KABUPATEN
4
Kamis Umanis, 13 Januari 2011
SOSOK
Angin Kencang di Buleleng
Rumah Rusak, Pohon Tumbang
Besarkan Nama Undiksha JIKA suatu saat nanti Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja menjadi perguruan tinggi terkenal di dunia, nama Drs. I Nyoman Jampel, M.Pd., tentu juga akan tetap dikenang. Lelaki yang kini memegang posisi sebagai Pembantu Rektor (PR) II ini memang secara gigih terus berjuang membesarkan nama Undiksha. Sejak beberapa bulan belakangan, ia berkali-kali harus bolakbalik Singaraja-Jakarta untuk mengurus hal-hal yang BP/ole berhubungan dengan perkembangan Undiksha. Bersama rektor dan pembantu rektor lain, upaya-upaya yang ia tempuh akhirnya membuahkan hasil. Misalnya, sejak dua tahun ini, Undiksha terus diizinkan menambah program studi baru. Seiring dengan bertambahnya mahasiswa dan dosen, Undiksha juga terus melakukan penambahan gedung baru. Bahkan dalam waktu dekat, perguruan tinggi ini akan memiliki pusat pendidikan olahraga di Kota Singaraja bagian timur dan pusat pendidikan teknologi informasi yang rencananya dibangun di wilayah Gerokgak. ‘’Kami terus berpacu agar perguruan ini terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan di Bali, Indonesia maupun dunia,’’ ujarnya. Yang menarik, semua itu dilakukan Jampel dengan senang hati. Menurutnya, ia memang dilahirkan untuk mengemban dunia pendidikan. Maka segala yang berkaitan dengan pendidikan dilakukan dengan senang hati. Sehingga ia tak pernah menyesal ketika ia membatalkan niatnya untuk pindah kerja ke Bali Selatan. ‘’Saya dulu, pernah berniat pindah ke Denpasar agar dekat dengan rumah asal, tetapi untung batal. Kalau jadi pindah, saya tak bisa ikut berjuang sekaligus menikmati perkembangan Undiksha dari hari ke hari,’’ ujarnya. (ole)
LINTAS
DEWATA
Hindu Kaharingan Kunjungi Klungkung KLUNGKUNG - Belasan pengurus dan anggota Majelis Umat Hindu Kaharingan, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah datang ke Klungkung serangkaian kunjungan wisata rohani (tirtayatra), Rabu (12/1) kemarin. Kedatangan umat Hindu itu dikoordinir Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Murung Raya, Ferdi M. Yoseph. Diterima Wabup Klungkung, Tjok. Gede Agung, didampingi Kadisbudpar, Nengah Wijana. Klungkung (Bali) dipilih menjadi tujuan wisata rohani karena mayoritas berpenduduk Hindu dan dekat dengan keberadaan sejumlah pura khayangan. Di antaranya Pura Kentel Gumi, Watu Klotok, dan Pura Goa Lawah. ‘’Kami berharap wawasan pengurus dan anggota majelis bertambah demi kemajuan umat Hindu Kaharingan,’’ tandas Ferdi seraya menambahkan Kabupaten Murung Raya merupakan salah satu pemekaran kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2002. Sekitar 15 persen dari total penduduk di kabupaten itu beragama Hindu. (kmb20)
Disambar Petir KLUNGKUNG - Komunikasi pengamanan Pemkab Klungkung melalui Satpol PP terganggu, Rabu (12/1) kemarin. Menyusul terbakarnya antena dan radio komunikasi yang ada di pos pengamanan halaman depan kantor bupati karena tersambar petir, Selasa (11/1) malam. Terputusnya komunikasi mau tak mau berimbas langsung terhadap kelancaran aktivitas bupati. Pasalnya, radio komunikasi tersebut setiap harinya terhubung langsung dengan penjagaan di kantor bupati, rumah jabatan bupati dan wakil bupati, kepolisian dan kawasan Nusa Penida. Ketika ditemui di pos penjagaan depan kantor Bupati Klungkung, Rabu (12/1) kemarin, anggota Satpol PP, A.A. Sayang Widnyana, membenarkan antena dan radio komunikasi Satpol PP tidak berfungsi karena terbakar setelah disambar petir. Dikatakan, setiap saat radio komunikasi tersebut dalam kondisi siap siaga. Termasuk saat hujan lebat disertai kilat dan petir, Selasa (11/1) malam. (kmb20)
Bali Post/kmb15
ATAP ROBOH - Atap rumah di Perumahan Wira Segara, Pantai Penimbangan Singaraja, roboh diterjang angin kencang Rabu kemarin.
