Edisi 27 September 2010 | Balipost.com

Page 2

KOTA

2

Senin Pon, 27 September 2010

Stok VAR Beberapa Kabupaten Kosong Denpasar (Bali Post) Beberapa waktu lalu, tepatnya Jumat (24/9), Kadis Kesehatan Bali dr. Nyoman Suteja mengatakan total stok VAR di Bali sekitar 11.400 vial. Stok tersebut ada di semua kota/kabupaten, kecuali Karangasem. Namun hanya dalam beberapa hari, stok tersebut di beberapa kabupaten mulai habis. Di Kabupaten Negara dan Tabanan, warga mereka yang digigit anjing, Minggu (26/9) kemarin datang ke RS Sanglah untuk meminta VAR karena VAR di daerah mereka dikatakan habis. Salah satu warga Tabanan yang datang ke RS Sanglah untuk meminta VAR adalah Ni Nyoman Narki (37), warga Banjar Selan Bawak, Margarana, Tabanan. Narki digigit anjing liar di bagian kakinya. “Tadi sempat ke RS Tabanan, tetapi katanya stok VAR kosong dan saya dirujuk ke RS Sanglah,” ujarnya. Hal yang sama dialami Komang Nurata (34), warga Banjar Asah Duren, Pekutatan, Negara. Ia menuturkan sudah digigit anjing peliharaannya sendiri sejak lima hari lalu. Nurata sudah dua kali ke RS Negara, tetapi ternyata stok VAR di RS tersebut kosong. Karena itu, ia kemudian dirujuk ke RS Sanglah untuk mendapatkan VAR. Stok VAR di Klungkung juga sedang kosong. Salah satu warga Desa Tangkub, Sidemen Karangasem yang mencari VAR di RS Klungkung mengaku stok di sana sedang habis. Warga bernama Mangku Surdayana (67) yang digigit anjing di bagian kakinya, Minggu (26/9) kemarin dirujuk ke RS Sanglah. “Tadi pagi digigit. Karena jarak rumah lebih dekat ke RS Klungkung, kami mencari VAR di sana. Tetapi rupanya sedang kosong,” ujar salah satu kerabat Mangku yang mengantarkannya ke RS Sanglah. (san)

Dua Pecalang Ditabrak Truk NASIB apes dialami dua orang pecalang di Suwung Kauh, Denpasar Selatan. Saat ngayah di Pura Dalem Suwung Kauh dalam rangka piodalan di pura tersebut, Minggu (26/9) kemarin, dua orang pecalang, Putu Gelgel (40) dan Kadek Suarsa (37), ditabrak truk yang melaju kencang di Jalan By-pass Ngurah Rai. Padahal, saat itu Gelgel dan Suarsa sedang bertugas mengatur lalu lintas untuk membantu krama Bali yang bersembahyang di pura tersebut untuk menyeberang. Menurut penuturan warga yang mengantar kedua korban di RS Sanglah, truk tersebut menyalip dua mobil yang berhenti di depannya. Akibat tertabrak, Suarsa menderita patah pada kaki kiri dan tulang engkelnya terlepas. Sementara Gelgel mengalami luka lecet dan beberapa giginya patah. Keduanya segera dilarikan ke RS Sanglah. Sementara sopir truk tersebut sempat dihajar massa yang menyaksikan kecelakaan tersebut. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke kepolisan, dan sopir yang dihajar massa tersebut juga dibawa ke RS Sanglah. Gelgel diperbolehkan pulang, sementara Suarsa harus dirawat inap dan menjalani operasi. Kecelakaan lalu lintas yang merenggut satu nyawa juga terjadi Minggu (26/9) dini hari kemarin di Kerobokan. Korbannya Imam (28). Imam mengalami kecelakaan di Kerobokan saat pulang dari magang. Menurut informasi dari teman-temannya, Imam yang masih tercatat sebagai mahasiswa perhotelan sedang menjalani magang di salah satu hotel dekat Kerobokan. Ia kebetulan mendapatkan shift malam. Diduga karena kelelahan, sekitar pukul 04.00 wita Imam yang mengendarai sepeda motor kehilangan kontrol dan jatuh sendiri. Akibatnya, ia menderita cedera cukup parah di bagian kepala. Imam dilarikan ke RS Kasih Ibu sebelum dirujuk ke RS Sanglah. Ia sempat menjalani perawatan selama beberapa jam di IRD sebelum akhirnya meninggal dunia. (san)

