KABUPATEN
4
Rabu Umanis, 2 Juni 2010
SOSOK
’’Piodalan’’ di Pura Goa Lawah Ida Batara ’’Masineb’’ Jumat
Museumkan Seni Warisan Puri SEJUMLAH barang berharga dan seni yang merupakan warisan Puri Ubud akan dimuseumkan. Mengingat, objek-objek bersejarah itu merupakan simbol yang menceritakan bahwa sejak dari generasi terdahulu, Puri Ubud sudah menjalankan marketing 3.0 dalam menarik wisatawan. ‘’Museum ini nantinya menjadi media dokumentasi dan pelestarian tentang bagaimana BP/dar Ubud mampu mengembangkan seni budaya modern tradisionalnya melalui penerapan marketing berdasarkan nilai-nilai universal,’’ ungkap Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mewakili pihak Puri Ubud saat dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Museum of Marketing 3.0 by Philip Kotler oleh Ketua DPD-RI, Irman Gusman, dan marketing senior Hermawan Kertajaya, di Kompleks Museum Puri Lukisan, Minggu petang (30/5) lalu. Keberadaan museum ini nantinya dapat menjadi media untuk menyediakan tempat pembelajaran bagi semua orang dari seluruh penjuru dunia mengenai marketing 3.0, yaitu menjalankan marketing dengan berpegang pada nilai-nilai (values) universal yang baik. Museum nantinya akan mendokumentasikan, melestarikan, dan mengembangkan seni budaya modern tradisional. Pada lantai pertama akan ditampilkan cerita dan artefak dari perusahaan-perusahaan yang menjadi contoh dalam buku Marketing 3.0. Yaitu perusahaan yang memiliki misi, visi, dan values yang tidak saja berorientasi pada profit tetapi juga pada humas spirit. Barang-barang berharga dan seni warisan Puri Ubud akan ditempatkan di lantai dua museum. Dipilihnya Ubud sebagai lokasi museum, karena Ubud dari generasi terdahulu telah melaksanakan Marketing 3.0 dalam menarik kunjungan wisatawan ke Ubud. Berawal dari kedatangan seniman lukis internasional yang tidak hanya mendatangkan profit bagi Ubud tetapi juga mampu memberikan ketulusan hati dari para seniman tersebut kepada Ubud. (dar)
LINTAS
Bali Post/kmb20
PIODALAN - Upacara Mapurwadaksina, salah satu rangkaian saat piodalan di Pura Goa Lawah, kemarin.
Pasien JKBM Membeludak
Rabu Ini Rencananya Dilantik
Calon Sekda Bangli Diduga Tersandung Kasus Hukum Bangli (Bali Post) -
DEWATA
Lupa Matikan Dupa, Rumah Terbakar BANGLI - Lantaran lupa mematikan dupa di salah satu kamar setelah sembahyang, rumah milik I Wayan Koper (70) asal Desa Sekaan, Kintamani Selasa (1/6) kemarin puku 13.00 wita, ludes dilalap si jago merah. Akibat kejadian itu, korban menderita kerugian Rp 25 juta. Kasat Reskrim Polres Bangli AKP I Made Badra seizin Kapolres Bangli membenarkan kejadian itu. Kuat dugaan, titik api berasal akibat dupa yang lupa dimatikan setelah sembahyang. Api secepat kilat melalap kasur dan lemari pakaian yang ada di kamar tidur korban. Kejadian itu diketahui oleh saksi I Wayan Jagra yang kebetulan melintas di depan rumah korban. Saksi curiga melihat kepulan asap yang muncul dari kamar korban, dan selanjutnya saksi membertahukan kejadian itu ke pada warga yang lain. Api yang semakin membesar menyebabkan seisi rumah korban ludes terbakar. (kmb17)
Salah satu calon Sekda Bangli yang kini memangku jabatan Kepala Bapeda Bangli, Drh. I Wayan Sutapa, diduga tersandung kasus hukum. Padahal yang bersangkutan sesuai dengan isu yang beredar akan dilantik Rabu (2/6) ini. Dalam suratnya, forum pemerhati birokrasi Bangli belum lama ini, menjelaskan resume perkara No. 1017/PID.B/2002/ PN.Mks atas nama terdakwa Drh. I Wayan Sutapa. Dalam surat itu dilampirkan resume perkara ditandatangani Panmud Pidana Pengadilan Negeri Makassar Muh. Ungardin Kamsyar, S.H. Dalam suratnya itu, pengirim surat yang mengaku dari forum pemerhati birokrasi Bangli menyatakan Sutapa yang saat ini memangku jabatan Kepala Bapeda Bangli (calon Sekda) ternyata memiliki aib besar sejak tahun 2002. Dia telah ditetapkan sebagai terdakwa dan dijatuhi vonis bersalah ketika sedang memangku jabatan Kepala Balai Karantina Hewan Makassar merangkap anggota tim penaksir oleh Pengadilan Negeri