Tabanan bakal Disulap Jadi Kota Satelit Tabanan (Bali Post) -
Melihat dari letak geografis, Kabupaten Tabanan dinilai memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Pasalnya, Tabanan yang juga dikenal sebagai daerah lumbung berasnya Bali menjadi areal penyangga Kabupaten Badung, Denpasar, dan Gianyar, sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan kota, baik sebagai permukiman maupun niaga. Hanya, ide-ide yang ditawarkan pihak DPD Real Estate Indonesia (REI) tersebut mesti disikapi dengan bijak, terutama dalam penyusunan rencana yang perlu pemikiran secara komprehensif. Demikian terungkap dalam pertemuan antara DPD REI Bali dengan jajaran Pemkab Tabanan, Rabu (12/1) siang kemarin. Menurut Ketua Tim Sebelas DPD REI Bali, Wayan Sunasdyana, Kabupaten Tabanan memiliki potensi yang cukup besar untuk disulap menjadi kawasan kota, baik sebagai permukiman maupun niaga. Namun, Dia menegaskan perlu adanya pemikiran yang melibatkan semua pihak, guna menekan terjadinya dampak negatif dari pengembangan tersebut. Jika ide yang ditawarkan direpsons Pemkab Tabanan, dia akan bekerja secara bersama-sama, sehingga lebih efektif dan efisien. Sementara Wakil Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya, mengungkapkan melihat dari letak geografisnya, Kabupaten Tabanan memang memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan menjadi kawasan kota baru atau pun kota satelit. ‘’Apalagi kalau pembangunan bandra di Grokgak, Buleleng terealisasi, pergerakan perekonomian di Tabanan akan semakin dinamis,’’ ujarnya. Hanya, Wabup Sanjaya menegaskan dalam pengembangan satu ka-
wasan, perlu perencanaan yang benar-benar matang sejak awal, guna menekan terjadinya dampak negatif sebagai ekses dari pengembangan suatu kawasan. ‘’Kita perlu membuat grand design dan kita tata dengan perencanaan yang sangat matang sejak awal, agar bisa dicegah adanya ekses negatif dan gejolak di masyarakat,’’ ujarnya. Bertahap Di pihak lain, Wakil Ketua DPRD Tabanan, IGM Purnayasa, meminta agar dalam perencanaan pengembangan nantinya dibuat tahapan-tahapan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada. Dalam penyusunan rencana harus mengacu pada RTRW Provinsi. ‘’Jangan sampai terjadi benturan antara RTRW Kabupaten dan RTRW Bali,’’ ujar politisi dari Demokrat tersebut. Hal senada juga disampaikan anggota Komisi I DPRD Tabanan, Agus Ekananda. Politisi PDI-P dari Pupuan itu memberikan apresiasi ide yang ditawarkan DPD REI Bali. Hanya, pihaknya meminta kepada semua pihak untuk konsisten atas apa yang telah direncanakan.
Dikatakannya pula, dalam penyusunan perencanaan ke depan, semua pihak harus berangkat dari pemahaman bersama. ‘’Perlu diperjelas, apakah pengembangan kawasan yang ditawarkan ini untuk investor, rakyat, atau golongan masyarakat elite,’’ tanyanya. Dia juga mengingatkan, konsekuensi dari pengembangan suatu wilayah adalah penduduk pendatang. ‘’Kita harus siap dengan serbuan penduduk pendatang, karena hal itu merupakan salah satu konsekuensi pengembangan suatu wilayah,’’ tandasnya. Hanya, ide yang dilempar DPD REI Bali dengan tim sebelasnya, tampaknya mendapat sinyal lampu kuning dari pihak Bappeda Tabanan yang berbicara tentang RTRW. Pasalnya, ide yang dilempar tersebut dikatakan memerlukan pembahasan yang lebih lanjut secara komprehensif, sehingga pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat, tidak bemuara pada kondisi sebaliknya. Terlebih, pembangunan harus dilakukan secara sinergis antara masyarakat, pemerintah, dan swasta. (kmb)
Singaraja (Bali Post) Setelah diguyur hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang di sejumlah desa, Selasa (12/1) kemarin, wilayah pesisir Kabupaten Buleleng dilanda angin kencang. Selain mengakibatkan sejumlah pohon perindang tumbang, angin juga menyebabkan robohnya sejumlah atap rumah. Atap rumah yang roboh terjadi di Perumahan Wira Segara, Pantai Penimbangan, Singaraja. Atap sebuah rumah yang posisinya sangat dekat dengan pantai roboh ke tengah jalan. Selain menyebabkan jalan ke perumahan itu tertutup, robohnya atap tersebut juga membuat sejumlah jaringan kabel di pinggir jalan itu putus. Di kawasan Kota Singaraja juga terdapat sejumlah pohon perindang yang tumbang. Selain itu, cabang-cabang pohon besar juga banyak yang patah dan berjatuhan ke jalan raya sehingga membuat jalan-jalan menjadi kotor. Untungnya, sejak beberapa hari lalu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Buleleng telah melakukan antisipasi dengan melakukan pemangkasan pohon-pohon besar. Hingga kemarin malam, belum ada laporan tentang pohon besar yang tumbang. Kepala DKP Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Ketut Suwarjana, mengatakan pihaknya sudah melakukan langkah antisipatif dengan pemangkasan pohon-pohon yang rawan tumbang saat diterjang angin kencang. ‘’Petugas kami siaga 24 jam penuh. Sejak hujan dan angin kencang ini, kami sudah melakukan pemangkasan beberapa pohon. Jika ada pohon yang membahayakan dan kondisinya sudah tua kami tebang,’’ katanya. Ombak Besar Angin kencang juga menyebabkan ombak besar di perairan utara Buleleng. Akibatnya, sekitar sepuluh rumah sederhana milik warga pesisir di Gang Ceroring, Kubujati, Lingkungan Banyuning Utara, Singaraja, rusak karena dihantam ombak besar. Rumah yang rusak itu antara lain milik Gede Widiada alias De Opot, Gede Sudiarta, Ketut Sandi, Ketut Kaler, Ketut Cintya, Marli, Men Janga, Nyoman Narda, Jro Brose, I Luh Suci Darmi, dan Pak Dangin. Widiada mengatakan ombak besar itu sebenarnya sudah terjadi sejak tiga hari. Dan ombak paling ganas terjadi Selasa (11/1) malam sekitar pukul 23.00 wita. Ombak besar itu menyapu rumah-rumah warga dan merusak perabotan rumah tangga. Untuk sementara warga tetap bertahan di rumah mereka karena tidak ada tempat untuk mereka mengungsi. Mereka hanya tidur di halaman rumah yang tanahnya masih kering. Mereka berharap pemerintah bisa membantu mereka. Terutama bisa dibantu dengan makanan dan obat-obatan. (kmb15)
Angin Ribut di Bangli
