BALI UTARA
12
Sabtu Kliwon, 26 Februari 2011
SOSOK
Guru PNS Dikembalikan ke Disdik
Siswa SMA Bhaktiyasa Ancam Demo
Pengangguran Menurun PENGANGGURAN di Kabupaten Buleleng sejak dua tahun ini jumlahnya terus menurun. Tahun 2008, jumlah pengangguran 19 ribu orang, tetapi setahun kemudian turun menjadi sekitar 9 ribu orang. Jumlah penurunan yang cukup drastis itu membuat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng, Dra. Made Sulastri, menjadi kaget sekaligus lega. Kaget karena tak menyangka BP/kmb pengangguran di Bali Utara bisa berkurang sebanyak itu. Lega karena upayaupaya yang dilakukannya selama ini dirasa cukup berhasil. Memang, sejak beberapa tahun belakangan ini, dinas yang dipimpinnya itu cukup gencar melakukan pelatihanpelatihan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja untuk dikirim ke luar negeri. Ini terbukti karena pengangguran di Buleleng berkurang karena banyak warga mendapat pekerjaan sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Selain itu, banyak juga warga Denbukit yang bekerja di kapal pesiar. Untuk di daerah Buleleng, diakui penyerapan tenaga kerja memang minim. Namun sejak dibukanya beberapa minimarket berjejaring, banyak juga warga Buleleng yang mulai bekerja di minimarket tersebut. Ia berharap penurunan jumlah pengangguran di Buleleng akan terus terjadi setiap tahun. (kmb)
Anak Babi Mirip Gajah di Patemon Singaraja (Bali Post) Warga Banjar Uma Desa Patemon Kecamatan Seririt, Kamis (24/2) lalu sekitar pukul 18.30 wita, digegerkan oleh peristiwa langka. Seekor babi melahirkan anak yang mirip gajah. Pemilik babi, Luh Sariati (75), mengaku terkejut ketika mengetahui babinya melahirkan anak yang bentuknya tidak seperti babi pada umumnya. Anak babi itu memiliki belalai dan kakinya besar seperti gajah. Keanehan yang lain, mata babi yang mirip gajah itu hanya satu. Induk babi miliknya itu melahirkan sembilan belas ekor anak. Salah satu dari sembilan belas anak itu bentuknya mirip seperti gajah. ‘’Yang mirip seperti gajah itu lahir paling terakhir namun saat lahir sudah mati,’’ katanya. Jumat (25/2) kemarin, Luh Arini yang merupakan anak dari Luh Sariati menanyakan kejadian itu kepada orang pintar. Dari orang pintar disebutkan bahwa babi yang berkepala gajah itu merupakan penjelmaan Ida Batara Gana Pati yang turun untuk menyelamatkan Bali. Dan orang pintar itu menyarankan agar anak babi itu tidak dikubur namun diawetkan. Namun untuk menentukan apakah anak babi itu akan dikubur atau diawetkan, ia masih menunggu pihak keluarga besar untuk diajak b e r e m b u k . BP/ole (kmb15) Anak babi mirip gajah.
Bali Post/ole
PREMAN - Sejumlah polisi berpakaian preman tampak berjaga-jaga di pintu masuk SMA Bhaktiyasa Singaraja setelah mendapat informasi bahwa di sekolah itu ada siswa yang hendak melakukan aksi demo.
