Jumat Paing, 3 Maret 2017
SOSOK Hindari Juru Kunci PRESTASI olahraga di Karangasem belum terlalu membanggakan. Setiap ikut dalam ajang bergengsi seperti Porprov Bali, Karangasem selalu menjadi langganan juru kunci. Untuk menghindari itu, tentu seluruh cabang olahraga harus bersama-sama berusaha untuk mengangkat martabat Karangasem dalam dunia olahraga. Hal itu disampaikan anggota DPRD Karangasem yang juga Ketua Komite Eksekutif Asosiasi PSSI Karangasem, I Kadek Sujanayasa, Kamis (2/3) kemarin. Politisi Partai NasDem ini, saat ini mengaku sedang melakukan pembinaan dan seleksi persiapan Porprov Bali. Meski dinilai berat dalam bersaing di cabang Sepak bola, namun dia mengaku tetap optimis bisa memberikan yang terbaik bagi Karangasem. Dalam waktu dekat, dia mengaku akan melakukan serangkaian uji coba dengan tim sepak bola di dalam dan di luar Karangasem, untuk mengasah kemampuan tim sepak bola Karangasem. Selain itu, dia juga menegaskan masih mendalami bagaimana cara PSSI yang baik, sehingga ke depan punya output yang jelas dan membangun prestasi. “Target kami tetap jadi pemenang, kalau pun tidak bisa, jangan sampai jadi juru kunci,” kata Sujanayasa yang mengaku baru sebelas hari memimpin Komite Eksekutif PSSI Karangasem. Sujanayasa terpilih sebagai Ketua Komite Eksekutif PSSI Karangasem sesuai dengan Surat Keputusan nomor :SKEP/01/As Prov/BALI/II/2017 tertanggal 16 Februari 2017. “Saya ingin menjawab kepercayaan sebagian besar atlet yang mempercayakan Ketua Komite Eksekutif PSSI Karangasem kepada saya. Semoga saya bisa, sejalan dengan visi misi pemerintah daerah, membangun Karangasem yang bangkit, bersih dan bermartabat,” tegasnya. (gik)
KARANGASEM
13
Penyaluran KIS Dinilai Banyak Tak Tepat Sasaran Amlapura (Bali Post) -
Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah dibagikan kepada masyarakat miskin di desa-desa. Akan tetapi, para penerima KIS ini dinilai banyak tidak tepat sasaran. Persoalan ini juga menjadi salah satu kendala, kenapa intregrasi JKBM ke JKN menjadi alot, karena data warga miskin kembali kacau di bawah. Demikan sorotan legislator DPRD Karangasem I Nyoman Musna Antara saat ditemui di gedung setempat, Rabu (1/3) lalu. Sejak integrasi JKBM ke JKN ini menjadi masalah di bawah, pihaknya mengaku sudah banyak menerima aspirasi dari berbagai elemen masyarakat di bawah. Aspirasi ini semakin menguat kala legislator DPRD Karangasem melakukan reses, bertemu langsung dengan masyarakat di desadesa. Aspirasi masyarakat di Karangasem didominasi masalah integrasi JKBM ke JKN, karena masyarakat tak
bisa lagi menikmati layanan kesehatan secara gratis, sebagaimana sebelumnya dalam program KJBM. Selain masalah integrasi ini, dua masalah lain yang mendominasi yang terungkap dalam reses adalah minimnya LPJ (Lampu Penerangan Jalan) di desa-desa dan pembangunan infrastruktur jalan. Musna menegaskan, saat data KIS ini turun ke desadesa dan dibagikan klian banjar dinas, banyak datanya nyaplir (tidak sesuai) dengan kondisi riil di lapangan. Penerimanya justru bukan warga miskin sebagaimana data awal yang disusun klian
banjar dinas. Dia mengaku tak tahu, apakah masalah ini muncul karena input data awal dari bawah yang salah, atau turunnya data dari pemerintah pusat ke bawah yang justru kacau. Situasi ini membuat bingung perangkat desa di bawah. Kalau dibagikan, sudah jelas yang tercantum sebagai penerima KIS tak sesuai. Ini juga akan menimbulkan kecemburuan sosial. Kalau tidak dibagikan, KIS ini sudah turun dan memang harus dibagikan kepada yang sudah tercantum. Menyikapi persoalan, DPRD Karangasem akan segera memanggil kembali
Anggota Polres Tewas Gantung Diri