Ratusan Ribu Rupiah bagi Pembuang Sampah Sembarangan Denpasar (Bali Post) Ada strategi jitu yang diterapkan Dusun Merthayasa dan Kertha Jati, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara dalam menangani masalah sampah dan menjaga kebersihan di wilayahnya. Warga yang berperilaku hidup jorok alias terbiasa membuang sampah sembarangan, siap-siap saja diganjar dengan sanksi berat. Tidak tanggung-tanggung, kedua banjar itu mengganjar para pembuang sampah sembarangan dengan sanksi denda yang nilai nominalnya mencapai ratusan ribu rupiah. Dihubungi Minggu (26/9) kemarin, Kepala Dusun Merthayasa A.A. Ngurah Arwatha mengatakan, pihaknya sangat mendukung program Pemkot Denpasar dalam rangka mewujudkan Kota Denpasar bebas sampah serta bersih dan hijau. Guna merealisasikan hal itu, pihaknya mengaku sudah membuat perarem atau peraturan guna memberikan efek jera kepada para pembuang sampah sembarangan. Dalam perarem yang didasari hasil rapat komponen masyarakat Merthayasa itu, disepakati untuk menjatuhkan sanksi denda Rp 250.000 bagi pembuang sampah yang tertangkap basah membuang sampah secara sembarangan. “Dengan diterapkannya sanksi berat ini, kami berharap warga di sini tidak lagi membuang sampah sembarangan. Strategi ini dinilai sangat efektif dalam meningkatkan kebersihan di wilayah kami yang sekaligus akan membentuk perilaku hidup bersih di kalangan warga kami,” katanya. Strategi serupa juga diterapkan di Dusun Kertha Jati. Bahkan, sanksi denda yang dijatuhkan kepada para pembuang sampah sembarangan di wilayah Kertha Jati lebih tinggi dibandingkan yang diberlakukan di Merthajaya, yakni mencapai Rp 500.000. Menurut Kepala Dusun Kertha Jati I Nyoman Lanus, pihaknya sengaja menjatuhkan sanksi yang berat kepada para pencemar lingkungan itu dengan harapan perilaku hidup bersih di kalangan warga Kertha Jati secepatnya terbentuk. Dikatakannya, sampai saat ini sudah ada empat orang warga yang terkena sanksi denda karena tertangkap basah membuang sampah secara sembarangan. “Penerapan sanksi berat ini merupakan salah satu bentuk partisipasi kami dalam mendukung program Pemkot Denpasar guna mewujudkan Kota Denpasar yang bersih dan hijau,” katanya dan menambahkan, penjatuhan sanksi denda Rp 500.000 itu dinilai sangat efektif dalam menangani masalah persampahan di wilayahnya. (kmb13)

815224, 819446

FM 96,5

Topik: TERLAMBAT DILAPORI BANJIR, GUBERNUR KECEWA Sampaikan opini Anda hari ini di acara Warung Global FM 96,5 wab blog: www.globalfmbali.blogspot.com, E-mail:globalfmbali@yahoo.com

BUDI DAYA Lokasi budi daya rumput laut di Pantai Serangan. Cuaca buruk dan air laut yang tercemar minyak memaksa para petani menghentikan aktivitasnya untuk sementara waktu.

