Halaman Papua

Page 42

Sinema Papua yang Sedang Bergerak Mahardika Yudha Fasilitator Halaman Papua

Pukul 7 pagi. Matahari tertutup oleh kabut. Begitupun dengan bukit Pikhe yang berada di belakang biara Paroki Pikhe yang biasanya menyapa saya tiap siang, kali ini ia bersembunyi di balik kabut yang memotong jarak pandang saya hanya 10 meter ke depan. Suara gemuruh datang dari arah Barat. Tak lama berselang, badan pesawat muncul dari balik awan. Tubuh besar berwarna hijau tua. Pesawat Hercules sebentar lagi mendarat. Entah dari Jayapura, Merauke, Biak, atau dari wilayah Papua atau Papua Barat lainnya. ‘Kabut ini akan menutupi Lembah Balim mungkin sekitar 3 jam ke depan,’ ujar hati saya. Sebentar lagi, lembah indah yang kaya akan tradisi bahasa gambar dan bebunyian yang membuat takjub para misionaris Belanda ketika pertama melihatnya itu akan terlihat. Tidak hanya terlihat di mata saya, tetapi juga di lensa kamera mereka. I Para partisipan malu-malu ketika menggunakan kamera di lapangan. Mereka belum terbiasa ‘menenteng’ kamera di jalanan dan memberikan semacam pernyataan bahwa mereka sedang membuat filem. Begitupun dengan masyarakat yang hadir di lokasi ketika itu. Mereka merasa terusik dengan kehadiran kamera atau mungkin sebenarnya mereka merasa terusik dengan trauma pemberitaan media. Namun, lama-kelamaan situasi menjadi cair. Apalagi mereka mulai mengenali sosok yang berada di balik kamera, si warga setempat yang juga tetangga, saudara sesuku, ataupun kawan mereka. Dengan ‘polanya sendiri’, si warga setempat ini meloncat ke sana ke mari membawa kameranya. Saya tertegun memperhatikan kawan baru saya ini. Pola pengambilan gambar ini hanya bisa dipahami dan dimiliki oleh mereka, si warga setempat. Saya mencoba memegang kamera sendiri. Mencoba untuk mempraktekkan apa yang sudah saya amati lalu menghafal jalur dan arah si subyek di dalam beraktifitas. Ternyata sial. Meleset sama sekali. Pengalaman hidup selama satu bulan tidak membuahkan hasil. Transfer pengetahuan dari warga setempat kepada saya tidak berhasil. Apakah mungkin harus lebih 40


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.