Edisi 22 April 2010 | Balipost.com

Page 19

NUSANTARA

Kamis Kliwon, 22 April 2010

In Memorial Prof. Putu Gede Konthen

Guru Besar yang Selalu Hormati Undangan

Bali Post/ist

MASUK PASAR - Paket Eka-Jaya dikerubuti pedagang saat masuk Pasar Dauh Pala, Rabu (21/4) kemarin.

Heboh, Eka-Jaya Kunjungi Pasar Dauh Pala Tabanan (Bali Post) Eka-Jaya (Ni Putu Eka Wiryastuti dan Komang Gede Sanjaya), Rabu (21/4) kemarin melakukan kunjungan ke Pasar Dauhpala, Tabanan. Kedatangan Eka Wiryastuti bersama Komang Gede Sanjaya ini, sontak membuat Pasar Dauh Pala heboh dan menjadi perhatian para pedagang serta pengunjung pasar. Pada kesempatan tersebut, Eka-Jaya melakukan dialog dengan para pedagang di pasar serta sempat melakukan dialog dengan para pengunjung Pasar Dauh Pala. Ketika melakukan dialog dengan para pedagang yang ada di pasar tersebut, Eka-Jaya tampak dikerubuti oleh para pengunjung dan menyalami paket ini dengan antusias, serta memberikan semangat dukungan kepada paket muda nan lincah ini. Berbagai keluhan para pedagang dikemukakan dalam dialog kecil yang terjadi, mulai dari harga-harga barang yang naik, serta fasilitas pasar yang dirasa belum memadai karena jumlah pedagang yang makin banyak. Semua hal yang dikemukakan oleh para pedagang tersebut menjadi perhatian yang sangat serius dari Eka-Jaya, dikarenakan Eka Wiryastuti adalah seorang perempuan yang memang mengerti tentang persolan perempuan. Eka Wiryastuti dan Komang Gede Sanjaya pada kesempatan tersebut selain menyimak dengan seksama segala macam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Tabanan yang dikemukakan oleh para pedagang dan pembeli yang ada di pasar tersebut, Eka dan Sanjaya juga menyempatkan membeli beberapa barang kebutuhan berupa sayur-mayur dan perlengkapan yang lainnya. Selanjutnya terkait dengan kegiatan pilkada yang akan berlangsung, Eka Wiryastuti meminta kepada para pedagang serta para pembeli yang hadir di Pasar Dauhpala untuk memberikan hak pilihnya dengan baik pada pemilukada yang akan berlangsung 4 Mei mendatang. Salah seorang pedagang kerupuk yang berdomisili di Dauh Pala dengan tegas memberikan dukungan kepada Eka-Jaya dan siap memenangkan paket ini serta mendoakan paket ini bisa menjadi bupati Tabanan ke depan. Menurut pedagang tersebut, hanya paket EkaJaya yang mau bersosialisasi dan turun secara langsung ke masyarakat serta mau mendengarkan keluhan masyarakatnya. Pedagang ini juga berharap agar generasi muda lainnya mampu meniru langkah dari EkaJaya yang dianggapnya adalah panutan dan contoh dari anak muda yang lincah serta memiliki potensi untuk menjadi pemimpin Tabanan. Menanggapi hal tersebut, Eka Wiryastuti dan Komang Gede Sanjaya menyatakan rasa syukur dan terima kasihnya atas dukungan dari berbagai elemen masyarakat, dan berharap kepada para pengunjung dan pedagang untuk ikut menjaga situasi Tabanan agar tetap damai. Eka-Jaya yang diirngi beberapa orang simpatisan serta dibantu oleh beberapa pengunjung pasar, sekalian membagikan dupa, yang diterima antusias oleh masyarakat pengunjung pasar. (r/*)

Kuasa Hukum Dari Hal. 1 Susno kembali mengganti seragamnya setelah selesai menjalani pemeriksaan. Kuasa hukum Susno Duadji, Efran Helmi, mengatakan hingga saat ini kliennya masih berstatus sebagai

saksi. Pemeriksaan lanjutan akan kembali dilaksanakan, namun waktunya belum ditetapkan. ‘’Pak Susno masih berstatus saksi. Pemeriksaan akan dilanjutkan lagi hanya jadwalnya belum ditetapkan,’’ kata Efran. (kmb4/kmb3)

