Edisi 30 Juni 2011 | Balipost.com

Page 5

Kamis Wage, 30 Juni 2011

SEREMONIAL Sekolah Anugrah Gelar ’’Workshop’’

Wali Kota Rai Mantra Lepas Kontingen Jamnas Denpasar

Gerakan Pramuka Ciptakan Generasi Tangguh Denpasar (Bali Post) Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dhamawijaya Mantra, Selasa (28/6) melepas kontingen Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Denpasar yang akan mengikuti Jambore Nasional IX di Bumi Perkemahan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan pada 2 - 9 Juli mendatang, di halaman Kantor Wali Kota. Jambore merupakan pertemuan besar pramuka yang diadakan setiap lima tahun sekali, akan diikuti Pramuka Penggalang putra-putri seluruh Indonesia. Wali Kota Rai Mantra didampingi Ketua Kwarcab Denpasar Gusti Lanang Jelantik usai melepas kontingen Jambore Denpasar mengatakan Pramuka sebagai organisasi sosial yang menitikberatkan pada pembinaan mental dan disipilin yang tinggi kepada para anggotanya, menjadikan organisasi pramuka terbukti mampu melahirkan generasi-generasi muda yang tangguh dan bertanggung jawab. Karenanya Gerakan Pramuka harus terus ditumbuhkan dan dikembangkan di kalan-

Bali Post/ist

LEPAS KONTINGEN - Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Ketua Gerakan Pramuka Kwarcab Denpasar Gusti Lanang Jelantik melepas kontingen Jambore Nasional Kota Denpasar, Selasa (28/6) di kantor Wali Kota. gan siswa dan generasi muda. Dikatakannya, tugas gerakan pramuka adalah mendidik kaum muda berwatak dan berkepribadian luhur serta memiliki jiwa bela negara yang andal. Menurutnya, pendidikan nonformal menjadi ciri utama gerakan pramuka berperan sebagai komplemen dan suplemen terhadap pendidikan formal. Untuk mencapai maksud tersebut dilak-

sanakan kegiatan kepramukaan melalui proses pendidikan yang menyenangkan dengan menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan di alam terbuka. Lebih lanjut Wali Kota mengatakan bahwa gerakan pramuka sangat baik dalam pembentukan karakter manusia yang terbukti mampu menciptakan insan yang mandiri dan bertanggung jawab.

Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Se-Nusantara II

Waspadai Upaya Sistematis Hapus Peran Majapahit di Nusantara WAKIL Presiden RI Boediono secara resmi membuka Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Se-Nusantara II di Bandung, Jawa Barat pada 24 - 26 Juni. Dalam acara yang dihadiri 201 raja/ sultan/penglingsir/tetua adat se-Nusantara ini juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Gubernur dan Wagub Jawa Barat dan petinggi negara lainnya. Dalam kesempatan itu, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS Suyasa III yang mewakili Trah Tegeh Kori Kresna Kepakisan merupakan satu-satunya wakil Bali di forum tertinggi raja-raja nusantara tersebut. Keberadaan Bali dinilai turut mengawal misi pelestarian sejarah leluhur dan silaturahmi antarkerabat keraton seluruh Indonesia. Demikian diungkapkan Dr. Gusti Ngurah Wedakarna di sela-sela upacara pembukaan di Gedung Merdeka, Bandung. ‘’Saya memahami Silaturahmi Nasional (Siltanas) ini tidak untuk mengedepankan sikap feodalisme sempit, tetapi Silatnas mempunyai kepentingan lebih besar mengamankan Pancasila dan NKRI serta kebhinekaan Nusantara dalam perspektif budaya. Bali sangat berkepentingan dalam hal tersebut,’’ ungkap Gusti Wedakarna. Diakuinya, satu tren di kalangan praktisi budaya termasuk pemimpin kerajaan di sejumlah daerah untuk menulis sejarahnya dimulai sejak abad ke-15 atau pascakeruntuhan Majapahit. ‘’Ini yang memprihatinkan. Sejarah Sriwijaya, Padjajaran, Majapahit, Mataram saat era kejayaan Hindu Budha sudah mulai ditinggalkan dan dihapus. Kehadiran saya di sini untuk mengamati dan meninjau hal-hal seperti ini. Bagi saya sejarah harus ditegakkan apa adanya, manis dan pahitnya sejarah, itu semua adalah kekayaan Nusantara. Saya akan tetap berjuang,’’ ungkap doktor ilmu pemerintahan termuda di Indonesia ini. Untuk itu, pihaknya berpandangan bahwa kehadiran dirinya mewakili trah Majapahit merasa mempunyai kewajiban akan pelurusan sejarah dengan baik. ‘’Di Bali kita banyak yang terlalu bangga dengan sejarah heroik para leluhur kita di kawitan-kawitan. Padahal kenyataannya, sejarah Kerajaan Hindu Majapahit di luar Bali sangat mudah dimanipulasi atau dimusnahkan. Jadi tidak ada gunanya kita bangga dengan leluhur di Bali, tetapi tidak melakukan pembelaan terhadap leluhur kita yang berada di tanah Jawa. Ternyata diskriminasi itu ada hingga saat ini. Sebagai putra bangsa, saya sangat kaget dengan kondisi ini. Mari kita bangkitkan kembali spirit Sriwijaya, Padjajaran, Majapahit untuk kebangkitan Nusantara,’’ tambahnya. Gusti Wedakarna juga menyatakan bahwa melalui

Wali Kota yang juga Ketua Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka Denpasar meminta kepada seluruh peserta dan pembina pendamping yang ikut Jambore agar betul-betul mempersiapkan diri dengan baik, sehingga nantinya dapat membawa nama harum Kota Denpasar di tingkat nasional. ‘’Pelaksanaan jambore yang merupakan pertemuan besar Pramuka Penggalang hendaknya betul-betul dapat bermanfaat untuk membentuk dan mendidik mental para generasi muda dalam rangka mempersiapkan alih kepemimpinan dan melanjutkan estafet pembangunan di negara Indonesia,’’ kata Wali Kota. Selebihnya Rai Mantra yang juga mantan peserta Jambore Nasional tahun 1981 meminta peserta Jamnas nantinya dapat menimba pengalaman dan menambah wawasan selama mengikuti Jamnas. Sementara itu, Sekretaris Kwarcab Denpasar Drs. Made Arawan mengatakan kontingen Denpasar berjumlah 40 orang yang terdiri atas 32 peserta dan 8 orang pembina pendamping. (r)

SEKOLAH Anugrah menggelar workshop yang diikuti seluruh guru TKK, SDK, SMPK dan SMAK Anugrah dari 20 Juni s.d. 21 Juni 2011. Sedangkan outbound untuk guru 18 Juni di Payangan, Gianyar. Menurut Koordinator Pendidikan Yayasan Anugrah Indah Ny. Dina Sherley, workshop ini bertujuan menambah pengetahuan di bidang pendidikan, berkepribadian yang menarik, budaya, lingkungan hidup serta bahasa Inggris. Ny. Dina Sherly menjelaskan, Sekolah Anugrah merupakan sekolah nasional plus dua bahasa yang telah menggunakan pembelajaran pendekatan kolaboratif sehingga terwujud pembelajaran yang menyenangkan dan hasil pembelajaran tercapai dengan baik. Terbukti hasil cukup membanggakan yang diperoleh siswa SD Anugrah lulus 100% dengan nilai 10 untuk Matematika diraih oleh siswa Herry Setiady dan Wahyu Angga Weda dengan nilai UN 29,35. Begitu pula hasil yang dicapai SMPK Anugrah dengan kelulusan 100% dengan nilai 10 untuk Matematika sebanyak 18 orang dengan peringkat 11 tingkat kelulusan terbaik se-Kota Denpasar. Ny. Dina Sherly juga menyampaikan siswa SMAK Global Tourism diberikan kesempatan studi banding ke luar negeri, beasiswa belajar ke Okinawa Jepang, men-

Bali Post/ist

FOTO BERSAMA - Para guru TKK, SDK, SMPK dan SMAK Anugrah seusai workshop berfoto bersama. dapat kesempatan kerja di kapal pesiar, diberikan training di industri pariwisata dan mencetak lulusan siap kerja. Di sela-sela workshop, Ayu Sri Poernama dari Ayu Indah Puspita Group, mengatakan guru-guru di Sekolah Anugrah sangat antusias mengikuti workshop ini. Guru-guru aktif bertanya dan kemudian mau mencoba apa yang telah diberikan. Pembicara Ni Wayan Astiti, S.S., M.Hum. yang juga guru di Sekolah Anugrah mengatakan dalam pembelajaran, pengelolaan kelas perlu dikemas agar lebih baik dan menyenangkan dengan menggunakan media. Media itu bisa berupa media elektronik, multimedia dengan LCD dan nonelektronik berupa gambar-gambar sesuai materi. Pada hari kedua workshop

tampil pertaman Dr. Nengah Arnawa, M.Hum. dari IKIP PGRI Bali dengan materi ‘’Pembelajaran yang Menyenangkan dan Alamiah’’ dan pembicara kedua di hari kedua I Gd. Eka Sarjana, S.H. L.Lm. dari Kementerian Lingkungan Hidup Regional Bali Nusra. Sementara pembicara Dra. Ni Wayan Rumasih, M.Si menyampaikan tema ‘’Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Bali untuk Mengajegkan Budaya Bali’’. Workshop juga ditutup dengan Fun English Program yang dibawakan oleh I Gusti Nym. Putra Kamayana, S.S., M.Hum. dan Ni Made Yuliati, S.S., M.Hum. Keduanya berharap kelas bilingual di Sekolah Anugrah lebih menyenangkan di tahun ajaran baru ke depan. (r)

I Wayan Budi Utama, Doktor Baru Unhi Ungkap Memudarnya Identitas Bali Aga

Bali Post/ist

RAJA SULTAN NUSANTARA - Wakil Presiden RI Prof. Dr. Boediono bersama Abhiseka Raja Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I (dua dari kanan). Tampak juga Sultan Palembang, Sultan Sepuh Cirebon, Trah Kesultanan Aceh dan sejumlah Raja/Sultan di acara Silatnas Raja/Sultan se-Nusantara II di Gedung Merdeka Bandung, Jawa Barat. Silatnas Raja/Sultan Nusantara ini, jalinan komunikasi antara raja/sultan/penglingsir dan tetua adat di Indonesia bisa terjalin dengan intens. ‘’Besar harapan saya, agar ke depan lebih banyak penglingsir puri

5

dan abhiseka raja-raja dari Bali bisa hadir dan memperjuangkan nilai-nilai budaya Majapahit. Semuanya harus bersatu,’’ pungkas pria bergelar Abhiseka Raja Majapahit Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan ini. (r)

Denpasar (Bali Post) Universitas Hindu Indonesia (Unhi) kembali melahirkan dosen bergelar doktor (S-3). Kali ini doktor baru itu adalah Drs. I Wayan Budi Utama, M.Si. Dengan disertasinya berjudul ‘’Adaptasi Budaya Masyarakat Bali Aga di Desa Cempaga Kabupaten Buleleng dalam Merespons Regulasi Negara di Bidang Agama’’, Wayan Budi Utama dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Budi Utama yang saat ini menjabat Ketua Prodi Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan Pascasarjana Unhi tampil meyakinkan dalam mempertahankan disertasinya pada ujian promosi doktor Program Doktor Kajian Budaya, Program Pascasarjana Unud, Selasa (28/6). Bertindak selaku promotor Prof. Dr. I Gde Semadi Astra, Kopromotor I Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, M.S. dan Kopromotor II Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U. Tim pengujinya diketuai Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. dengan anggota Prof. Dr. I Gde Semadi Astra, Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, M.S., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U., Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. dan Dr. I Wayan Redig. Dalam penelitiannya, Budi Utama mengungkap tentang memudarnya identitas Bali Aga karena terjadi adaptasi bu-

U.0012493-elk

Bali Post/ist

UJIAN DOKTOR - Wayan Budi Utama saat ujian terbuka doktor, Selasa (28/6). daya. Hal ini merespons regulasi negara di bidang agama, tidak bisa lepas dari konteks hubungan antara budaya dominan Hindu yang dianut masyarakat Bali Nagari dengan subkultur masyarakat Bali Aga. Sebagai konsekuensi logis dari budaya subkultur, secara teoretis harus selalu melakukan adaptasi dengan budaya dominan agar dapat mempertahankan eksistensinya. Proses adaptasi budaya itu melalui tindakan akomodatif, alkulturatif dan resistentif. Bentuk akomodasinya adalah dengan mengadopsi bentuk tempat persembahyangan dengan segala bentuk palinggih Hindu

seperti meru, padma, gedong dan tunggun karang yang merupakan karakteristik Hindu Nagari di Bali. Faktor pendorong adaptasi tersebut karena faktor internal dan eksternal. Secara internal muncul keinginan masyarakat melakukan adaptasi budaya dalam merespons regulasi negara di bidang agama. Sedangkan faktor eksternal di antaranya politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Budi Utama mengatakan masyarakat Bali Aga di Desa Cempaga memiliki kekenyalan budaya dalam beradaptasi dengan budaya dominan masyarakat Hindu Bali. Kemampuan

ini sebenarnya dapat dikembangkan menjadi modal dasar dalam mempertahankan eksistensinya di tengah gerusan gelombang globalisasi. Karena itu, Budi Utama menyarankan kepada pengambil keputusan bidang agama bahwa masyarakat Bali Aga mesti diberi ruang yang cukup luas menyeleksi halhal yang dipandang patut dikembangkan serta menolak hal-hal yang dipandang tidak cocok bagi kehidupan mereka. Perlu dilakukan penelitian lebih komprehensif di Desa Cempaga, termasuk di bidang kesenian tradisional yang telah terwariskan secara turun-temurun. Termasuk merekam berbagai kesenian di sana agar tidak punah. Rektor Unhi Prof. Dr. IBG Yudha Triguna mengatakan, dengan bertambahnya dosen berkualifikasi S-3 di Unhi, diharapkan kualitas pendidikan makin meningkat. Pihaknya terus mendorong peningkatan kualifikasi pendidikan para dosen dari S-2 menjadi S-3. Bahkan tahun ini, ditargetkan 4 dosen Unhi menyandang gelar doktor. Direktur Program Pascasarjana Unud Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K) mengatakan, Dr. Wayan Budi Utama merupakan lulusan doktor ke75 di Prodi Kajian Budaya dan lulusan doktor ke-186 di Program Pascasarjana Unud. (08)

U.0012535-mbl


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.