Gubernur Nilai Laporan Pejabat ABS
Penderita Katarak di Patemon Menumpuk Singaraja (Bali Post) Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, tampak heran ketika mengunjungi daerah kelahirannya di Desa Patemon Kecamatan Seririt, Jumat (25/2) kemarin. Di desa itu, ia masih menemukan banyak warga miskin penderita katarak yang belum diobati dan harus antre menunggu operasi, padahal sudah ada program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM). ‘’Kenapa jumlahnya menumpuk seperti ini. Ini evaluasi buat JKBM. Padahal JKBM jelas gratis, mau operasi katarak gratis dan semuanya gratis. Jadi, tidak ada alasan masyarakat di daerah masih ada yang sakit dan tak diobati,’’ katanya. Mangku Pastika berkunjung ke Desa Patemon ketika di desa itu diadakan acara pen-
gobatan gratis yang digelar Kriya Mapala Sangkaning Sabha (KMSS), yakni paguyuban warga Patemon yang tinggal di Denpasar dan sekitarnya. Dari catatan panitia, terdapat sekitar 500 warga miskin yang berobat kemarin. Dari jumlah itu, terdapat 46 warga menderita katarak dan menunggu dioperasi. Melihat
Dipergoki Polhut, Pencuri Kayu Kabur Singaraja (Bali Post) Pelaku pencurian kayu hutan di wilayah Hutan Bali Barat berhasil kabur setelah dipergoki Polisi Kehutanan (Polhut) dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Buleleng. Polhut hanya berhasil mendapatkan barang bukti berupa kayu curian dan satu unit sepeda motor yang digunakan pelaku untuk mencuri. Pahumas Polres Buleleng, Kompol Nyoman Sukasena, Jumat (25/2) kemarin, membenarkan adanya kasus illegal logging yang dilaporkan ke Polres Buleleng oleh petugas dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Buleleng. Kasus itu diketahui ketika petugas Polhut sedang melakukan patroli di wilayah hutan di Desa Sumberklampok Kecamatan Gerokgak. Saat itu, petugas memergoki seorang warga sedang mengangkut kayu dengan menggunakan sepeda motor. Ketika dihentikan, warga tersebut langsung melarikan diri dengan membuang kayu yang dibawanya. Petugas berusaha mengejarnya, namun warga tersebut langsung menghilang ke dalam hutan. Yang menarik, selain membuang kayu curian, warga tersebut juga meninggalkan sepeda motor yang dibawanya. Kayu sebanyak 17 batang jenis sonokeling dan sepeda motornya kemudian disita sebagai barang bukti. Sementara pelaku sedang diselidiki. (kmb15)
Bali Post/kmb15
KATARAK - Warga miskin di Desa Patemon Kecamatan Seririt mengikuti pelayanan pengobatan gratis, di antaranya pelayanan operasi katarak. Di desa itu terdapat 46 warga yang menunggu dioperasi karena katarak sehingga membuat Gubernur Pastika kaget.
jumlah penderita yang banyak itulah, Gubernur kaget. Menurutnya, selama ini memang ada yang salah dalam pelaporan program JKBM. Bahkan, ia menilai ada kesan selama ini laporan dari pejabat di tingkat bawah sekadar ABS (asal bapak senang). ‘’Artinya, laporannya ke atas bagus terus. Mulai dari bawah tidak dilaporkan sehingga terjadi stagnasi seperti yang ada sekarang ini, dan itu tidak boleh,’’ katanya. Menurutnya, kalau warga miskin tidak mampu berobat mata ke Denpasar, pejabat di bawah tinggal melaporkan saja. Pihak rumah sakit akan datang ke desa. ‘’Tetapi masalahnya kenapa jumlah warga yang menderita mata katarak ini tidak dilaporkan sehingga jumlahnya sampai menumpuk seperti itu,’’ katanya. Gubernur curiga kondisi seperti itu bukan hanya terjadi di Desa Patemon. Menurutnya, kondisi di Desa Patemon sudah separah ini dan ia curiga