Participatory Design Method - Balai Desa Sukoharjo

Page 1


PROFIL & SURAT PERNYATAAN KEASLIAN DOKUMEN

Nama : Fandi Suwenda Kwek NIM : 19512094 Mata Kuliah : Architecture Design Studio 1 Kelas : E

Dokumen Design Report yang dibuat dikerjakan sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak lain, dengan data yang telah dikumpulkan lalu dimasukan ke dokumen sebagai hasil dari studi yang telah dilakukan selama perkuliahan di mata kuliah Architecture Design Studio 1. Dokumen ini digunakan sebagai hasil akhir yang akan dikumpulkan untuk produk Ujian Akhir Semester (UAS) Architecture Design Studio 1

Yogyakarta, 19 Januari 2022

Fandi Suwenda Kwek


ABSTRAK

P

ada project kali ini, kita akan mencoba melakukan desain dengan cara participatory design yang merupakan salah satu metode desain yang melibatkan masyarakat ataupun klien pada proses desainnya. kita akan mencoba untuk berinteraksi langsung dengan klien dan masyarakat/user.

L

okasi yang akan diteliti adalah Balaidesa Sukoharjo, kita akan mencoba melihat masalah yang ada di Balai desa, dan kita akan bersama sama mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada site tersebut dengan metode partisipatory design.


BALAI DESA SUKOHARJO GAMBAR BANGUNAN :

Lokasi site : Lokasi site JL. Besi Jangkang, KM. 1, Ngaglik, Sukoharjo, Klidon, Sukoharjo, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581. dengan luas site 1,376.72 m2. Permasalahan Site Balai desa Sukoharjo adalah bangunan milik desa tempat warga desa berkumpul pada waktu mengadakan musyawarah atau pertemuan. Namun, dilihat dari tampak luar bangunan ini kurang memiliki daya tarik, juga kurangnya pemaksimalan performa bangunan untuk menampung jumlah warga yang cukup padat. Pengguna balai desa Sukoharjo adalah warga Desa Sukoharjo yang mayoritas adalah orang dewasa. Bisa juga dimanfaatkan oleh para pemdua untuk pentas daerah.

Remaja

Dewasa

Profil Pemilik/Pemgguna Bangunan Pemilik (Lurah) : Hadi Subronto Pengurus : Jasmo Yainu Karyawan : Dwi Ari Libaryanto, ST

Lansia



WHAT IS PLACEMAKING AS A COMMUNITY SPACE?

P

lacemaking adalah proses yang berpusat pada orang dan kebutuhan, aspirasi, keinginan, dan visi mereka, yang sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Placemaking menunjukkan bahwa penciptaan tempat melampaui dimensi material dan melibatkan aspek-aspek seperti keramahan, penggunaan, aktivitas, akses, koneksi, kenyamanan, dan citra, untuk menciptakan ikatan antara orang dan rasa tempat. Placemaking berarti menciptakan tempat dan berfokus pada transformasi ruang publik untuk memperkuat hubungan antara orangorang dan tempat-tempat ini.


WHAT IS PARTICIPATORY AS A DESIGN METHOD? Desain partisipatif adalah ide untuk melibatkan pengguna secara langsung dalam proses desain untuk menciptakan suatu interface / system yang lebih nyaman bagi users. Secara khusus, desain partisipatif mengundang keterlibatan dan tanggung jawab masyarakat. Dengan memusatkan masyarakat di jantung proses desain, desain partisipatif, dapat menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan masyarakat. Untuk memulai proses desain partisipatif harus menngabungkan beberapa elemen terutama elemen masyarakat/user yang akan ikut andil dalam proses desain. pengumpulan data yang akurat pada lokasi yang akan dirancang, serta konsep dan pengembangan konsep harus matang.