Mabes Polri Dari Hal. 1 Anggota DPR Lily Wahid mengatakan kehadirannya di Mabes Polri bukan untuk mengintervensi pemeriksaan yang dilakukan penyidik, tetapi hanya untuk mendukung dan ungkapan solidaritas sesama anggota Tim Sembilan Angket Century. ‘’Apa pun, kita akan selalu bersama-sama,’’ kata adik kandung mantan Presiden Abdurrahman Wahid (alm) ini. Senada dengan Lily, Akbar Faishal mengatakan dirinya hadir untuk memberi dukungan kepada koleganya itu. Dukungan diberikan, menurut Akbar, ada keanehan dalam masalah yang dialami Misbakhun. Dia menduga kasus ini direkayasa untuk mengalihkan isu agar proses kasus Bank Century yang direkomendasikan DPR terabaikan dan terlupakan. ‘’Ini bentuk arogansi pemerintah. Misbakhun anggota DPR tetapi tetap dipanggil Mabes Polri. Lagi pula kan dia sudah selesai urusannya dengan Bank Century. Tetapi kenapa masih dipermasalahkan,’’ tegas Akbar. Di tempat berbeda, Ketua Komisi III Benny K. Harman menegaskan DPR dalam hal ini Komisi III sebagai mitra kerja

polisi tidak akan memberikan perlindungan hukum kepada Misbakhun. ‘’Komisi III melindungi seseorang dengan dasar yang jelas,’’ ujarnya. Dalam hal ini, Benny menjelaskan, Komisi III yang membidangi persoalan hukum dapat saja memberikan perlindungan hukum dengan catatan bahwa idealisme yang diusung peminta perlindungan hukum jelas. Komisi III tidak pernah melindungi individu, tetapi hanya melindungi dan mengawal idealisme yang diperjuangkan seseorang. ‘’Seperti saat Komisi III melindungi Susno (mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji) karena idealisme yang diusungnya, yakni membongkar mafia hukum yang melibatkan sejumlah jenderal di tubuh Polri,’’ jelas Benny. Sebelumnya Mabes Polri telah menetapkan lima tersangka dalam kasus dugaan penerbitan L/ C fiktif tersebut. Mereka adalah Direktur PT Selalang Prima Internasional (SPI) Franky Ongkowardojo, Robert Tantular (pemilik saham Bank Century), Hermanus Hasan Muslim (mantan Direktur Utama Bank Century), Khrisna Jagateesen (Direktur Treasury Bank Century), dan Kepala Bank Century cabang Senayan Linda Wangsa Dinata. (kmb4)

Surabaya (Bali Post) Civitas akademika Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) berduka Rabu (21/4) kemarin. Salah satu putra terbaiknya, Guru Besar FK Unair Prof. Dr. dr. Putu Gede Konthen, Sp.PD. (77), meninggal dunia Sabtu (17/4) di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta akibat serangan jantung. Jenazah almarhum Rabu kemarin dikrematoriun di Juanda sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelum dikrematorium, jenazah Prof. Konthen, yang ahli penyakit asma ini, disemayamkan di Aula FK Unair yang dipimpin Wakil Rektor III Unair Sucipto, sebagai penghormatan terakhir dan dihadiri sanak saudara, kerabat sejawat, para dokter, mahasiswa FK dan warga Bali yang berdomisili di Surabaya. Suasana haru terlihat baik saat di rumah duka di Jalan Ngagel Madya 25 Surabaya maupun saat pelepasan terakhir Prof. Konthen di Aula Fakultas Kedokteran Unair. Di mata para kerabat, sejawat sekaligus mantan anak didiknya di FK Unair, Prof. Konthen yang dilahirkan di Singaraja, 16 Juni 1933, dikenal sebagai lelaki yang penuh dedikasi tinggi. ‘’Almarhum sangat disiplin sekali dan bila janjian akan melakukan bimbingan selalu ditepati dan tepat waktu,’’ kenang Wakil Dekan FK Unair Prof. Dr. dr. Sutoyo, mantan anak didik almarhum Konthen, saat masih kuliah S-1 hingga S-3 Kedokteran Unair ini. Konthen, yang berasal dari Desa Banyuatis Kecamatan Banjar, Singaraja ini juga dikenal sebagai lelaki pendidik penyakit dalam dengan semangat tinggi dan tidak pernah lelah. Sebab, Prof. Konthen orangnya baik, bila mengajar bersih, tidak pernah marah dan selalu

Bali Post/059

Putu Gede Konthen (alm) menghadiri undangan di tengah kesibukannya yang padat. ‘’Pak Konthen sangat menghormati undangan. Setiap kali ada undangan meski dia sendiri sibuk pasti menyempatkan datang untuk menghadiri undangan,’’ ujarnya. Kabar meninggalnya Prof. Konthen terasa mendadak. Sebab, Prof. Konthen, Sp.PD. sebenarnya akan ke Beijing, Cina untuk menghadiri acara meiting ilmiah. Namun, belum sampai niat itu terlaksana dan baru tiba di Jakarta mendadak terkena serangan jantung, Sabtu (17/4) pekan lalu. Saat itu juga Prof. Konthen dilarikan di RS Harapan Kita Jakarta. Namun, takdir mengatakan lain, Prof. Konthen meninggal dunia sebelum sempat menghadiri acara ilmiah di Beijing, Cina. Karena dedikasi yang tinggi itulah, almarhum yang dikaruniai dua putri, Kadek Sari dan dr. Kadek Ratna, dari istri almarhum Ketut Setomi tidak berlebihan apabila para kerabatnya di FK Unair merasa kehilangan putra terbaiknya. Rasa kehilangan seorang

Ruang Terpisah Dari Hal. 1 Petinggi bank sentral ini datang lebih dahulu ketimbang Robert. Mereka menjalani pemeriksaan di ruang terpisah. Tetapi keduanya sama-sama bungkam saat ditanya materi pemeriksaannya tersebut. Usai menjalani pemeriksaan, Robert Tantular menyatakan dukungannya atas rencana KPK untuk memanggil dan memeriksa mantan Gubernur BI Boediono dan Menkeu Sri Mulyani. Hal itu dianggap keharusan. Pasalnya, dalam pengusutan ini perlu memperjelas kasusnya, terutama tindak pidana korupsinya. ‘’Pemanggilan (mantan Gubernur BI Boediono dan Men-

keu Sri Mulyani) itu merupakan keharusan. Saya dukung sepenuhnya rencana KPK, karena untuk memperjelas kasus ini. Biar masyarakat juga tahu pihak mana saja yang terlibat kasus ini,’’ kata Robert. Robert juga mengaku pemeriksaan terhadapnya masih dana Fasilitas Pinjaman Jangka Panjang (FPJP). Hampir seluruh pertanyaan mengarah ke masalah tersebut. Terutama mengenai bagaimana proses FPJP yang diajukan Bank Century hingga diterimanya dana itu. Hal ini merupakan keputusan direksi dan langsung dilaporkan dan dibahas bersama BI. Mantan pemilik Bank Century ini juga mengaku ditan-

Setengah Hati Dari Hal. 1 Dalam kesepatan itu, Jampidsus membantah pihaknya setengah hati dalam mengeluarkan SKPP. Kejaksaan beranggapan SKPP yang dikeluarkan tersebut bersifat situasional. Semua ini akibat desakan publik yang akhirnya kejaksaan memutuskan kasus ini dihentikan dengan SKPP. ‘’Kalau kami mengesampingkan (deponering) perkara, prosesnya tidak mudah,’’ katanya. Proses deponering, katanya, tidak semudah yang dibayangkan, karena Jaksa Agung harus mendapatkan persetujuan dari

badan kekuasaan negara. Sedangkan Komisi III DPR saat itu justru malah mendorong kasus ini agar dilimpahkan ke pengadilan. Selain itu, sulit pula untuk mendapatkan persetujuan dari Mahkamah Agung (MA). ‘’Kalau SKPP tidak cepat dikeluarkan saat itu, saya tidak tahu jadi apa negara ini,’’ ujarnya. Mengenai status Bibit dan Cahndra pascaditolaknya SKPP itu, ditegaskan Marwan, belum menjadi tersangka atau terdakwa. Statusnya biasa saja dan tidak ada status hukum yang melekat pada diri mereka. Putusan menyangkut dua

Empat Kelompok Dari Hal. 1 Para delegasi telah menyampaikan semuanya secara terbuka sehingga saling mendengar. Pusat harus mendengar daerah, daerah juga harus mendengar pusat. ‘’Provinsi mendengar kabupaten dan kota, tetapi kabupaten dan kota juga tidak boleh tidak mendengarkan provinsinya,’’ jelas Presiden SBY. Sementara itu, program pro-rakyat dengan sepuluh arahan Presiden masingmasing dilakukan pembahasan oleh kelompok kerja (pokja) yang dibagi dalam empat kelompok. Hasilnya, pagi kemarin langsung dipresentasikan di hadapan para delegasi. Dalam Pokja 1 membahas permasalahan ekonomi. Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, setelah membahas dengan berbagai pihak termasuk sejumlah pakar dan praktisi dunia usaha serta dengan bertumpu pada aspek makro dan mikro ekonomi, maka dicapai kesepakatan untuk tetap berkomitmen mengenai upaya-upaya yang seharusnya ditempuh agar kinerja ekonomi secara nasional dapat lebih baik dan lebih berkualitas. Sasarannya, ekonomi harus tumbuh lebih tinggi, pendapatan per kapita lebih meningkat, serta sebaliknya pengangguran dan

tingkat pengangguran diupayakan untuk terus menurun. Target untuk pertumbuhan ekonomi yang dilakukan tahun 2014 mencapai 7,7 persen. Selain itu dilakukan juga penurunan pengangguran hingga 56 persen. Pendapatan per kapita yang menjadi salah satu direktif Presiden pun diperkirakan akan meningkat hingga mendekati 4.500 dolar AS. Tak kalah pentingnya lagi, penyelesaian masalah listrik dan pemadaman bergilir akan bisa dilakukan 30 Juni 2010. Sementara hasil pembahasan Pokja 2, 3, dan 4 yang membahas isu-isu di bidang kesejahteraan rakyat (kesra) mempresentasikan keseluruhan hasil kerjanya menghasilkan 46 program dan 105 tindakan. Menko Kesra Agung Laksono dalam laporannya menyampaikan bahwa dari pembahasan yang dilakukan hanya dengan waktu 1,5 hari ini perlu diperhatikan kaum marginal dengan upaya minimalisasi permasalahan melalui unifikasi data, penyederhanaan mekanisme dan prosedur bank yang bekerja sama dengan lembaga keuangan mikro agar tidak ada beban psikologis serta juga melalui pengintegrasian dan penajaman PNPM agar tidak terjadi tumpang tindih yang justru akan menciptakan birokrasi baru

teman juga diungkapkan Prof. Dr. Ir. Raka, DEA., mantan Pembantu Rektor ITS. Prof. Konthen dijadikan panutan bagi warga Bali yang berdomisili di Surabaya. Almarhum juga merupakan salah satu penggagas berdirinya Pura Agung Jagad Karana di Moro Krembangan Perak sekitar 1967. Hingga usia ke-77 almarhum tercatat masih aktif sebagai sesepuh banjar, organisasi kemasyarakatan Hindu di Surabaya. Karena itu, Prof. Raka menilai almarhum perlu dijadikan panutan karena dedikasinya terhadap umat Hindu di Surabaya sangat bagus. ‘’Sangat jarang kita temui orang seperti Prof. Konthen. Biasanya, kalau sudah maju orang akan lupa terhadap lingkungan. Kalau Prof. Konthen sangat konsisten,’’ kenangnya. Di mata keluarga besarnya, almarhum dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dan tidak pernah memaksakan kehendak. Kesan itu paling tidak dikemukakan salah satu keponakannya, Putu Gede Putra. Ia memberikan contoh, bagaimana kesan terhadap almarhum yang tidak pernah memaksakan kehendak terutama di bidang pendidikan. ‘’Om tidak pernah memaksakan kehendak. Paling-paling dia memilih hanya memberikan arahan saja,’’ katanya. Hal itu terlihat dari kegiatannya sehari-hari. Setiap pukul 04.30 WIB, Prof. Konthen selalu jalan-jalan menghirup udara pagi di sekitar depan rumahnya, Jalan Ngagel Madya Surabaya di samping aktivitasnya mengajar ilmu penyakit dalam/imunologi. Sore harinya, Prof. Konthen membuka praktik. Selamat jalan Prof. Konthen. (059) ya mengenai dana BUMN. Memang dana BUMN sudah dikucurkan sejak FPJP dicairkan dan diterima Bank Century. Waktu itu memang ada penarikan, tetapi tidak menyeluruh, hanya beberapa BUMN. ‘’Saya ditanya ke mana saja uang itu mengalir. Tetapi untuk FPJP, saya tidak bertanggung jawab, karena itu urusan BI,’’ jelasnya. Sementara itu, Ardhayadi Mitroadmodjo juga mengakui ditanya tim penyelidik KPK mengenai FPJP. Namun, ia enggan menjelaskan karena bersifat rahasia dan sudah dijelaskan secara lengkap kepada tim penyelidik. ‘’Seputar FPJP saja. Kalau mau jelas, tanya langsung kepada KPK,’’ selorohnya cepat-cepat menjauhi wartawan. (kmb3)

pimpinan KPK itu masih belum final. Dalam waktu dekat, kejaksaan segera memasukkan memori banding ke Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta. ‘’Masih ada upaya hukum lain,’’ tandasnya. Sebelumnya, hakim tunggal Nugroho Setiadji memutuskan menolak SKPP kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Penetapan yang dikeluarkan kejaksaan itu tidak sah, karena melawan hukum. Alasan penerbitan SKPP bertentangan dengan pasal 140 ayat (2) huruf a KUHAP. SKPP harus didasari alasan bahwa perkara itu tidak cukup bukti, tidak ditemukan pidana dan ditutup demi hukum. (kmb3) dalam hubungan vertikal maupun horizontal. Telah disepakati pula untuk menindaklanjuti sejumlah opsi berdasarkan pemetaan permasalahan seperti minimnya ketersediaan data populasi yang termarginal, dan kebutuhan peningkatan koordinasi antarberbagai pihak terkait. Program ini ditargetkan akan mencakup 15.000 anak jalanan tahun 2010, dan 50.000 anak jalanan tahun 2011 dari 232.000 anak jalanan di seluruh Indonesia. Program ini lebih lanjut akan melibatkan Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Diknas, Kementerian Hukum dan HAM, baik pusat maupun daerah. Dalamn hal percepatan pencapaian tujuh tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs), yaitu untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, dan menjamin kelestarian lingkungan hidup. Keseluruhan hasil telah dirumuskan oleh tim perumus di masingmasing kelompok, dan diharapkan akan menjadi substansi utama dalam kerangka dasar penyusunan konsep instruksi presiden. (kmb16)

19 AS Kampanye di Mumbul, Dihadiri Ribuan Massa Mangupura (Bali Post) Kampanye putaran kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati Badung A.A. Gde Agung - I Ketut Sudikerta (AS) di Lapangan Veteran, Mumbul, Nusa Dua, Rabu (21/4) kemarin telah membius ribuan massa yang hadir. Meski kampanye kali ini Sudikerta harus tampil tunggal karena pasangannya, A.A. Gde Agung, sedang menunaikan tugas negara, namun tak mengurangi antusias massa. Begitu Sudikerta tampil di atas panggung, simpatisan AS langsung berteriak ‘’hidup AS, jaya Badung, lanjutkan!’’. Slogan-slogan ini selalu mewarnai kampanye duet AS. Dalam kampanye tunggalnya kali ini, Sudikerta kembali melempar keberhasilan yang telah dicapai selama lima tahun ini. ‘’Apa yang telah dicapai ini tidak bisa hanya mengandalkan APBD, tetapi harus mencari dana yang lebih besar ke pusat untuk membangun Badung,’’ ujar Sudikerta. Dicontohkan untuk pembangunan RSUD Kapal, Terminal Mengwi, dan pembangunan lainnya harus dicarikan dana ke pusat. Selanjutnya dikatakan, di bidang kesehatan, di bawah kepemimpinan AS, RSUD Kapal yang sempat terbengkalai kini sudah dapat memberikan pelayanan yang baik. Bahkan ke depan, katannya, RSUD Kapal akan dirancang sebagai fungsi sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan fungsi komersial untuk bisa menghidupi diri sendiri. Kalau diberi kesempatan lagi untuk memimpin Badung, AS telah menyiapkan lima program prioritas yang disesuaikan dengan potensi wilayah masing-masing. ‘’Tentunya potensi Badung Utara tidak sama dengan

Bali Post/ist

KAMPANYE - Cawabup Badung Ketut Sudikerta saat kampanye di Lapangan Veteran, Mumbul, Nusa Dua, Rabu (24/4) kemarin. Badung Selatan, untuk itu masing-masing wilayah sudah kita petakan berdasarkan potensinya. Untuk itu, beri kami kesempatan lagi untuk melanjutkan pembangunan di Badung,’’ pekik Sudikerta yang langsung dijawab siap oleh massa yang hadir. Sudikerta juga memaparkan sejumlah prestasi yang telah dicapai, seperti penghargaan peringkat I pembangunan infrastruktur di tingkat nasional. Selanjutnya, tampil Ketua Tim Pemenangan AS, I Ketut Suiasa. Dengan berapi-api, Suiasa menyampaikan bahwa duet AS adalah pasangan yang paling ideal. Jadi, menurutnya, memenangkan AS merupakan kewajiban mutlak bagi rakyat Badung. ‘’Badung butuh pemimpin yang kuat, berkarakter, dan memiliki kemampuan,’’ tegasnya. Lebih lanjut dikatakan, AS telah mampu merekatkan beranekaragam agama di Badung. Ini dibuktikan dengan dua kalinya Gde Agung terpilih menjadi Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beraga) dan

Sudikerta sebagai penasihat. Selain itu, selama memimpin Badung, setiap mengambil kebijakan, AS tidak pernah mengabaikan kepentingan masyarakat. ‘’AS tidak pernah melaksanakan tugas tanpa aspirasi, AS tidak pernah menggadaikan rakyat untuk kepentingan, AS tidak pernah tersangkut hukum. Jadi patut kita beri kesempatan lima tahun lagi untuk memimpin Badung,’’ teriak Suiasa membakar semangat massa dan massa langsung menjawab ‘’hidup AS, lanjutkan’’. Masih kata Suiasa, sejak terpilih 2005, AS hanya membutuhkan dua tahun anggaran untuk menuntaskan pembangunan sekolah. ‘’Tidak ada tercatat pemimpin seperti ini. Dan kalau terpilih lagi akan wujudkan wajar 12 tahun,’’ ujar Suiasa. ‘’Mari kita menangkan AS dalam pilkada 4 Mei mendatang,’’ pekik Suiasa yang disambut siap oleh massa. Sebelum mengakhiri kampanyenya, seperti kampanmye putaran pertama, dilakukan peragaan pencoblosan gambar pasangan AS. (ded/*)

Serangkaian Hari Kartini

BMPD Bali Gelar Donor Darah dan Lomba Pidato Denpasar (Bali Post) Serangkaian memperingati Hari Kartini, Rabu (21/ 4) kemarin, jajaran perbankan di Bali yang tergabung dalam BPMD (Badan Musyawarah Perbankan Daerah) Bali serta Iwaba (Ikatan Wanita Bank) Daerah Bali melaksanakan sejumlah kegiatan sosial dan lomba bertempat di ruang pertemuan Bank Indonesia Denpasar. Kegiatan sosial yang dilaksanakan berupa donor darah yang diikuti sekitar 300 peserta, baik dari jajaran perbankan maupun keluarganya. Sedangkan ibuibu Iwaba menggelar lomba busana daerah serta lomba pidato. Untuk pelaksanaan donor darah ini melibatkan tiga dokter yakni dr. N. Artana, dr P. Winaya serta dr. Chandra Indriasari serta belasan paramedis dari PMI Bali. Ketua BMPD Bali yang juga Pemimpin Bank Indonesia Denpasar Jeffrey Kairupan yang didampingi Senior Economist Denpasar Regional Office B. Rusdiharsono dan koordinator acara donor darah Hendradewi di sela-sela acara tersebut mengatakan, donor darah ini sangat penting dalam hal menolong kegiatan kemanusiaan. Karena itu donor darah ini juga secara rutin dilaksanakan BMPD Bali. ‘’Setidaknya setahun dua kali,’’ tambah Rusdiharsono. Dijelaskan Jeffrey, bany-

Bali Post/ist

DONOR DARAH - Salah seorang peserta donor darah saat diambil darahnya oleh petugas. ak warga yang memerlukan darah untuk menyelamatkan nyawanya. Sementara darah tidak dijual seperti halnya obat-obatan. Karena itu, dia berharap jajaran perbankan maupun masyarakat terus peduli dengan kegiatan sosial donor darah ini. Apalagi belakangan ini banyak kasuskasus penyakit yang dalam penanganannya memerlukan darah. Sementara itu, Ketua Iwaba Bali Ny. Nina Kairupan saat pelaksanaan lomba pidato dan lomba busana daerah mengajak kaum wanita terus meningkatkan kemampuan dirinya sehingga bukan saja bisa mendukung kegiatan suami, keluarga juga dalam hal ikut berperan mengisi pembangunan sebagaimana yang menjadi cita-cita R.A. Kartini. ‘’Pe-

Dewan Pers Dari Hal. 1 Salah satu strategi yang akan ditempuh Dewan Pers dalam meningkatkan profesionalisme jurnalis adalah dengan mensosialisasikan agar pemahaman atas kode etik ditingkatkan, termasuk memberikan pelatihan profesi dan pengayaan wawasan para wartawan. Perusahaan pers juga harus memperhatikan kesejahteraan wartawan agar produk jurnalistiknya efekif bagi pengatasan masalah kebangsaan. Uni Zulfiani Lubis juga mengingatkan agar pers jangan terjebak pada kepentingan-kepentingan personal, sehingga per-

ilakunya menyimpang dari kode etik profesi tak terjadi. Jurnalis haruslah menawarkan solusi yang bisa mengantarkan masyarakat mengambil kebijakan dan keputusan yang benar dari informasi yang digulirkan. ‘’Jurnalis jangan tumbuh menjadi wartawan abal-abal karena tergiur kepentingan personal. Jurnalis harus terus merasa tertantang untuk meningkatkan profesionalisme diri. ‘’Standardisasi dan uji kelayakan terhadap pengelolaan pers yang kini sedang dimatangkan Dewan Pers diharapkan bisa menjadi salah satu strategi untuk mengelola kemerdekaan pers secara profesion-

ran kaum wanita di era pembangunan ini sangat dibutuhkan. Karena itu perlu terus membekali diri dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan,’’ pintanya. Sementara itu, Pemimpin BI Denpasar Jeffrey Kairupan juga mengajak ibu-ibu di lingkungan perbankan di Bali untuk terus meningkatkan kemampuan diri melalui kegiatankegiatan yang positif sharing informasi. Ia mengajak agar Iwaba yang dinilai memiliki keterampilan serta pengetahuan agar saling berbagai informasi sehingga kemajuan kaum perempuan terus meningkat. ‘’Di Indonesia ada sekitar 120 juta kaum perempuan. Ini merupakan potensi yang besar dalam mengisi pembangunan bersama kaum pria,’’ ujar Jeffrey. (031/*) al,’’ ujarnya. Sementara itu pada sesi interaktif, Bagir Manan dan Uni Zulfiani Lubis merespons pertanyaan tiga penanya yakni DJ dari Denpasar, Nuarta juga dari Denpasar dan Made dari Jimbaran. Penanya umumnya menanyakan tentang peran masyarakat dalam pengelolaan pers, termasuk pentingnya kode etik untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Merespons hal ini, Bagir Manan dan Uni Zulfinai Lubis berharap masyarakat ikut menjadi pengontrol kemerdekaan pers. Kode etik jurnalistik sangat penting untuk dipahami publik agar masyarakat juga tahu hak-haknya dalam menghadapi wartawan. (dir)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 22 April 2010 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu