Edisi 16 Mei 2010 | Balipost.com

Page 6

DIMENSI

6 RAMALAN

BINTANG

Semakin populer, pengaruhnya semakin besar, banyak saingan dan yang memusuhi Anda. Hati-hati jangan sombong dan egois, bisa membahayakan. Kesabaran, sederhana dan tetap pandai bergaul, makan aman sentosa. Keluarga pun terjamin, bebas bergerak, keuntungan ada saja. Asmara: Sedang menanti pengertian dan kasih sayangmu. Meskipun ada rintangan atau orang yang curang, Anda jangan diam saja. Bertindaklah tegas, namun bijaksana agar tidak ada yang emosi. Semua masih bisa diatur dan diselesaikan dengan baik-baik. Minta pendapat orangtua, keluarga maupun teman yang berpengalaman. Asmara: Gunakan akal sehat, jangan malu dan tanyakan langsung ke doi. Sehubungan dengan keberhasilan dan keuntungan yang Anda dapat, semangat harus ditingkatkan, jangan main santai dan dipercayakan orang lain. Bantuan maupun dukungan hendaknya dimanfaatkan. Keluarga ikut senang sebab Anda bisa memenuhi keinginannya. Asmara: Boleh menggaet orang yang Anda cintai, tapi caranya jangan ngawur. Bintang penolong menaungi kegiatan Anda. Di mana menemui kesulitan, pasti akan ada yang menolong. Bisa mendapatkan solusi yang jitu. Jadi tak usah khawatir gagal atau rugi. Asal tetap rajin, tekun dan hemat, semuanya selamat. Termasuk keluarga masih menyenangkan. Asmara: Hilangkan rasa curiga, sebab doi masih memilih dengan kamu. Keruwetan dan tanggungan akan lenyap bila Anda mau kerja keras. Ada yang simpati melihat semangat dan tanggung jawab itu, Anda akan diberi objek baru. Tentunya sangat menyenangkan, masa depannya terjamin. Suasana keluarga juga akan berubah, tidak menderita lagi. Asmara: Keluarkan apa yang masih mengganjal di hati. Supaya lega dan harmonis. Untuk menghadapi beragam waktak, tingkah laku orang-orang di sekitar Anda, memerlukan ketenangan dan bertindak hati-hati sekali. Jangan ada yang tersinggung lalu membuat onar. Dan yang penting Anda jangan terpengaruh, terjerumus, lupa keluaga dan tugas-tugas Anda. Asmara: Dalam kemelut yang terjadi, muncullah kekasih menghibur hati. Urusan yang dipercayakan kepada Anda harus diselesaikan tepat janji, jangan nantinanti banyak alasan. Hal itu yang akan menjadi penghambat karier dan keuntungan. Hilang kesempatan untuk maju, mengembangkan bakat-bakat terpendam. Nama baik keluarga ikut tercemar. Asmara: Memutuskan hubungan tanpa sebab itu licik. Hukum karmanya lebih kejam. Masalah uang bisa pusing tujuh keliling. Rencana jadi macet, meluaskan hubungan dicekal. Cepat tinggalkan orang-orang yang membuat sebel. Tinggalkan pekerjaan yang sudah menjemukan itu. Cari ketenangan, adakan introspeksi diri. Keluarga dipamiti, supaya tidak bingung. Asmara: Lupakan dulu, cari penghasilan di kota lain.