Makassar melalui putusan tertanggal 30 Juli 2003 PN Makassar. Dalam perkara No. 1017/Pid.B/2002/PN.Mks Sutapa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi pelepasan hak atas tanah masing-masing dari LK. Husni H. Lenteng Suki Bin Nalla kepada Ir. Joseph Libean. Sehingga menghukum terdakwa dengan pidana penjara selama 1 tahun enam bulan. Menghukum terdakwa untuk membayar uang pengganti Rp 193.975.000. Upaya banding terdakwa ke Pengadilan Tinggi Makassar No. 21/PID/2004/PT.Mks tanggal 29 April 2004 rontok. Karena PT Makassar menyatakan menguatkan putusan PN Makassar tanggal 30 Juli 2003 No.1017/Pid.B/2002/PN.Mks dan menghukum terdakwa.
Dalam memori kasasi ditandatangani Panmud Pidana PN Makassar Muh. Ungardin Kamyar, S.H. menyatakan terdakwa telah mengajukan upaya hukum kasasi pada 7 Januari 2005 tetapi terdakwa tidak mengajukan memori kasasi sesuai tenggang waktu yang telah ditentukan oleh undang-undang. Atas dasar itu, Forum Pemerhati Birokrasi Bangli menyatakan selama 7 tahun lebih Sutapa sukses mengelabui pejabat teras di Bangli dan menyembunyikan perkaranya dari masyarakat Bangli. Akan Koordinasi Terkait surat ini, Kabag Humas Bangli I Made Ari Pulesari belum berani berkomentar. Pasalnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan bupati secepatnya dan nanti akan lang-
sung memberikan tanggapan secara langsung kepada seluruh media yang ada di Bangli. ‘’Saya akan koordinasikan hal ini dengan Bupati. Sehingga mohon teman-teman media bersabar,’’ pintanya. Begitu juga dengan Kepala Bapeda Bangli Drh. I Wayan Sutapa juga belum berhasil diminta konfirmasi atas kasus ini. Sementara informasi yang berhasil dikumpulkan kemarin di Kantor Bupati Bangli, dari tiga kandidat calon Sekda Bangli yang dikirim ke Depdagri yakni Kepala Inspektorat I Gede Suryawan, staf ahli Bagus Rai Dharmayudha dan I Wayan Sutapa, pusat menetapkan I Wayan Sutapa sebagai calon Sekda. SK pengangkatan Sutapa telah diterima Pemkab Bangli dan pelantikannya akan dilakukan Rabu (hari ini) di Kantor Bupati Bangli. (kmb17)
Potong Rumput, Kepala Dusun Tewas Ditabrak Mobil Negara (Bali Post) Nasib naas dialami warga Dusun Palalinggah, Ekasari, Melaya, Ketut Sujana (41). Sujana yang merupakan kepala dusun setempat tewas saat memotong rumput di pinggir jalan Desa Ekasari. Korban ditabrak mobil Panther DK 1467 BM yang dikemudikan Made Dwiadnyana (44) asal Palasari, Ekasari, Melaya. Informasi yang dihimpun, korban Senin (1/6) pagi kemarin sekitar pukul 07.00 wita, sedang jongkok memotong rumput. Dari
arah utara bergerak mobil Panther yang dikemudikan Dwiadnyana. Saat itu, kondisi jalan licin usai diguyur hujan. Mendekati lokasi korban memotong rumput, tiba-tiba mobil oleng ke kiri hingga keluar badan jalan. Mobil menabrak deker rumah di sebelah kiri jalan. Tetapi meski telah menabrak, kendaraan masih jalan hingga menabrak korban yang saat itu sedang memotong rumput. Akibat kecelakaan itu, korban mengalami luka parah di kepala. Tulang tengkorak bagian
depan pecah hingga hidung. Korban meninggal dunia di TKP. Kondisi mobil juga rusak di bagian bemper dan kap mesin penyok. Bahkan, ban depan sebelah kiri juga ikut pecah. Jasad korban kemudian dibawa di RSU Negara untuk divisum. Kepala korban hampir terbelah dan petugas terpaksa menjahitnya. Wabup I Putu Artha juga sempat mendatangi RSU Negara menengok korban kecelakaan yang juga sebagai petugas ujung tombak di Dusun Palalinggah itu.
Semarapura (Bali Post) Bertepatan dengan Anggara Kliwon Medangsia, Selasa (1/ 6) kemarin, berlangsung puncak piodalan di Pura Goa Lawah Desa Pesinggahan, Dawan, Klungkung. Selanjutnya, Ida Batara nyejer selama tiga hari hingga Jumat (4/6) mendatang. Piodalan di pura yang didirikan Mpu Kuturan itu dilaksanakan rutin setiap enam bulan sekali. Selain di Pura Goa Lawah saat bersamaan juga berlangsung piodalan di Pura Puncak Sari yang berada sekitar 100 meter di bagian atas utara Pura Goa Lawah. Pura Puncak Sari ada kaitannya dengan Pura Goa Lawah. Pada puncak piodalan kemarin, Ida Pedanda Gede Ketut Keniten mepuja sejak pukul 13.00 wita dirangkai persembahyangan bersama yang dihadiri bupati, wabup, dan para pejabat di Lingkungan Pemkab Klungkung serta masyarakat umum pukul 15.00 wita. Kemudian Ida Batara melasti/mapurwadaksina untuk pasucian ke segara (pantai) di Pantai Goa Lawah untuk kembali disemayamkan di utama mandala Pura Goa Lawah. ‘’Sekaligus upacara ngiket caru yang selanjutnya dilarung ke laut. Besok (hari ini-red) dilakukan upacara ngayarin hingga Ida Batara masineb Jumat (4/6) mendatang,’’ ujar Ketua Panitia dr. Bagus Darmayasa seraya menyebutkan sebagai informasi kepada seluruh umat Hindu bahwa penyineban berlangsung pukul 16.00 wita. Ditambahkan, rangkaian piodalan sudah dimulai sejak purnama, Kamis (27/5) lalu dengan rangkaian piodalan berupa Tegtegang, Nangian Sanggar Tawang. (kmb20)
Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Nyoman Nuryana yang didampingi Kanit Laka Iptu Made Suwandra seizin Kapolres Jembrana saat dimintai konfirmasi membenarkan kecelakaan di jalan desa itu.(sur)
RS Klungkung Kekurangan Tempat Tidur Semarapura (Bali Post) Rumah Sakit (RS) Klungkung kekurangan bed (tempat tidur). Terutama untuk pelayanan di kelas 3 yang sebagian besar pasien Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM). Rata-rata tingkat pemakaian tempat tidur pelayanan pasien JKBM mencapai 136,74 persen dari keseluruhan jumlah tempat tidur kelas 3. Hal itu dikatakan Kepala Bidan Pengkajian dan Pengembangan RS Klungkung, dr. Nyoman Kesuma, Selasa (1/6) kemarin. Dokter Kesuma yang saat itu didampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Kabid Pelayanan, dr. Wayan Swatama menyebutkan dari 1.716 pasien yang rawat inap di RS Klungkung medio Januari-Maret 2010, sebanyak 48,2 persen atau 827 pasien di antaranya pemegang JKBM. Sedangkan yang rawat jalan 2.666 pasien JKBM (20,3 persen) dari total pasien 13.134 orang. Pasien JKBM rata-rata dirawat di kelas 3. Sementara ketersediaan tempat tidur di kelas 3 sebanyak 46 buah atau 43 persen dari keseluruhan jumlah tempat tidur di RS Klungkung. ‘’Berarti pelayanan terhadap pasien JKBM kekurangan tempat tidur lima persen,’’ tandas dr. Kesuma. Dokter Swatama menambahkan dari keseluruhan jumlah pasien JKBM tersebut, sekitar 40 persen di antaranya berasal dari Kabupaten Karangasem. Khususnya Karangasem bagian barat. Ironisnya, saat ini terdapat bangunan Sal C yang seharusnya menyediakan sedikitnya 15 tempat tidur kelas 3 dari seluruh tempat tidur di sal itu 23 buah. Hanya, belum termanfaatkan untuk pelayanan dengan alasan tidak ada petugasnya. Baik dr. Kesuma maupun dr. Swatama menyebutkan idealnya dibutuhkan 16 petugas keperawatan di sal tersebut. Kekurangan tempat tidur praktis mengganggu pelayanan kesehatan terhadap pasien. Karena tak jarang pasien dirawat hingga di lorong-lorong sal rumah sakit. Mau tak mau memang seperti itu. ‘’Kadang ada pasien kelas 3 kami rawat di kelas 2 karena tempat tidur di kelas 3 habis. Nah, ketika masuk pasien kelas 2, mereka tak kebagian karena diambil alih pasien kelas 3 yang masuk duluan. Begitu seterusnya,’’ tandas dr. Swatama. Dia tak bisa menyebutkan berapa dana yang sudah terserap untuk pelayanan pasien JKBM hingga Mei 2010. Yang jelas, Pemerintah Provinsi Bali mengibahkan dana Rp 6,7 miliar untuk penanganan JKBM ditambah dana sharing dari kabupaten Rp 1,9 miliar. Kabupaten juga menyediakan dana Rp 1,132 miliar untuk melengkapi kekurangan pembiayaan JKBM di antaranya untuk pembelian obat di luar formularium (di luar standar JKBM), transportasi rujukan, dan biaya perawatan sulinggih/pemangku. (kmb20)
Bali Post/dar
GREBEG AKSARA - 27 meter Bendera Merah Putih dan simbol Burung Garuda sebagai perwujudan dari pustaka dan simbol suci pada acara Grebeg Aksara Persada.
Peringati Lahirnya Pancasila
Grebeg Aksara Persada sebagai Revolusi Moralitas Negeri PROSESI ritual yang dikemas dalam yadnya Grebeg Aksara serangkaian memperingati hari lahirnya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang memasuki tujuh abad, untuk kali ini, Selasa (1/6) kemarin, dilaksanakan di Pura Taman Pule, Desa Pakraman Mas, Ubud, Gianyar. Prosesi berlangsung khidmat diikuti oleh ribuan warga dan menjadi perhatian masyarakat yang melintas di jalur Sukawati Ubud. Bendesa Pakraman Mas, I Wayan Muka, selaku panitia acara menerangkan bahwa pada hakikatnya pelaksanaan Grebeg Aksara bertujuan memohon keselamatan dunia dengan segala isinya kepada Tuhan Yang Mahaesa. Bahwasannya, umur dunia ini sudah tua bahkan berbagai ramalan mengatakan kiamat sudah dekat. Tanda-tandanya diyakini sudah muncul seperti tsunami, lumpur Lapindo, dan berbagai bencana alam yang menimpa dunia ini semestinya menjadikan kita sebagai umat beragama wajib berupaya meningkatkan srada bhakti kepada Tuhan. Salah satunya dengan menggelar ritual yadnya Grebeg Aksara. Grebeg Aksasra (secara harfiah berarti perjalanan aksara) ini digelar dengan nedunan sejumlah pustaka dan benda-benda suci mampu menambah fibrasi/kekuatan yadnya dalam memohon keselamatan kepada Tuhan. Prosesi yang bergelar Grebeg Aksara Prasada Menapak Bumi Nusantara kali ini secara khusus bermaksud untuk mengembalikan moralitas negeri dengan cara kembali pada ajaran sastra agama, sehingga manusia akan selalu ingat kepada kesejatian dirinya. Soal dipilihnya Pura Taman Pule sebagai tempat prosesi Grebeg Aksara Persada pada tahun ini, Muka mengatakan bahwa mempunyai makna sebagai tempat penyatuan Siwa dengan Budha. Pura Taman Pule disimbolkan sebagai Siwa dengan berstananya Dhang Hyang Dwijendra, sedangkan simbol Budha dilambangkan oleh Grya Buda Kelling, Karangasem sebagai tempat stana Dhang Hyang Empu Astapaka. (dar)
B.2010-rpa