Bali Post/ian

Petani Rumput Laut Menjerit

Pantai Serangan Tercemar Minyak Denpasar (Bali Post) Cuaca buruk yang melanda Bali beberapa bulan terakhir ini, membuat ratusan petani rumput laut di Pantai Serangan, Denpasar Selatan menjerit. Gara-gara cuaca buruk yang disertai dengan hujan lebat, mereka mengaku tidak bisa membudidayakan rumput laut lagi karena kadar garam pada air laut menurun drastis sehingga tidak mendukung bagi pertumbuhan rumput laut. Faktor cuaca yang ekstrem itu diperparah lagi dengan luberan minyak yang mencemari pantai sehingga penderitaan petani rumput laut makin lengkap. Sesuai pantauan Bali Post, Minggu (26/9) kemarin, suasana lokasi pembudidayaan rumput laut di Serangan yang biasanya dipenuhi petani, tampak lengang. Cuaca yang buruk tampaknya memaksa mereka menghentikan budi daya rumput laut untuk sementara waktu. Beberapa peralatan budi daya rumput laut ini juga terlihat tercecer di sekitar pantai. Puluhan pondok kecil di pinggiran pantai yang biasanya dipergunakan untuk menyimpan rumput laut pascadipanen, juga tampak kosong melompong. Bahkan, sebagian besar dari pondok kecil itu porak-poranda setelah diterjang angin kencang beberapa bulan terakhir. “Sudah sekitar lima bulan kami tidak bisa bekerja. Cuaca sangat tidak bersahabat,” keluh Suharto, salah seorang petani rumput laut di Serangan. Menurut Suharto, baikburuknya hasil panen rumput laut sangat tergantung pada kondisi cuaca. Cuaca buruk yang melanda Bali akhir-akhir ini membuat kadar garam pada air laut menurun drastis sehingga mengakibatkan rusaknya rumput laut yang dibudidayakan. Selain itu, dia men-

duga air laut yang tercemar tumpahan minyak dari kapal beberapa waktu lalu juga ikut andil merusak pertumbuhan rumput laut. “Percuma juga memaksa membudidayakan rumput laut dalam kondisi seperti ini. Hasil panen pasti tidak baik bahkan membuat kami merugi,” ujarnya. Pria yang mengaku sudah bertahun-tahun membudidayakan rumput laut ini mengatakan sudah rugi jutaan rupiah karena tidak bisa bekerja. Jika kondisi ini terus berlanjut, dia memprediksikan mayoritas petani rumput laut akan bangkrut karena tidak punya sumber pendapatan lain. “Sekarang saja kami sudah rugi jutaan rupiah karena tidak bisa bekerja. Padahal, kami punya tanggungan yang berat karena harus memenuhi kebutuhan keluarga,” keluhnya. Sekretaris Umum Kelompok Budi Daya Rumput Laut Mekar Sari Serangan I Wayan Karma mengakui, cuaca yang buruk memang sangat potensial merusak pertumbuhan rumput laut. Kendati begitu, dia mengatakan banyak faktor yang menjadi penyebab kerusakan rumput laut. Sesuai

hasil penelitian dari Universitas Udayana, kata dia, adanya kandungan minyak dalam air laut juga ikut andil menurunkan kadar garam di Pantai Serangan. “Di perairan ini banyak tumpahan minyak dari kapal sehingga air laut terkontaminasi minyak. Beberapa waktu lalu, Unud bahkan sempat menyarankan agar petani menghentikan aktivitas budi daya rumput laut untuk sementara waktu karena kondisi perairan memang kurang mendukung untuk aktivitas tersebut,” katanya dan menambahkan, saat ini sekitar 147 orang petani rumput laut di Serangan sudah menghentikan aktivitasnya. Setiap masa panen yang berlangsung selama 45 hari, kata dia, setiap petani biasanya rata-rata menghasilkan 350 kilogram hingga 400 kilogram rumput laut. Ini berarti, total hasil panen yang dikumpulkan 147 orang petani itu setiap musim panen bisa berkisar 50 ton hingga 70 ton rumput laut dengan harga jual mencapai Rp 12 ribu per kilogram. “Dengan kondisi seperti yang terjadi saat ini, para petani tidak bisa menghasilkan rumput laut lagi,” ujarnya. (kmb13)

Di Bali, Epidemi AIDS Jadi Populasi Umum Denpasar (Bali Post) Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar menyatakan, peningkatan terus-menerus kasus HIV dan AIDS di Bali menyebabkan epidemi AIDS menjadi populasi umum. “Melihat terus meningkatnya kasus HIV dan AIDS di Bali yang berlangsung setiap tahun, membuat epidemi AIDS menjadi populasi umum,” kata Sri Mulyanti, asisten koordinator KPA Denpasar, Sabtu (25/9). Dia memberi contoh data HIV dan AIDS tahun 2009 yang tercatat 3.047 kasus, pertengahan tahun ini saja sudah bertambah mencapai 3.531 kasus. “Dari jumlah kasus tahun ini, penularannya masih didominasi melalui hubungan seksual bergantiganti pasangan atau hetero sebesar 69 persen,” ujarnya. Selain itu, kasus AIDS dan HIV terbesar dialami oleh