Minggu Wage, 16 Mei 2010

Anugerah Kuningan Saat ”Satvika Kala” Datavyam iti yad danam diyate’nupakarine desa ala ca patre ca tad danam sattvikam smrtam. (Bhagadgita XVII.20) Maksudnya: Dana punya yang diberikan dengan tulus ikhlas yang diyakini sebagai swadharma atau kewajiban suci dan dilakukan sesuai dengan desa, kala dan patra. Dana punya itu disebut Sattvika Dana. MENDAPATKAN anugerah dari Tuhan salah satu dari tujuan melakukan sraddha dan bhakti pada Tuhan. Meskipun bhakti yang demikian masih tergolong apara bhakti. Bhakti dan Tuhan yang lebih tinggi adalah para bhakti yaitu bhakti pada Tuhan hanya untuk bhakti tanpa pamrih apa-apa. Bagi umat pada umumnya sraddha bhakti itu masih dalam tahapan apara bhakti dengan adanya suatu permohonan mulia kepada Tuhan. Perayaan Galungan adalah melambangkan perjuangan umat untuk menegakan kehidupan di bumi ini berdasarkan dharma dan jnyana. Anugerah dari hasil perjuangan itu dilambangkan akan diturunkan oleh Tuhan saat Kuningan. Anugerah itu diterima berdasarkan konsep desa, kala dan patra sebagaimana dinyatakan dalam Bhagawadgita XVII.20. Artinya suatu pemberian Tuhan yang disebut anugerah atau karunia atas perjuangan umat menegakan dharma dengan jnyana disimbolkan saat hari raya Kuningan. Menurut ketentuan Bhagawadgita tersebut anugerah itu diberikan dengan dasar desa, kala dan patra. Desa artinya ketentuan rohani setempat. Kala artinya waktu yang baik yaitu saat satvika kala seperti saat sebelum mata hari tegak di atas kepala. Diberikan pada mereka yang patra. Kata patra dalam desa, kala, patra ini bukan berarti keadaan. Pengertian patra dalam Sarasmuscaya 271 dinyatakan: Patra ngaranya sang yogia wehana dana. Artinya: patra namanya adalah orang yang sepatutnya diberikan dana. Orang yang tepat menerima dana punya itulah yang disebut patra. Sedangkan dasar pertimbangan untuk menyukseskan tujuan menerapkan dharma atau agama dinyatakan dalam Manawa Dharmasastra VII.10 sebanyak lima dasar pertimbangan yaitu iksha, sakti, desa, kala

Oleh I Ketut Wiana dan tattwa. Nampaknya ajaran desa, kala, patra hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan mengapa dalam Lontar Sunarigama dinyatakan agar menyelenggarakan persembahan hari raya Kuningan saat pagi sebelum tajeg surya. Pagi sebelum tajeg surya itu tergolong satvika kala atau hari baik untuk menerima anugerah. Upakara atau banten yang dipersembahkan saat Kuningan sebelum tajeg surya yang utama adalah banten tebog atau selanggi. Banten tebog ini bentuknya seperti topi terbalik yang di dasarnya muncul bertahap. Banten selanggi fungsinya sama dengan tebog cuma bentuknya lebih kecil. Bentuk banten tebog yang muncul pada bagian dasarnya itu melambangkan tahap-tahap perjuangan. Menuju keadaan hidup yang semakin baik. Dalam diri manusia terdapat unsur kekuatan yang disebut aiswarya, artinya suatu kekuatan spiritual dalam citta atau alam pikiran yang mendorong manusia secara instinktif untuk terus-menerus memperbaiki diri menuju keadaan hidup yang makin dekat dengan Tuhan. Barang siapa yang terus-menerus berjuang untuk meningkatkan diri secara rohani menata hidup jasmani atau duniawi adalah yang akan mendapat karunia atau kasih sayang Tuhan. Karunia Tuhan pada saat hari raya Kuningan disimbolkan dalam sampian Kuningan yaitu: sampian tamiang, ter, kolem dan endongan. Sampian Kuningan inilah sebagai banten utama selain tebog dan selanggi saat hari raya Kuningan. Upakara ini nampaknya sangat lokal Bali. Tetapi di balik simbol lokal tersebut terdapat nilai filosofis yang universal dan mengandung pengertian yang dalam. Manawa Dharmasastra I.89 ada dinyatakan tentang kebutuhan pokok masyarakat sbb: Prajanam raksanam danam. Artinya yang paling dibutuhkan oleh masyarakat adalah adanya rasa aman (raksanam) dan sejahtera (danam). Anugerah tersebutlah yang disimbolkan dalam sampian Kuningan. Tamiang yang berbentuk bundar seperti perisai dalam tentara kerajaan tradisional.