Amlapura (Bali Post) Pagi-pagi buta sempat menerima tamu sejawat di depan rumahnya, tetapi ketika fajar menyingsing Aiptu Ketut Partono (43) ditemukan tewas gantung diri. Anggota Polres Karangasem itu menjerat lehernya pada plafon kap baja di lantai dua rumahnya, di Banjar Kebon, Desa Kertamandala, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (2/3) kemarin. Kematian korban sangat mengejutkan meskipun sejak seminggu terakhir pihak keluarganya mengaku sudah melihat gelagat mencurigakan. Polisi yang bertugas di Seksi Keuangan Polres itu disebutkan sering bengong Bali Post/kmb dengan pandangan menerawang. ‘’Seperti sedang mel- Aiptu Ketut Partono (alm) amun, mungkin sudah lebih seminggu begitu,’’ ungkap salah seorang kerabatnya. Persoalan utang-piutang diduga menjadu motif bunuh diri tersebut. Hal itu mengacu keterangan istri korban, Ni Wayan Supartini (37), yang mengaku belakangan suaminya pusing oleh utang yang sulit terbayar. Bahkan sekitar sepuluh hari lalu korban sempat mengajak sang istri kabur ke Kalimantan untuk menghindari utang tersebut. Niat lari dari utang itu kembali sempat diutarakan korban empat hari lalu. ‘’Dia ngajak kabur lewat Seraya,’’ kata Suartini. Suartini tak menyebutkan menggunungnya utang korban. Yang jelas, sekitar 1,5 jam sebelum ditemukan tewas, atau sekitar pukul 05.30, korban sempat didatangi temannya I Nyoman Rinteg. Cukup lama korban berbincang di teras rumahnya dengan anggota Polsek Kubu, Karangasem itu. Menurut Suartini, saat ini Rinteg datang untuk menanyakan bunga uang. ‘’Saya dilarang mendekat, disuruh tidur lagi. Setelah Pak Rinteg pergi saya baru buka warung, suami saya ke kamar tidur,’’ terangnya. Meski istri seorang polisi, Suartini termasuk wanita ulet. Untuk membantu perekonomian keluarga, dia mendirikan warung di depan rumahnya. Pagi kemarin setelah buka warung dia hendak menyapu di rumahnya. Dia langsung bingung karena di kamar tidur di lantai satu rumah hanya mendapatkan sepatu dan pakaian dinas korban di atas tempat tidur. Korban yang dicari-cari di seputaran rumah tak kunjung ketemu sampai akhirnya Suartini coba mengecek ke lantai dua rumahnya. Saat ditemukan sekitar pukul 07.00, tubuh korban yang bergelayut hanya mengenakan celana dalam abu-abu, masih goyang. Namun karena posisinya tinggi, Suartini yang panik tak langsung menolong tapi lari mencari bantuan. Namun sayang, ketika berhasil diturunkan polisi itu sudah tak bernyawa. Dokter Puskesmas Abang II dr. I Komang Suirka yang datang beberapa saat kemudian juga menyatakan korban sudah meninggal dunia. ‘’Tak ada tanda-tanda kekerasan, murni gantung diri,’’ terang Kapolsek Abang AKP I Nyoman Sugita Yasa saat memimpin proses olah TKP yang disaksikan langsung Kapolres Karangasem AKBP Sugeng Sudarso. Kapolsek menegaskan, aksi nekat korban tak ada kaitannya dengan tugas korban sebagai anggota polisi. Hasil penyelidikan menunjukkan aksi bunuh diri itu disebabkan masalah utang. ‘’Korban punya bisnis tertentu, kemudian terlilit utang,’’ katanya. (kmb)
bergengsi tersebut mampu membangkitkan semangat dan motivasi anak-anak muda Karangasem untuk berprestasi. ‘’Sekaligus juga membuktikan bahwa potensi anak-anak muda kita tidak kalah dibandingkan kabupaten lain,’’ tegasnya. Keempat karateka Inkai Karangasem yang berkesempatan tampil di ajang kejurnas yakni I Putu Krisna Jayantara (11), Bagus Gede Sastra Widyatmika dan I Putu Dedi Ananta (11). Ketiga siswa SDN 4 Subagan, Karangasem itu akan tampil pada nomor Kata Beregu Putra. Satu karateka lainnya Ni Kadek Naomi Zeeolita Hartono Putri (9) dari SDN 1 Karangasem, akan tampil pada Komite Perorangan Putri di bawah 25 kg. Kejurnas akan berlangsung di GOR Cirakas, 7 sampai 12 Maret mendatang. Ketua Harian Inkai Karangasem Jro Mangku
ini sementara masih bisa dilanjutkan,” tegas politisi Partai Golkar dapil Kecamatan Kubu ini. Hingga kini belum ada kejelasan, berapa dana yang harus disiapkan untuk mengcover data warga miskin yang belum mendapatkan KIS, agar bisa mendapat layanan kesehatan gratis. Ketua DPRD Karangasem Nengah Sumardi sebelumnya juga menyampaikan persoalan ini harus segera dicarikan solusinya. Sebab, warga yang sebelumnya sudah ter-cover JKBM harus ter-cover semua pula, pascaintegrasi JKBM ke JKN ini. Kalau memang memungkinkan dianggarkan dalam APBD, pihaknya mengaku sangat siap mendukung itu dan mengawalnya di dewan. (kmb31)
Ketua KONI Siap Dipanggil Dewan
Bali Post/kmb
SAMPAH - Tumpukan sampah di areal gedung Disdikpora Karangasem menjadi sorotan dewan.