hal yang sama juga terjadi di desa lain. Padahal, menurutnya, dana untuk membiayai program JKBM belum habis untuk tahun 2010. Dana itu masih tersisa yang artinya penerapan program itu tidak optimal. ‘’Dan berarti masih ada rakyat kita yang belum diberikan kemampuan untuk mengakses pelayanan JKBM. Di mana ini masalahnya, itu sekarang yang menjadi pertanyaan saya,’’ katanya. Ketua KMSS, Ida Bagus Muter Suyasa, mengatakan pelayanan kesehatan gratis yang dilakukan di Patemon berupa operasi katarak, bibir sumbing, pelayanan gizi bagi balita dan manula serta penyerahan bantuan kursi roda sebanyak 14 unit. (kmb15)
Singaraja (Bali Post) Suasana di SMA Bhaktiyasa di Jalan Ngurah Rai Singaraja, Jumat (25/2) kemarin, tampak tegang. Sejumlah siswa mengancam melakukan aksi demo, sementara para guru dan pengurus yayasan terlihat mondarmandir, masuk dari satu ruang ke ruangan yang lain. Informasi yang dikumpulkan kemarin, menyebutkan sejumlah siswa di sekolah itu mengancam akan melakukan aksi demo di halaman sekolah. Aksi itu dilakukan setelah pihak sekolah mengembalikan empat guru PNS ke Dinas Pendidikan (Disdik) Buleleng. Empat guru itu sebelumnya mengajar di sekolah yang dikenal sangat bersejarah itu. Aksi demo siswa dilakukan bukan untuk membela keempat guru yang dipindahkan itu. Siswa demo untuk menuntut agar pihak sekolah secepatnya menyediakan guru pengganti agar pelajaran tidak terganggu. Dengan adanya ancaman tersebut, sejumlah polisi berpakaian preman kemarin tampak berjaga-jaga di pintu masuk dan halaman sekolah. Namun hingga siang hari, tidak ada satu pun siswa yang melakukan aksi demo sebagaimana diinformasikan sebelumnya. Meski begitu, suasana di sekolah itu tampak tegang karena pihak guru dan pengurus yayasan tampak beberapa kali keluar masuk ruangan. Sayangnya, tidak ada satu pun sumber dari pihak sekolah yang mau memberikan keterangan terkait kondisi yang terjadi di sekolah tersebut. Kepala Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan Disdik Buleleng, Ketut Witrini, mengakui adanya guru PNS yang dikembalikan Yayasan Bhaktiyasa Singaraja kepada Disdik Buleleng. Empat guru yang diserahkan kepada Disdik masing masing Made Semoga (guru bidang studi Sosiologi), Dewa Made Master (guru Geografi), Putu Wibawa Guru (guru Pendidikan Moral Pancasila), dan Gusti Bagus Suadnyana (guru pelajaran Bahasa Inggris). Menurut Witrini, keempat guru ini ditarik setelah pihak Yayasan Bhaktiyasa melayangkan surat pengembalian guru
tersebut melalui surat No. 06/ YBP.16/2011 tanggal 21 Februari 2011. Dalam surat tersebut tertulis bahwa alasan yayasan mengembalikan empat guru tersebut karena jumlah guru yang mengajar di SMA Bhaktiyasa melebihi dari kebutuhan guru. Alasan lain, pihak yayasan menilai guru tersebut tidak disiplin, antara lain ada guru yang malas masuk kantor. Witrini menambahkan selama ini tidak ada aturan yang mengatur masalah pengembalian guru PNS yang diperbantukan ke sekolah-sekolah swasta. Menurutnya, pihak sekolah sah-sah saja mengembalikan guru yang diperbantukan, jika dianggap tidak dibutuhkan lagi. Dengan dasar ini, Disdik Buleleng mau tak mau harus menerima kembali guru tersebut. Hingga kini, Disdik masih melakukan kajian ke sekolah-sekolah untuk mengalihkan empat guru yang dikembalikan oleh Yayasan Bhaktiyasa ini. ‘’Dari empat guru itu baru satu atas nama Drs. Putu Wibawa yang sudah ditugaskan mengajar di SMA Karya Wisata,’’ jelasnya. Sementara salah seorang