kaum laki-laki dengan usia antara 20-40 tahun. “Sebanyak 509 laki-laki berusia antara 20-29 tahun terserang AIDS dan 164 orang adalah perempuan. Sedangkan pada usia 3039 tahun, sebanyak 618 lakilaki dan 129 perempuan,” kata Sri Mulyanti. Sementara itu, Sekretaris KPA Kota Denpasar Tri Indarti mengatakan, penyebab banyaknya kasus HIV dan AIDS kemungkinan karena banyak orang yang baru menyadari terserang penyakit tersebut setelah memasuki fase parah. “Hal ini karena penderita HIV baru diketahui gejalanya dalam jangka lima sampai sepuluh tahun,” ujarnya. Dia berharap, warga yang merasa berperilaku kurang aman atau melakukan hubungan seks berisiko, sedini mungkin memeriksakan diri supaya nantinya tidak terlambat dan sudah masuk fase AIDS.

Pemeriksaan itu bisa dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah dan Puskesmas 2 Denpasar. “Pemeriksaan itu dinamakan Voluntary Counseling and Testing (VCT),” katanya. VCT adalah tes HIV yang dilakukan secara sukarela. Karena, pada prinsipnya tes HIV tidak boleh dilakukan dengan paksaan atau tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan. Siapa saja yang melakukan hubungan seksual berisiko sebaiknya melakukan VCT. Hubungan berisiko ini bukan hanya dengan pekerja seks, gigolo ataupun waria. Hubungan seksual dengan orang yang tidak diketahui status HIV-nya bisa juga dianggap berisiko. Selain itu, orang yang pernah menerima transfusi darah, pengguna narkoba suntik, dan mereka yang mengalami infeksi menular seksual (IMS) berulang. (kmb)

Diduga Tabung Gas Bocor

Wave Spa Nyaris Ludes Terbakar Denpasar (Bali Post) Peristiwa kebakaran terjadi di seputaran Jalan By-pass Ngurah Rai, Mumbul, Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Minggu (26/9) kemarin pukul 13.00 wita. Diduga karena tabung gas bocor, Wave Spa nyaris ludes dilalap si jago merah. Beruntung, pertolongan cepat datang dan empat unit mobil pemadam kebakaran (PMK) dikerahkan ke TKP. Gerak cepat petugas PMK itu, membuat hanya dapur Wave Spa yang terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Hanya saja, pemilik spa diperkirakan menderita kerugian puluhan juta rupiah. Polisi belum berani memastikan penyebab kebakaran ini. Kasusnya hingga kini masih diselidiki penyidik Polsek Kuta Selatan. Kapolsek Kuta Selatan AKP Nanang Prihasmoko ketika dimintai konfirmasinya kemarin mengatakan, penyebab kebakaran diduga kuat karena tabung gas yang ada di dapur bocor. Namun untuk kepastiannya, pihaknya telah berkoordinasi dengan petugas Labforensik dan Identifikasi. “Dugaan awal memang ada mengarah ke situ (bocornya tabung gas-red),” katanya. Menyangkut kronologisnya, saksi yang telah diperiksa polisi mengaku bahwa sumber api berada di dapur, lantai satu. Tiba-tiba ada kepulan asap

dan semburan api dari dalam dapur. Karyawan spa pun berteriak minta pertolongan kepada warga sekitar. Adanya kepulan asap dan kobaran api, membuat warga sekitar panik. Warga dan karyawan setempat pun berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. Akan tetapi, api makin membesar dan akhirnya empat unit mobil PMK Badung dan BTDC dikerahkan ke TKP. Petugas melakukan isolasi supaya api tidak merembet ke bangunan di sekitarnya. Api berhasil dipadamkan 30 menit kemudian. Salah satu saksi sekaligus karyawan spa, Nadia, mengaku tidak mengetahui pasti sumber apinya dari mana. Yang jelas, saat dirinya berada di ruangan perawatan, ia melihat kepulan asap di lantai satu. “Kami langsung keluar ruangan melihat asap dan kobaran api itu. Kami berteriak keluar ruangan minta tolong kepada warga sekitar,’’ akunya. Untungnya, kata saksi, saat itu tidak ada tamu yang melakukan perawatan. Sebab, spa itu buka pukul 09.00 wita dan rencananya ada tamu mau perawatan pukul 14.00 wita. Akan tetapi, tamu itu akhirnya membatalkan rencana perawatannya. Jadi, tidak ada tamu saat kejadian berlangsung. “Pemilik spa, Made Jhon Wiantara (24), masih kami mintai keterangan,” kata Kapolsek Nanang. (kmb21)

