Edisi 16 Juni 2010 | Balipost.com

Page 2

KOTA

2

Rabu Kliwon, 16 Juni 2010

FIGUR

Swalayan Tutup

DKP Turunkan ’’Billboard’’ Tragia

Tuntaskan Penyidikan Korupsi KAJARI I.B. Siwananda menargetkan menuntaskan penyidikan sejumlah kasus korupsi menjelang akhir masa tugasnya. Di antaranya dugaan korupsi pada Disparda Bali, pengadaan alat kesehatan Dinas Kesehatan Pemkab Badung dan kasus ISI. ‘’Semua kasus korupsi, kami usahakan tuntas. Sejumlah kendala telah berhasil diatasi,’’ jelasnya BP/sub Selasa (15/6) kemarin. Kajari yang cukup dekat dengan kalangan wartawan ini menurut informasi yang beredar di lapangan, nantinya akan mendapat promosi di Kejagung. Penyidikan terhangat adalah penuntasan dugaan kasus korupsi pada Disparda Bali. Pada penyidikan awal, Kejari Denpasar menetapkan IG PA sebagai tersangka. Namun setelah pemeriksaan sejumlah saksi, penyidik menemukan temuan baru soal keterlibatan mantan Kadisparda N. Setelah melewati ekspose, posisi N pada akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Sementara kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan dinas kesehatan, belum jelas kendala yang menyebabkan penyidikan berjalan di tempat. Satu kasus dugaan korupsi yang paling ditunggu adalah sikap keberanian Kejari Denpasar dalam menuntaskan dugaan korupsi ISI. Meski sebelumnya telah menetapkan Sangra dan Suteja sebagai tersangka (kasusnya kini sudah bergulir di PN Denpasar) tetap saja memunculkan rasa ketidakpuasan. (sub)

DENPASAR & SEKITARNYA Tewas Gantung Diri KAMAR Jenazah RS Sanglah, Selasa (15/6) kemarin menerima jenazah korban bunuh diri. Korban Nyoman Ngastika (50) warga Jalan Letda Jaya. Jenazah diterima sekitar pukul 08.20 wita. Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr. I.B. Putu Alit, SpF. DFM mengatakan, jenazah telah dilakukan visum luar. Dari hasil pemeriksaan diketahui korban berusaha mencoba bunuh diri dua kali. “Ditemukan luka sayat di nadi kirinya. Namun luka itu tidak fatal dan tidak menyebabkan kematian,” ujar Alit. Kemungkinan karena gagal, korban kemudian gantung diri. Selain luka sayat di nadi tangan kiri, ditemukan juga luka lecet pada leher korban yang mengindikasikan ada jeratan di leher serta lidahnya keluar. Sementara mengenai penyebab mengapa Ngastika bunuh diri, pihak keluarga yang datang untuk mengambil jenazahnya mengatakan kemungkinan karena Ngastika depresi akibat penyakit TBC yang dideritanya tak kunjung sembuh. Ngastika yang sudah dikaruniai tiga anak ini sempat dirawat di RS Sanglah selama dua bulan. (san)