Sampah di Depan Disdikpora Disorot Dewan
Amlapura (Bali Post) Pemandangan alam terbuka yang tersaji di sepanjang ruas jalan jalur 11 Padangkerta, Karangasem, terganggu oleh tumpukan sampah di depan gedung perkantoran Dinas Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Cukup lama merusak pemandangan, tumpukan sampah tersebut akhirnya menjadi sorotan kalangan DPRD Karangasem. ‘’Gedung pemerintah semestinya memberi contoh, jangan justru terkesan membiarkan sampah tak terurus berlama-lama,’’ ujar anggota Dewan I Komang Sudanta, Kamis (2/3) kemarin. Politisi asal Desa/Banjar Tegallinggah ini mengaku terusik karena tumpukan sampah tersebut sangat mengganggu pandangan. Tumpukan sampah menimbulkan kesan jorok, padahal gedung Disdikpora seharusnya bebas
dari sampah. Menurutnya, pihak Disdikpora seharusnya peduli, mengingat ruas jalan jalur 11 atau ruas Jalan Veteran di depan gedung Disdikpora dimanfaatkan warga untuk olahraga sore. Ruas jalan by-pass tersebut juga selalu digunakan untuk kegiatan car free day. ‘’Coba lihat dari jalan, tumpukan sampah sangat tidak elok dipandang,’’ sesalnya. Gedung Disdikpora yang terletak di sebelah timur Stadion Amlapura itu merupakan gedung anyar yang baru mulai digunakan tahun ini. Sebelumnya Disdikpora Karangasem berkantor di Jalan Untung Surapati Amlapura. Sudanta mengaku menyadari penataan gedung baru tersebut belum tuntas, tetapi soal sampah mestinya tetap disikapi secara sigap. Pasalnya selain menimbulkan kesan jorok, sampah yang
Ketua Dewan ’’Support’’ Atlet ke Kejurnas Inkai EMPAT karateka muda Karangasem yang memperkuat kontingen Bali dalam Kejurnas Institut Karate-Do Indosia (Inkai) di Bogor, Jawa Barat, akan dilepas Ketua Umum Inkai Karangasem, Jumat (3/3) hari ini. Namun sebelum bertolak, keempat duta Bumi Tanah Aron itu berkesempatan bertandang ke gedung DPRD Karangasem untuk menghadiri undangan Ketua DPRD I Nengah Sumardi. ‘’Anak-anak sudah begitu bersemangat untuk mengejar prestasi, tentunya kita juga berbangga,’’ ujar Sumardi didampingi Sekwan Wayan Ardika. Pria yang pernah tercatat sebagai Ketua Harian Inkai Karangasem itu berharap keempat karateka muda Karangasem itu mampu mencapai prestasi tinggi. Lebih dari itu, pihaknya berharap keberhasilan Inkai mengirimkan atlet ke ajang
lembaga terkait, seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, RSUD Karangasem maupun BPJS Kesehatan di Karangasem, agar masyarakat miskin bisa dipermudah mendapat layanan kesehatan gratis. Koordinasi ini diperlukan, agar bagi warga miskin yang benar-benar miskin dan layak mendapat jaminan kesehatan bisa ter-cover di desa-desa. Dari pertemuan nanti, pihaknya berharap ada cara-cara jelas yang bisa meng-cover, bagi warga miskin yang belum ter-cover layanan kesehatan secara gratis. “Kalau sebelumnya, sementara masih bisa dengan surat rekomendasi dari desa, kemudian dibawa ke Dinas Sosial dibuatkan rekomendasi, dibawa ke Dinas Kesehatan dan BPJS di Padangkerta. Mudah-mudahan
Wayan Pasek mengatakan, keempat karateka mudanya itu mewakili Bali setelah keluar sebagai juara pertama pada Kejurda Inkai di Singaraja beberapa waktu lalu. Pelatih sekaligus pemilik Dojo Taksu Bali, Karangasem itu menyampaikan apresiasi atas support yang
diberikan. Pihaknya pun berharap keempat karateka muda itu mampu menampilkan kemampuan terbaiknya. ‘’Keberangkatan anak-anak kita juga di-support Ketua KNPI Gusti Putu Parwata. Terima kasih, semoga atlet kita mampu mencapai target prestasi,’’ ucapnya. (ad205 )
KARATE - Ketua DPRD Nengah Sumardi menerima atlet karateka yang akan mengikuti Kejurnas Inkai di Bogor, Jawa Barat.