SDN 4 Blahkiuh Tak Layak Ditempati Lagi Pembangunannya Diperkirakan Rp 500 Juta Mangupura (Bali Post) Pembangunan kembali ruang guru dan mes SDN 4 Blahkiuh, Banjar Kembang Sari, Abiansemal yang hancur akibat angin kencang yang terjadi Rabu (22/9) lalu, diperkirakan menelan dana Rp 500 juta. Pembangunan direncanakan dilaksanakan tahun 2011 mendatang. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung Ketut Widiastika, Minggu (26/9) kemarin mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian serta telah membuat rancangan anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan sekolah yang kondisinya sudah tidak layak ditempati tersebut. Rancangan anggaran ini diakuinya sudah diserahkan ke Bupati untuk dimintakan persetujuan. “Sekarang kami tinggal menunggu persetujuan Bupati,” ujarnya. Dikatakannya, dana Rp 500 juta tersebut menurut hasil kajian tim teknis Disdikpora melalui bidang pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, tidak hanya untuk membangun kembali ruang guru dan mes. Melainkan, termasuk

penambahan ruang untuk perpustakaan dan UKS. Soal terhambatnya kinerja guru akibat fasilitas ruang guru yang hancur, Widiastika mengungkapkan, ruang guru dipindahkan ke ruang perpustakaan. Pemindahan ini bersifat sementara, sambil menunggu perbaikan gedung di sekolah setempat. Sedangkan secara umum, proses belajar mengajar di SDN 4 Blahkiuh tetap berlangsung seperti biasa. Secara terpisah, Kabag Humas dan Protokol Setda Badung Wayan Weda Dharmaja mengatakan, rancangan anggaran perbaikan SDN 4 Blahkiuh telah diterima oleh Bupati Badung. Secara prinsip, kata dia, Bupati A.A. Gde Agung setuju dengan pembangunan dan penambahan fasilitas gedung, mengingat kondisi bangunan di sekolah setempat sudah usang. Seperti diberitakan sebelumnya, ruang guru dan mes di SDN 4 Blahkiuh, hancur tertimpa pohon besar. Pohon tersebut roboh setelah diterjang angin kencang yang diduga puting beliung yang melanda kawasan setempat. (ded)

April 2011

Pantai Kelan dan Kedonganan Ditata Mangupura (Bali Post) Pemkab Badung mengajukan permintaan bantuan dana Rp 15 miliar ke pemerintah pusat. Dana tersebut akan digunakan untuk penataan Pantai Kelan dan Kedonganan Kuta yang diharapkan terlaksana April 2011. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Badung I Made Badra, Minggu (26/9) kemarin mengatakan, penataan di pantai tersebut di antaranya pembangunan ru-

mah makan, pasar ikan dan candi bentar. Menurut Badra, pihaknya telah mengajukan dana sekitar Rp 15 miliar ke pusat untuk keperluan tersebut. “Kita masih menunggu. Kemungkinan besar dana tersebut disetujui oleh pusat,” ujarnya. Badra menambahkan, jika anggaran ini disetujui, maka pada Januari 2011 nanti sudah bisa dilakukan lelang dan tender penataan pantai. Karena saat ini, detail engineering de-

sign (DED) telah dikerjakan. Soal titik atau batas wilayah yang akan ditata, katanya, telah ditentukan melalui matrik BPN. Badra mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pertemuan dengan PT Angkasa Pura dan meminta persetujuan. Setelah PT PAP menyetujui gambar tersebut, pihaknya akan mengajukan draf Surat Keputusan (SK) Bupati Badung tentang pengelolaan dan penataan Pantai Kelan, Kuta kepada desa adat. (ded)

Bali Post/edi

PENGUNJUNG - Seorang pengunjung tampak sedang menyewa pelampung di Pantai Sanur, Minggu (26/9) kemarin. Hari raya Banyu Pinaruh yang jatuh sehari setelah hari raya Saraswati, dimanfaatkan warga untuk melakukan penyucian diri di pantai dan sumber air terdekat.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 27 September 2010 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu