf, mereka kembali sambil memuji dan memuliakan Allah. Mari kita memiliki hati Allah. Sukacita Natal mungkin telah terbiasa bagi kita. Baju-baju bagus pun bisa kita beli dengan mudah. Tetapi, bagaimana dengan wong cilik? Mari kita menghargai mereka sebagai sesama manusia. Tidak menganggap mereka sebagai alat melainkan memanusiakan mereka. kita bisa mengunjungi wong cilik yang terdekat dengan kita dan membagikan berkat Natal kepada mereka. Bukan masalah kecil besarnya berkat Natal yang mereka terima, melainkan lebih kepada makna dari perhatian kita kepada mereka. Ketika kita membagikan sukacita Natal kepada mereka, maka kita pun membuat hati Bapa bersuka. Biarlah mereka kemudian memuji Tuhan atas segala berkat yang diterimanya dari Tuhan melalui kita. (PF)


senin, 26 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Wahyu 4-7

Menantikan Kedatangan-Nya LUKAS 2:21-40 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu. Lukas 2:29

Menerima Yesus Kristus Sang Mesias, membuat hidup ini jadi puas.

Pemberitaan Kabar Baik tentang Yesus Kristus, Sang Mesias.

D O A

renungan

Selalu ada sukacita ketika sekelompok masyarakat memperoleh informasi bahwa Presiden Joko Widodo akan datang ke kampung mereka. Mengingat bapak presiden memang senang blusukan dan dekat dengan rakyat, maka masyarakat yang didatangi tidak segan mendekat, mengajak berfoto bersama, menyampaikan keinginan dan harapan dengan leluasa, dan sebagainya. Saat Simeon dan Hana menantikan kedatangan Sang Mesias yang dijanjikan dalam nubuatan para nabi di Perjanjian Lama, tentunya mereka lebih bersukacita lagi. Penantian mereka yang berlangsung selama puluhan tahun telah menjadi kenyataan. Mengapa mereka begitu mengharapkan kedatangan Sang Mesias? Kalau kedatangan seorang presiden saja begitu menyenangkan, apalagi kedatangan Sang Mesias. Pasti jauh lebih istimewa, sebab Ia adalah Allah sendiri, yang tak terbatas, yang datang ke dalam dunia dalam pribadi Yesus Kristus untuk menebus manusia berdosa. Penebusan itu akan mengubah status kita sebagai manusia: dari musuh Allah menjadi anak-anak-Nya, asalkan kita mau percaya dan menerima-Nya. Itulah sebabnya Simeon berkata bahwa ia rela meninggalkan dunia ini, kembali pulang ke rumah Bapa di surga, sebab Simeon telah melihat dan berjumpa dengan Sang Mesias. Sudahkah Saudara mengenal dan berjumpa dengan Yesus Kristus, Sang Mesias? Jika belum, inilah saat yang baik untuk menerima Dia dan karya penebusan-Nya, sehingga kalau pun Saudara harus meninggalkan dunia ini, sudah ada tempat yang pasti di surga. Jika Saudara sudah mengenal dan menerima-Nya, tetaplah setia hingga Ia menjemput Saudara untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. (PF)


Bacaan Alkitab Setahun

Wahyu 8-10

selasa, 27 desember 2016

Firman-Nya Digenapi MATIUS 2:13-23 “Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci.” Markus 14:49

Firman Tuhan tidak ada yang batal.

Terimakasih Tuhan atas firman Tuhan yang tergenapi dalam hidupku.

D O A

renungan

Sejak Yusuf dan Maria ditetapkan Allah sebagai orang tua jasmani dari Yesus Kristus, mereka harus menjalani kehidupan yang “nomaden” yaitu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka tinggalkan Nazaret di Galilea dan pergi ke Betlehem di Yudea. Dari Betlehem mereka harus pindah ke Mesir dan tinggal di sana sambil menunggu sampai Herodes mati. Setelah Herodes mati mereka kembali lagi ke Nazaret dan menetap di sana. Kita akan melihat bagaimana firman Tuhan yang disampaikan oleh para nabi itu tergenapi. Pertama, keluarga Yusuf ini tinggal di Mesir atas perintah Tuhan melalui malaikat-Nya untuk menghindari upaya Raja Herodes yang hendak membunuh Yesus. Hal itu terjadi supaya firman Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Hosea itu tergenapi, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku (ayat 15 bdk. Hosea 11:1). Kedua, pembunuhan anak-anak di bawah usia dua tahun atas perintah Raja Herodes yang menyebabkan tangisan dan ratapan ibu-ibu terutama seorang wanita bernama Rachel karena kehilangan anak-anak yang dikasihi sesuai firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia (ayat 18 bdk. Yeremia 31:15). Ketiga, setelah Herodes mati, keluarga Yusuf tinggal di Nazaret sampai Yesus dewasa. Itu sebabnya Yesus sering disebut orang Nazaret (ayat 23), maka genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh para nabi. Dari hal-hal di atas berkaitan dengan kelahiran Yesus dan kehidupan-Nya yang telah dinubatkan itu, benar-benar digenapi oleh Allah melalui peristiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi. Dengan demikian, kita tidak perlu meragukan kebenaran firman Allah yang tertulis dalam Kitab Suci, sebaliknya semakin percaya bahwa setiap firman Allah yang telah diucapkan itu pasti juga digenapi dalam hidup kita (LL)


rabu, 28 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Wahyu 11-13

Melayani Dengan Rendah hati YOHANES 13:1-17 Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Amsal 16:18

Ingat bahwa kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhannya!

Setiap pelayan Tuhan mau melayani dengan rendah hati mengikuti teladan yang diberikan oleh Tuhan Yesus.

D O A

renungan

Panggilan Kristus terhadap orang percaya adalah panggilan untuk melayani. Oleh sebab itu setiap orang percaya harus menempatkan diri sebagai hamba. Ini berarti bahwa panggilan untuk melayani tidak bisa dipisahkan dari sikap rendah hati. Makin tinggi jabatan seseorang dalam pelayanan, maka seharusnya ia makin rendah hati. Soal melayani dengan rendah hati bagi orang Kristen, sebenarnya tidaklah sulit, karena Tuhan Yesus sudah memberi contoh ketika Ia masih bersama dengan murid-murid-Nya. Salah satu contoh pengajaran yang juga dipraktikkan oleh Tuhan Yesus tentang pentingnya melayani dengan rendah hati adalah ketika Tuhan Yesus hadir dalam perjamuan menjelang hari raya Paskah. Ketika itu Tuhan Yesus dan para murid-Nya sudah berkumpul, namun tidak seorang pun dari antara mereka yang mau saling melayani. Maka, bangunlah Tuhan Yesus dan menanggalkan jubah-Nya, lalu mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Padahal berdasarkan kebiasaan saat itu membasuh kaki orang biasanya dilakukan oleh orang yang jabatannya lebih rendah kepada orang yang jabatannya lebih tinggi. Ini berarti Tuhan sangat menghendaki setiap orang percaya yang siap melayani harus siap membuang sifat sombong dan menggantinya dengan sifat rendah hati. Melalui sikap rendah hati yang dimiliki pelayan Tuhan, Tuhan Yesus berharap supaya setiap pelayan Tuhan tidak mementingkan diri sendiri dan bersemangat mengedepankan kepentingan orang lain. Dengan demikian pelayanannya akan mendatangkan hasil yang maksimal dan memberkati orang-orang yang dilayani. (ADL)


Bacaan Alkitab Setahun

Wahyu 14-16

kamis, 29 desember 2016

Ku Terima Janji Allah YOHANES 1:1-18 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. Yohanes 1:12

Sudahkah engkau menerima janji Allah? Terimalah Yesus untuk keselamatan hidupmu.

Tuhan Yesus, terima kasih untuk janji-Mu, pemeriharaan-Mu dalam kasih sayang-Mu.

D O A

renungan

Bagaimana perasaan seorang anak jika mendapati bahwa janji yang pernah diucapkan oleh orang tuanya itu akhirnya terwujud? Tentu perasaan senang, bahagia, sukacita akan muncul dari hati anak itu. Sebaliknya, kalau janji itu tidak pernah terwujud, tinggallah perasaan sedih dan kecewa. Tetapi bukan demikian janji Tuhan kepada umat manusia. Janji Tuhan pasti digenapi, hanya bagaimana umat manusia itu mau menerimanya atau tidak. Kelahiran Yesus ke dunia ini merupakan janji Allah dalam rangka karya penyelamatan umat manusia dari dosa dan maut. Bagaimana manusia dapat menerima janji Allah itu? Allah hanya menyediakan satu jalan untuk penyelamatan manusia yaitu melalui Yesus Kristus. Ada beberapa langkah supaya manusia menerima janji Allah. Pertama, menerima Yesus Kristus. Untuk menerima semua janji Allah, terlebih dahulu harus menerima Yesus Kristus dengan segenap hati. Roma 10:9 berkata, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.� Paulus menegaskan kepada kita untuk mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan. Kedua, percaya dalam nama-Nya. Di saat kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi, maka kita perlu percaya bahwa Allah sanggup melakukan segala perkara. Kepercayaan itu perlu diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Doa, pujian, ibadah menjadi salah satu indikator bahwa kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Bila kedua hal di atas telah dilakukan, maka janji Allah berikutnya adalah diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah. Terimalah janji Allah sekarang juga, besok mungkin sudah terlambat! (PS)


jumat, 30 desember 2016

Bacaan Alkitab Setahun

Wahyu 17-19

Pengharapan Penuh Kebahagiaan 1 YOHANES 3:1-10 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. 1 Yohanes 3:3

Ada beberapa ragam berita kematian yang dimuat di dalam surat kabar. Sebagian besar judulnya bertuliskan “Berita Duka Cita”, sebagian lagi berjudul “Rest in Peace” atau beristirahat dengan tenang. Namun, pernah suatu kali sebuah surat kabar menuliskan “Pindah Alamat”. Cukup menarik untuk ukuran sebuah berita kematian. Namun, melalui frasa ini kita diingatkan tentang pengharapan manusia selama ribuan tahun – secara khusus orang-orang yang hidup pada zaman Perjanjian Lama yang belum memiliki gambaran jelas tentang “nasib” mereka setelah mati. Mengapa? Karena mereka masih belum bisa melihat seluruh gambaran (grand design) Allah tentang keselamatan, yang begitu jelas disampaikan pada masa Perjanjian Baru. Pengharapan ini terjawab melalui hadirnya Yesus Kristus ke dunia di dalam peristiwa Natal.

Pengharapan kepada Yesus Kristus tidak pernah sia-sia.

Bagi orang-orang yang masih belum memiliki pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus.

D O A

renungan

Apa respons kita setelah mengetahui bahwa pengharapan sejati itu hanya ada di dalam nama Yesus Kristus? Pertama, percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Ketika kita percaya kepada-Nya, firman Allah berkata bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Dengan demikian, kita memiliki hak waris Kerajaan Allah (ayat 2; Yakobus 2:5). Kedua, berbuat kebenaran. Daging senantiasa membawa kita mendekat kepada dosa, namun sebagai “orang yang lahir dari Allah” kita tidak bisa tinggal dan hidup di dalam dosa (ayat 9). Benih ilahi akan mendorong kita untuk selalu berbuat kebenaran (ayat 10). Ketiga, memahami dengan benar bahwa kebahagiaan itu tidak berbicara tentang hidup di dunia tanpa masalah. Namun, kita tahu bahwa pengharapan terbesar kita adalah hidup di dalam kekekalan bersama dengan Tuhan, alias “Pindah Alamat”. Kita yang seharusnya menghuni alam maut telah Tuhan pindahkan ke dalam kehidupan yang kekal (1 Yohanes 3:14a). (AW)


Bacaan Alkitab Setahun

Wahyu 20-22

sabtu, 31 desember 2016

Doa Syukur Dan Permohonan 2 TAWARIKH 6:12-42 Engkau yang tetap berpegang pada janji-Mu terhadap hamba-Mu Daud, ayahku, dan yang telah menggenapi dengan tangan-Mu apa yang Kaufirmankan dengan mulutMu, seperti yang terjadi pada hari ini. 2 Tawarikh 6:15

Bait Allah yang dibangun Salomo berdiri dengan sangat megah. Setelah pembangunan selesai, Salomo memuji Tuhan yang telah menyelesaikannya. Salomo menyadari adanya campur tangan Tuhan. Ia menghadap Tuhan dengan berlutut dan menengadahkan tangannya membawa doa di hadapan Tuhan. Apa isi doa Salomo? Pertama, Salomo menaikkan doa pengagungan kepada Tuhan yang memelihara perjanjian dan kasih setia, yang memegang janji-Nya kepada Daud, ayahnya serta menggenapinya. Kedua, ia memohon supaya Tuhan tetap memelihara perjanjian-Nya kepada keturunan Daud dengan syarat tetap hidup menurut hukum Tuhan. Ketiga, ia memohonkan ampun apabila umat Tuhan berbuat dosa dan Tuhan menjadi pembela mereka yang berlaku benar. Keempat, Salomo memohonkan berkat juga untuk orang asing yang datang di rumah Tuhan supaya seluruh penjuru bumi mengenal nama Tuhan dan takut kepada Tuhan. Tuhan menerima doa Salomo, maka kemuliaan Tuhan “Shekinah Glory” memenuhi Bait Allah. Orang Israel bersukacita sambil berlutut dan menyembah Tuhan serta menyanyikan syukur, “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (1 Tawarikh 7-1-3). Hari ini kita berada di akhir tahun 2016. Tentu banyak hal yang telah terjadi dalam hidup kita. Apa pun itu, yang pasti Tuhan tidak pernah meninggalkan orang benar. Mari kita panjatkan doa syukur atas segala sesuatu yang Tuhan sudah genapi dalam hidup kita. Mari kita ucapkan, “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Kita naikkan juga doa syafaat untuk bangsa dan negara kita, bahkan untuk orang-orang “asing” supaya mereka mengenal Tuhan kita Yesus Kristus.

Tuhan pegang janji-Nya dan menggenapinya.

Terimakasih Tuhan atas penggenapan janji-janji-Mu.

D O A

renungan

(LL)


Artikel Lepas

Oleh :

Pdt. Petrus F. Setiadarma


Dalam Perjanjian Lama, ada tiga jabatan penting yang membutuhkan pengurapan dari Roh Kudus, yaitu: raja, imam, dan nabi. Mereka menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing. Fungsi pelayanan seorang nabi adalah menjadi wakil Tuhan bagi umat, yaitu menyampaikan pesan Tuhan. Pesan-pesan yang disampaikan oleh para nabi itu bisa berbentuk pimpinan Tuhan terhadap keputusan yang akan mereka ambil (misalnya: Nabi Zakharia yang menyampaikan pesan Tuhan kepada Zerubabel yang sedang membangun kembali Bait Allah); teguran Tuhan atas umat-Nya yang menyimpang dari segala perintah dan peraturan yang telah ditetapkan-Nya (misalnya: teguran yang disampaikan oleh Nabi Yoel akan datangnya bencana belalang hingga umat Tuhan mau bertobat); penghiburan dari Tuhan atas kehidupan umat-Nya yang sedang menderita (misalnya: pesan Tuhan yang disampaikan Nabi Yeremia terhadap umat Tuhan yang berada di Babilonia). Salah satu jenis nubuat yang berisi penghiburan adalah nubuat akan datangnya seorang Mesias (artinya 'Yang Diurapi'). Nubuatan semacam itu disebut Nubuatan Mesianik. Dalam artikel singkat ini kita akan belajar memahami Nubuatan Mesianik ini. Beberapa Nubuatan Mesianik Istilah Mesias berasal dari kata kerja Ibrani masah yang berarti “melumuri atau mengurapi.” Mesias (Arab: Al-Masih) berarti “Yang Diurapi.” Nubuatan Mesianik berarti

janji Tuhan yang disampaikan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama tentang akan datangnya Sang Mesias. Beberapa Nubuatan Mesianik dalam Perjanjian Lama meliputi hal-hal berikut ini: - Silsilah dan Kelahiran-Nya – Dalam Kejadian 3:15 dinyatakan bahwa 'keturunan perempuan' akan meremukkan kepala ular, dan selanjutnya Mesias berasal dari garis keturunan Sem, Abraham, Ishak, Yakub, Yehuda, … Daud, … hingga Yusuf, t u n a n g a n M a r i a . Ye s a y a menubuatkan bahwa Mesias akan lahir dari seorang anak dara (Yesaya 7:14), dilahirkan di Kota Betlehem (Mikha 5:1). - Pelayanan-Nya – Nabi Yesaya menyampaikan nubuatan tentang pelayanan Mesias (Yesaya 53:4), pengajaran-Nya yang banyak menggunakan perumpamaan (Mazmur 78:2), penolakan yang diterima-Nya (Zakharia 13:7). - Penderitaan dan Kematian-Nya – Mazmur 22 dengan sangat rinci menyatakan nubuatan terhadap penderitaan Mesias, bahwa Ia akan berseru, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (ayat 1); adanya olokan dari orang yang tidak memahami tujuan penderitaan dan kematian-Nya (ayat 9); saat darah mengucur dari lambungNya yang bercampur dengan air (ayat 15); saat tangan dan kakiNya ditusuk dan dipaku (ayat 17); saat jubah-Nya diundi oleh


para prajurit (ayat 19). Demikian pula dengan kematianNya yang mengerikan, tetapi oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:5). - Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke Surga – Mazmur 16:10 menubuatkan kebangkitan Sang Mesias dari antara orang mati, dan Mazmur 68:18 menubuatkan kenaikan-Nya ke surga. - Kedatangan-Nya kembali – Pemerintahan-Nya dalam Kerajaan Seribu Tahun Damai, yaitu saat Ia datang kembali telah dinubuatkan dalam Yesaya 11:1-6. Ayat-ayat yang penulis paparkan di atas baru sebagian dari sekian banyak Nubuatan Mesianik. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Allah sangat konsisten atau ajeg dengan janji-janji yang disampaikan-Nya melalui para nabi. Para nabi pun dengan setia menyampaikan nubuatan itu sekalipun mereka tidak dapat menyaksikan penggenapan nubuatan tersebut. Penggenapan Nubuatan Mesianik Siapakah yang menggenapi Nubuatan Mesianik tersebut? Dengan jelas Alkitab mencatat bahwa Yesus dari Nazaret, yang lahir dari anak dara Maria adalah Mesias yang dijanjikan. Ia sendiri memberikan respons tidak menolak ketika salah seorang murid-Nya, yaitu Simon Petrus, menyatakan

bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Matius 16:16-17). Itulah sebabnya, Yesus disebut Kristus (dari istilah Yunani Christos yang sama artinya dengan istilah Ibrani Mesias). Tidak ada satu pun dari Nubuatan Mesianik yang tidak digenapi di dalam pribadi dan karya Yesus Kristus. Dari awal Iblis berusaha menggagalkan janji Allah ini, termasuk upaya Haman untuk membasmi semua orang Yahudi di seluruh wilayah Kerajaan Persia. Namun dengan campur tangan Tuhan, upaya itu gagal total. Malahan Haman sendiri yang kemudian dihukum mati sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Ester. Ketika Tuhan Yesus Kristus membacakan bagian dari Kitab Nabi Yesaya, yaitu Yesaya 61:1-2, Ia menyatakan, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Lukas 4:21). Tanda-tanda kemesiasan-Nya pada masa itu banyak diragukan karena Ia berasal dari Nazaret, dari keluarga Yusuf, tukang kayu yang sederhana. Namun sebenarnya, dengan melihat pelbagai mukjizat dan tanda ajaib yang dilakukan-Nya, mereka tidak dapat membantah fakta itu. Para pemimpin agama Yahudi dan orangorang Yahudi pada umumnya, termasuk murid-murid Yesus sangat mengharapkan Yesus Kristus sebagai Mesias yang menunjukkan keperkasaan-Nya dengan melawan p e m e r i n t a h a n Ro m a w i y a n g


menjajah mereka. Mereka menginginkan adanya Mesias yang sesuai dengan pola pikir mereka sendiri. Ketika Yesus Kristus justru datang untuk melepaskan mereka dari penjajahan dosa – yang pasti lebih mengerikan daripada penjajahan politis – mereka tetap tidak siap menerima-Nya. Hingga kini pun orang-orang Yahudi masih terus menantikan Mesias yang dijanjikan itu, yang sebenarnya telah digenapi sepenuhnya di dalam pribadi dan karya Tuhan Yesus Kristus. Implikasi Nubuatan Mesianik bagi Orang Kristen Dengan memahami Nubuatan Mesianik ini, kita memperoleh banyak berkat rohani. Pertama, kita memperoleh berkat luar biasa sebab bukan saja Alkitab Perjanjian Baru yang diberikan Allah kepada kita, tetapi juga Alkitab Perjanjian Lama. Ternyata di dalamnya banyak berisi janji Allah yang begitu ajaib. Jika selama ini kita mengabaikan pembacaan terhadap Perjanjian Lama karena banyak bagian yang mungkin tak mampu kita pahami, kini mari kita tetap setia membaca Perjanjian Lama juga dan meminta Roh Kudus menolong kita untuk memahami sesuai dengan konteksnya. Kita dapat menemukan Kristus dalam Perjanjian Lama seperti yang Tuhan Yesus sendiri sampaikan (Yohanes 5:39). Kedua, kita mempunyai

Allah yang setia! Dalam perjalanan umat Tuhan banyak hal yang menyakiti hati-Nya, tetapi Allah tetap setia untuk menggenapi janjiNya (Ibrani 10:23). Ketidaksetiaan kita sebagai manusia tidak dapat membatalkan kesetiaan Allah. Bahkan upaya Iblis pun diporakporandakan-Nya. Apapun yang Iblis hendak lakukan untuk membatalkan rencana-Nya tidak akan pernah berhasil. Oleh sebab itu, kita tidak perlu takut terhadap apa pun. Dunia sekitar kita bisa berubah, tetapi kesetiaan Allah kepada kita tidak pernah berubah! Ketiga, kita semakin percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Mesias yang dijanjikan sehingga kita tidak perlu menantikan datangnya 'mesias yang lain'. Dialah satu-satunya Juruselamat dunia (Yohanes 14:6). Apa yang tertulis tentang Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama telah digenapi (Lukas 22:37). Keempat, hidup dalam pengharapan akan masa depan yang lebih baik (Ibrani 11:40a), termasuk janji Kedatangan-Nya kembali. Rasul Paulus memang menyatakan bahwa di Zaman Akhir akan datang masa yang sukar dan kini hal itu sedang terjadi (2 Timotius 3:1-5), tetapi fokus kita adalah kepada janji-Nya untuk mengangkat kita ketika sangkakala Allah berbunyi (1 Tesalonika 4:16-17). Tetaplah setia sampai akhir, dan kita akan menerima mahkota kehidupan! <


Ruang Kesaksian

Tuhan Itu Baik Oleh : Arnandy Giovanny

Tuhan sedang mengajarkan kepada keluarga kami, bahwa kami hanyalah manusia yang tanpa kemurahan-Nya kami bukanlah siapasiapa dan tanpa Tuhan tidak bisa berbuat apaapa. Seringkali manusia sombong, merasa kuat dan hebat, tetapi saat menghadapi pergumulan baru sadar, bahwa tanpa Tuhan tidak mampu berbuat apa-apa. Saya termasuk orang yang terbilang teliti dan berhati-hati dalam segala hal, terlebih lagi dalam pekerjaan. Saya mendapatkan pekerjaan dengan sales tiga orang, sebagai perwakilan Semarang. Beberapa bulan berjalan, semuanya baik dan lancar. Saya bekerja selalu sesuai prosedur perusahaan. Tetapi beberapa saat kemudian, saya merasa sudah tidak cocok bekerja di sana, dan saya memutuskan untuk berhenti. Saya mengajukan surat pengunduran diri satu bulan sebelumnya. Selama proses audit, saya anggap tidak ada masalah, karena saya tidak pernah memakai uang perusahaan dan bekerja sesuai prosedur. Namun kenyataannya tidaklah demikian, ternyata ada dua sales yang selama ini melakukan kecurangan di belakang saya, yaitu bekerjasama dengan driver dari kantor pusat. Perusahaan menuntut saya untuk menyelesaikan masalah ini. Terlebih lagi, sales tersebut sempat melarikan diri. Tetapi, karena pertolongan Tuhan, sales tersebut dapat ditemukan walaupun dengan cara yang saya pikir mustahil. Mencari mereka seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Namun saya percaya bahwa Tuhanlah yang menolong saya, sehingga mereka dapat ditemukan. Setelah bertemu, saya menasihati mereka supaya jika mereka berbuat harus bertanggung jawab dan saya menyerahkan kasus ini untuk diselesaikan secara kekeluargaan antara mereka dan perusahaan sehingga akhirnya ada kesepakatan antara mereka sendiri dan perusahaan. Dengan adanya kasus ini, saya tidak menerima gaji 1,5 bulan yang seharusnya saya terima, sedangkan tabungan saya hanya sedikit. Tetapi, saya yakin Tuhan tetap sediakan berkat buat keluarga kami. Saya percaya Tuhan itu baik dan pasti memberikan jalan keluar dalam setiap pergumulan. Dari kejadian ini, saya belajar bahwa saya tidak bisa percaya kepada manusia 100% meskipun nampaknya orang itu baik, dan saya belajar untuk berharap dan percaya kepada Tuhan Yesus saja. <


Berkat Tuhan Ulangan 28:2-6 Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.


Berkat Tuhan Ulangan 28:2-6 Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.