P/ian
KOTA
2 FIGUR
SK Terkesan Ditutup-tutupi
SMP-SMA Satu Atap TAHUN anggaran 2010 mendatang, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali meluncurkan berbagai program strategis guna memangkas angka lock out di jenjang pendidikan SMA/SMK. Seperti diberitakan Bali Post sebelumnya, diperkirakan sekitar lima ribu lulusan SMP di Bali tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan SMA/ SMK atau terpaksa menyandang predikat lock out lantaran terganjal ketiadaan biaya pendidikan. “Salah satu solusi yang dilakukan untuk memangkas angka lock out itu adalah menggulirkan program SMP-SMA Satu Atap,” ujar Kepala Disdikpora Provinsi Bali I Wayan Suasta, S.H., Minggu (4/10) kemarin. Menurut pejabat berambut tipis ini, mayoritas lulusan SMP yang menyandang predikat lock out itu bermukim di daerah pedesaan maupun daerah-daerah terpencil. Di samping kesulitan biaya pendidikan, mereka juga terpaksa tidak melanjutkan pendidikan karena lokasi SMA/SMK sangat jauh dari pemukiman mereka. Selama ini, SMA/SMK umumnya berlokasi di ibu kota kabupaten sehingga mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya pemondokan di kota. Padahal, untuk biaya pendidikan saja mereka sudah kesulitan. “Dengan pendirian SMP-SMA Satu Atap yang lokasinya diprioritaskan di daerah pedesaan ini, kami berharap permasalahan itu bisa diatasi,” katanya dan menambahkan, salah satu SMPSMA Satu Atap itu rencananya dibentuk di Nusa Penida, Klungkung. Suasta menambahkan, pola SMP-SMA Satu Atap hampir sama dengan program SD-SMP Satu Atap yang lebih dulu digulirkan pemerintah guna memangkas angka lock out SMP. Dengan mendekatkan pelayanan pendidikan hingga ke pelosok-pelosok desa, pihaknya berharap angka lock out SMA berhasil ditekan serendah mungkin. “Tahun 2010 mendatang, kami akan meningkatkan sarana prasarana pendidikan di sejumlah SMP sehingga juga layak untuk menyelenggarakan pendidikan SMA secara bersamaan,” katanya. (ian)
DENPASAR & SEKITARNYA WNA Digigit Anjing TIDAK hanya warga lokal yang waswas akan penyebaran rabies di Bali. Warga negara asing (WNA) pun merasakan hal tersebut. Seperti yang dialami John Preston (40), warga asal Prancis yang menginap di salah satu hotel di Kuta. Ia digigit anjing liar saat berjalan-jalan di lingkungan Kuta, Jumat (2/10) lalu. Karena khawatir akan terkena rabies, Preston kemudian datang ke RS Sanglah, Minggu (4/10) sekitar pukul 12.30 wita. Setelah mendapatkan vaksin, ia langsung pulang. Sementara berdasarkan data di RS Sanglah, permintaan VAR hingga pukul 14.00 wita kemarin mencapai 30 orang. (san)
Atasi Kotoran Burung
RS Sanglah Libatkan Dokter THT Denpasar (Bali Post) Menyambut HUT-nya yang ke-50 tahun, RS Sanglah hendak menerapkan Green Hospital atau RS yang ramah lingkungan. Beberapa perbaikan akan dilakukan, mulai dari memperbanyak ventilasi pada ruangan, menghemat pemakaian listrik, air dan kertas sampai menata kembali taman RS Sanglah. Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapi RS Sanglah untuk mencapai hal tersebut. Salah satunya, kotoran burung yang selalu menghiasi RS Sanglah setiap harinya. Rombongan burung memang sangat senang mampir ke pepohonan yang ditanam di sekitar wilayah RS Sanglah, terutama di area parkir. Mereka biasanya datang pada malam hari dan meninggalkan banyak kotoran keesokan paginya. Kotoran inilah yang sangat mengganggu baik dari pandangan mata maupun penciuman. Apalagi jika hujan turun, bau kotoran burung akan semakin menyengat indra penciuman. Dari sisi kesehatan pun kotoran burung tersebut bisa mengancam karena mengandung bakteri maupun virus. Kabag Umum RS Sanglah Putu Putra Wisadha memaparkan, pihak RS Sanglah sudah beberapa kali melakukan tindakan penyemprotan pohon dengan menggunakan disinfektan. “Selama dua hari sekali pohonnya kami semprot dengan cairan disinfektan yang kami dapat dari Dinas Peternakan. Tetapi burungnya tetap saja datang kembali,” ujar Putu. Tidak hanya sampai di sana. Pohon-pohon yang diduga sangat disukai oleh burung-burung tersebut bahkan sudah sering dipangkas dahannya dengan harapan komunitas burung yang datang akan berkurang. Namun cara itu tidak berhasil juga. “Bahkan kami juga sudah melakukan cara niskala, tetapi ternyata tidak mempan,” imbuh Putu. Namun pihak RS Sanglah tidak menyerah begitu saja. Kini mereka berusaha menerapkan cara baru untuk menangani permasalahan burung tersebut. Pihak RS Sanglah menduga burung-burung tersebut selalu datang kembali ke RS Sanglah karena tertarik pada bau dari kotoran burung. Untuk itu, pihak RS Sanglah akan melibatkan dokter THT untuk mencoba mencari jalan keluar agar burung-burung tersebut bisa teralihkan perhatiannya. “Kami mencoba untuk mengumpulkan kotoran pada satu tempat sehingga mereka bisa berkumpul pada tempat itu,” tutur Putu. Kegiatan pembersihan lingkungan agar bau kotoran itu menghilang pun akan segera dilakukan. (kmb24)
FM 96,5
Senin Umanis, 5 Oktober 2009
Relokasi SLB-B Diduga Ada Permainan Denpasar (Bali Post) Misteriusnya relokasi SLB-B PTN Bali, Jimbaran, membuat sejumlah anggota DPRD Badung mengindikasikan adanya permainan dalam rencana tersebut. Menyusul, keluarnya surat keputusan (SK) relokasi yang terkesan ditutup-tutupi baik oleh pihak sekolah maupun Pemprov Bali. Ketua Komisi D DPRD Badung Wayan Mendra, Minggu (4/10) kemarin mengatakan, selama ini pihaknya mendapat pengaduan ketidakpuasan orangtua siswa terhadap rencana relokasi tersebut. Beberapa orangtua murid SLB-B Jimbaran juga mengadukan bahwa SK Gubernur Bali Made Mangku Pastika itu benarbenar telah ada. “Ada orangtua siswa yang mengadu ke kami dengan membawa serta SK dimaksud,” ungkap Mendra. Namun anehnya, kata politisi asal Tuban ini, saat sidak DPRD belum lama ini, pihak Dewan justru mendapat pernyataan sebaliknya.
up-tutupi dan disinyalemen terjadi permainan. Upaya yang dimaksud yakni berkoordinasi dengan pihak DPRD Bali. Sinyalemen adanya permainan atau kongkalikong dalam rencana relokasi ini, kata dia, karena pada dasarnya orangtua atau komite tidak dilibatkan dalam masalah ini. Terlebih lagi, saat ini tengah berjalan sebuah proyek lab bernilai hampir Rp 1 miliar di SLB. Itu dipastikan mubazir jika relokasi terlaksana. “Mengapa proyek jalan sementara relokasi juga sudah direncanakan? Ini kan aneh. Ada apa di balik ini semua,” ujarnya. (ded)
Denpasar (Bali Post) Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu di Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan kehabisan stok penyu untuk kepentingan upakara. Saat ini yang masih tersedia hanya beberapa tukik (anak penyu). Perlu waktu cukup lama untuk membesarkan tukik-tukik tersebut agar bisa digunakan untuk sarana upakara. Karena itu, instansi terkait yang memiliki otoritas diharapkan segera melakukan pengadaan telur dan tukik secukupnya, agar lembaga ini ini tidak sampai kehabisan stok di kemudian hari. Hal itu dikatakan Pengelola Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Wayan Geria, Minggu (4/10) kemarin. Kata Geria, saat ini pihaknya hanya memiliki tiga ekor penyu yang sudah siap digunakan untuk keperluan upakara. Itu pun sudah ada yang memesan. Selebihnya masih berupa tukik. Untuk membesarkan tukik-tukik tersebut agar mencapai ukuran badan sekitar 12 cm, memerlukan waktu sekitar enam bulan. “Kami saat ini kehabisan stok. Sementara, ada saja masyarakat yang memohon untuk keperluan upakara,’’ katanya. Salah satu solusinya menurut Geria, segera adakan pengadaan telur dan tukik. Bila perlu, pihaknya minta dibantu beberapa penyu dewasa yang siap digunakan untuk keperluan yadnya. Sebab, penyu termasuk salah satu satwa upakara sarana perlengkapan upacara agama Hindu. Dalam buku “Satwa Upakara” yang diterbitkan Lem-
Ratusan Anjing Liar Dieliminasi Denpasar (Bali Post) Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Badung menggelar eliminasi massal anjing liar di wilayah perbatasan dengan Tabanan dan Denpasar. Eliminasi dilakukan di 124 banjar di 18 desa perbatasan. Hasilnya, ratusan ekor anjing berhasil dieliminasi sebagai upaya antisipasi terhadap merebaknya rabies. Hingga Minggu (4/10) siang kemarin, di Kecamatan Abiansemal, 307 ekor anjing telah dieliminasi. Rinciannya, di Desa Blahkiuh 120 ekor, Desa Sedang (58), Desa Sangeh (74), dan Jagapati (55). Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakanlut Badung Gede Asrama mengatakan, eliminasi dilakukan oleh war-
Bali Post/dok
PENYU - Selain dipakai sarana upakara, keberadaan penyu di Bali juga dijadikan pemikat wisatawan baik asing maupun mancanegara. Namun penyu kini langka, bahkan stok untuk upakara habis. baga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Unud tahun 2008, isin pasih (isi laut) yang digunakan untuk sarana upakara adalah ikan kakap, gerang (teri) dan penyu. Penyu masih kerabat kura-kura. Ia hidup di laut. Badannya terbungkus perisai punggung dan perisai perut. Jenis penyu yang umumnya digunakan sebagai sarana upakara adalah penyu hijau (chellonia mydas). Jenis upakara yang menggunakan penyu adalah Caru Balik Sumpah, Eka Dasa Rudra, Ulam Catur, Ben Banten dan Sesayut. Di sisi lain, penyu merupakan satwa yang dilindungi. Sedangkan berbagai we-
walungan (binatang) suku pat, soroh kedis, isin carik, isin alas dan gumatat-gumitit juga digunakan sebagai sarana perlengkapan upakara. Binatang suku pat (kaki empat) misalnya sapi, kerbau, kambing, babi dan anjing bang bungkem. Soroh kedis (unggas) misalnya angsa, ayam, bebek, merpati, burung. Isin tukad (isi sungai) seperti kepiting, udang, nyalian, empas (kura-kura), julit (mirip belut), lele. Isin carik (sawah) yakni belalang, capung, katak, belut dan siput. Isin alas (hutan) berupa manuk dewata, badak, babi hutan, trenggiling, landak. Gumatat-gumitit seperti tawon, lebah dan sebagainya. (08)
”Bali Post Phone Flexi”
Diharapkan Tingkatkan Koordinasi Komunitas Denpasar (Bali Post) Kehadiran Bali Post Phone Flexi disambut antusias kalangan civitas akademika Undiknas University dalam pelatihan aplikasi fitur perangkat ini di kampus setempat, beberapa hari lalu. Terungkap, kehadiran moda informasi ini diharapkan meningkatkan koordinasi komunitas. Artinya, dalam konteks Undiknas sebagai lembaga pendidikan, alat ini diharapkan mampu meningkatkan koordinasi di bidang pendidikan. “Contohnya, komunikasi komunitas di kalangan Fakultas Hukum, Teknik dan sebagainya,” kata I.B. Teddy Priantara dari Undiknas University. Ia mengungkapkan, untuk sementara Bali Post Phone Flexi
Topik : PDI-P TAK KRITIS LAGI Sampaikan opini Anda hari ini di acara Warung Global FM 96,5
Bali Post/ded
ELIMINASI - Tampak petugas dibantu warga melakukan eliminasi terhadap anjing liar dalam upaya antisipasi terhadap penyebaran rabies.
Di Perbatasan Tabanan-Badung-Denpasar
Stok Penyu untuk ”Upakara” Habis
815224, 819446
wab blog: www.globalfmbali.blogspot.com, E-mail:globalfmbali@yahoo.com
Yakni, sekolah sama sekali belum tahu akan ada rencana relokasi tahun 2010 mendatang. Guna mencari kejelasan mengenai rencana relokasi tersebut, Mendra mengatakan pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Pemprov khususnya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bali. “Kami akan cross check ke Pemprov agar semuanya jadi jelas. Rencananya tanggal 7 Oktober nanti,” katanya. Lebih lanjut dipaparkannya, jika saat audiensi ke Pemprov nanti ternyata SK Gubernur itu ada, Mendra menegaskan akan menempuh jalan lain. Sebab, masalah ini kesannya ditut-
ga di masing-masing banjar dengan pengawasan Disnakanlut Badung dan Provinsi. Sasarannya adalah anjing liar, dengan menggunakan tulup (sumpit) dan racun yang ditaburkan pada sosis babi. Masing-masing banjar mendapat jatah 20 kapsul racun. Anjing yang telah dieliminasi akan dikuburkan menjadi satu. Sementara anjing yang diduga mengidap rabies akan diambil sampel darahnya untuk kemudian diteliti di laboratorium. Lebih lanjut dikatakannya, sesuai rencana, kegiatan eliminasi ini akan menyasar Kecamatan Petang dan Mengwi. Tidak hanya upaya eliminasi, pihaknya juga akan melakukan vaksinasi terhadap anjing-anjing rumahan. (ded)
Anggaran Pendidikan Dirancang Rp 370 Miliar Rp 90 Miliar untuk Pendamping BOS Denpasar (Bali Post) Komitmen Pemprov Bali merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen dari total APBD tampaknya bukan isapan jempol belaka. Pada rancangan APBD induk tahun anggaran 2010 mendatang, anggaran pendidikan dirancang mencapai Rp 370 miliar atau setara 20 persen dari total anggaran yang dirancang Rp 1,7 triliun. Jika dikomparasikan dengan anggaran pendidikan pada APBD Bali tahun anggaran 2009 lalu yang Rp 320 miliar, berarti terjadi pembengkakan anggaran Rp 50 miliar. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, S.P. mengatakan hal itu, Minggu (4/10) kemarin. Meskipun baru sebatas rancangan, Karyasa Adnyana mengaku optimis target anggaran pendidikan Rp 370 miliar itu berhasil direalisasikan. Pasalnya, komitmen merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen itu sudah bulat sekaligus melaksanakan amanat undang-undang. “Anggaran sebesar itu murni untuk pembangunan sektor kependidikan. Tidak termasuk anggaran untuk
membayar gaji guru-guru SLB yang tanggung jawab pengelolaannya menjadi kewenangan Pemprov Bali,” katanya dan menambahkan, mayoritas anggaran itu dimasukkan ke dalam DIPA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali dan sebagian kecil lagi dimasukkan ke instansi terkait seperti Badan Perpustakaan Daerah Bali. Menurut wakil rakyat dari Buleleng ini, anggaran pendidikan itu diprioritaskan untuk membiayai sejumlah program strategis. Yakni, kegiatan peningkatan kualitas pendidikan, pengentasan penduduk buta aksara, menjaga dan merawat keberhasilan penuntasan program Wajib Belajar Sembilan Tahun dan menggulirkan program rintisan Wajib Belajar 12 Tahun. “Saya tidak hapal betul besaran anggaran per item kegiatan. Yang jelas, kami sangat komit untuk merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen seperti apa yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2009 lalu,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Disdikpora Provinsi Bali I Wayan Suasta, S.H. membenarkan anggaran pendidikan pada tahun anggaran 2010 mendatang dirancang Rp 370 miliar. Dari anggaran sebesar itu, sekitar Rp 90 miliar di antaranya akan dipergunakan sebagai dana pendamping Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikucurkan pemerintah pusat termasuk dimanfaatkan untuk Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang khusus menyasar SMA/SMK negeri/ swasta se-Bali. Dalam rancangan DIPA Disdikpora Bali, setiap siswa SD dijatahkan dana pendamping BOS Rp 25 ribu/ tahun dan setiap siswa SMP dijatahkan Rp 50 ribu/tahun. Sedangkan setiap siswa SMA dijatahkan BOP Rp 600 ribu/tahun dan siswa SMK dijatahkan Rp 900 ribu/ tahun. “Selain itu, Pemprov Bali juga mengucurkan beasiswa kepada ribuan guru yang belum berkualifikasi akademik D4/S1 untuk melanjutkan pendidikannya,” katanya. (kmb13)
Video Mesum Mahasiswa Bali Beredar di Internet Bali Post/edi
MENCOBA - Tampak kalangan civitas akademika Undiknas University sedang mencoba “Bali Post Phone Flexi” dalam pelatihan aplikasi fitur perangkat ini di kampus setempat. hanya untuk kalangan Kabid, dosen serta staf. Namun ke depan akan diarahkan untuk Kasi dan bahkan untuk kalangan mahasiswa. ‘’Ini bisa digunakan untuk kepentingan perkuliahan,’’ katanya. Dalam kesempatan itu pula terungkap bahwa dengan memiliki perangkat ini akan memperoleh banyak keuntungan. Misalnya, dap-
at menerima berita-berita Bali Post dengan lebih cepat lewat beberapa fitur yang ada, seperti berita seputar kabupaten, ajeg Bali, agenda Bali, nasional/politik, pendidikan dan sebagainya. Selain itu, lewat Bali Post Phone Flexi krama Bali juga bisa melakukan dana punia sebagai wujud rasa tanggung jawab sebagai masyarakat Bali. (055)
Denpasar (Bali Post) Canggihnya teknologi zaman sekarang, mestinya disikapi dengan hati-hati oleh warga masyarakat. Apalagi, ada data yang bersifat pribadi dan tidak layak dikonsumsi masyarakat luas diedarkan di dunia maya ini. Sebab, jika lengah dan teledor, rasa malulah yang akan didapat. Seperti yang dialami dua sejoli yang masih berstatus mahasiswa di salah satu universitas di Bali. Sejoli ini beradegan mesum dan videonya kini beredar di internet. Bahkan, adegan layak sensor itu kini sudah menjadi perbincangan masyarakat luas. Informasi yang berhasil
dikumpulkan di lapangan, Minggu (4/10) kemarin menyebutkan, sejoli yang beradegan mesum itu diduga berinisial IPS (20) dan WSO (24). “Kasus ini telah dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan,” jelas sumber di kepolisian, kemarin. Bahkan, sumber tadi mengatakan kasusnya kini tengah ditangani Polsek Kuta dengan No. Pol: LP-B/ 818/X/09/SPK. Laporan itu dibuat oleh keluarga pihak perempuan (IPS-red), Jumat (2/10) lalu. “Dalam laporan itu, IPS mengaku beradegan mesum di video itu dengan pacarnya sendiri (WSO) asal Lombok,” ujar sumber yang meminta namanya tidak disebutkan di koran.
Terkait kapan direkam dan berapa lama durasinya, sumber tadi menjelaskan, video layak sensor itu dibuat 9 Juni 2009 pukul 13.15 wita. Akan tetapi, sumber tadi tidak ingat berapa lama durasinya. “Saya lupa berapa durasinya,” ucapnya sembari meminta mengaksesnya sendiri di internet. Kapolsek Kuta Selatan AKP Nanang Prihasmoko ketika dimintai konfirmasi terkait kebenaran laporan itu, mengakui laporan itu telah dilimpahkan ke Poltabes Denpasar untuk ditindaklanjuti. “Laporannya memang ada, tetapi sudah kita limpahkan ke Poltabes Denpasar,” katanya. (kmb21)