Empat Rumah Rusak Bangli (Bali Post) Angin ribut disertai hujan gerimis yang terjadi di Bangli Rabu (12/1) kemarin, menumbangkan sejumlah pohon serta memutus kabel listrik di Bangli. Angin ribut yang mengamuk juga melanda Kintamani, bahkan menghancurkan empat unit rumah warga di Desa Sukawana, sebuah pelinggih di Desa Songan, satu unit rumah warga Desa Selulung dan di Banjar Paket Kintamani. Sepanjang jalan di Bangli penuh dengan dahan dan ranting pohon yang beterbangan dihempas angin. Pohon pule di Pura Dalem Gede Banjar Pande Bangli tumbang melintang di tengah jalan raya. Akibatnya, jalur Tembuku - Bangli lumpuh. Jalur yang menghubungkan dua kecamatan itu sementara dialihkan melalui belakang Sasana Budaya Bangli menuju Sidembunut Kelurahan Cempaga, Bangli. Kabel listrik di wilayah ini juga ikut berserakan di pinggir jalan menuju wilayah itu. Aliran listrik menuju wilayah ini dan Kintamani padam. Suasana mencekam terjadi di Kintamani. Pohon hutan jalur Kintamani - Singaraja bertumbangan ke jalan raya. Persis di sebelah utara Mapolsek KIntamani, dua tiang listrik roboh setelah dihantam pohon cemara yang tumbang. Tiupan angin kencang di Kintamani juga menyebabkan pengendara sepeda motor oleng di jalan lantaran dihempas angin kencang. Warga Banjar Wanasari, Kintamani, I Ketut Rebo, beberapa hari lalu sekitar pukul 20.00 Wita dikagetkan dengan suara gemuruh di sekitar rumahnya. Setelah ditelisik, ternyata suara itu berasal dari rubuhnya bangunan berupa WC dan garasi miliknya. Ambrolnya bangunan itu juga menerpa sebuah palinggih yang ada di depan rumahnya. Akibat kejadian itu, Rebo mengaku menderita kerugian Rp 10 juta. Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bangli, I Made Mahindra Putra, ketika dimintai konfirmasi, membenarkan adanya bencana alam yang diakibatkan angin kencang itu. (kmb17)
DB Merebak di Dangin Sema
Permohonan ’’Fogging’’ Tak Digubris Amlapura (Bali Post) Serangan demam berdarah (DB) merebak di wilayah Karangasem, dan korban paling banyak pada minggu ini di lingkungan Dangin Sema, di Jl. Gajah Mada yang merupakan pusat pertokoan Kota Amlapura. Di kampung padat penduduk itu, belasan orang terkena DB. Warga sejak beberapa bulan lalu meminta bantuan pemerintah yakni Diskes Karangasem
untuk melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebar demam berdarah atau malaria. Beberapa bulan lalu, puluhan warga Desa Bunutan dan sekitarnya kena DB atau malaria. Mereka meminta bantuan pengasapan tetapi tak digubris pemkab. Masalahnya, dana untuk operasi pengasapan ludes. Warga setempat, Taufik (35), kepada wartawan Rabu (12/1)
kemarin, mengatakan yang diketahuinya sepuluh orang sudah positif kena DB. Namun masih ada beberapa yang jatuh sakit panas berulang dan tak kunjung sembuh dan kemarin baru dikirim untuk diperiksa darah. Seorang perawat yang bertugas di RSUD Karangasem kemarin, membenarkan serangan DB merebak di sejumlah wilayah di Karangasem. Namun, warga yang paling domi-
nan masuk RSUD karena DB dari Dangin Sema. Selain itu, ada sejumlah warga dari Kayu Putih, Bebandem seperti seorang PNS Pemkab Karangasem, Bombom. Bombom yang juga pengusaha itu mengatakan, Rabu kemarin, kondisi kesehatannya sudah lebih baik. ‘’Memang sudah lebih baik, tetapi rasanya masih pusing dan sempoyongan karena habis diinfus,’’ kata pria gendut itu.
Di pihak lain, sejumlah petugas fogging di Karangasem, mengatakan memang sejak beberapa bulan ini banyak warga meminta dilakukan pengasapan sarang atau jentik nyamuk. ‘’Hal itu tak bisa dipenuhi akibat tak ada dana operasional. Kami sudah beberapa bulan tak mendapatkan upah pengasapan. Katanya, anggarannya sudah ludes,’’ ujar seorang tukang pengasapan, kemarin di Amlapura. (013)
Tangani Tanggap Darurat Bencana Bali Post/kmb20
DISAMBAR PETIR - Radio komunikasi Satpol PP yang disambar petir.
