KOTA
Selasa Paing, 8 Februari 2011
3
Jadilah Polisi Sendiri PENGUNGKAPAN kasus perampokan tak lepas dari kinerja Kasat I Dit. Reskrim Polda Bali AKBP Beny Arjanto dan anak buahnya. Minimnya barang bukti dan keterangan saksi, tidak membuatnya patah arang untuk terus melakukan penyelidikan. Berkat kerja kerasnya itu, akhirnya pelaku perampokan berhasil diringkus. Syukurlah, kami berhasil mengungkapnya. Artinya, warga sudah bisa sedikit lega dengan tertangkapnya pelaku. ‘’Namun, ke depan mesti harus BP/jay bersikap waspada dan selalu melakukan antisipasi,’’ katanya. Antisipasi yang dimaksud, warga diharapkan selalu berupaya melakukan pencegahan. Misalnya, mengunci pintu dan jendela rumah dengan rapat, menggunakan kunci ganda dan pemasangan CCTV bila memungkinkan. Jangan lupa gunakan tenaga satpam, aktifkan siskamling dan berdayakan pecalang. ‘’Yang paling penting, jadilah polisi bagi diri sendiri,’’ ujarnya kepada Bali Post kemarin. Dikatakan, keamanan Bali merupakan tanggung jawab bersama. Bali aman, pastinya warga juga merasa nyaman. Apalagi, Bali merupakan barometer pariwisata Indonesia yang tentunya banyak wisatawan yang datang. Selain mengajak warga Bali untuk menjaga keamanan, AKBP Beny Arjanto juga memberikan apresiasi kepada anak buahnya, terutama anggota buser. Ia mengaku salut terhadap kinerja yang diberikan anak buahnya. Pasalnya, tenaga dan pikirannya secara penuh ditumpahkan untuk bekerja sebagai abdi negara. Dalam pengungkapan kasus ini, ada salah satu anggota mempunyai anak sakit, tetapi ia tetap melaksanakan tugasnya. Bahkan, anggota ini bermingguminggu meninggalkan anaknya. ‘’Saya salut kepada anggota buser. Banyak sekali tantangan dan hambatan, tetapi mereka pantang menyerah,’’ imbuhnya. (jay)
Bali Post/eka
BANDAR - Dua orang tersangka bandar togel dikawal petugas kepolisian di Mapolda Bali, Senin (7/2) kemarin. Tersangka bandar togel dengan omzet ratusan juta rupiah ini merupakan target lama operasi polisi.
Lagi, Polisi Ringkus DPO Bandar Togel Denpasar (Bali Post) Dit. Reskrim Polda Bali kembali menggulung daftar pencarian orang (DPO) bandar togel. Bila sebelumnya meringkus Koko, kini tersangka Komang Toya diamankan di Minimarket (MM) Sinta Dewata, Jalan WR Supratman Denpasar, Rabu (2/2) lalu. Penangkapan bandar togel ini berawal dari diamankannya dua pengepul togel yakni Abas dan Udin. Kedua tersangka ini ditangkap di tempat berbeda. Tersangka Abas diringkus polisi di tempat bilyar, Jalan Siligita, Nusa Dua, Badung, Selasa (1/2) pukul 00.30 wita. Dari tangan tersangka, pasukan yang dikendalikan Kanit Jusil Kompol Beny Murjayanto ini menyita barang bukti berupa buku catatan omzet, paito, pulpen, HP, tas pinggang dan uang Rp 1,064 juta. Sementara itu, tersangka Udin dicokot di rumahnya di Jalan Siligita Perum Nusa Permai Blok L No. 46, Nusa Dua, Badung, satu jam kemudian. Selain menangkap, polisi juga melakukan penggeledahan. Di rumah tersangka ini, polisi menemukan barang bukti berupa 2 HP dan uang tunai Rp 50 ribu. ‘’Penangkapan tersangka Udin berdasarkan pengembangan dari tersangka Abas. Keduanya merupakan pengepul,’’ ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Gde Sugianyar, Senin (7/2) kemarin. Kedua tersangka digelandang