Edisi 11 Januari 2011 | Balipost.com

Page 4

KABUPATEN

4

Selasa Wage, 11 Januari 2011

Hari Ini ’’Masineb’’

’’Pemedek’’ Membeludak ke Dalem Puri Besakih Amlapura (Bali Post) Upacara ngusaba kaulu di Pura Dalem Puri, Besakih, Karangasem, direncanakan masineb Selasa (11/1) ini. Pemangku pura setempat, I Gusti Mangku Ngurah Kubayan, Senin (10/1) kemarin, mengatakan sejak prosesi ngusaba dimulai dan umat diberikan kesempatan mamedek sejak Sabtu (8/1) lalu, diperkirakan tak kurang puluhan ribu umat sudah menyempatkan diri mamedek. Umat dari seluruh pelosok di Bali tak mengurungkan niat sembahyang khusyuk di jeroan pura atau masaagan di tegal penangsaran, meski di lokasi hampir sepanjang hari diguyur hujan lebat disertai udara dingin. Meski kondisi jeroan dan jabaan pura becek akibat tumpukan sampah sisa persembahyangan ribuan umat, umat tetap berupaya sembahyang dengan kusyuk. Antrean panjang dan berdesak-desakan, tak mengurungkan niat bakti. Seperti kemarin, akibat membeludaknya umat menjelang panyineban, sejumlah pasangan suami-istri sempat kehilangan anaknya. Namun berkat kerja sama dan kesigapan panitia serta petugas pengatur lalu lintas ngayah melayani dan mengatur umat, anak yang hilang atau kunci kontak kendaraan yang sempat hilang akhirnya berhasil ditemukan. Klian Desa Pakraman Besakih, Wayan Gunatra, menyatakan salut atas sradha bhakti puluhan ribu umat yang menyempatkan diri mamedek. (013)

Bali Post/kmb20

SITA ALAT KERJA - Satpol PP menyita alat kerja di galian C Gunaksa.

Pekerja Galian C Disidak, Alat Kerja Disita Semarapura (Bali Post) Bali Post/013

SEMBAHYANG - Umat membeludak sembahyang di Pura Dalem Puri Besakih.

Musim Hujan

Sampah Banjiri Lovina HUJAN deras yang melanda Buleleng bukan hanya menyebabkan banjir bandang di sejumlah desa di Bali Utara. Hujan ternyata menyebabkan banjir sampah di sejumlah objek wisata pantai. Seperti yang tampak di objek wisata Pantai Lovina, Kecamatan Buleleng. Saat terjadi hujan deras, sungaisungai yang bermuara di Pantai Lovina juga ikut meluap. Bukan hanya meluap, sungai itu juga membawa sampah kiriman dari daerah hulu. Selain berupa ranting dan batang pohon, sampah yang hanyut dari daerah hulu sebagain juga berupa bangkai ternak seperti bangkai ayam. Bahkan, seorang warga mengatakan beberapa hari lalu sempat ada bangkai kambing yang hanyut dari hulu dan teronggok di pantai. Yang memprihatinkan, sampah yang mengeluarkan bau busuk itu dibiarkan teronggok di pantai. Selain mengganggu pemandangan, turis yang biasa berjemur di pantai itu juga merasa terganggu. (kmb15)

Upaya Tim Yustisi Pemkab Klungkung menghentikan aktivitas penambangan di eks galian C (sebagaimana instruksi bupati tentang penutupan eks galian C) tak pernah berhasil. Aktivitas penambangan masih berlanjut sampai sekarang. Bukan saja secara manual, banyak juga menggunakan alat berat. Bukti itu terlihat ketika Tim Yustisi (Satpol PP, kepolisian, kejaksaan, dan instansi terkait Pemkab Klungkung) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi, Senin (10/1) kemarin. Kasatpol PP Pemkab Klungkung, Komang Darma Suyasa, memastikan masih adanya aktivitas alat berat dan penambangan manual di eks galian C yang jelasjelas melanggar Perda Bali nomor 5/2005 tentang Kerusakan Lingkungan dan Pencemaran. Pelanggar perda itu bisa diancam enam bulan kurungan dan atau denda maksimal Rp 50 juta. Tetapi anehnya, Darma Suyasa menyatakan akan menyeret penambang ke proses hukum berupa sidang tindak pidana ringan (tipiring). ‘’Masalah bagaimana keputusannya, itu kewenangan majelis hakim. Mereka (hakim) yang menentukan,’’ ujarnya. Belasan anggota Tim Yustisi turun ke eks galian C pukul 10.00 wita. Menyasar dua lokasi asphalt mixing

plant (AMP) yakni Tunas Jaya Sanur dan CV Adi Murti. Sayang, saat dua unit kendaraan tim tiba di AMP Tunas Jaya Sanur, lokasi tersebut dalam keadaan sepi. Tim baru menemukan aktivitas alat berat ketika sidak dilanjutkan ke AMP milik CV Adi Murti. Satu unit truk pengangkut material pun diamankan. ‘’Saya tidak tahu apa-apa. Baru kemarin saya ditugaskan di sini (eks galian Cred),’’ ujar penanggung jawab CV Adi Murti, Ketut Winaka. Di pihak lain, sebuah alat berat tampak baru saja usai mengeruk tanah uruk. Sebuah truk Adi Murti juga mengangkut material. Itu untuk di by-pass. ‘’Biasanya, kami mengeruk untuk proyek pribadi,’’ ujar Winaka. Selanjutnya, tim menyasar penambangan manual di sekitar CV Adi Murti. Aktivitas pekerja dihentikan paksa. Alat kerja mereka berupa skop, garengan, argo dan ayakan pasir diangkut dan disita. ‘’Saya tidak tahu kalau

lokasi ini ditutup. Saya baru di sini,’’ ujar Wariadi (45) pekerja asal Pasuruan, Jawa Timur. Dia bekerja bersama istri, Tiana, sejak sebulan lalu. Penghasilannya Rp 150 ribu setiap tiga hari. Sekarang alat kerja saya ditahan. ‘’Kalau memang tidak dikasi bekerja di sini (galian C), saya pilih pulang lagi ke Jawa,’’ ujar bapak enam anak yang empat di antaranya masih duduk di bangku sekolah itu. Alat kerja yang disita berupa tiga skop, dua garengan, dua panyung, dua ayakan dan dua argo. Sejumlah pekerja yang dihentikan pekerjaannya, menuding tim tak adil. Karena terbukti, masih banyak alat kerja milik pekerja lain di eks galian C yang tak tersentuh. Mereka juga masih beraktivitas seperti biasa. Termasuk aktivitas penambang yang dikeluhkan warga subak Dlod Sampalan. Pasalnya, aktivitas penambangan mengancam saluran irigasi subak. (kmb20)

DPRD Minta Kasus Kompor Jerman Dituntaskan Bali Post/kmb15

SAMPAH - Sampah dibiarkan berserakan di Pantai Lovina. Gambar diambil Senin (10/1) kemarin.

Di DPRD Buleleng

Provinsi Tolak Pembentukan Fraksi Nurani Bangsa Singaraja (Bali Post) Niat sejumlah anggota DPRD Buleleng dari Partai Hanura dan PKB untuk membentuk fraksi baru yang bernama Fraksi Nurani Bangsa untuk sementara terganjal. Ini terjadi setelah Pemprov Bali mengeluarkan surat yang intinya tidak mengabulkan pembentukan fraksi baru tersebut karena tak sesuai aturan. Dalam surat nomor 180/7964/Hk tertanggal 16 Desember 2010 itu berisi penjelasan bahwa empat fraksi yang ada sekarang telah ditetapkan dalam rapat Paripurna DPRD Buleleng pada Selasa 1 September 2009. Sehingga mengacu pada ketentuan Pasal 31 (9) PP nomor 16 tahun 2010 menyebutkan fraksi yang telah diumumkan dalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (8) bersifat tetap selama masa keanggotaan DPRD. Dengan adanya hal tersebut maka pembentukan fraksi baru tidak dimungkinkan karena akan bertentangan dengan ketentuan yang ada. Seperti diketahui, berdasarkan hasil Pemilu 2009, anggota DPRD Buleleng berjumlah 45 orang dan terhimpun dalam 4 fraksi yang berasal dari 11 partai politik. Yakni Fraksi PDI Perjuangan plus Gerindra, Fraksi Golkar plus PPP, Fraksi Demokrat, Fraksi Peduli Bangsa yang beranggota kader PKPB plus PNI Marhaenisme, PKB, PAN, dan Hanura. Belakangan, kader Partai Hanura dan PKB yang sebelumnya bergabung di Fraksi Peduli Bangsa keluar dan membentuk fraksi tersendiri yang bernama Fraksi Nurani Bangsa. Empat anggota itu adalah Putu Suarjana, Nyoman Sueker, Edi Parsa (ketiganya dari Partai Hanura) dan Haji Fatul Arifin dari PKB. Namun setelah ada surat dari Pemprov Bali tersebut, untuk sementara pembentukan Fraksi Nurani Bangsa itu gagal ditetapkan menjadi fraksi tersendiri. Menyikapi hal itu, Senin (10/1) kemarin, para pimpinan DPRD Buleleng melakukan pertemuan di ruang ketua dewan. Pertemuan itu menelurkan keputusan bahwa pihak DPRD akan berkonsultasi ke Departemen Dalam Negeri (Depdagri) di Jakarta. Putu Suarjana yang menjadi juru bicara fraksi baru ini mengatakan pembentukan Fraksi Nurani Bangsa ini belum sepenuhnya gagal. Pihaknya masih menunggu hasil konsultasi pimpinan DPRD ke Jakarta. ‘’Saya yakin betul, pembentukan dibenarkan oleh undang-undang. Tergantung pihak pimpinan apakah mau menetapkan dalam paripurna. Ini hanya masalah kemauan politik,’’ katanya. (kmb15)

Tabanan (Bali Post) Menguapnya kasus kompor Jerman di Tabanan membuat geram kalangan DPRD setempat. Bahkan, dewan mendesak aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus yang telah menyebabkan kerugian mencapai Rp Rp 835 juta yang dialami sekitar 16 ribu lebih warga Tabanan. ‘’Kami di DPRD meminta agar kasus kompor Jerman diusut tuntas. Sebab, sudah banyak warga yang dirugikan karena telah dibohongi,’’ tandas Ketua Fraksi Demokrat DPRD Tabanan, Made Yasa, Senin (10/1) kemarin. Selain itu, Yasa sendiri menilai masih ada penelikungan terhadap penyelesaian perkara. Lambannya penanganan yang dilakukan oleh pihak kepolisian serta kejaksaan dengan alasan tidak ada pelapor,

menurut Yasa, jangan dijadikan alasan bagi pihak penegak hukum sehingga tidak mengusut kasus tersebut, apalagi kasus tersebut sempat ditangani pihak kejaksaan setempat saat masih dipimpin Ni Putu Indriati. Wajar kalau masyarakat takut melapor, sebab mereka takut nantinya akan dijadikan saksi. Apalagi kerugian yang dialami masing-masing warga tergolong kecil. ‘’Jangan dilihat kerugian dari perorangan saja, tetapi secara keseluruhan,’’ tandasnya. Politisi asal Baturiti ini juga mengungkapkan, sekitar tahun 2006 silam, warga banjarnya, di Banjar Taman Tanda, juga sempat ditipu oleh Yayasan Sinar Matahari yang dipimpin Gusti Ayu Agung Suarsiti. Saat itu, melalui klian setempat, akhirnya transaksi dilaksana-

kan di Pura Dalem setempat. Namun sayang, setelah warga membayar Rp 50 ribu, hingga kini kompor dimaksud tidak kunjung datang. ‘’Dengan adanya gaya-gaya pejualan semacam ini, kami berharap ke depan pemerintah bisa lebih jeli lagi jika berurusan dengan pengusaha,’’ pintanya. Di pihak lain, Pahumas Polres Tabanan Kompol Wayan Sukerta belum bisa memberi konfirmasi terkait masalah kompor Jerman tersebut. Dikatakannya, pihaknya akan melalukan koordinasi mengenai kasus yang telah terjadi beberapa tahun silam tersebut. ‘’Nanti kami periksa berkasnya. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak Reskrim untuk mengungkap kembali kasus tersebut,’’ terangnya. (kmb)

Di SMK Pariwisata Kerthayasa

Pendidikan Karakter Lewat Meditasi SMK Pariwisata Kerthayasa, Singakertha, Ubud tampaknya menjadi sekolah pertama di Bali yang menanamkan pendidikan karakter lewat pelajaran tambahan meditasi. Meditasi masuk kurikulum ini dilakukan secara sederhana lewat meditasi transidental. Seusai siswa melakukan Tri Sandya untuk memulai pelajaran dan pelajaran berakhir, siswa wajib meditasi beberapa menit. Tiap event penting di sekolah siswa juga diajak melakukan meditasi transidental secara bersama-sama. Siswa yang ingin serius menekuni meditasi ini, kata Kepala SMK Kerthayasa, Ir. A.A. Gede Sudianthara, M.S., bisa mengikuti ekstra meditasi tiap minggu lewat pesraman. Meditasi bersama dilakukan keluarga besar SMK Kerthayasa, Senin (10/1) kemarin, dalam rangka memperingati ultah Raja Ram, raja dari perkumpulan perdamaian dunia. Acara ini juga diikuti guru meditasi transidental dari Jerman, Purasa John Murel, dan guru Anter dari AS. Pada acara itu juga ditampilkan gerakan yoga asana dan aneka tari Bali. Ceramah meditasi bertema ‘’Meditasi dan Perdamaian Dunia’’ diberikan Purasa John Murel. Puncak ultah ditandai pemotongan tumpeng oleh Ketua Yayasan Maharsi, Ir. Ketut Sukerta, bersama Ketua Forum Guru TM se-Bali, A.A. Walmiki Agung. A.A. Sudiartha yang juga guru meditasi transidental ini mengungkapkan program meditasi masuk sekolah sudah dimulai sejak lima tahun lalu. Meditasi ini wajib dipraktikkan siswa dua kali tiap hari sementara pengajaranya tiap minggu. Tujuanya, kata dia, untuk pendidikan karakter. Secara nyata manfaat program meditasi ini yakni dapat meningkatkan potensi mental, membangun ketenangan, kententeraman, dan rasa damai. Juga meningkatkan kecerdasan sesuai hasil riset di AS. Jika selama setahun siswa tekun melakukan meditasi ini, ia mengatakan ada pengingkatan IQ sekitar lima digit. ‘’Makanya sangat pas meditasi ini diterapkan di sekolah guna menyeimbangkan SQ, IQ, dan EQ,’’ ujarnya. SMK Pariwisata Kerthayasa yang membuka program keahlian Akomodasi Perhotelan dengan 680 siswa ini, kata A.A. Gede Sudiartha, sangat penting mnguasai meditasi transidental agar mereka mampu memberi pelayanan yang terbaik. Apalagi program meditasi ini juga mampu melepaskan ketegangan alias stres akibat kelelahan, emosi dan sebagainya. Makanya siswa kelas III di sekolah ini tiap menjelang dan sesudah UN diajak meditasi secara intensif guna menghilangkan stres dan kelelahan. Ini didukung hasil riset yang mengatakan 80 persen penyakit itu akibat stres, sisanya baru faktor lain. Ia mengakui meditasi masuk kurikukum di sekolah ini bisa mengerem tingkah laku siswa yang kurang baik. Untuk kecerdasan, A.A. Sudiartha sudah membuktikan tahun lalu nilai rata-rata kelulusan UN di SMK Pariwisata Kerthayasa terbaik II di Bali dan terbaik I di Gianyar. (sue)

Bali Post

MEDITASI - Kepala SMK Pariwisata Kerthayasa A.A. Gede Sudiartha (paling kanan) saat bermeditasi dengan guru dan siswa.