Ini lambang perlindungan diri dengan perisai dalam bentuk bulat sampian tamiang ini adalah simbol sakral untuk membangun daya tahan mental dalam menghadapi berbagai hambatan, tantangan dan godaan hidup yang dapat membuat kita merasakan rasa aman dalam menapaki hidup ini. Bentuk bulat itu sesungguhnya lambang Bhuwana Agung stana Sang Hyang Dewata Nawa Sanga. Anugerah perlindungan Tuhan yang ada dimana-mana inilah sesungguhnya pelindung kita yang sejati. Mendapatkan rasa aman juga harus aktif menghilangkan sesuatu yang tidak benar yang menghambat hidup kita di bumi yang indah ini. Aktif menghilangkan sesuatu yang sepatutnya dihilangkan dilambangkan dengan ter sebagai alat melepaskan panah. Demikian juga halnya dengan sampian kolem yang berbentuk seperti kantong tempat anak panah sebagai lambang logistik yang dibutuhkan dalam suatu pertempuran. Ini melambangkan dalam perjuangan itu kita butuh bekal lahiriah dan batiniah dalam menghadapi hidup ini. Di samping itu ada juga sampian endongan sebagai lambang kesejahteraan sebagai karunia Tuhan pada mereka yang benar-benar berjuang dalam hidupnya mensinergikan ilmu pengetahuan substansi dari pada perayaan Galungan. Demikianlah simbol sampian Kuningan sebagai hari penutup perayaan Galungan dalam wujud anugerah bagi mereka yang sukses mencapai hidup yang galang apadang, sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Sunarigama. Seyogianya perayaan Galungan dan Kuningan ini dijadikan suatu momentum membangkitkan kesadaran diri umat untuk mengevaluasi upaya kita mewujudkan rasa aman damai dan sejahtera agar dalam hari-hari selanjutnya ada peningkatan yang nyata dirasakan oleh umat. Sudahkah rasa aman dan sejahtera itu kita rasakan secara adil. Kalau belum apa usaha-usaha kita selanjutnya agar rasa aman damai dan sejahtra itu benar-benar dirasakan oleh kita semua secara adil dan berkelanjutan. Hal inilah yang perlu dievaluasi setiap perayaan Galungan dan Kuningan, agar jangan perayaan itu mentok di tingkat ritual semata.*

MIMBAR AGAMA

Gema Waisak JUMAT, 28 Mei 2010 mendatang, umat Buddha di seluruh dunia akan mengadakan peringatan sekaligus perayaan hari Waisak (di Indonesia lebih dikenal dengan ungkapan Trisuci Waisak). Umat Buddha mengenang kembali tiga peristiwa penting yang terjadi lebih dari 25 abad silam di India; kelahiran Buddha sebagai Pangeran Siddharta, pencapain Penerangan Sempurna, dan Buddha mangkat dalam kesempurnaan (parinibbana). Semangat umat Buddha menyambut hari Trisuci Waisak tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah vihara dan organisasi buddhist mulai berbenah, merapikan vihara, mengecat ulang, dan sebagainya. Ada pula yang mengadakan ceramah dhamma dan latihan meditasi dalam satu bulan menjelang Waisak. Sabtu, minggu lalu, lima orang mahasiswa Buddhist Nalanda (Jakarta) melakukan perjalanan ke Borobudur dengan berjalan kaki. Semuanya bersemangat menyambut Waisak. Setelah hari Waisak berlalu, semangat umat Buddha untuk merayakan dan memperingati hari Triwaisak akan terus bergema. Di negara Buddhist lainnya, Waisak hanya berlangsung pada satu hari; serentak di semua vihara. Namun di Indonesia, perayaan Waisak bisa berlangsung selama satu bulan ke depan karena terbatasnya bhikkhu yang diharapkan kehadirannya untuk memberikan uraian dhamma. Waisak mengingatkan kita pada perjuangan yang dilakukan oleh Petapa Gotama hingga menjadi Sammasambuddha. Inilah perjuangan yang tertinggi dalam kehidupan manusia, mencapai kebebasan abadi, tanpa kelahiran kembali, nibbana. Inilah cita-cita tertinggi umat Buddha dalam kehidupan ini. Hampir semua umat Buddha telah membaca riwayat hidup beliau; dalam berbagai versi — yang pan-

Dalam minggu ini Anda akan mencapai sukses yang dicita-citakan. Hidup semakin sejahtera, keuangan memuaskan, boleh membuka usaha baru. Sayangnya ada orang yang tidak senang melihat Anda bahagia. Keluarga yang tenteram damai mulai dirongrong. Yang waspada. Asmara: Muncul saingan dan suara sumbang, jangan diladeni. Apa yang Anda tunggu, Anda harapharapkan, sudah di ambang pintu, sudah mendekati berhasil. Pusatkan pikiran, tenaga dan mau bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Jangan mengandalkan orang lain. Keluarga diajak gotong royong, penuh pengertian, demi kelancaran. Asmara: Keputusannya terletak pada Anda sendiri, jangan terpengaruh doi. Perjalanan nasib dan rezeki masih lancar menyenangkan. Tak perlu takut untuk maju lagi dengan halhal yang baru yang cepat mendapatkan untung. Laksanakan dengan sepenuh hati, jangan main coba-coba dulu. Keluarga bisa diajak tukar pikiran, mungkin ada yang idenya lebih bagus. Asmara: Juga lancar-lancar saja, tidak ada kendala yang gawat. Jaga kehormatan. Kini saatnya boleh santai, berlibur, rekreasi bersama. Mungkin ada terobosan baru? silakan dicoba. Menambah ilmu pengetahuan baru atau buka usaha baru dengan kongsi kerja sama, supaya ada hasil tambahan. Keluarga bisa dimanfaatkan, diberi kebebasan berkarya. Asmara: ajaklah jalan-jalan tetapi doi yang mengatur acaranya.

Diasuh Oleh

Putri Wong Kam Fu Berlaku:

16 s.d. 22 Mei 2010

POKOK

C.546928-bbn

PENEMUAN TERDAHSYAT

Dari Taksu Bali (I Made Mastresna SE, M.Si)

MILIKI DOKTER DAN DUKUN SAKTI DIRUMAH TIDAK PERCAYA DIRI KARENA BAU MULUT DAN BAU BADAN !!! HUBUNGAN DENGAN SUAMI TIDAK HARMONIS KARENA ORGAN KEWANITAAN ANDA BAU !!! TIDAK NYAMAN SAAT BUANG ANGIN DAN BUANG AIR BESAR KARENA SANGAT BAU !!!

KAMI BISA MEMBANTU MENGATASI MASALAH TERSEBUT SECARA SEKETIKA. KALAU TIDAK BERHASIL UANG KEMBALI !!! Siapapun anda dari golongan paling atas sampai bawah, baik direktur, manajer, staf, tukang sapu dan lain lain, kalau menderita hal seperti diatas pasti tidak akan percaya diri, apalagi kalau anda seorang remaja baik putra maupun putri. AIR BIO RUBY CRISTAL TAKSU BALI (BRCTB) SOLUSINYA !!! Dengan AIR BIO RUBY CRISTAL TAKSU BALI (BRCTB) yang terbuat dari sirkulasi air batu permata Mirah dan Kristal alami / natural (bukan buatan mesin). I. Berfungsi untuk menghilangkan secara seketika : Bau mulut, bau badan, bau organ kewanitaan sebelum atau setelah datang bulan, bau busuk pada semua makanan dan minuman atau termasuk untuk binatang kesayangan anda, DIJAMIN BAU BUSUKNYA HILANG SEKETIKA, KALAU TIDAK UANG KEMBALI. Harga mulai dari Rp 50.000,- / botol. II. Berfungsi juga untuk pengobatan berbagai macam penyakit medis seperti pencernaan, b.a.b tidak lancar, asam urat, hipertensi, hipotensi, menurunkan berat badan, maag, tumor, kanker dll, serta pengobatan berbagai macam penyakit non medis seperti leak, desti, tuju, teluh, teranjana, pepasangan, sesawangan, acep acepan, rerajahan, guna guna, pelet dll. Harga mulai dari Rp. 10.000,- / Botol. Dapatkan bonus pendent (mainan kalung) silver cristal untuk proteksi kesehatan serta rejeki, setiap pembelian 1 unit alat BRCTB. Anda juga akan mendapatkan nomor kode khusus untuk hak menjual. Hubungi kami sekarang juga, besok mungkin anda terlambat, pesediaan terbatas !!! NB : - Harga Kristal dan Mirahnya saja Rp. 3.500.000,-. Harga BRCTB lengkap dengan mesin dll Rp. 5.000.000,-. - Dapatkan Rp. 500.000,- untuk setiap referensi pembelian 1 unit alat BRCTB.