menggunung berpotensi menjadi sumber penyakit. Persoalan persampahan di Karangasem kini menjadi tanggung jawab Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, termasuk urusan sampah di perkantoran pemerintah. Namun, Kadis I Made Suama mengatakan kantornya bertugas mengangkut. Sedangkan untuk pengumpulan menjadi tanggung jawab masyarakat dan kantor bersangkutan. ‘’Kita akan cek. Kalau sudah terkumpul kita siap kerahkan armada,’’ ujarnya. (kmb)
Amlapura (Bali Post) Rencana Komisi IV DPRD Karangasem memanggil pengurus KONI Karangasem disambut baik Ketua KONI Karangasem Gede Suadi. Di hubungi Kamis (2/3) kemarin, Suadi mengaku siap memberikan penjelasan apa pun yang diminta dewan. Justru, dia menilai selama ini, banyak pihak yang tidak mengerti peran dan fungsi lembaga KONI sebagai lembaga induk seluruh organisasi cabang olahraga yang sah di Kabupaten Karangasem. Dia mengaku belum mendengar langsung adanya rencana pemanggilan tersebut. Surat secara resmi masuk ke kantornya dari dewan juga disebutkan belum ada. Akan tetapi, kalau memang dewan serius memanggil pengurus KONI Karangasem, dia mengaku justru punya kesempatan menjelaskan untuk meluruskan informasi sumir di lapangan. Sebab, tidak semua hal yang berkaitan dengan olahraga, bisa dikaitkan dengan KONI Karangasem. Sesuai dengan AD/ART KONI, dia menegaskan KONI tentu hanya bergerak pada bidang olahraga berprestasi, bukan olahraga uji coba maupun olahraga rekreasi. “Tidak semua olahraga tanggung jawabnya KONI. Seperti paralimpic, dan pramuka kan (tanggung jawabnya) bukan di kita,” kata Suadi saat dihubungi melalui sambungan telepon Kamis kemarin. Terkait adanya keluhan cabang olahraga Inkai yang tidak didukung KONI saat hendak ikuti Kejurnas, dia mengaku
sama sekali belum menerima informasi dari induk cabang olahraganya, yaitu Forki. Selain itu, bentuk lain berupa proposal juga belum ada dari Forki ke KONI Karangasem. Sehingga, pihaknya mengaku tak ada dasar untuk membantu apa pun, baik biaya maupun pembinaan. “Kalau klub itu, bukan anggota KONI, yang anggota KONI adalah induknya. Jadi seharusnya ada komunikasi dulu antara ca bor induk dengan KONI,” tegasnya. Dia menegaskan, program-program KONI sejauh ini masih berjalan cukup baik. Sudah ada beberapa progres dari sejumlah cabor sebagai persiapan Porprov Bali. Untuk tahun ini, pihaknya mengakui memang fokus mempersiapkan diri untuk bersaing kembali pada ajang Porprov Bali. Sejalan dengan ini, Ketua Pengcab PSSI Karangasem, I Kadek Sujanayasa, juga mengatakan sedang mempersiapkan tim sepak bola untuk Porprov Bali. Saat ini sudah masuk pada tahap seleksi persiapan dan pembinaan, kemudian uji coba dengan tim-tim lokal. Sebelumnya, Komisi IV DPRD Karangasem berencana memanggil pengurus KONI Karangasem. Langkah ini sebagai buntut dari banyaknya keluhan dari berbagai insan olahraga, yang menilai kinerja KONI melempem. Dewan ingin menelusuri, masalah apa yang dialami KONI Karangasem, sehingga sulit memberikan kontribusi untuk membangun dunia olahraga Karangasem yang berprestasi. (kmb31)