Soal Bandara Internasional di Buleleng

Pemkab Tingkatkan Koordinasi ke Pemerintah Pusat Singaraja (Bali Post) Pemkab Buleleng terus meningkatkan koordinasi dengan pihak Sekretaris Kabinet terkait rencana pembangunan bandara intrenasional di Buleleng. Apalagi, belakangan Menteri PU hampir memastikan bahwa Bali akan diberikan satu lagi bandara internasional selain Bandara Ngurah Rai. Kepala Bappeda Buleleng, Ir. Gede Darmaja, M.Si., Senin (10/1) kemarin, mengatakan keseriusan Buleleng mewujudkan bandara internasional dengan terusmenerus melakukan koordinasi dan mengirimkan data terbaru ke Sekretaris Kabinet dan pihak investor di India dan Turki. ‘’Apa pun data yang diperlukan pihak Sek-

retaris Kabinet dan pihak India dan Turki, kami terus kirimkan,’’ katanya. Menurut Darmaja, pembangunan bandara ini merupakan kerja sama antara pemerintah RI dengan pemerintah Turki yang bekerja sama dengan pihak investor di India. Beberapa bulan lalu, investor dari India sudah sempat meninjau lokasi di Buleleng dan mereka menyatakan ketertarikannya. ‘’Sudah sempat dikunjungi dan mereka menyatakan tertarik dengan lokasi di Buleleng,’’ katanya. Mengenai lokasi, kata Darmaja, Pemkab Buleleng sudah melakukan kajian terhadap dua lokasi, yakni di wilayah Kecamatan Gerokgak dan wilayah Keca-

matan Kubutambahan. Di wilayah Gerokgak, masih terdapat sedikitnya tiga lokasi yang dijadikan alternatif. Lokasi pertama adalah daerah mulai dari Desa Pemuteran hingga ke barat hingga Bandara Letkol Wisnu di Desa Sumberkima. Lokasi kedua, mulai dari Bandara Letkol Wisnu ke barat. Atau, alternatif ketiga meliputi Desa Pemuteran, Desa Sumberkima, dan Desa Pejarakan dengan Bandara Letkol Wisnu berada di tengah-tengah. ‘’Banyak alternatif yang masih dikaji,’’ katanya. Mengenai tanggapan masyarakat terhadap rencana pembangunan bandara tersebut, Darmaja mengaku secara terus-menerus

melakukan sosialisasi dengan masyarakat di wilayah Gerokgak. Salah satunya adalah sosialisasi tentang pembebasan lahan. Yang jelas, pembangunan bandara ini tidak akan mengorbankan masyarakat. ‘’Ada win-win solution,’’ ujarnya. Belum Tahu Sementara itu, anggota DPRD Buleleng asal Kecamatan Gerokgak, Nyoman Adnyana, mengatakan dirinya belum sepenuhnya mengetahui tentang rencana detail terkait pembangunan bandara internasional di wilayah Buleleng bagian barat. ‘’Baik sebagai anggota DPRD maupun sebagai warga Gerokgak, saya tak mengetahui sepenuhnya tentang

rencana itu (pembangunan bandara-red),’’ katanya. Namun begitu, tokoh PDI Perjuangan yang kerap disapa dengan nama Benhur ini mengaku tetap turun ke masyarakat untuk mengetahui aspirasi mengenai rencana tersebut. Menurutnya, sebagian besar masyarakat memang menunggu sosialisasi dari Pemkab Buleleng secara jelas agar tak terjadi kesimpangsiuran informasi di masyarakat. ‘’Di sisi lain, jika memang benar proyek bandara itu akan dibangun di Gerokgak, warga pasti akan menyambutnya dengan baik, karena dampak ikutannya sangat besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat,’’ katanya. (kmb15)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 11 Januari 2011 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu