Edisi 23 Desember 2009 | Balipost.com

Page 7

NASIONAL

Rabu Kliwon, 23 Desember 2009

Presiden Mulai Lakukan Kunjungan Kerja di Jatim

Presiden Mengaku Tak Tanggapi CEO Carrefour

Surabaya (Bali Post) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memulai kunjungan kerja selama dua hari di Surabaya, Jawa Timur, untuk menghadiri Prasetya Perwira (Praspa) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pelantikan perwira TNI-Polri 2009. Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono tiba di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Selasa (22/12) kemarin, pukul 13.40 WIB. Setibanya di Surabaya, Kepala Negara langsung menuju perumahan TNI-AL di Jalan Raya Juanda No. 1, Sidoarjo, untuk peresmian rumah pintar “Juanda Cendekia” di kompleks perumahan tersebut. Ibu Ani Yudhoyono dijadwalkan memberikan sambutan dan menandatangani prasasti peresmian rumah pintar yang merupakan program Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Pada acara itu, Ibu Ani akan menyerahkan mobil pintar dari SIKIB secara simbolis kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI-AL Laksma TNI Rudy Hendro Samoko. Setelah itu, Ibu Ani dan Presiden Yudhoyono dijadwalkan melakukan peninjauan dan penanaman pohon di lokasi rumah pintar tersebut. Presiden akan menanam pohon mentega, sedangkan Ani menanam pohon sawo kecik. Pada Selasa malam, Presiden Yudhoyono akan memberikan pengarahan kepada para taruna, pengasuh, dan perwira TNI-Polri di Graha Samudra Bumi Moro, Sidoarjo. Sedangkan pada Rabu 23 Desember 2009, Kepala Negara bertindak sebagai inspektur upacara pada Prasetya Perwira (Praspa) TNI dan pelantikan perwira TNI-Polri Tahun 2009 di Dermaga Ujung, Markas Komando Armada Kawasan Timur Indonesia. Setelah acara Praspa TNI, Kepala Negara juga akan menyaksikan penganugerahan penghargaan Adhi Makayasa kepada lima perwira TNI-Polri. Usai melantik dan menyaksikan pengambilan sumpah perwira TNI-Polri lulusan 2009, Presiden dan Ibu Ani kembali dijadwalkan melakukan penanaman pohon di Monumen Yos Sudarso. Setelah itu, Presiden dan rombongan kembali ke Jakarta dan direncanakan tiba pada Rabu pukul 14.25 WIB di Istana Negara. (ant)

Sidoarjo (Bali Post) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tidak menanggapi pertanyaan CEO Carrefour Lars Olofsson ketika dalam pertemuan di Prancis pekan lalu tentang kasus hukum yang dihadapi Carrefour di Indonesia. Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha ketika mendampingi kunjungan kerja Presiden di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (22/12) kemarin, mengakui Presiden Yudhoyono memang bertemu dengan Olofsson. Namun, menurut Julian, pertemuan itu tidak dilangsungkan khusus di antara keduanya tetapi berlangsung dalam forum pertemuan Presiden Yudhoyono dengan persatuan pengusaha Prancis atau semacam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Prancis. “Pada 14 Desember di Prancis itu adalah pertemuan bukan dengan Carrefour sendiri, melainkan dengan MEDEV, semacam Kadin mereka. Presiden berdialog dengan MEDEV, dan memang di dalam MEDEV itu salah satu delegasinya ada dari Carrefour. CEO-nya Lars Olofsson hadir saat itu,” tutur Julian. Olofsson, jelas Julian, dalam sesi tanya jawab pertemuan itu kemudian melemparkan pertanyaan kepada Presiden Yudhoyono tentang

Barak Demo DPR, Desak Boediono-Sri Mulyani Nonaktif Jakarta (Bali Post) Sekitar 100 orang pemuda yang tergabung dalam Barisan Rakyat Anti-Korupsi (Barak) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR-RI, Jakarta, Selasa (22/12) kemarin. Mereka mendesak agar Presiden Yudhoyono memenuhi imbauan Panitia Angket Bank Century DPR agar menonaktifkan Boediono dan Sri Mulyani dari jabatan masing-masing. Para pengunjuk rasa itu tiba di Gedung DPR sekitar pukul 13.00 WIB bersamaan dengan usainya Panitia Angket DPR meminta keterangan mantan Gubernur BI yang kini menjabat Wapres Boediono, terkait dengan pengucuran dana talangan (bailout) senilai Rp 6,7 triliun ke Bank Century.

Dalam aksinya itu, para pengunjuk rasa yang tiba di DPR dengan menggunakan empat metromini serta mengenakan kaus hijau bertuliskan “Skandal Century Biarkan Rakyat yang Mengadili” tersebut mendesak agar para aktor intelektual skandal Century bertanggung jawab kepada rakyat. Sesaat sebelumnya, sekelompok massa lainnya yang menamakan diri Serikat Mahasiswa Peduli Keadilan (SMPK) juga menggelar aksi serupa dengan tuntutan yang sama. Selain menuntut nonaktifnya Boediono dan Sri Mulyani, sekitar 100 orang mahasiswa itu juga meminta Presiden Yudhoyono tidak mengintervensi kerja Panitia Angket DPR yang

sedang melakukan penyelidikannya atas skandal Bank Century. Kalangan mahasiswa yang membawa sejumlah spanduk yang d iantaranya berbunyi “Jangan Intervensi Pansus DPR” dan “Nonaktifkan Boediono dan Sri Mulyani” itu juga mengingatkan Panitia Angket Century DPR agar tidak mengkhianati rakyat dan upaya menyelidiki perampokan uang rakyat tersebut berakhir dengan kompromi-kompromi politik dan hukum. Kedua kelompok massa tersebut membubarkan diri pada saat turun hujan deras dan puluhan petugas keamanan dengan jas hujan dan tameng tampak menjaga aksi tersebut. (ant)

Imbauan Nonaktif terhadap Boediono Bernuansa Menipu Rakyat Jakarta (Bali Post) Koordinator Aliansi Rakyat untuk SBY (ARUS) Akhmad Suhaimi menyatakan seruan moral anggota Panitia Angket Kasus Bank Century DPR dan sebagian elite politik agar Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani nonaktif merupakan manuver politik untuk menipu rakyat. “Rakyat jangan tertipu oleh seruan moral anggota panitia angket, elite politik dan ormas keagamaan soal penonaktifan Boediono-Sri Mulyani,” katanya, di Jakarta, Selasa (22/12) kemarin. Menurutnya, seruan moral tersebut hanya cara untuk “mengemis” kekuasaan bertopeng penyeru moral. “Imbauan itu sangat kentara dari nafsu politik untuk merebut kekuasaan dan penuh intrik. Karena langkah itu sudah jauh dari niat panitia angket untuk mengetahui aliran dana Bank Century,” katanya. Karena itu, kata Akhmad Suhaimi, pihaknya meminta agar Panitia Angket Kasus

Bank Century kembali pada jalan dan arah yang sesuai dengan aturan. “Kami minta Panitia Angket Kasus Bank Century bekerja sesuai dengan jalan yang benar,” katanya. Di sisi lain, kata Akhmad, Panitia Angket Kasus Bank Century juga harus bertindak netral dan jangan menjadi alat dagang sapi kekuasaan. “Silakan pansus bekerja secara objektif dan transparan. Namun jangan menjadi alat kekuasaan kelompok dan partai tertentu dengan memanfaatkan kasus Century untuk merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan tanpa melalui mekanisme pemilu,” katanya. Panitia Angket Kasus Bank Century hendaknya bekerja secara profesional sehingga tidak mengorbankan rakyat. “Karena itulah, jangan menjadi provokator dan pemfitnah yang berjubah penyeru moral. Panitia angket telah melahirkan konflik baru antarelite politik,” katanya. Yang jelas, kata Akhmad

lagi, saat ini makin jelas elite sering membohongi rakyat. “Setidaknya Panitia Angket Kasus Bank Century telah melahirkan konflik ketua umum parpol dengan salah satu menteri Kabinet Indonesia Bersatu,” katanya. Justru akibat lahirnya konflik baru dan berkepanjangan ini, kata Akhmad, malah membuat program pemerintah dan harapan rakyat akan terbengkalai dan ujungnya rakyat yang menjadi korban. “Konflik berkepanjangan inilah yang membuat rakyat menjadi korbannya,” katanya. Akhmad mengimbau masyarakat terus mengawal Panitia Angket Kasus Bank Century dan mendukung program pemerintah. “Kita minta agar masyarakat tidak terprovokasi dan berusaha menjaga stabilitas politik dan keamanan. Setidaknya, pansus jangan sampai melenceng dari tujuan awal dan jangan sampai digunakan untuk mendelegitimasi pemerintahan yang sah,” katanya. (ant)

Per an JJumlah umlah Tam ang Da tang kkee Bali erkkembang embangan amuu yyang Datang pada Hotel Nonbintang dan K elompok K amar Kelompok Kamar Tahun 2004-2008

KELOMPOK KAMAR

TAHUN

JUMLAH

<10

10 Sampai 24

25 Sampai 40

2008

514 907

592 846

257 345

377 494

18 654

1 788 246

2007

264 012

480 398

319 190

373 334

93 043

1 529 977

2006

199 706

493 789

214 115

344 221

94 509

1 346 340

2005

409 498

420 065

273 125

272 293

37 664

1 412 642

2004

350 455

365 662

295 489

280 385

23 343

1 315 334

41 Sampai 100

>100

SUMBER BPS PROVINSI BALI/PUSDAT BP

Baca:

7

status hukum Carrefour di Indonesia berkaitan dengan kasusnya di KPPU serta proses hukumnya di pengadilan. “Tetapi Presiden tidak memberikan tanggapan langsung,” ujarnya. Menurut Julian, Presiden pada pertemuan tersebut hanya menyampaikan paparan tentang iklim bisnis yang lebih kondusif di Indonesia serta mengundang pengusaha Prancis untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sebelumnya, Ketua KPPU Benny Pasaribu menyayangkan pertemuan antara Presiden Yudhoyono dengan Olofsson dalam kunjungan kerja Presiden ke Prancis pekan lalu. Menurut Benny, Presiden

tidak pantas bertemu dengan CEO Carrefour karena kasus hipermart raksasa melawan KPPU atas dugaan melakukan monopoli itu masih bergulir di pengadilan. Pada 3 November 2009, KPPU telah memutuskan Carrefour bersalah dan harus melepas Alfa, gerai swalayan yang kini telah diakuisisi oleh Carrefour. Carrefour juga harus membayar denda Rp 25 miliar. Atas putusan tersebut, Carrefour kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan guna meninjau kembali bukti-bukti KPPU, dan hingga kini proses banding tersebut belum diputuskan. (ant)

foto:brimob

Bali Post/ade

PENGAMANAN NATAL DAN TAHUN BARU - Sejumlah anggota Brimob melakukan gelar pasukan Operasi Lilin 2009 di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (22/12) kemarin. Sejumlah pasukan Brimob Polri dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 di Ibu Kota, selain difokuskan kepada pengamanan sedikitnya 1.155 gereja dan 641 tempat hiburan, juga dititikberatkan kepada aksi unjuk rasa menyikapi Panitia Khusus (Pansus) Bank Century di Gedung DPR Senayan, Jakarta.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.