ARKIPEL PENAL COLONY - 5th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival

Page 24

PERNYATAAN ARTISTIK

PENAL COLONY: Membaca Reruntuhan Aturan Hafiz Rancajale Direktur Artistik

Dalam soal revolusi nasional, apakah bangsa yang terjajah yang berjuang untuk membela kemerdekaannya itu sesungguhnya menjadi bangsa yang merdeka dalam segala lapangan hidupnya terhadap bangsa lain, atau kembali dijajah dengan cara lama atau cara baru. —— Tan Malaka, Dari Penjara Ke Penjara, 1948.

Generasi sekarang mungkin saja tidak terlalu peduli bagaimana aturan-aturan yang kita jalani dalam kehidupan hari-hari ini adalah buah dari berbagai uji coba, spekulasi, kesepakatan-kesepakatan, dan pemaksaan yang dilakukan satu kelompok atau bangsa penguasa terhadap kelompok yang lain dalam berabad-abad perubahan peradaban modern. Aturan-aturan itu telah mengubah cara hidup manusia modern menjadi sebuah keteraturan yang dianggap manusiawi. Keteraturan itu menuntut kesepahaman atas dirinya dan menyiapkan konsekuensi-konsekuensi logis bagi ketidaksepahaman, yakni hukuman. Celakanya, pengendali kuasa dengan aparatusnya menggunakan sebagian besar aturan-aturan itu sebagai alat untuk menekan; tidak jarang, penggunaannya dengan dalih menjaga stabilitas. Pengendali kuasa menutup peluang subversif melalui berbagai aturan tambahan lainnya yang dikemas sedemikian rupa sehingga masyarakat pun tidak merasakan bahwa mereka sedang dikontrol. Gambaran itulah yang ditulis Kafka dalam cerpennya, In The Penal Colony. Kafka mengilustrasikan instrumen hukuman dan kontrol sebagai aparatus kekuasaan, yang mana aparatus itu mendesakkan disiplin dengan cara menorehkan vonis di tubuh terhukum. Dalam kisahnya, Kafka meruntuhkan mesin eksekusi yang sudah ia gambarkan sebagai representasi fisik dari sistem hukuman itu; menandakan adanya perubahan menuju sistem dominasi baru yang tak lagi membutuhkan bentuk yang konkret. Hukuman menjadi tidak terlihat, namun terasa secara fisik—sebuah sistem aturan yang jelas penuh logika, namun mengerikan. ARKIPEL - Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival dengan penuh kesadaran memilih tema “Penal Colony” untuk berusaha menemukan cara-cara filem dalam membingkai pembahasaan mengenai tema “aturan”, “keteraturan”, “hukuman”, “aparatus”, “para terhukum”, dan persoalan 2  |  ARKIPEL: PENAL COLONY


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.