ke Polda Bali untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dari ocehan kedua tersangka ini, muncul nama tersangka Komang Toya. Komang Toya merupakan bandar togel yang sudah masuk DPO. Keesokan harinya, polisi memburu tersangka Komang Toya. Hasil lidik di lapangan, keberadaan tersangka berhasil dilacak. Tersangka pun dilihat berada di MM Sinta Dewata, Jalan WR Supratman Denpasar. ‘’Komang Toya ditangkap, Rabu pukul 18.00 wita,’’ terangnya. Didampingi Dir. Reskrim Polda Bali Kombes Pol. Eddy Sumitro Tambunan, Kombes Sugianyar menjelaskan belum banyak keterangan yang didapat dari tersangka Komang Toya. Sejak kapan dan berapa omzet pastinya per hari, penyidik masih mengembangkannya. ‘’Para tersangka ini dijerat dengan pasal 303 KUHP yo pasal 2 UU RI Tahun 1974. Hukumannya 10 tahun penjara dan denda Rp 25 juta,’’ imbuhnya sembari mengatakan masih banyak bandar yang menjadi TO polisi. (kmb21)
RAMPOK - Salah satu tersangka perampokan dan penadahnya (baju biru) digelandang petugas kepolisian di Mapolda Bali, Senin (7/2) kemarin. Tersangka perampok ini banyak melakukan aksinya di wilayah Gianyar, Denpasar, dan Badung.
Bali Post/eka
Kawanan Perampok yang Ditangkap
Ada Tiga Kelompok, Empat Pelaku Buron Denpasar (Bali Post) Kasus pengungkapan pelaku perampokan, Senin (7/2) kemarin, dibeber Polda Bali. Sejumlah barang bukti (BB) digelar di ruangan rapat Dit. Reskrim Polda Bali. Selain BB, penyidik juga menghadirkan sejumlah korbannya. Perkembangan terbaru, ternyata kawanan perampok ini terdiri dari tiga kelompok. Tiga kelompok tersebut, sementara terdeteksi berjumlah sembilan orang. Namun, empat pelaku lainnya yakni berinisial MLG, OK, SHL dan MRK hingga kini masih buron. ‘’Sebagai otak pelakunya berinisial MLG (masih buron-red). Kami masih mengejarnya,’’ kata Dir. Reskrim Polda Bali Kombes Pol. Eddy Sumitro Tambunan, kemarin. Kombes Eddy mengatakan, dari tiga kelompok ini, satu orang bisa masuk ke kelompok lainnya. Artinya, tidak bisa ditentukan pelaku mana yang masuk kelompok I, II dan III. ‘’Satu orang pelaku, bisa masuk kelompok I, II dan III. Begitu juga dengan pelaku lainnya,’’ terangnya didampingi Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Gde Sugianyar. Sebelum beraksi, mereka melakukan survei sehari sebelumnya. Biasanya, mereka melakukan survei dengan mengendarai motor. Jika beraksi, mereka memilih jalan kaki. Sekali beraksi, mereka bergerak tiga sampai empat orang. Modusnya, mereka lompat pagar lalu mencongkel pintu dan jendela rumah. Selanjutnya menodong korban jika aksinya tepergok. Para pelaku memiliki tugas masing-masing. Ada sebagai pengawas di luar rumah, ada yang melakukan pencongkelan dan ada juga sebagai eksekutor. Namun,
otak pelakunya dari semua kelompok adalah MLG. MLG ini sebagai pengendali. Kadang-kadang dia ikut beraksi dan juga sebagai eksekutor dan penyurvei. Kombes Eddy mengatakan, semua pelaku, baik yang tertangkap maupunyangmasihburon,merupakan residivis. Mereka sebelumnya sudah ada masuk penjara dan dihukumkarenakasuspencuriandan perampokan. ‘’Pelaku yang ditangkap ini, ada sampai dua kali ditangkap dan kakinya sempat ditembak,’’ terangnya. Dari penyidikan sementara, sudah 14 TKP yang diakui (lihat tabel). Namun, yang ada di dalam laporan polisi baru 8 TKP. Penyidik masih mengembangkan terus kasusnya. Kuat dugaan, masih banyak TKP yang sempat menjadi sasaran pelaku. Sasaran mereka adalah rumah warga dan vila yang dihuni warga asing. Seperti berita sebelumnya, pasukan Buser Polda Bali yang dikendalikan Kasat I Dit. Reskrim Polda Bali AKBP Beny Arjanto, berhasil menangkap lima pelaku perampokan. Penangkapan dilakukan di rumah bedeng di Jalan Tantular, Denpasar, Jumat (4/2) lalu. Mereka masing-masing bernama Norman alias Ros, Usman alias Joki, Suhendra, Syahri (ditembak mati-red) dan Abdul Hakim. (kmb21)
TKP Perampokan 1. Vila Wayan, Gianyar 2. Vila Uma Alas, Badung 3. Vila Padanggalak, Denpasar 4. Rumah di Suwung Kauh, Denpasar 5. Rumah di Sidakarya, Denpasar 6. Rumah di Jalan Jaya Giri, Denpasar 7. Rumah di Padanggalak, Denpasar 8. Rumah di Sanur, Denpasar 9. Rumah di Jalan Patih Nambi, Denpasar 10. Rumah di Jalan Subak Dalem, Denpasar 11. Rumah di Jalan Tukad Jinah, Denpasar 12. Rumah di Jalan Drupadi, Denpasar 13. Rumah di Banjar Panglan, Kapal, Badung 14. Vila Mangga, Desa Tiing Tutul, Badung
Perkosa Kerabat
Diancam 12 Tahun Penjara Denpasar (Bali Post) Bila setan sudah menguasai diri, tidak ada lagi norma kesusilaan dan agama yang perlu dihormati. Begitu halnya dengan terdakwa Made Mustika, yang dengan teganya memperkosa kerabatnya sendiri, Jepun (nama samaran) sampai akhirnya hamil. Akibat perbuatan bejatnya itu, Mustika didakwa melanggar pasal 81 ayat (1) UU Perlindungan Anak dan pasal 287 ayat (1) KUHP dengan ancaman 12 tahun penjara, pada sidang yang berlangsung di PN Denpasar, Senin (7/2) kemarin. Sidang yang dipimpin hakim Agus Subekti, JPU Gusti Nyoman Widana memaparkan perbuatan yang telah dilakukan terdakwa, sehingga sampai mengakibatkan korban hamil. Kejadiannya sekitar Juli 2010, di mana saat itu
korban sedang nonton film kartun di rumah tetangganya. Saat itu korban dipanggil oleh terdakwa dengan alasan anak terdakwa menangis. Korban pun menurut saja, karena tidak menyangka terdakwa akan berbuat bejat terhadap dirinya. Korban kemudian mengambil anak terdakwa yang baru berumur 2 tahun. Secara kebetulan saat kejadian berlangsung situasi rumah sepi. Sesampainya di kamar, terdakwa serta merta memegang tangan korban. Sementara anaknya diletakkan di kamar tamu, di mana sebelumnya diberi mainan sehingga tidak menangis. Korban kemudian didorong, untuk selanjutnya disetubuhi secara paksa. Keesokan harinya terdakwa kembali menjalankan aksi bejatnya. Saat itu kor-
ban sedang mandi di kamar mandi. Tiba-tiba terdakwa nyelonong masuk serta menyuruh korban tidur di lantai dengan nada sedikit memaksa. Kembali terdakwa menjalankan aksi jahatnya. Namun kali ini disertai ancaman awas berteriak. Keesokan harinya Jepun lagi menjadi pelampiasan nafsu terdakwa. Pemerkosaan ketiga kalinya, terdakwa diperkirakan mengeluarkan sperma dan kembali mengancam yang membuat korban ketakutan. Setelah beberapa hari diperkosa oleh terdakwa, korban kemudian menderita sakit panas. Namun penyakit terdakwa tidak kunjung sembuh. Oleh bidan yang memeriksanya korban kemudian dites kehamilan. Dari keterangan korban akhirnya diketahui yang melakukan pemerkosaan adalah Made Mustika. (015)