Penampilan Roras Pesel Etnik, sukses membius penonton lewat suguhan musik etnik. MBP/astra prayoga
Roras Pesel Etnik
Media Berkreativitas dan Melepas Kangen ADA yang spesial dan istimewa serangkaian kegiatan parade budaya di SMAN 3 Denpasar, belum lama ini. Atraksi budaya yang mendapat apresiasi dan atensi siswa, guru dan pegawai itu tidak hanya menampilkan garapan seni para siswa yang masih aktif. Para alumni pun turut meramaikan suguhan seni serangkaian hari jadi sekolah tersebut. Dikoordinir Abiyoga, ditampilkan suguhan musik etnik. Alat musik yang ditampilkan benar-benar klasik dan unik. Tak mengherankan jika penonton benar-benar antusias menyaksikan suguhan musik serta sejumlah lagu. Beranggotakan 12 pemusik berbakat, Abiyoga yang tercatat sebagai angkatan 34 Trisma, sukses menggandeng angkatan 36 untuk berkolaborasi menampilkan sajian musik instrumentalia maupun lagu yang diiringi musik tersebut. ”Kami semata-mata ingin meramaikan sekaligus memeriahkan hari jadi sekolah tercinta. Kebetulan ada kesamaan prinsip, tampilah Roras Pesel Etnik ini,” ujar Abiyoga.
Belajar secara otodidak, personel yang berasal dari ekskul Tabuh ini bertekad untuk tetap berkesenian walaupun sudah tamat dan kuliah di kampus yang berbeda. Apalagi masih kuliah di Denpasar. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak bisa bertemu. Apalagi sama-sama memiliki hobi yang sama di bidang seni, termasuk musik. Abiyoga yang lebih banyak berada di belakang layar, sebelumnya sukses dengan garapan yang sama dan tampil di panggung terbuka Taman Budaya Denpasar. Rupanya ada kejenuhan dengan tampilan musik pada umumnya dan justru ada keinginan beralih pada genre entik. Bagi Abiyoga, tantangan tersendiri untuk menggarapnya. Namun dia yakin, melihat potensi yang dimiliki masingmasing personel, tak ada kesulitan yang berarti dalam proses kreatif. Kendalanya lebih banyak bersifat nonteknis. Terutama jadwal latihan yang sering berbenturan dengan kegiatan di kampus. Belum lagi untuk bisa hadir kompak menjadi tantangan tersendiri. Abiyoga menilai itu
dinamika yang harus dicari solusinya. ”Ketika ada tantangan, justru akan semakin termotivasi untuk menaklukkan tantangan tersebut,’’ katanya santai. Nama-nama seperti Gus Eka, Suka, Gung Ade, Buda, Mang Wahyu, Prabu, Mang Indra, Dek Reka, Uvan, Tut Edy, Nanda dan Mang Purnamartha, ternyata nama yang sudah tidak asing lagi untuk prestasi seni di SMAN 3 Denpasar. Kebanyakan dari personel Roras Pesel Etnik ini sudah malang-melintang di ajang lomba. Bahkan, sukses dengan garapan dan ciptaan sendiri. Tampilnya Devi sebagai vokalis untuk lagu Jempiring Putih, dengan iringan musik etnik, memunculkan kreativitas seni tinggi dalam berkesenian. Tepuk tangan pun membuktikan suguhan musim etnik tersebut berhasil membius penonton. Padahal Roras Pesel Etnik tampil sebagai acara penutup. ”Lewat Roras Pesel Etnik ini kita bertemu, bersatu dan berkumpul. Melepas kangen sebagai sesama alumni Trisma,” imbuh Gus Eka. z Astra Prayoga 23 - 29 Mei 2016
19