Halaman Papua

Page 133

benar-benar deras, tiba-tiba hujan reda lagi dan…, eh, betapa terkejutnya saya saat melihat Mantri Anto yang sangat saya kenal datang. Sebelum saya menyapa, Mantri memanggil saya lebih dulu, dengan panggilan saya sewaktu kecil, “Man, ngapain kamu?” “Ah, ada syuting filem dokumenter,” jawab saya dengan tegas. Sepertinya dia sudah mengerti kedatangan kami. Mantri Anto pun mulai melakukan aktivitasnya, yaitu membuka kantor Kepala Puskesmas dan memanaskan mobil pusling. Tiba-tiba, dia memberitahukan bahwa dia akan mengambil bubur. Dalam benak, saya bertanya, “Bubur apa?” sambil menatapnya binggung. Tanpa menghiraukan kebingungan saya, dia pun berjalan dengan mengendarai mobil pusling. Menyadari pentingnya momen itu, saya dan Kak Fabian mengejarnya dengan motor. Tanpa bertanya lebih jauh lagi, kami menuju tempatnya, dan ternyata dia memang betul-betul mengambil bubur. Ketika mobil pusling itu hendak berangkat lagi dari rumah tempat diambilnya bubur, saya ikut naik ke dalam mobil dan duduk di sebelah Mantri Anto yang menyetir. Kami kembali ke puskesmas membawa bubur itu. Saya saat itu ingin sekali bertanya padanya, tapi malu. Tapi, mau tidak mau, memang harus bertanya. Akhirnya kami pun bercakap-cakap sebagaimana kami berteman dulu. “Kata Kepala Puskesmas, buburnya itu selalu ada setiap posyandu…?” tanya saya. “Iya, selalu ada,” jawabnya. “Ini merupakan salah satu program PMT (pemberian makanan tambahan-red) dan juga sebagai alasan untuk menarik perhatian ibu-ibu ke posyandu.” “Iya, ya! Salah satu teknik mengambil perhatian juga ya…!?” Tiba kembali di puskesmas, saya diinstruksikan oleh Abang Zikri untuk lengket dangan Mantri Anto, orang yang akan kami jadikan subjek 131


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.