Pada tanggal 21-22 Oktober 2021 diadakan survey kuisioner kepada masyarakat, pegawai, dan juga kepala lurah dari Kelurahan Sukoharjo. Masyarakat diharapkan dapat mengutarakan pendapat atau persperktif mereka terhadap kasus yang akan dirancang. beberapa isu tentang hasil yangingin dicapai pada interview berupa : •Function •Aesthetic (art) •Social & cultural •Psychological Setelah survey dilakukan, hasil dari wawancara ataupun kuisioner yang diberikan akan dirangkum pada satu tabel yaitu Customer Windows Quadran. Profil Responden : 1. Jasmo Yainu (L/Pengurus) 2. Dwi Ari (L/Pegawai) 3. Hadi Subronto (L/Kepala Lurah) 4. Yatno (L/Warga) 5. Sarnem (P/Warga) Dari aspek bentuk, Para warga menginginkan bentuk yang berupa joglo tapi modern, tetap memiliki seni kultur budaya lokal. Dari fungsinya bisa digunakan berbagai macam kegiatan, contohnya :


CUSTOMER WINDOWS QUADRAN ADA DAN DIBUTUHKAN - Kantor - Pelayanan masyarakat - Perpustakaan (tempat baca masyarakat) - Sosial dalam bangunan - ketenangan dalam kantor

TIDAK ADA DAN DIBUTUHKAN - WC umum - Ruang pertemuan/hall - Bangunan dengan cultur adat jawa seperti joglo - Sarana pertemuan para warga yang memadai - tempat untuk memancing masyarakat agar meningkatkan keinginan literatur

ADA DAN TIDAK DIBUTUHKAN - Cultur bentur bangunan vernacular lawas - ruang tak terpakai dan gelap menyebabkan psikologis menjadi gelisah

TIDAK ADA DAN TIDAK DIBUTUHKAN


Lurah Kelurahan Sukoharjo

Hadi Subronto

“Pembaharuan aula dan perpustakaan berguna untuk mewadahi kegiatan masyarakat dan membantu masyarakat dalam bersosial pada lingkungan kelurahan Sukoharjo, dengan bentuk bangunan yang tetap menanamkan cultur jawa yang berbentuk joglo namun modern.”


ALTERNATIVE

PRESEDEN

FANDI SUWENDA KWEK 19512094


RESULTS FROM PARTICIPATORY LANDSCAPE

TATA RUANG

- Penambahan vegetasi - Pembuatan water feature - pembuatan garden - pemanfaatan kontur.

- Ruang pertemuan - Ruang untuk pesta & pentas - Ruang bermusyawarah - Ruang yang harapkan sebagai pendopo yang multifungsi serta memiliki sense of culture tanah jawa

SELUBUNG BANGUNAN

INTERIOR

- Penggunaan material lokal - pemberian bukaan yang dapat memasukan angin ke dalam bangunan serta mengurangi paparan sinar matahari secara langsung.

- Sesusai fungsi, interior diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan para pengguna seperti kursi dan meja dan juga ada dekorasi sebagai pemanis.


W

PROGRAMMING

FANDI SUWENDA KWEK 19512094


Djati Lounge & Djoglo Bungalow / MINT-DS William Kalengkongan

Proyek ini merupakan kompleks Bungalow (Djoglo Bungalow) dan Lounge (Djati Lounge) yang terletak di kota pegunungan Malang di Jawa Timur. Kompleks ini terdiri dari sebelas bungalow yang tersebar di lokasi di sebelah lapangan golf dan sebuah restoran/ruang serbaguna. Proyek ini mengambil pendekatan kontemporer Joglo, sebuah rumah vernakular tradisional masyarakat Jawa dengan struktur atapnya yang meniru gunung di sekitarnya. Istilah “Joglo” juga digunakan untuk menyebut jenis atap khas Jawa yang dibangun dengan genteng terakota dengan bagian tengah atap naik ditopang oleh empat atau lebih tiang kayu utama (saka guru). Atapnya membentuk struktur seperti piramida dengan bagian tengah lebih tinggi dan lebih curam. Joglo terdiri dari dua bagian; pendopo dan dalem. Pendopo adalah bagian depan Joglo yang digunakan untuk menerima tamu atau sebagai ruang resepsi. Dalem adalah bagian dalam dengan pagar berdinding dan kamar-kamar seperti kamar tidur dan dapur.


Architects: MINT-DS Area: 13302 m² Year: 2015 Manufacturers: GAF Lighting: MINT-DS & Ellyana Tse


MODERN MATERIALS Penggunaan material modern seperti kaca dan baja memungkinkan dalem joglo memiliki interpretasi baru dalam pengalaman ruang. Dinding kayu solid yang biasanya telah diganti dengan dinding kaca memungkinkan lebih banyak koneksi antara interior dan eksterior dengan menyerap pemandangan pegunungan di sekitarnya sambil menjaga privasi. Penggunaan beton terakota berlubang pada pendopo memungkinkan angin sejuk kota Malang tidak terhalang di dalam ruang. Struktur atap tradisional yang biasanya terbuat dari genteng terakota digantikan oleh sirap atap modern, menciptakan tampilan yang lebih kontemporer.



LESSON LEARN PRESEDEN

Dari beberapa contoh preseden diatas, didapatkan bahwasannya ruang ruang yang atau bentuk dari bangunan yang akan kita desain dapat mengadaptasi dari beberapa bangunan yang sudah terbangunn diatas. kita dapat mengadaptasi element element yang ada pada bangunan tersebut dan juga kita dapat mengimplementasikan pada rancangan dengan kreatifitas kita sendiri. harapan untuk merancangnya adalah desain yang akan kita buat menjadi lebih baik dan juga dapat menjadikan gagasan yang ideal untuk rancangan yang akan dibangun. Bentuk bangunan joglo yang lebih modern seperti yang digambarkan pada Djati lounge & Djoglo bungalow bisa menjadi salahsatu alternatif bentuk dari bangunan yang diminta oleh klien. Pada Community development center in Tapachula dari pelatan ruang ruangnya sangat efisien yang bisa menjadi inspirasi pembentukan ruang pada site.


KEBUTUHAN RUANG KEBUTUHAN RUANG AULA

KEBUTUHAN RUANG LIBRARY

KEBUTUHAN RUANG TOILET


HUBUNGAN RUANG AULA GUDANG

DAPUR

JANITOR

SIRKULASI

BACKSTAGE

PANGGUNG LANTAI 1

HALL

TOILET

LOBBY

TANGGA


OUTDOOR PERPUS

INDOOR PERPUS

LANTAI 2

RUANG TERHUBUNG TRIBUN

AREA PRIVAT

SEMI-PUBLIC PUBLIK


SITE ANALISIS


REGULASI

Menurut Perbup Sleman No. 49 Tahun 2012 ttg Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung : KDB : Max 60% 4.376 m2 / 60% x 100 = 2.625 m2 KLB : x3 2.625 m2 / 4.376 = 7.876 m2 KDH : 20 % 4.376 x 20% = 875 m2 Sumber: Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman, 2018


SITE ANALISIS

Balai Desa & Perpustakaan (Renovasi) Bangunan Sekitar Akses Jalan Kantor (Dipertahankan)


Menurut Perbup Sleman No. 49 Tahun 2012 ttg Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung : KDB : Max 60% 4.376 m2 / 60% x 100 = 2.625 m2 KLB : x3 2.625 m2 / 4.376 = 7.876 m2 KDH : 20 % 4.376 x 20% = 875 m2 Sumber: Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman, 2018


RESPONSE MATAHARI

Pada site, jalur matahari posisinya menghadap bagian barat dan timur dari bangunan, maka dianjurkan untuk menhalau atau mengurangi paparan sinar matahari secara langsung pada fisik bangunan. pemberian fasad atau shading pada bagian barat atau timur akan membantu mengurangi paparan langsung sinar matahari.

VEGETASI Pada site, vegetasi yang ada hanya pohon jati dan jumlahnya hanya 2. pemberian vegetasi yang akan membantu membuat situasi tapak lebih asri dan sejuk akan membantu potensi tapak untuk lebih baik dan menjurus pada peraturan KDH yang sebersar 20%.WW

ANGIN WIND SPEED

WIND POWER

WIND FREQUENCY

Frekuensi angin yang datang paling banyak dari arah barat, degan kecepatannya 2.8 m/s. kecepatan angin yang normal berarti bahwa angin baik untuk masuk ke bangunan. pemberian bukaan pada bagian barat sebagai tempat angin masuk dan bukaan pada timur untuk membuat angin mengalir yang akan menjadikannya konsep cross ventilation


Aula Perpustakaan Kantor Rumah pengelola Mushola

Arah angin

Pohon

Matahari


KONSEP

REGIONALISME

Mengadaptasi konsep regionalisme pada bangunan sebagai identitas daerah yang dapat menggambarkan keaslian dan khas dari daerah. Regionalisme menggunakan pendekatan untuk menyatukan gaya tradisional vernacular dengan gaya internasional.



KONSEP

MULTI-PURPOSE PUBLIC SPACE

Gedung ini merupakan fasilitas publik yang dapat digunakan berbagai macam fungsi untuk memenuhi kebutuhan kegiatan dalam daerah tersebut. Mengajak masyarakat agar tidak sungkan untuk ke gedung serbaguna dan memaksimalkan fungsinya untuk meningkatkan kualitas sosial dan jalinan silaurahmi sesama warga.



KONSEP

NEO-VERNACULAR

Penggabungan arsitektur modern dengan arsitektur lokal/tradisional yang mengekspresikan budaya lokal dalam kehidupan masyarakat.



TRANSFORMASI DESAIN

Bangunan yang dipertahankan karena bangunan masih baru dan berfungsi dengan baik. Ini dapat dijadikan salah satu pemikiran untuk memberikan konsep yang tepat. Konsep adat rumah jawa akan digagas pada konsep perancangan.

Bentuk dasar yang dipillih sebagai dasar pemikiran untuk ditransformasikan berasal darii bentuk balok/kubus karena dilihat dari keinginan yang merujuk kepada bangunan joglo yang cenderung berbentuk persegi.

Dari hasil participatory , bentuk dan elemen Joglo akan digunakan, namun dengan konsep yang lebih modern (neo-vernacular).

Peletakan massa bangunan aula berada di tengah tengah pada site dan berada di depan ketika memasuki site.

Pemberian bukaan yang dapat memasukan cahaya, namun tidak lupa untuk memberikan aspek aspek yang sesuai dengan konteks sekitar dari site

Pemberian Fasad yang dapat memperkuat unsur regionalisme dan juga dapat berfungsi untuk meminimalisir paparan sinar matahari secara langsung yang masuk ke dalam bangunan


Mendasarai dari hasil participatory yang pertama, bentuk dan elemen Joglo akan digunakan, namun dengan konsep yang lebih modern (neo-vernacular).

Dilihat dari konteks sekitar, Lokasi Site berada di dekat gunung Merapa, maka dari itu bentuk dari gunung akan ditransformasikan sebagai bukaan sebagai alat untuk memasukan cahaya kedalam bangunan.

Batik Kawung merupakan batik khas dari Yogyakarta. Bentuknya yang seperti bunga akan direkayasa menjadi elemen fasad pada bangunan. ini sebagai representasi budaya lokal dan juga sebagai indentitas.


Plotting masa yang ditaruh di tengah site sebagai bangunan pertama yang akan ditemui ketika masuk kedalam site.

Penempatan massa berepengaruh pada akses di site. Akses dari entrance masuk ke site dan juga dari site dipertimbangkan agar pengunjung dapat mudah memahami akses pada Balai Desa Sukoharjo.

Dari hasil diskusi bersama partisipan, beberapa element bangunan di Balai Desa Sukoharjo dipertahankan : rumah pengelola, mushola, kantor

Penataan area parkir untuk memudahkan akses serta kebutuhan parkir kendaraan pengunjung.

Penambahan vegetasi sesuai dengan KDH setempat dan juga sebagai penyejuk udara dan peneduh pada site. Vegetasi dapat membuat visual pada tempat site lebih menarik dan sejuk dipandang.

Merancang persepsi visual yang dapat menarik perhatian dari masyarakat yang lewat maupun berkunjung pada balai desa.


MULTIPURPOSE BUILDING

MUSOLA

RUMAH PENGELOLA

KOLAM / WATER FEATURE

AREA PARKIR

KANTOR

AREA PARKIR KARYAWAN

GATE & GARDEN




RENCANA

LANDSCAPE


GROUND

PENEDUH

PENEDUH

Rumput Gajah (Axonopus)

Ketapang Kencana (Terminalia mantaly)

Tabebuya (Tabebuia)

PERDU

PERDU

Soka merah (Saraca Indica)

Kriminil merah (Alternanthera ficoidea red)

GROUND

Paving Block



ILUSTRASI BANGUNAN

FANDI SUWENDA KWEK 19512094


6,550

3,300

8,500

6,550

3,300

8,500

1,650

DOSEN :

1,650

3,000

3,000

3,000

DOSEN :

F

23 22

20

DOWN

19

23

18

22

17

20

16

-0,050

15

19

14

18

-0,050

12 11

15

+0,000

-0,050

10

14

9

13 12 11

9,000

1 5

5 4 3 2 1

DOWN

UP

23R x 0,174 22G x 0,300

6

4

2 3 4

DOWN

1 4R x 0,150 3G x 0,300

7

3

4R x 0,150 3G x 0,300

23R x 0,174 22G x 0,300

UP

2

UP

2,450

7 6

8

4R x 0,150 3G x 0,300

9

GAMBAR :

8

1

1,402

10

UP

+0,000

GAMBAR :

13

17 16

9,000

5,148

21

2 3 4

1 4R x 0,150 3G x 0,300

ASISTEN DOSEN :

21

F

-0,050

ASISTEN DOSEN :

DOWN

UP

4 3 2 1

DOWN

2 3 4

DOWN 3

2 1

3 2 1

4R 3G x 0,15 x 0, 30 0 0

4R 3G x 0,15 x 0, 30 0 0

DIGAMBAR : DIGAMBAR :

UP

DO WN

4

+0,6 00

+0,6 00

UP

4

WN DO

UP

WN DO

UP

0 15 0 x 0, 4R x 0, 30 3G

0 15 0 x 0, 4R x 0, 30 3G

DO WN

1

2

3

4

UP

4 3 2 1

14,400

14,400

14,400

KETERANGAN : KETERANGAN :

+0,00

+0,00

UP 1

DOWN

2

23

3 23R x 0,174 22G x 0,300

19

7

1 2 3

18

8

4

6,816

15 14

13

12

6 7

18

8

17

17 16

11

19

10

5

20

9

23R x 0,174 22G x 0,300

20

6

21

5

DOWN 23 22

21

6,816

UP

4

6,450

22

9

16

10

15

11

14

13

12

DOWN

6 DOWN

5

6R x 0,167 5G x 0,600

6

5

4

6R x 0,167 5G x 0,600

3 4

2 3

1 UP

2

1 UP

3,325

3,325

3,325

3,325

10,000 10,000 6,650

6,450

6,650

6,450 6,850

6,850

SKALA : SKALA :


DOSEN : 3,000

20,000 3,000

20,000

DIGAMBAR :

KETERANGAN

23,150

6,450

9,450

DIGAMBAR :

6,450

23,150

23,220

KETERANGAN :

6,550

GAMBAR :

6,950

6,950

6,704

GAMBAR :

3,775

ASISTEN DOS

3,100

3,100

3,300

ASISTEN DOSEN :

9,450

DOSEN :

6,550

SKALA :

SKALA :


Tampak Barat :


Tampak Timur :


Tampak Selatan :


Tampak Utara :




Potongan A-A :


Potongan B-B :


Render Struktur :

ATAP JOGLO

DINDING BATA

BALOK

KOLOM

PONDASI BATU KALI

PONDASI FOOTPLATE




RENCANA

DETAIL



PARTICIPATORY COSTUMER WINDOWS QUADRAN PART II


PROFIL RESPONDEN Rentang usia 18-25 1. Tsey Naulia Luthfiah (19) - Masyarakat umum 2. Yustika Maulia (22) - Masyarakat umum 3. Aldila Aqila Rachmania (20) - Masyarakat umum

Rentang usia 26-50 1. Hadi Purwono (39) - Masyarakat umum 2. Iim Ibrahim (44) - Pegawai balai desa 3. Asri Nurhayati Rahayu (26) - Masyarakat umum 4. Dwi Ari Libaryanto, ST (43) - Pegawai balai desa 5. Joni Pranata (42) - Pegawai balai desa 6. Ade Wijaya (31) - Masyarakat umum

Rentang usia 50+ 1. Hadi Subronto (55) - Kepala Lurah Desa Sukoharjo


Kedudukan Responden

Respon terhadap fungsi


LANDSCAPE

DISUKAI DAN ADA

TIDAK DISUKAI DAN ADA

- Taman dan vegetasi (Warga/Pengguna & Pemilik)

DISUKAI DAN TIDAK ADA

TIDAK DAD DAN TIDAK DISUKAI

- Sumur Resapan (Warga/Pengguna)

INTERIOR

DISUKAI DAN ADA

TIDAK DISUKAI DAN ADA

- Hall yang menampung multi-purpose (Warga/pengguna & Pemilik) - Memenuhi kapasitas (Pemilik) - Perpustakaan (Pemilik)

DISUKAI DAN TIDAK ADA

TIDAK DAD DAN TIDAK DISUKAI


FASAD/SELUBUNG BANGUNAN DISUKAI DAN ADA

TIDAK DISUKAI DAN ADA

- Fasad sudah sesuai dengan konsep (Pengelola, Pengguna, & Pemilik)

DISUKAI DAN TIDAK ADA

TIDAK DAD DAN TIDAK DISUKAI

TATA RUANG

DISUKAI DAN ADA

TIDAK DISUKAI DAN ADA

- Organisasi ruang yang cukup baik (Pemilik, Penguna) - Penataan ruang jelas (Pemilik, pengelola, dan pengguna) - Sirkulasi baik (Pemilik, Pengelola, & pengguna

DISUKAI DAN TIDAK ADA

TIDAK DAD DAN TIDAK DISUKAI


ANALISA Saran dari para responden

Pada tanggal 8 Desember 2021 survey ke 2 kepada masyarakat, pegawai, dan juga kepala lurah dari Kelurahan Sukoharjo. Disini kita memberikan hasil dari rancangan desain kita kepada klien, kita memperkenalkan desain dengan presentasi kepada pengguna dan selaku pemilik yaitu Kepala Lurah Desa Sukoharjo. Survey mendapat responden dengan rata-rata umur 20-50 tahun yang dapat dikategorikan sebagai orang dewasa. menurut para responden aspek ini terlah terpenuhi : •Tata Ruang •Tata Landscape •Interior •Fasad/Selubung Bangunan Responden merespon secara positif pada desain yang telah dibuat, mereka menilai bahwa desain yang telah dibuat sudah memenuhi konsep yang telah disepakati bersama di partisipatory sebelumnya yaitu part 1. Pada Quisioner dan wawancara yang dilakukan pada Parcipatory Design Part II, Para responden merespon positif pada desain yang telah dibuat. Para responden tidak banyak berkomentar tentang desain yang telah berikan, rata rata dari mereka mengapresiasi desain yang telah dibuat. Hanya ada 1 yang memberikan saran. Kelebihan dari desain ini menurut para responden adalah tata ruang yang cukup baik, Fungsi dari bangunannya telah memenuhi kegiatan yang ada dan akan ada, secara konsep bangunan telah menerapkan konsep yang telah diusulkan. Kelurangan dari desain ini menurut responden adalah biaya yang diperlukan akan cukup banyak.

Meresap air hujan


Dokumentasi bersama Klien Berikut adalah bukti dari bahwa project ini benar-benar melakukan proses Participatory Design dengan Klien terutama dengan ownernya yaitu Kepala Lurah Sukoharjo, Bapak Hadi Subronto, yang dilakukan pada 08/12/2021 bertempat dikantor Balai Desa Sukoharjo
























Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.