guru yang dikembalikan itu, Drs. Dewa Made Mester menyatakan keputusan Kepala SMA Bhaktiyasa yang mengembalikan empat guru itu merupakan keputusan yang dibuat-buat tanpa bukti-bukti pendukung. Bahkan, ia menilai keputusan pengembalian guru itu sengaja dilakukan karena selama ini ia dan tiga rekannya dikenal vokal selama bertugas di sekolah tersebut. Ia sendiri mengaku setiap hari masuk kantor dan melakukan tugas-tugas dengan baik. Namun di sisi lain, Mester mengaku tetap menghormati keputusan pihak sekolah yang telah mengembalikannya ke Disdik. Namun, pihaknya menyatakan akan melakukan perlawanan dengan mengajukan peninjauan kembali keputusan penarikan dirinya sebagai guru di SMA Bhaktiyasa. ‘’Untuk sementara saya terima dulu ditugaskan di Disdik, namun saya akan lawan keputusan itu dengan pengajuan peninjaun kembali,’’ jelasnya. (kmb/kmb15)
Disambar Petir
Komputer di SMPN 3 Sawan Rusak Singaraja (Bali Post) Hujan lebat yang melanda Buleleng Selasa (22/2) lalu, tidak saja menimbulkan jebolnya senderan gedung SD di Buleleng. Namun, di tengah hujan lebat itu ternyata SMPN 3 Sawan sempat disambar petir dan membuat sepuluh unit komputer milik SMPN 3 Sawan, Kecamatan Sawan rusak. Atas kondisi ini, proses belajar mengajar (PBM) khususnya mata pelajar tehnologi informasi (TI) di sekolah itu terganggu. Pasalnya, siswa harus bergiliran menggunakan sisa komputer yang masih utuh sebanyak dua belas unit. Informasi Jumat (25/2) kemarin, menyebutkan di ruang laboratorium TI terdapat 22 unit komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet. Saat kejadian, petir terlebih dahulu menyambar atap ruangan. Karena terdapat peralatan elektronik di dalam ruangan, petir kemudian menyambar peralatan di dalam ruangan tersebut. Akibatnya, sepuluh unit komputer rusak. Sebagian besar komponen komputer itu terbakar dan tidak bisa diperbaiki.
Beruntung, saat kejadian tidak ada siswa yang mengikuti PBM di dalam ruangan. Setelah sepuluh unit komputer terbakar kini ada dua belas unit komputer yang masih utuh dan bisa digunakan untuk PBM. Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Disdik Buleleng, Ketut Witrini, mengatakan untuk sementara komputer yang masih utuh itu dipindahkan ke ruang perpustakaan. Ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan terulangnya peristiwa serupa. Apalagi, kondisi ruang laboratorium TI pascadisambar petir tidak representatif untuk melaksanakan PBM. Sementara itu, terkait rusaknya ruang kelas di SDN 2 Suwug akibat ditimpa senderan yang jebol, siswa kelas I, II, dan III, di sekolah itu akhirnya dititipkan di SDN 1 Suwug. Sebelumnya, para siswa ini ditampung di ruang kelas IV, V, dan VI. Namun, karena tidak nyaman dan menganggu proses PBM, maka siswa itu pun digabung ke SDN 1 Suwug. ‘’Siswa yang digabungkan ini disesuaikan dengan kelas mereka masing-masing,’’ katanya. (kmb)
Atasi Banjir di Celukan Bawang
Telepon Penting
Sungai Diperlebar, Tanah Warga Dibebaskan
Pemkab Buleleng SMS Pengaduan DPRD Buleleng Polres Buleleng Polsek Tejakula Polsek Kubutambahan Polsek Sawan Polsek Singaraja Polsek Sukasada Polsek Banjar Polsek Seririt Polsek Busungbiu Polsek Gerokgak KP3 Celukan Bawang Pospol Wisata Lovina Pospol Pancasari Siaga Reskrim Siaga Intel Siaga Lantas Pemadam Kebakaran RSUD Buleleng RS Kerta Usada RS Santhi Graha Seririt RS Parama Sidhi
Singaraja (Bali Post) Sedikitnya 46 are tanah milik warga di Desa Celukan Bawang dan Desa Tinga-Tinga harus dibebaskan untuk mengantisipasi banjir bandang yang terjadi setiap musim hujan di desa itu. Ini dilakukan karena Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bali dan Dinas PU Buleleng secara bersamasama akan membuat proyek pelebaran aliran sungai yang melalui dua desa tersebut. ‘’Jika tak ingin terjadi banjir lagi, aliran sungai itu harus dibagi dan diperlebar. Untuk itu, warga harus merelakan tanahnya dibebaskan, tentu saja dengan ganti rugi,’’ kata Sekkab Buleleng, Gelgel Ariadi, yang didampingi Kadis PU Buleleng, Nyoman Gede Suryawan, di sela-sela kunjungan Gubernur Bali, Mangku Pastika, ke daerah bencana di Celukan Bawang, Jumat (25/2) kemarin. Menurut Gelgel, banjir di Celukan Bawang dan sekitarnya ini akan diatasi secara permanen tahun ini. Caranya, sungai sepanjang 500 meter yang selama ini
21985 3477 22713 22510, 21841 28541 23012 24900 22566 25791 93347 92450 92126 92999 92842 41010 25755 27511 29973 22531 21113 22046 26278 94554, 94549 29787
kecil dan dangkal akan diperlebar. Selain itu, aliran air yang datang dari hulu akan dibagi menjadi dua saluran. Untuk itulah, tanah warga diperlukan untuk memperlebar sungai tersebut. ‘’Setidaknya, untuk memperlebar sungai itu diperlukan tanah sekitar 46 are,’’ katanya. Tanah yang dibebaskan itu adalah tanah milik warga yang berada di pinggir sungai. Untuk biaya ganti rugi pembebasan lahan itu akan dibebankan kepada Pemkab Buleleng. Sementara untuk biaya pengerjaan proyek itu akan dikeluarkan Pemprov Bali yang tentu juga akan dibantu oleh Pemkab Buleleng. ‘’Pokoknya, kita bekerja bersama-sama. Tahap awal kita fokus pada pembebasan lahan warga,’’ katanya. Menanggapi rencana pemerintah tersebut, Perbekel Celukan Bawang, Muhajir, mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada warga tentang pembebasan lahan untuk pelebaran sungai itu. Menurutnya, warga bisa mengerti dan untuk se-
lanjutnya tinggal memantapkan rencana tersebut. ‘’Di daerah Celukan Bawang terdapat sekitar 30 warga yang tanahnya nanti akan dibebaskan,’’ katanya. Perbekel Tinga-Tinga, Putu Dana, juga mengatakan hal yang sama. Sejumlah warga yang memiliki tanah di tepi sungai di daer-
ah Tinga-Tinga sudah sempat diberi tahu tentang rencana pemerintah tersebut. ‘’Mereka semua mengerti, tinggal sekarang pendekatan lebih intens mengenai ganti rugi,’’ katanya. Selama ini, sungai yang mengalir di Desa Tinga-Tinga dan Celukan Bawang itu me-
Bali Post/kmb15
LUMPUR - Gubernur Mangku Pastika berjalan di atas bekas lumpur di pinggir jalan di Celukan Bawang ketika berkunjung ke daerah itu kemarin.
mang terlalu kecil sehingga tidak bisa menampung air yang melimpah dari bagian hulu. Akibatnya, air sungai yang bercampur lumpur dan pasir itu meluap dan menggenangi jalan serta desa-desa di sekitarnya. ‘’Jika sungai tak diperlebar, akan terus-menerus terjadi banjir,’’ kata Gelgel Ariadi. Gubernur Pastika yang berkunjung ke Celukan Bawang mengharapkan tahun ini bencana lumpur yang kerap terjadi di Celukan Bawang akan tuntas penangangannya. Gubernur juga berterima kasih kepada warga yang merelakan tanahnya untuk dijadikan aliran sungai yang baru. ‘’Daripada terusmenerus menderita dan waswas saat musim hujan, kan lebih baik sekarang diselesaikan dengan tuntas. Jika sungai kecil dan banjir terus terjadi, secara psikologis warga akan terbebani. Setiap hujan harus waspada. Lagi pula, kalau terjadi banjir lumpur, lalu lintas akan macet dan mengganggu,’’ katanya. (kmb15)