Rencana Pemadaman Listrik Kamis, 17 Juni 2010 BALI SELATAN Bajra, Berembeng, Antosari, Megati, Gadungan, Samsam dan sekitarnya, Cemengon, Latu, RRI Abian Semal, Mambal, Angantaka, Jagapati, Sedang, Anga Baya, Jenah, Cengkilung, Jl. Trenggana, Jl. Padma, Kampus Ngr. Rai, Jl. Siulan Penatih, Kampus IHD, Kopertis Wil VIII, dsk. Muding, Kerobokan, Kesambi, Br. Kancil, Br. Semer, Br. Petingan, Br. Taman, Br. Anyar, Batu Culung, dsk. RSU Medistra, Jl. Gunung Agung, Bank Buana, Setia Budi, Sri Rama, Sutomo, Semila Jati. Tiara Grosir, dsk. Jl. Hang Tuah, By-pass Ngurah Rai, Taman Festipal, Waribang, Tohpati, Gatsu Timur, Sekarjepun, Ratna Utara, Teras Ayung, Intan LC. Hayam Wuruk, Jl. Pratama, Terompong, Kampus Warma Dewa, Harian Nusa, Dewata TV, Anyelir, Katrangan Nusa Indah, Nara Kusuma, Moh. Yamin, Jl. Cok Tresna, Jl. Merdeka, Jl. Badak Agung, Jl. Jaya Giri, Perum PLN Jayagiri, dan sekitarnya. Jl. Soka, CV. Kecak, Sekarsari, Tangtu, Jl. Ida Bagus Mantra, Rumah Jompo, Biaung, Jl. Supratman Timur, Jl. Sulatri, Pura Pengerebongan, dsk. H. Ayodya, H. Putri Bali, SPA Hyatt, H. Hyaat Regency, H. Cykaratay, Br. Terore, Tanjung Benoa, Tenggkulung, dan sekitarnya. Villa Bulgari, GWK, Gardu T. Suwung Kauh, Gelogor Carik, Sunset Road, Imam Bonjol, Sentral Parkir, Alpa, Animal, BLK, dsk. Jalan Raya Tuban, 741 Tuban, Jl. Kediri, Jl. Dewi Sartika, Komplek Burung, AURI, Jl. Wanasegara dan sekitarnya. Jl. Bakungsari, Jl. Kartika Plasa Utara, Pasar Seni Kuta, Br. Buni, Legian Kelod, Gang Popies 1, Gang Popies 2, seputar Kopi Pot.H. Bali Intan, H. Kulkul, H. Legian Beach, H. Kuta Jaya, H. Wina Cotage, H. Ramayana, H. Sahid. Alpa Imam Bonjol, Garmen Animal, Exel Comindo. BALI UTARA Ds. Pemaron, Bakti Seraga, Sambangan, Banyuasri, Banjar Tegal, Banjar Jawa, Banyuning, Penarungan, Ds. Kerobokan, Sangsit, Bungkulan, Jagaraga, Menyali, Sawan, Bebetin, Tabang, Sangburni, Sekumpul, Galungan, Lemukih, Ds. Pemaron, Banyuasri, Kali Untu, Kp. Kajanan, Kp. Baru, Kp. Bugis, Yetaluh, Penarukan, Ds. Gilimanuk, Samiana, Penginuman, Sumber Klampok, Goris, Pejarakan, Pemuteran, Banyu poh, Gondol. BALI TIMUR Ds. Tegal Tugu, Ds. Sidan, Ds. Bunutin, Ds. Guliang, Ds. Taman Bali, Kota Bangli, Ds. Cempaga, Ds. Sidembunut, Ds. Tamansari, Ds. Tembuku, Ds. Metro, Ds. Abang Songan, Ds. Suter, Ds. Peninjoan, Ds. Undisan, Ds. Bangbang, Ds. Bangkiang Sidem, Ds. Kayubihi, Ds. Pengotan.

Jadwal PKB XXXII Rabu, 16 Juni 2010 Waktu : 10.00-12.00 Wita Kegiatan : Karawitan Klasik Selonding oleh Sekaa Selonding Banjar Intaran, Pejeng, Tampaksiring Gi anyar Tempat : Kalangan Angsoka Waktu : 18.00-19.30 Wita Kegiatan : Teruna-teruni Bali Festival Tempat : Depan Gedung Ksirarnawa

Bali Post/edi

DITURUNKAN - Seorang petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Denpasar tampak melakukan penurunan billboard milik Tragia Supermarket di Pertokoan Kertha Wijaya Jalan Diponegoro, Senin (14/6). Penertiban tersebut dilakukan akibat supermarket ini sudah tidak beroperasi lagi.

ket ini sudah tidak beroperasi lagi. Pihaknya juga khawatir bila tidak ada perawatan dari pemiliknya, billboard ini rawan jatuh dan membahayakan bagi warga sekitarnya. Mengingat, warga yang lalu lalang di kawasan ini masih cukup padat. ‘’Selain itu pajaknya tidak dibayar. Makanya dengan terpaksa kita turunkan,’’ kata Wisada. Terkait dengan reaksi pemilik billboard, mantan Asisten II Setda Denpasar ini mengaku sudah memberitahukan pada pihak pemilik. Namun, pemilik mengaku tidak sanggup menurunkan sendiri karena billboard-nya ukurannya terlalu besar. ‘’Sudah disampaikan pada pemiliknya sebelumnya, namun pihaknya tidak bisa menurunkan sendiri. Pemilik tak sanggup, jadi kita yang menurunkan,’’ katanya. Selain menurunkan bill-

board, beberapa reklame kecil yang ada di sebelahnya juga ikut ditertibkan. Penertiban terhadap reklame ini berlangsung selama dua hari dan berakhir, Selasa (15/6) kemarin. Wisada menyebutkan usai penataan reklame ini, nantinya di kawasan ini akan dijadikan taman seperti di Jalan PB Sudirman Agung dan Teuku Umar. ‘’Pokoknya di kawasan ini akan kita tata lagi dengan menjadikannya taman kota seperti yang kita buat di kawasan Jalan Sudirman,’’ imbuhnya. Penertiban ini akan dilanjutkan dengan menyasar kawasan Sanur dan Jalan By-pass Ida Bagus Mantra Tohpati. Di Sanur akan menertiban reklame di perempatan Mc Donald. Untuk di Tohpati ukuran papan reklame yang akan diturunkan sebesar 6 x 12 meter, dengan alasan sudah tidak berfungsi lagi. (kmb12)

Terapkan Samsat ’’Online’’

Dispenda Bali Setengah Hati Denpasar (Bali Post) Dispenda Bali tampaknya masih setengah hati untuk menerapkan samsat online sebagaimana yang sudah diterapkan di Jawa Timur dan Makassar. Kadispenda Bali Gusti Made Supartha usai dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Bali yang dipimpin Nyoman Sugawa Korry, Selasa (15/6) kemarin di Renon, menyatakan alasan tak menerapkan sistem ini karena tak ingin memberikan pelayanan berlebihan kepada wajib pajak. Hal ini dikhawatirkan bisa membuat mereka menjadi manja. ‘’Contoh, pelayanan berlebihan di ruangan Samsat Karangasem dipasangi AC. Orang yang nyamsat banyak yang nginang di sembarang tempat, tak peduli apakah ruangan ber-AC atau tidak,’’ katanya. Alasan saat ini belum menerapkan pelayanan samsat online karena belum ada pengaruhnya terhadap pendapatan daerah. Di sisi lain untuk menerapkan sistem online harus bekerja sama dengan sebuah jaringan telepon. Hal itu memerlukan biaya yang lumayan besar. ‘’Jadi tiap rupiah biaya yang dikeluarkan harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap pendapatan daerah,’’ katanya. Sementara Pemprov Bali dengan program Bali Mandara lebih mengarahkan untuk menyasar program untuk rakyat miskin. Sementara sistem online akan lebih dinikmati kalangan menengah. Alasan kedua, dengan

sistem manual saat ini sudah mampu meraup pendapatan dari pajak kendaraan bermotor dan beabalik nama kendaraan cukup besar. ‘’Tunggakan PKB dan BBNKB sangat kecil di unit pelayanan samsat di Dispenda Bali,’’ katanya tanpa merinci lebih jauh. Sementara pelayanan wajib pajak sudah cukup cepat. ‘’Asal persyaratan lengkap, wajib pajak sudah selesai dilayani lima menit,’’ katanya. Sistem serupa dengan online juga seperti itu. Hanya saja bisa dipindah di mana saja. ‘’Kami kan sudah punya sistem samsat keliling, apa bedanya,’’ tanyanya. Ketika ditanya apakah ada kendala dari dalam sehingga ada keengganan pihak Dispenda menerapkan sistem yang terbukti berhasil meningkatkan pendapatan daerah di Makasar, Supartha menyatakan tak ada hubungan dengan orang dalam yang tak ikhlas dengan sistem online. Di daerah lain seperti Makasar untuk mengubah sistem manual menjadi online kendala paling

besar adalah keengganan dari orang dalam yang merasa dipangkas pendapatannya. Karena itu diambil kebijakan dengan bekerja sama dengan Kapolda agar orang dalam ikhlas menerima sistem ini. Supartha malah menilai sistem ini justru menjadi beban bagi unit pelayanan Dispenda yang sudah padat seperti Denpasar dan Badung. Sebab dengan sistem online wajib pajak di mana saja bisa menyamsat kendaraan. Hal ini dikhawatirkan banyak WP yang mencari pekerjaan di Denpasar lebih memilih menyamsat di Denpasar. Hal ini dikhawatirkan akan membebani pelayanan samsat di Denpasar yang sudah padat. Atas dasar itu dia memandang perlu dikaji mendalam sistem online ini sebelum diterapkan di Bali. Pimpinan rapat Sugawa Korry sependapat sistem samsat online perlu dikaji secara komprehensif dengan melibatkan kalangan profesional. (029)

Puluhan ’’Minimarket’’ Berjaringan Bodong Denpasar (Bali Post) Pesatnya perkembangan Kota Denpasar dalam beberapa tahun terakhir ini, ternyata berdampak pula terhadap menjamurnya pasar modern, seperti supermaker, minimarket, serta toko Waralaba lainnya. Ironisnya, puluhan minimarket, khususnya minimarket berjaringan banyak yang belum mengantongi izin alias bodong. Keberadaan minimarket berjaringan di Denpasar ini hanya mengantongi izin usaha toko modern (UTM) dari pemerintah pusat. Sedangkan izin-izin lainnya yang seharusnya diurus di Dinas Perizinan Denpasar belum pernah masuk meja Dinas Perizinan. Kondisi ini mengemuka saat rapat dengar pendapat antara Dinas Perizinan Denpasar dengan Komisi A, B, dan C DPRD Denpasar, Senin (14/ 6) sore lalu. Rapat yang dipimpin Ketua Komisi B Eko Supriyadi tersebut mengemuka fenomena yang muncul belakangan ini di Denpasar, yakni maraknya minimarket berjaringan. Kepala Dinas Perizinan A.A. Rai Soryawan mengatakan dari kuota yang diberikan

Tampilkan Caruk, Karawitan Langka PENGUNJUNG PKB XXXII Selasa (15/6) kemarin disuguhkan karawitan langka berupa caruk di Kalangan Angsoka oleh Sanggar Raka-Rai dari Desa Bangbang, Tembuku, Kabupaten Bangli. Sanggar Pimpinan I Dewa Gede Ngurah Widnyana ini mempersembahkan sejumlah gending caruk kepada penonton setia PKB. Diawali dengan gending Ririgan, disusul Ombak Segara, Pemungkah, Rejangan, Gegiringan, Capung Gandok dan Kincang-kincung. Dengan menampilkan tiga juru gambel I Dewa Gede Putra Yuda (juru saron), I Dewa Made Sumertayasa (caruk pengede) dan I Dewa Kadek Merta (caruk penyorog). Sanggar yang dibina I Dewa Gede Darmayasa, S.S.Kar., M.Fil.H. ini memainkan

gamelan caruk sekitar 1 jam. Menurut Dewa Darmayasa, gemelan caruk merupakan barungan gamelan kelompok kecil yang hanya terdiri atas empat tungguh instrumen berbentuk bilah. Dua tungguh instrumen terbuat dari kerawang dan dua tungguh instrumen terbuat dari bambu yang masing-masing tungguhnya berisi delapan bilah. Gamelan ini memiliki laras pelog sapta nada. Gamelan caruk yang dipersembahkan ini merupakan hasil rekonstruksi dari gamelan caruk yang ada di Desa Pau, Klungkung. Barungannya terdiri atas dua tungguh instrumen saron dan dua tungguh instrumen caruk. Pada umumnya caruk difungsikan sebagai pengiring upacara Dewa Yadnya, Bhuta Yadnya dan Pitra Yadnya. Se-

bagai rasa bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, sanggar ini tak henti-hentinya menggali dan melestarikan jenis-jenis gamelan yang tergolong langka untuk dijadikan media persembahan. Sementara pementasan caruk kemarin dimainkan tiga penabuh di depan sejumlah penonton, beberapa di antaranya turis mancanegara. Sayang, masyarakat penonton PKB XXXII kurang banyak yang mengapresiasi karawitan ini. Karena itu menurut Budayawan Prof. Made Bandem yang sempat mengapresiasi karawitan tersebut kemarin, perlu adanya strategi untuk lebih mensosialisasikan karawitan klasik seperti caruk, gambang dan sebagainya kepada masyarakat. Cara sederhana yang bisa dilakukan kata Prof.

Bandem adalah dengan mengulas karawitan tersebut di media massa sehari sebelum pementasan di PKB. Dikatakannya, jika merunut sejarah, caruk dan gambang merupakan karawitan tua di Bali. Pada prasasti kerajaan Bali Kuno yakni prasasti Raja Marakata (putra Raja Udayana) tahun 1022-1026, disebutkan ada gamelan caruk dan gambang. Tetapi gamelan caruk di PKB, kemarin sangat berbeda dengan apa yang ada (gamelan caruk dan gambang) di daerah lain seperti Sempidi, Bebandem dan Singapadu yang biasanya menggunakan panggul bercabang. Pada kesusastraan Jawa Kuno yakni Wreta Sancaya abad 12-14, gamelan serupa juga diulas dan ada pada Candi Penataran Jawa Timur. (08)

Seniman Bali Wajib Tiru Seniman Partisipan SEMESTINYA, senimanseniman Bali yang mendapat kesempatan ikut menyemarakkan event Pesta Kesenian

Waktu : 19.00-21.00 Wita Kegiatan : Dramatari Arja oleh Sekaa Arja Siwa Ratri Banjar Biya Desa Keramas, Blahbatuh Gianyar Tempat : Kalangan Ayodya Waktu : 20.00-22.00 Wita Kegiatan : Parade Angklung Kreasi Sekaa Angklung Prabu Ningrat Desa Sangkan Gunung, Sidemen, Karangasem dengan Sekaa Angklung Mekar Sari Banjar Pande Kecamatan Klungkung, Kab. Klungkung Tempat : Panggung terbuka ISI Denpasar Bali Post/ian

AROK - Salah satu adegan dalam pergelaran Teater Tari Arok yang ditampilkan Malang Dance Company, Senin (14/6) malam.

Bali (PKB) perlu meniru dan belajar banyak dari keseriusan seniman-seniman partisipan (baik seniman luar daerah maupun luar negeri-red) dalam mempersiapkan pementasannya. Meskipun kualitas persembahan seni mereka tidak lebih baik dari seniman-seniman lokal Bali, namun seniman-seniman partisipan jelas jauh lebih unggul dalam totalitas berkesenian. Sebelum tampil di atas panggung, mereka terlihat begitu sibuk mengecek kesiapan lighting, sound system dan segala pernak-pernik pendukung pementasan lainnya. Guna memudahkan penonton memahami garapan seni mereka, mayoritas seniman partisipan itu juga melengkapi pementasannya dengan sinopsis garapan maupun kiprah berkesenian yang telah mereka tekuni selama ini. Totalitas berkesenian itu pula yang ditunjukkan Malang Dance Company (MDC) saat mementaskan Teater Tari Arok di Panggung Terbuka Ksirarnawa, Senin (14/6) malam. Grup tari asal Malang, Jawa Timur

Dinas Perizinan Kota Denpasar terhadap keberadaan toko dan minimarket berjaringan ini hanya 28 buah. Rinciannya satu toko berjaringan di tiap kecamatan, sehingga akan muncul empat minimarket berjaringan. Kemudian 8 toko Waralaba yang tersebar di empat kecamatan, serta 16 toko mandiri operator di empat kecamatan. Jika ditotalkan besaran kuota semua hanya 28 toko. Namun, kondisi di lapangan kini cukup berbeda. Untuk satu jenis toko berjaringan saja, jumlahnya bisa mencapai 48 buah. Belum lagi toko berjaring lainnya yang juga tumbuh bak jamur di musim hujan. “Di Denpasar saat ini ada empat toko berjaringan, yakni Circle K, Indo Mart, Alfa Mart dan Mini Mart. Dari data yang kami kantongi sementara ini yang terbanyak memang Circle K. Kalau yang lainnya belum kami data secara detail,” ujar Rai Soryawan. Parahnya beberapa toko berjaringan tersebut, tidak pernah mengajukan izin prinsip ataupun IMB ke Dinas Perizinan. Disebutkan selain kuota, pertimbangan toko juga dilihat dari letak zonasi, lahan parkir,

serta jarak dengan traffic light. “Ini memang dilema. Semua toko berjaring ini satu pun belum ada mengajukan izin ke Perizinan. Mereka hanya mengantongi izin usaha toko modern (UTM) dari pusat. Bahkan ada beberpa toko dalam SIUPnya mengajukan dengan nama toko klontong,” aku Soryawan. Mendengar pemaparan ini, dua wakil rakyat dari Komisi C, A.A. Susruta Ngurah Putra dan Made Gandi mempertanyakan langkah selanjutnya dari instansi terkait. “Lantas kalau sudah seperti ini apa tindakan Dinas Perizinan,” tanya Susruta. Terkait pertanyaan itu, Soryawan lagi-lagi mengaku tidak bisa berbuat banyak menghadapi fenomena ini. Meski bersama instansi terkait sudah melakukan tipiring namun dari pihak pengelola selalu saja memiliki ribuan alasan, salah satunya dengan perekrutan tenaga kerja yang sudah terlampau banyak. “Selain soal investasi yang tinggi, nasib keberadaan tenaga kerja juga dijadikan tameng oleh pihak pengelola atau pemilik, kalau tokonya ditertibkan atau disegel,” jelasnya. (kmb12)

Penari Dayak Gelar Ritual Tolak Bala

Dari Arena PKB XXXII

Waktu : 19.00-21.00 Wita Kegiatan : Parade Topeng Prembon Sekaa Topeng Bujangga Puspa Desa Dukuh Kabupaten Karangasem Tempat : Wantilan

Waktu : 20.00-23.00 Wita Kegiatan : Parade Gong Kebyar Anak-anak Sekaa Gong Kumara Asti Desa Pakraman Bangunliman Buruan Blahbatuh Gianyar dengan Sekaa Gong Anak-anak Sadguna Kumara, Banjar Lebah Desa Sumerta Kaja, Dentim Tempat : Panggung terbuka Ardha Candra

Denpasar (Bali Post) Setelah mendapat sorotan dari jajaran DPRD Denpasar, jajaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Denpasar akhirnya kembali melakukan penertiban reklame. Dalam penertiban kali ini, DKP bukan saja menyasar reklame kecil, namun juga billboard yang menjadi milik sebuah supermarket. Billboard yang ditertiban tersebut, yaknibillboard milik Tragia Supermarket di Pertokoan Kertha Wijaya Jalan Diponegoro. Kadis DKP I Ketut Wisada didampingi Kabid Pertamanan Agus Prihantara dan Kasi Reklame A.A. Raka Wedana, Selasa (15/6) kemarin mengatakan penertiban terhadap billboard berukuran 4 x 12 meter dengan tinggi 15 meter tersebut dilakukan, Senin (14/6) malam. Dikatakan, penertiban tersebut dilakukan akibat supermar-

yang memfokuskan kegiatannya pada pendidikan, pelatihan dan penciptaan karya tari itu, sengaja mengerahkan sejumlah krunya sebelum pergelaran untuk membagi-bagikan semacam buku panduan yang mengulas tentang sinopsis pementasan, profil maupun kiprah berkesenian kelompok seni mereka. Lantas, bagaimana dengan seniman Bali? Boro-boro menyiapkan selebaran atau buku panduan, sinopsis yang mereka serahkan kepada pembawa acara saja terkadang dibuat terburuburu dan tak jarang hanya berupa tulisan tangan. Berbekal buku panduan tersebut, penikmat seni di Bali yang menyaksikan pergelaran Teater Tari Arok yang disutradarai Winarto Ekram dengan penata musik Denis Suwarno serta tim artistik Siklum, Eko dan Sawir itu lebih mudah mencerna inti sari cerita. Masalah bahasa tidak lagi jadi kendala. Secara ringkas, pergelaran Teater Tari Arok yang didukung oleh 18 orang penari dan delapan orang pemusik itu menggambarkan tentang semangat, kerja keras dan cinta.

Wujud dari perjuangan Arok untuk mencapai cita-cita dan impiannya. Beragam hambatan dan rintangan tidak menyurutkan langkah Arok. Kekuatan cinta dan impian jadi pendorong hingga terwujudnya keagungan dan kebesaran Kerajaan Singasari di bawah kepemimpinan Arok yang didampingi permaisuri cantik Ken Dedes. Di bawah kendalinya, Singasari mencapai kejayaan dan kemakmuran walaupun masih ada pertikaian tapi semuanya bisa teratasi. Teater Tari Arok merupakan wujud kekuatan dan keagungan Singasari sebagai cikal-bakal lahirnya kerajaan besar di Tanah Jawa yang selanjutnya jadi pemersatu Nusantara lewat Majapahit. (ian)

FM 96,5

PENGUNJUNG Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXII yang berkunjung ke Wantilan Taman Budaya Bali, Senin (14/6) malam, sangat beruntung. Pasalnya, mereka mendapat kesempatan menyaksikan tarian etnis Dayak yang sangat atraktif dan ekspresif. Persembahan seni yang ditampilkan seniman-seniman partisipan dari Kantor Perwakilan Kalimantan Barat, Jakarta itu sukses menebarkan pesona sehingga membuat penonton enggan berkedip. Sebelum memasuki pergelaran inti, komunitas seniman Dayak itu menggelar ritual tari Dayak. Ritual ini bertujuan untuk menolak bala guna memohon keselamatan kampung yang akan dikunjungi tamu agung. Ritual ini dirangkaikan dengan prosesi potong umpang/ pantak pemarang yang merupakan tata upacara adat penyambutan tamu agung yang berkunjung ke kampung mereka. Pada sesi ini, salah seorang pejabat di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali didaulat naik ke atas panggung dan berperan sebagai tamu agung. Prosesi ritual tolak bala dan penyambutan tamu agung itu dikemas dengan sangat atrak-

tif dan mencuat ‘aroma’ religiusmagis yang kental. Seolah tak mengenal lelah, komunitas penari Dayak itu terus bergerak lincah dan dinamis di sepanjang pergelaran yang didukung oleh lima pasang penari bujang dan dara ditambah sejumlah penari pendukung dari Bali. Sementara itu, pergelaran inti dibagi ke dalam lima episode yang jalinan ceritanya saling terangkai satu sama lain. Diawali dengan kehadiran roh jahat (kamang) yang mengacaukan suasana potong umpang dalam rangka menyambut kedatangan tamu kehormatan di desa mereka. Untuk menjamin keselamatan tamu, dihadirkanlah seorang tokoh spiritual boren (dukun) yang akan membersihkan kampung dari roh-roh jahat. Selanjutnya, ditampilkan tari gong besar dan tari gong kecil yang dirangkaikan dengan suasana perburuan sejumlah bujang (pemuda) Dayak di belantara raya dengan senjata sumpit yang merupakan senjata khas Daya. Di puncak pergelaran, komunitas seniman Dayak itu mengajak sejumlah undangan dan penonton naik ke atas panggung untuk menari bersama. (ian)

Bali Post/ian

MEMUKAU - Persembahan seni penari Dayak yang sukses memukau pengunjung PKB XXXII, Senin (14/6) malam.

815224, 819446

Topik : TARIF DASAR LISTRIK NAIK Sampaikan opini Anda hari ini di acara Warung Global FM 96,5 wab blog: www.globalfmbali.blogspot.com, E-mail:globalfmbali@yahoo.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 16 Juni 2010 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu