KLUNGKUNG
10
Rabu Paing, 12 April 2017
Minim Petugas, Pengamanan di Objek Wisata ”City Tour” Terbengkalai Semarapura (Bali Post) Upaya Pemkab Klungkung untuk mengembangkan program city tour ternyata berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bumi Serombotan ini. Sebab, minimnya petugas keamanan di lapangan membuat pengamanan di objek wisata city tour terbengkalai. Selain itu, minimnya informasi terkait rute dan objek wisata city tour membuat wisatawan yang tidak didampingi guide menjadi kebingungan. Untuk itu, perlu penambahan personel guna menjaga objek wisata tersebut. Pantauan di lapangan, Selasa (11/4) kemarin tour travel telah memanfaatkan Subterminal Semarapura untuk tempat parkir. Hanya saja, hingga saat ini pos loket karcis tidak kunjung dioperasikan. Hal ini terlihat dari tidak adanya petugas di loket. Selain itu, wisatawan yang hendak menyeberang ke Monumen Puputan Klungkung harus berhati-hati karena tidak adanya petugas yang jaga. Begitu juga dari Monumen Puputan Klungkung ke objek wisata Kertha Gosa dan sebaliknya, wisatawan juga harus menyeberang tanpa pengamanan petugas. Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Klungkung Komang Agus Putra Sanjaya saat dikonfirmasi mengakui kalau pihaknya memang kekurangan personel. Pasalnya, petugas lapangan yang berjumlah 14 orang saat ini diperbantukan untuk menjaga sejumlah pura yang melaksanakan persembahyangan seperti Pura Dasar Buana Gelgel. Selain itu petugas lainnya juga melakukan pengawalan untuk persembahyangan ke Besakih. Untuk melakukan pengamanan wisata city tour, katanya, diperlukan tenaga khusus yang bertugas di lokasi. Personel harus terus berdiri di bawah terik matahari untuk memastikan wisatawan menyeberang dengan selamat. Hal ini pun membuat pihaknya harus menerapkan sistem shif saat penjagaan agar petugas tidak kelelahan berdiri. “Berdiri selama dua jam sudah membuat petugas kelelahan. Jadi perlu tambahan personel,” terangnya. Untuk sementara, selama belum adanya petugas khusus di objek wisata city tour, pihaknya tetap bertanggung jawab untuk melakukan pengamanan. Hanya saja saat ada petugas diperbantukan di masyarakat, pihaknya terpaksa mengosongkan personel di tempat city tour. “Bagaimana pun juga permintaan masyarakat harus tetap kami layani sehingga terpaksa personel dikosongkan sementara,” pungkasnya. (dwa)
Dikeluhkan, Pedagang di Pasar Semarapura Gunakan Fasilitas Umum
Semarapura (Bali Post) -
Belum adanya ketentuan lahan parkir dan aturan lainnya memunculkan gesekan antara pembeli dan pedagang di Pasar Semarapura. Pasalnya, sejumlah pedagang menjajakan barang dagangannya dengan menggunakan fasilitas umum seperti trotoar. Bahkan, barang dagangannya hingga menjorok ke badan jalan sehingga pengunjung tidak bisa memarkirkan sepeda motornya. Hal ini pun dikeluhkan para pengujung pasar lantaran mereka dilarang untuk memarkir kendaraannya di depan kios.
Bali Post/dwa
MENYEBERANG - Sejumlah wisatawan ketika menyeberang jalan di keramaian arus lalu lintas.
Pascadibukanya jalan lingkar Pasar Semarapura, sejumlah kios yang berada di pinggir jalan mulai ramai pembeli. Apalagi pada hari raya Galungan dan Kuningan, masyarakat berduyun-duyun mengunjungi Pasar Semarapura untuk berbelanja kebu-
tuhan hari raya. Hal ini pun disambut dengan banyaknya pedagang yang menjajakan barang dagangannya di depan kios. Bahkan, banyak pedagang yang menggunakan fasilitas umum seperti trotoar dan badan jalan untuk berjualan. Hal ini pun dikeluhkan pen-
gunjung Pasar Semarapura, mengingat sejumlah pedagang melarang bila ada kendaraan yang terparkir di depan kiosnya. Tidak mau berpolemik, UPT Pasar Klungkung memanggil seluruh pedagang untuk diajak koordinasi. Kepala UPT Pasar Kom-
Bali Post/dwa
Telepon Penting kLUNGKUNG Polres Klungkung
(0366) 21115
Polsek Klungkung
(0366) 21090
Polsek Dawan
(0366) 23181
Polsek Banjarangkan
(0366) 23180
Polsek Nusa Penida
(0366) 5382838
RSUD Klungkung
(0366) 21172
RSU Bintang
(0366) 25241
PMI Klungkung
(0366) 21442
Damkar Klungkung
(0366) 22655
PDAM Klungkung
(0366) 21336
PLN Klungkung
(0366) 25599
masuk. Terutama kendaraan pemadam kebakaraan bila terjadi kebakaran,” imbuhnya. Dengan koordinasi ini pihaknya berharap kondisi Pasar Semarapura bisa tertib sehingga pengunjung bisa nyaman berbelanja. Selain penertiban pedagang, di tahun 2017 juga sudah dianggarkan Rp 1,15 miliar untuk penataan dialokasikan terhadap pengaspalan jalan dan tembok panyengker. Selain itu, ada juga penataan taman yang dianggarkan menggunakan dana CSR dari pihak swasta. (dwa)
Petugas Dinas Pertanian Semprotkan Insektisida
Di-”puput” 273 Sulinggih
PERSIAPAN - Persiapan rangkaian upacara di Pura Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek di Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Klungkung, Selasa (11/4) kemarin.
ang Widyasa Putra, Selasa (11/4) kemarin mengatakan pihaknya akan segera melakukan koordinasi kepada pedagang terkait dengan penetapan lahan parkir pengunjung. Dengan cara ini pengunjung tidak akan lagi bergesekan dengan pedagang terkait lahan parkir. Pasalnya, setelah lapak di jalan lingkar dibongkar, banyak sepeda motor yang parkir di dua sisi. “Kalau dua sisi dijadikan tempat parkir, mobil tidak bisa masuk. Padahal pembukaan jalan lingkar ini bertujuan agar kendaraan roda empat bisa
Berantas Ulat Bulu
”Piodalan” di Pura Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek
Semarapura (Bali Post) Rangkaian upacara piodalan di Pura Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek di Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Klungkung dimulai sejak 31 Maret 2017. Upacara ini diawali dengan upacara pamelaspasan pratima/ pralingga Ida Batara Mpu Ghana. Selanjutnya, Minggu (9/4), pratima tersebut matedunang di Pura Catur Lawa, Besakih untuk selanjutnya dilakukan upacara pamelastian sebelum distanakan di Pura Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek, Linggih Ida Batara Mpu Ghana di Punduk Dawan. Panitia Karya Putra Suarjana mengatakan dari awal rangkaian upacara ini, di-puput oleh 273 sulinggih dari semeton Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi. “Sementara untuk pamelastian diikuti sekitar 20 ribu pamedek Pasek. Tidak hanya di nusantara, warga Pasek di luar negeri pun ikut berpartisipasi dalam karya ini,” jelasnya. Piodalan ini berlangsung selama lima hari. Dimulai dari Senin (10/4) hingga nyineb pada Jumat (14/4) mendatang. Putra Suarjana pun berharap pelaksanaan upacara tersebut dapat mengukuhkan persatuan dan kesatuan dari semeton Pasek sehingga tidak ada perpecahan. Begitu juga secara umum untuk keutuhan dan keajegan Bali. “Dengan prosesi yang besar ini, selain mengukuhkan persatuan semeton Pasek, melalui karya ini juga demi keutuhan budaya, tradisi Bali dan untuk kepentingan kesatuan Bangsa,” harapnya. (dwa)
Bali Post/dwa
JAJAKAN - Sejumlah pedagang di Pasar Semarapura terlihat menjajakan barang dagangannya di atas trotoar.
Bali Post/kmb
PAMELASTIAN - Warga Desa Pakraman Sema Agung, Desa Tusan, Banjarangkan Klungkung menggelar upacara pamelastian menggunakan tektekan ke pantai Tegal Besar, Selasa (11/4) kemarin.
Tolak Bala, Warga Sema Agung Melasti Bawa ”Tektekan”
Semarapura (Bali Post) Upacara pamelastian yang digelar warga Desa P a kra m a n Se m a A g ung , Desa Tusan, Banjarangkan, Klungkung ke Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Selasa (11/4) kemarin, terlihat berbeda dengan biasanya. Pasalnya, warga membawa tektekan (kulkul dari bambu) dan memakai topi selepan (daun kelapa) dengan tujuan menolak bala. Upacara ini pun serangkaian ngusaba desa di desa setempat. Sambil bersorak, warga memukul kulkul dari bambu tersebut di sepanjang jalan menuju pantai hingga berbunyi tektekan tersebut dipercaya warga sebagai gong dewa atau gong duwe. Warga juga meyakini tektekan tersebut dipakai untuk menolak bala atau semacam upacara nangluk merana. Tapi seiring berjalannya waktu, pemakaian tektekan dilengkapi dengan membawa semprong dari bahan bambu dan gamelan. “Sejarahnya memang dari dulu seperti ini. Cerita dari penglingsir, kalau dulu tektekan ini istilahnya dipercaya untuk menolak bala seperti upacara nangluk merana,” ujar pemangku Pura Dalem Penyarikan Puseh Bale Agung Desa Semagung, Ketut Purna, kemarin. Menurut Jro Mangku Purna, ada 75 tektekan yang dibawa warga. Tektekan tersebut dibuat di rumah warga. Setelah selesai kemudian dikumpul di Pura Dalem Penyarikan untuk dipasupati.
Pembuatan tektek oleh warga Desa Pakraman Sema Agung dilakukan bergilir. Saat ini tektekan tersebut dibuat warga Banjar Kawan. Sedangkan warga Banjar Kanginan melaksanakan upacara. Lebih jelasnya, Jro Mangku Purna mengatakan upacara pamelastian diawali warga kumpul di perempatan Banjar Sema Agung. Setelah itu warga yang menyungsung Ida Sesuhunan kemudian menuju ke Ulunsuwi dan ke Pura Dalem Setra. Dari Pura Dalem Setra dilanjutkan ke Pura Dalem Penyarikan di Pura Puseh Bale Agung. Di Pura ini warga melakukan persembahyangan bersama dan nunas tirta panglukatan. Prosesi ini dilakukan untuk mengusir hama atau menghilangkan musibah dan bencana di Desa seperti penyakit dan wabah. Warga dengan berjalan kaki sepanjang lima kilometer melanjutkan upacara pamelastian ke segara di pantai Tegal Besar. Suasana magis terasa saat upacara pamelastian digelar. Karena tidak sedikit warga yang mengalami kerauhan dari jalan hingga ke tepi pantai Tegal Besar. Setelah dipercikan tirta, warga yang kerauhan kemudian sadar. Seusai melasti di Segara, Ida Sesuhunan yang di-sungsung warga kemudian melaksanakan purwa daksina di batas-batas desa Pakraman Sema Agung. Setelahnya, Ida Sesuhununan distanakan di Pura Melanting. “Setelah Ida Sesuhunan di Pura Melant-
ing, besoknya (Rabu (12/4)) Ida Ratu Ayu masolah dan panyineban dilakukan saat Panampahan Kuningan,” ujar Jro Mangku Purna. Terkait dengan tektekan, menurut Jro Mangku Purna, seusai melasti, tektekan tersebut di-linggih-kan di Pura. Tektekan tersebut baru boleh dibawa pulang oleh warga setelah upacara panyineban di Pura Dalem Penyarikan. Tektekan tersebut juga dapat digunakan setahun lagi dalam upacara yang sama. Tapi jika rusak dapat dibuat lagi oleh warga dan di-pasupati. ”Kalau dulu sekitar tahun 1970-an, Ida Sesuhunan Dalem Penyarikan makiis ke segara, wajah pangayah atau pangiring dibaluri areng. Sekarang sudah sedikit, tapi masih ada juga yang pakai areng,” katanya. Jro Mangku Purna juga mengakui sempat upacara pamelastian dengan menggunakan tektekan ditiadakan oleh warga karena berhimpitan dengan hari raya Nyepi. Tapi saat itu malah terjadi wabah. Banyak tanaman milik warga diserang hama. Sehingga upacara pamelastian menggunakan tektekan kembali digelar secara mendadak dan kemudian rutin digelar setiap satu tahun sekali bertepatan dengan hari Purnama Kadasa. “Saat itu, warga kami langsung seketika menggelar upacara pamelastian menggunakan tektekan. Sehingga upacaranya berlangsung sampai malam hari,” kata Jro Mangku Purna. (kmb)
Semarapura (Bali Post) Serangan ulat bulu ke permukiman di Jalan Werkudara, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, membuat warga waswas. Guna mengantisipasi halhal yang tidak diinginkan petugas Dinas Pertanian Klungkung turun langsung ke lapangan, Selasa (11/4) kemarin. Mereka langsung menyeprotkan obat insektisida jenis diasinon ke sarang ulat bulu. Penyemprotan dimulai sekitar pukul 08.00 Wita dengan langsung menyasar inang dari ulat bulu yang berada di kebun milik warga. Setelah itu dilanjutkan ke tanaman termasuk tembok dan atap rumah warga yang banyak digerayangi ulat bulu. Selain melakukan penyemprotan, petugas juga melakukan pengeboran dan memasukkan obat terhadap pohon-pohon besar yang menjadi sarang utama berkembangbiaknya ulat bulu tersebut. Camat Klungkung Komang Wisnuadi yang juga ikut turun ke lapangan mengatakan penyemprotan insektisida ini diharapkan bisa mengurangi sekaligus menekan populasi ulat bulu ini. Sebab, dengan adanya serangan ulat bulu ini, warga setempat merasa khawatir. ‘’Mudah-mudahan
tidak menyebar dan semakin banyak. Makanya kita antisipasi dengan menyeprotkan bahan insektisida,’’ katanya. Sementara, Kasi Perlindungan Tanaman Distan Putu Mahardika menjelaskan ulat bulu tersebut berkembang semakin banyak diperkirakan terjadi karena faktor cuaca yang tidak menentu. Apalagi ulat bulu sangat menyukai tanaman jenis buah-buahan serta bunga yang tumbuh di kawasan tersebut. Jadi untuk memastikan perkemba nga n ulat b ulu terse but, Mahardika mengaku akan memantaunya setiap seminggu sekali. ‘’Seminggu lagi kita akan cek. Mudahmudahan bisa cepat hilang,’’ harapnya. Sementara salah seorang warga yang rumahnya diserbu ulat bulu, Rojali, berharap petugas tidak hanya melakukan pemberantasan sekali ini saja. Petugas diharapkan tetap melakukan pemantau terhadap perkembangan dari ulat bulu agar cepat hilang. Apalagi keberadaan ribuan ulat bulu tersebut meresahkan warga karena membuat gatalgatal pada kulit. ‘’Harapan kita agar ulat bula tersebut cepat hilang. Karena berbagai upaya sudah kita lakukan. Tapi semakin banyak,’’ ujar Rojali. (kmb)
Bali Post/kmb
SEMPROTKAN - Petugas dari Dinas Pertanian Klungkung melakukan penyemprotan bahan insektisida terhadap ulat bulu yang menyerbu kebun dan rumah warga di Jalan Werkudara, Semarapura Klod Kangin, Selasa (11/4) kemarin.