Cuaca Buruk
Padangbai-Lembar Ditutup Amlapura (Bali Post) Penyeberangan Padangbai-Lembar, serta PadangbaiNusa Penida ditutup sementara mulai pukul 15.00 wita, Rabu (12/1) kemarin. Penutupan itu akibat cuaca buruk dengan gelombang ganas setinggi 1 - 4 meter kemarin. Hal itu disampaikan Kapolsek KP3 Laut Padangbai, AKP Ketut Gelgel, seizin Kapolres Karangasem, kemarin di Padangbai. Gelgel mengatakan penutupan pelabuhan penyeberangan Padangbai - Lembar dan Padangbai Nusa Penida itu sampai waktu yang tak ditentukan, tergantung dari kondisi cuaca di laut. Gelgel mengatakan sejauh ini tak ada kecelakaan laut atau kapal dan perahu terdampar, sampai dilakukan keputusan penutupan sementara pelabuhan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi kecelakaan laut. Soalnya gelombang dan arus laut ganas. Bahkan, lidah gelombang laut sampai naik ke jalan lingkar objek wisata Padangbai. Terkait penutupan pelabuhan sementara itu, para operator kapal penyeberangan dan perahu serta para penumpang cukup mengerti demi keamanan mereka. Dikatakan, sampai kemarin, memang ada antrean penumpang, namun tak sampai panjang, baru sebatas penuh di areal parkir pelabuhan. ‘’Tak tahulah nanti kalau sampai besok, cuaca masih kurang bersahabat dan terpaksa pelabuhan belum buka, bisa jadi antrean penumpang panjang. Namun, kami sudah antisipasi untuk melakukan pengaturan,’’ paparnya. (013)
BPBD Buleleng Justru Kondisinya Masih Darurat Sungguh memprihatinkan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang baru dibentuk untuk menangani tanggap darurat bencana alam di Kabupaten Buleleng, kondisinya masih tergolong darurat. Padahal serentetan bencana alam yang terjadi di Bali Utara kini sedang memerlukan penanganan serius, baik penanganan tanggap darurat maupun penanganan pascabencana. BETAPA tidak memprihatinkan. Selain belum memiliki kantor tetap, jumlah personel yang tergabung dalam instansi vital itu masih amat sedikit. Instansi itu baru memiliki unsur pimpinan, dan sama sekali belum memiliki staf. Bahkan, unsur pimpinannya pun belum lengkap betul. Masih ada tiga jabatan kepala sub bidang (kasubid) yang lowong. Dilihat dari strukturnya, BPBD itu seharusnya memiliki 14 pimpinan yang terdiri dari kepala pelaksana, sekretaris, tiga kepala bidang (kabid) dan sisanya adalah kasubid. Namun, saat terjadi bencana banjir bandang di Desa Titab, Desa Sepang dan desa-desa lain di Buleleng, mereka baru memiliki sebelas orang unsur pimpinan dan sama sekali tanpa staf. Di sisi lain, meski sudah ter-
bentuk dan sudah memiliki pimpinan, BPBD tampaknya belum memiliki peralatan lengkap untuk penanganan bencana. Misalnya, untuk mendata jumlah kerusakan yang terjadi akibat banjir dan tanah longsor awal tahun lalu, mereka hanya mengoperasikan satu laptop dan satu printer. Dengan keadaan darurat seperti itulah, BPBD bekerja menangani bencana banjir dan tanah longsor. Yang lucu, saat terjadi bencana banjir dan longsor sekitar dua minggu lalu, para pimpinan BPBD itu ternyata belum saling mengenal secara dekat. Ini terjadi karena pejabat BPBD dilantik pada 29 Desember 2010, lalu dua hari kemudian langsung terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Para pejabat yang berasal dari instansi yang berbeda itu belum sempat men-
gadakan pertemuan sehingga belum saling mengenal secara baik. Untungnya, saat terjadi bencana, Kepala Pelaksana BPBD, Ketut Astasemadi, punya akal untuk menanyakan nomor HP anak buahnya itu kepada kantor mereka yang lama. Di sela-sela penanganan bencana, BPBD punya tantangan baru dalam bekerja. Selain belum punya peralatan lengkap, mereka juga belum punya kantor tetap. Untuk sementara, para pimpinan BPBD bekerja di sudut ruang rapat di Unit IV Kantor Bupati Buleleng. Di ruang rapat itu hanya ada satu laptop dan satu printer. Tak ada lagi yang lain. Belakangan, Pemkab Buleleng menyediakan kantor baru untuk BPBD di areal Kantor Imigrasi di Desa Pemaron, pinggiran barat Kota Singaraja. Pimpinan BPBD itu pun siapsiap untuk pindah ke kantor baru. Namun setelah kantor itu didatangi, ternyata di kantor itu belum dilengkapi listrik, air, dan telepon. Untuk itu, pimpinan BPBD pun harus sabar menunggu karena listrik, air, dan telepon sedang diamprahkan.
Sekda Buleleng Gelgel Ariadi, Rabu (12/1) kemarin, mengakui BPBD masih banyak kekurangan. Namun saat bencana terjadi, instansi yang baru terbentuk itu sudah bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
‘’Memang masih banyak kekurangan, namun yang jelas semuanya segera dilengkapi,’’ ujarnya sembari mengatakan pada tahun 2011 ini BPBD akan mendapatkan dana operasional Rp 3 miliar. (ole)
Bali Post/kmb15
PERSONEL - Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng bekerja di sudut ruang rapat di Kantor Bupati Buleleng.