YAYASAN TAKSU BALI Terdaftar Nomor : 220 / 221 / KBPM / Org, 29 Mei 2002 Pengobatan Tri Bhuana, Kejaksaan Nomor :B-001/P.1.3/Dsp.5/01/2010 STPT Nomor : 448.3/17.PT.28.VIII.07/DIKES Sekretariat : Jl. Jagaraga No 4, Ds / Br. Celuk, Sukawati, Gianyar, 80582. (0361) 298364,fax : (0361)292285 Alamat Denpasar : Jl. Veteran No. 32 (di sebelah selatan Balai Banjar Desa Belaluan) (0361) 8879959

C.5500477-pgbt

Redaktur Khusus MIMBAR

BUDDHA Dhana Putra jang maupun yang pendek — yang hanya beberapa lembar kertas sampai beberapa jilid buku, dalam bentuk cetakan maupun yang bisa diunduh lewat dunia maya. Dalam sejarah Buddha kita dapat mengetahui bahwa perjuangan beliau hingga menjadi Sammasambuddha Gotama tidak hanya terjadi dalam satu kehidupan terakhir. Beliau telah memulai perjuangan tersebut dengan menyatakan tekadnya di depan Buddha Dipamkara; melewati lebih dari dua puluh Buddha dengan jumlah kelahiran yang tidak terhitung. Sebagai seorang bodhisatta, beliau terus berjuang untuk menyempurnakan diri hingga mencapai garis akhir, mencapai kebahagiaan tertinggi, menjadi seorang sammasambuddha. Semua orang bisa mencapai garis akhir tersebut; bebas dari lingkaran samsara — kelahiran dan kematian yang berulang-ulang — karena semua orang memiliki benih-benih Buddha di dalam dirinya. Bagaimana caranya? Buddha telah membabarkan ajaran kepada para siswanya, diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang oleh para bhikkhu. Dan di zaman modern ini, makin mudah untuk mendapatkan ajaran tersebut melalui berbagai cara, termasuk di dunia maya. Akibatnya, banyak orang yang mengetahui ajaran Buddha sebatas pengetahuan, hafalan, dan di dalam ingatan. Anak-anak sekolah menghafal ajaran agamanya untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Namun semua ini tidak mem-

berikan manfaat dalam kehidupan ini. Banyak orang yang mengerti bahwa kehidupan ini tidak kekal, terus berubah. Banyak orang yang tahu tentang hukum kamma, tentang hukum sebab akibat yang saling bergantungan, dan berbagai ajaran Buddha lainnya. Namun mereka tidak bisa melihat masalah dalam kehidupan ini dalam kacamata dhamma. Ketika badai kehidupan menerpa, mereka mulai goyah dan akhirnya terpuruk dalam kehidupan. Seorang bhikkhu, dalam suatu kesempatan ketika membabarkan dhamma, bercerita tentang pengalamannya mengunjungi umat Buddha yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa. Dia umat Buddha yang rajin ke vihara, beribadah, berbuat baik dengan berdana atau perbuatan baik lainnya; namun ketika rumahnya dan seluruh harta bendanya habis terbakar, dia menjadi stres, depresi, dan akhirnya dirawat di rumah sakit jiwa. Di tempat perawatan dia selalu berkata; anicca, rumah terbakar. Anicca, rumah terbakar. Tidak cukup hanya mengetahui ajaran Buddha. Tidak cukup hanya berbuat baik dengan berdana, menjalankan sila, dan melakukan perbuatan baik lainnya. Karena semua itu hanya sampai di permukaan. Yang juga penting dilakukan adalah melatih pikiran dengan bermeditasi. Bermeditasi tidak hanya untuk membuat kita makin dekat dengan jalan kebebasan, namun juga agar memiliki ketahanan mental dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini. Gema Waisak telah terdengar. Mari tingkatkan diri kita, bukan hanya mendengarkan dhamma yang indah, namun mempraktikkan dhamma dalam kehidupan ini dan juga melatih pikiran dengan bermeditasi. Selamat menyambut Trisuci Waisak.*


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 16 Mei 2010 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu