NUSANTARA
Jumat Paing, 26 September 2008
LINTAS
NUSANTARA
Kru Bus AKAS Mogok RATUSAN kru bus AKAS NNR (Nora, Niken dan Roy) Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (25/9) kemarin melakukan aksi mogok kerja karena tunjangan hari raya (THR) mereka belum juga dibagikan pihak manajemen. Dengan aksi mogok tersebut, praktis sebagain besar kegiatan perusahaan bus itu terhenti. Pasalnya, aksi yang ditandai dengan duduk-duduk tersebut tidak hanya dilakukan para karyawan kantor, tetapi juga oleh sopir, kondektur dan kernet bus AKAS NNR. Aksi duduk di depan garasi bus AKAS NNR di Desa Triwung Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo itu dipicu kebijakan manajemen yang hanya membagikan THR Rp 200 ribu. “Padahal, berdasarkan ketentuan pemerintah THR diberikan sebesar satu bulan gaji. Dan di Probolinggo, UMR-nya sebesar Rp 560 ribu,” kata Sugeng, salah seorang sopir bus AKAS NNR. (ant)
Kajari Nganjuk Dituntut Mundur RATUSAN warga menuntut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Nganjuk Agoes Soenanto, S.H. mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab moral atas terbongkarnya kasus penjualan 9 ton pupuk bersubsidi yang menjadi barang bukti di Kejaksaan Negeri setempat. Tuntutan itu disampaikan warga yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Anti-Korupsi (Mapak) di kantor Kejari Nganjuk, Kamis (25/9) kemarin. “Penjualan barang sitaan itu dapat mencoreng citra lembaga peradilan di negeri ini,” kata seorang pengunjuk rasa dalam orasinya di halaman kejari setempat. Mereka juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas kasus penjualan 9 ton pupuk bersubsidi yang melibatkan beberapa oknum di Kejari Nganjuk itu. Hingga sekarang Kepolisian Wilayah (Polwil) Kediri masih belum melakukan pemanggilan kepada Kajari Nganjuk Agoes Soenanto. Menurut Kapolwil Kediri Kombes Pol. Sukamto Handoko, pemanggilan terhadap Kajari Nganjuk itu akan dilakukan setelah polisi mendapat keterangan dari jaksa Yuni, S.H. (ant)
Curi Ikan Kerapu, Nakhoda Ditangkap Singaraja (Bali Post) Diduga mencuri 300 ekor ikan kerapu, seorang nakhoda Kapal Eka Karya, Moh Napsir (25), warga Dusun/Desa Sabuntan, Kecamatan Sepeken, Madura, ditangkap jajaran Polsektif Gerokgak yang bekerja sama dengan Polsek Sepeken. Tersangka Moh Napsir ditangkap Kamis (25/9) kemarin di rumahnya di Sepeken dan kini ditahan di Mapolsektif Gerokgak. Kapolsektif Gerokgak AKP I Nyoman Kartika, Kamis kemarin, mengatakan peristiwa pencurian itu terjadi Minggu (21/9) lalu. Korban I Wayan Darmawan saat itu melaporkan kehilangan 300 ekor ikan kerapu yang disimpan di dalam kolam di Dusun Yeh Panes Desa Pemuteran, Gerokgak. Korban mengalami kerugian Rp 13,5 juta. Peristiwa kehilangan itu kemudian dilaporkan ke Polsektif Gerokgak. Petugas pun langsung melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan, pelakunya diduga awak kapal yang biasa menjemput ikan kerapu di Gerokgak untuk dikirim ke daerah lain. Petugas dari Polsektif Gerokgak kemudian melakukan pengejaran sekaligus berkoordinansi dengan Polsek Sepeken untuk menangkap pelaku pencurian tersebut. Hasilnya, tersangka Moh Napsir tak bisa berkutik ketika ditangkap di rumahnya lalu digiring ke Gerokgak melalui Banyuwangi. (kmb15)
Satu Keluarga Ditemukan Tewas di Surabaya Surabaya (Bali Post) Empat orang terdiri atas bapak, ibu dan dua orang anak, Kamis (25/9) kemarin sekitar pukul 07.00 WIB ditemukan tewas dalam kondisi terluka pada bagian leher di dalam sebuah kamar rumah di Jalan Ngagel Jaya No. 82 Surabaya. Berdasarkan pantauan di tempat kejadian perkara (TKP), korban tewas adalah keluarga Yanuar Stefanus yang selama ini diketahui sebagai salah satu distributor perusahaan roti di Surabaya. Menurut keterangan yang diperoleh sementara, korban meninggal karena bunuh diri. Indikasi itu diperkuat dengan kondisi kamar dalam keadaan terkunci dari dalam dan ada tulisan dengan darah di dinding kamar, “Ma aku diakali orang saja”. Untuk mengetahui penyebab kematian keluarga tersebut, saat ini petugas sedang meminta keterangan dari beberapa saksi, di antaranya Siti Widiawati, pembantu rumah tangga keluarga korban. Korban meninggal yakni Yanuar Stefanus (37), Peniwati (istri, 36) dan dua anaknya — Jonathan Jhonson (5) dan Kevin (3). Saat petugas memeriksa TKP, korban ditemukan ada di atas tempat tidur dan dua orang anaknya berada di lantai kamar. (ant)
Penyandera ABG Tewas Ditembak Banyuwangi (Bali Post) Aksi penyanderaan anak baru gede (ABG) yang dilakukan Bagong alias Agus Wijaya (31) berakhir tragis, Kamis (25/9) kemarin. Warga Desa Bedewang Kecamatan Songgon, Banyuwangi ini tewas bersimbah darah setelah diberondong peluru petugas. Polisi terpaksa melumpuhkannya karena pelaku mencoba melawan. Drama penggerebekan berlangsung dramatis. Polres Banyuwangi harus menerjunkan para penembak jitu untuk melumpuhkan pelaku. Adegan layaknya film laga ini dilakukan setelah petugas gagal melakukan negosiasi dengan pelaku. Panyanderaan terjadi Rabu (24/9) malam. Korbannya, Erna Erviana (15), warga setempat. Sekitar pukul 18.00 WIB, Erna baru saja pulang dari mandi di sungai. Begitu melintas di depan rumah pelaku, tiba-tiba tubuhnya diseret masuk ke dalam rumah. Korban sempat menjerit. Teriakan itu mengundang perhatian warga. Diduga karena malu, pelaku berubah panik. Dengan senjata tombak dan
Daftar Khotib Masjid Raya Ukhuwah - Drs. Jawassokan, Masjid Baitul Mu’minin Panjer - Dwi Triono, S.H., Masjid Al-Ikhlas MonangManing - H. Nur Zainudin, Masjid Ibnu Batutah Nusa Dua Mutholib, M. PdI., Masjid Al-Hidayah Gn.Agung - Ust. Gozali, Masjid Mujahidin Tanjung Benoa - H.Kun Roch Purnadi, Masjid Al-Furqon Pd.Sambian - Abdullah Ihsan, Masjid Sadar Sesetan - H. Hasan Basri, MBA, Masjid Al-Hikmah Kesiman - H.M. Toyib Yusuf, S.Ag., Masjid Ar-Riyad Ubung - Ust Abd Rofiq, Masjid At-taqwa Polda Jl. Supratman - H. Ahmad Jayadi, S.Ag., Masjid Al-Hasanah Canggu - H. Masrur, Masjid Al-Hijriyah Kerobokan - KH Nur Hadi, Masjid Al-Qomar Jl. Pure Demak - H.M. Thoriqot, Masjid Suci Pekambingan - H. Sekh Anwar, Masjid Al-Ihsan Sanur - M. Khotib, S.Ag., Masjid Baiturrahmah Wanasari - H. Hamim, S.Ag., Masjid Darul Huda - Drs. Syamsul Arifin, M.Ag., Musholla Fastabikul Khoirot Sanur - H.M. Ishaq, S.H., Musholla Annikmah - Ust. Muzamil, S.H., Musholla Al Muhajirin Jl. Bulu Indah - Drs. H. Yusron Hasani, Musholla At-tawwabin - Drs. Abd Syakur, Musholla Ar-Rahmad - Ust. Abdul Hamid, Musholla Baitul Mukimin - Drs. H. Mahrusun Hadiono, M.PdI., Musholla Ar-Rahmah Sesetan - M. Ghozi Habibullah, B.A., Musholla Al-Hidayah Ubung - Ust. Yon Mariyono.
VALUTA ASING 25 SEPTEMBER 2008
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678 VALUTA BELI JUAL 9.300 7.750 13.650 87,50
9.500 7.900 13.800 89
Pria pengangguran ini jatuh bersimbah darah setelah satu peluru disarangkan ke dada kiri. Korban baru bisa dilumpuhkan setelah 12 jam melakukan penyanderaan. Sekitar pukul 05.00 WIB, tubuhnya ambruk dengan tiga luka tembak. “Lebih baik pelaku kita tembak mati daripada petugas dan nyawa korban jadi sasaran,” kata
Kapolres usai penyergapan. Motif penyanderaan ini masih misterius. Dugaan sementara, pelaku ingin mencabuli korban. Selama ini, pelaku hidup menduda setelah ditinggal istrinya menjadi TKW ke Arab Saudi. Sejumlah warga mengaku pelaku memang sedikit tertutup. Tahun 2005 lalu, pelaku sempat ditahan di Jember,
Jawa Timur karena mengamuk tanpa alasan yang jelas. Sementara korban Erni masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Induk Singojuruh, Banyuwangi. Kondisinya sudah mulai stabil. Dia mengaku dalam posisi terinjak ketika pelaku diberondong peluru petugas. “Karena gelap, saya kurang tahu,” ujarnya. (udi)
Wakapolda: Gemakan Selebaran Politik Resahkan Sekolah Perdamaian dari Usia Dini ACARA Gema Perdamaian yang akan diselenggarakan di Lapangan Timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali, 12 Oktober mendatang, kini terus digemakan ke semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali aparat keamanan yang sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan acara yang penuh spirit itu. Panitia Gema Perdamaian, Kamis (25/9) kemarin melakukan simakrama kepada jajaran Polda Bali yang diterima Wakapolda Bali Brigjen Pol. Andi Chaerudin. Dalam kesempatan itu, panitia yang dipimpin Ketua Sudiarta Indrajaya didampingi Dewan Pengarah Nyoman Bhaskara dan A.A. Rai Surya Wijaya, Dewan Penasihat Cahaya Wirawan Hadi, Sekretaris I.B. Purwa Sidemen, Waka Ani Fanawati dan sejumlah panitia lainnya menyampaikan acara yang digagas pada tahun 2003 tersebut akan diikuti oleh ribuan orang. Acara tersebut merupakan peringatan tonggak suatu peradaban baru yang ditunjukkan oleh masyarakat Bali yang arif, bijak, penuh cinta kasih dan damai menyikapi serangan bom yang terjadi di Kuta saat itu. Ketika bom terulang kedua kalinya di Jimbaran, sikap orang Bali tetap sama. Penuh kedamaian. Hal itu menjadikan satu tonggak acara Gema Perdamaian dari pulau kecil bernama Bali tetap digemakan sampai sekarang ini. Dalam satu spirit bersama, lintas agama, suku dan golon-
Dari Hal. 1
Jumat, 26 September 2008
Bali Post/udi
SENJATA - Petugas mengamankan senjata yang digunakan menyandera ABG di Desa Bedewang, Songgon, Banyuwangi, Kamis (25/9) kemarin.
Jelang Pilkada Klungkung
Bali Post/kmb
MASIMAKRAMA - Panitia Gema Perdamaian saat masimakrama dengan Wakapolda Bali, Kamis (25/9) kemarin. gan, lahirlah sebuah gerakan Gema Perdamaian. Wakapolda Andi Chaerudin menyatakan terkesan dengan acara Gema Perdamaian yang pernah diikutinya pada tahun 2007 lalu. Dia mengakui bahwa spirit orang Bali sangat luhur dalam menyikapi kejadian kemanusiaan itu. Padahal, orang Bali sangat merasakan akibatnya. Menurut Andi, kedamaian sangat erat dengan budaya. Namun ada juga yang mengartikan kedamaian adalah sesuatu yang berhubungan dengan perang atau persiapan perang. Gema Perdamaian yang digagas berbagai elemen masyarakat jelas merupakan yang lahir dari tiga hal, nilainilai, perilaku dan hasil perilaku. Merujuk kepada nilainilai inilah, hasil perilaku
yang diharapkan adalah mewujudkan kedamaian tadi. “Untuk dapat menumbuhkan hasil perilaku yang penuh kedamaian di peradaban ini, jangan hanya pada momen ini, harus dilakukan lebih sering. Dengan melibatkan anak sekolah, harus digemakan dari sejak usia dini,” tegasnya. Ditambahkannya, sebagai sebuah nilai, kedamaian selalu diusik oleh masalah. “Tetap saja ada masalah, namun yang terpenting saat ini adalah bagaimana menyikapi masalah itu dengan penuh kedamaian. Saya yakin, jika Gema Perdamaian ini dikuatkan oleh pesan-pesan tokoh dunia dan semua masyarakat bersuara kedamaian, perdamaian itu pasti terlahir jadi satu perilaku hidup masyarakat,” tandasnya. (kmb/*)
Dugaan Suap
‘’Kami akan mempertimbangkan koordinasi dengan PN Jakpus mengenai persidangan, kalau perlu pelaksanaannya tertutup,’’ katanya. Dikatakannya, Polres Jakarta Pusat sendiri sudah menjalankan pengamanan seoptimal mungkin, dengan mengerahkan sebanyak empat kompi personel. Paling utama adalah kedua belah pihak harus menghormati pelaksanaan peradilan, terlebih lagi mereka berada di ruang publik. (ant)
US$ Aud$ EURO Yen
parang, Bagong mencoba menyandera korban. Dia mengacungkan senjata ke tubuh Erni yang terus meronta. Teriakan Erni tak digubris. Justru pelaku makin beringas. Sejumlah warga mencoba meredam, namun gagal. Pelaku kian nekat dan mengancam membunuh korban. Tak ingin jatuh korban, warga melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Songgon. Sejurus kemudian, sejumlah anggota Polsek tiba di lokasi. Melihat kedatangan polisi, Bagong makin nekat. Dia bahkan berani menantang petugas yang siap menembaknya. Menjelang malam, upaya negosiasi kembali dilakukan aparat desa. Lagilagi Bagong tak mau meng-
gubris. Situasi bertambah tegang, ketika Bagong mencoba menginjak tubuh korban sambil mengacungkan senjatanya. Dalam kondisi kritis, tim penembak jitu Polres diterjukan ke lokasi. Kapolres Banyuwangi AKBP Rachmat Mulyana turun langsung memimpin penyergapan. Untuk menghindari jatuhnya korban lain, petugas meminta warga menjauh dari lokasi. Sekitar rumah pelaku dibuat steril dan dijaga ekstraketat. Satu tembakan peringatan tetap tak digubris pelaku. Justru duda beranak satu ini nekat keluar mengacungkan senjata sambil mendekap korban. Tembakan peringatan kedua kembali tak digubris. Tak ingin kecolongan, petugas akhirnya merangsek maju. Satu timah panas disarangkan ke lengan pelaku. Kemudian, satu tembakan di bagian perut. Pelaku rupanya cukup tangguh. Dua timah panas belum mampu melumpuhkannya.
Gema Perdamaian Love & Peace 2008
Empat Kompi Dari Hal. 1
19
Ia dimintai keterangan sebagai saksi. Namun, Yusril mengaku tidak tahu-menahu mengenai dugaan suap yang menimpa komisioner KPPU dan pengusaha media itu. Tetapi, diakui dirinya memang sempat dua kali bertemu dengan Billy Sundoro. Pertemuan terakhir beberapa jam sebelum Pak Billy ditangkap KPK. Usai menjalani pemeriksaan pukul 12.50 WIB, Yusril Ihza Mahendra kembali meneruskan pengakuannya yang sempat terpotong. Menurutnya, pertemuan dengan Billy Sundoro berlangsung pada Selasa (16/9) pukul 10.30 WIB. Sehari sebelumnya Billy sempat menelepon dirinya untuk membuat janji pertemuan. Pertemuan dengan Billy itu sekadar konsultasi. Bos perusahaan media ini, lanjut Yusril, berminat meng-
gunakan jasa kantor hukum miliknya. Bahkan, sempat menanyakan biayanya. Pertemuan itu berlangsung di kantor hukum milik Yusril sekitar 20 menit. Lalu, pertemuan kembali dilakukan di tempat yang sama pada pukul 13.30 WIB. ‘’Dia banyak tanya saya soal kenal atau tidak dengan orang-orang di Malaysia. Kalau ditanya kenal Mahathir, ya... saya kenal. Dia sempat tanya juga kenal tidak sama Krishnan. Saya bilang tidak tahu. Pertemuan kedua itu hanya lima menit,’’ tuturnya. Yusril sempat tanya balik kepada Billy mengenai masalah apa yang dihadapinya. Namun, Billy enggan mengungkapkannya. Dirinya juga menyatakan tidak tahu apakah pertanyaan Billy mengenai teman-teman di Malaysia ada kaitannya dengan masalah Astro. ‘’Saya tidak tahu, dia tidak bilang ada kasus apa. Dia juga tidak menjanjikan saya apa-apa,’’
Tak Sesuai Dari Hal. 1 Suyarto yang juga peneliti PPLH Unud ini mendukung penyetopan pengerukan pasir sampai adanya proses kajian yang transparan atas kandungan pasir di pantai Geger. ‘’Pengerukan pasir di laut lepas harus dilihat apakah pasir itu masih berkaitan dengan pantai atau tidak. Yang pasti dampak pengeru-
kan pasir yang tak sesuai prosedur teknis akan sangat berisiko,’’ ujarnya. Menyinggung apakah pengerukan ini berpotensi terjadinya percepatan prediksi Bali Selatan termasuk Kuta tenggelam? Suyarto mengatakan itu sangat tergantung dari perilaku pengelolaannya. ‘’Pengerukan pasir di Bali Selatan jelas berisiko bagi Bali,’’ ujarnya. (044/029)
kata Yusril. Yusril mengaku perkenalan dengan Billy itu, ketika kantor jasa hukumnya yakni Ihza & Ihza pernah menangani Lippo Bank pada 2002. Billy bermaksud untuk menjadi kliennya kembali untuk kontrak selama dua tahun. Tetapi tidak berlanjut, karena Billy keburu ditangkap aparat KPK bersama M. Iqbal. Sedangkan dengan anggota KPPU M. Iqbal, sama sekali tidak kenal. Sementara itu, Ketua KPK Antasari Azhar membenarkan apa yang ditanyakan pihaknya kepada Yusril. Tim penyidik sangat penasaran dengan Yusril, karena sebelum tersangka Billy Sundoro ditangkap, ia sempat bertemu dengan Yusril. ‘’Kami tidak bisa langsung menyatakan dengan pertemuan (Yusril dan Billy) itu, diklaim dia (Yusrl red) ikut terlibat. Justru, kami ingin tahu apa yang dibicarakan mereka saat itu,’’ ungkap Antasari. (kmb3)
Bongkar Muat Dari Hal. 1 Menurutnya, ASDP akan mempercepat interval waktu berlayar untuk antisipasi agar antrean tidak sampai panjang dan lama. ‘’Kalau hari biasa waktu berlayar, sandar, bongkar muat masing-masing 45 menit, dalam masa mudik ini akan kita pangkas menjadi 40 menit,’’ terangnya. (sur)
Semarapura (Bali Post) Menjelang Pilkada Klungkung, para siswa SMA/SMK kini menjadi sasaran empuk penyebaran selebaran politik. Apalagi mereka merupakan pemilih pemula sehingga masih sangat rentan terprovokasi. Terbukti, belakangan banyak selebaran yang saling menjatuhkan antarkandidat muncul di sejumlah sekolah menengah atas dan kejuruan di Klungkung. Tak pelak, hal itu memunculkan keresahan tersendiri di kalangan sekolah. Mulai kepala sekolah, guru, pegawai, hingga siswa. Mengingat, sekolah merupakan lembaga pendidikan yang steril dari dunia politik praktis. Selebaran politik yang bisa dibilang kampanye negatif itu meresahkan pihak sekolah, karena dikhawatirkan memunculkan pengkotak-kotakan antarsiswa, antarguru dan kepala sekolah. Karena ada ke-
curigaan mendukung kandidat yang berbeda antara satu sama lain. Beberapa SMA/ SMK yang menerima selebaran itu di antaranya SMAN 2 Semarapura dan SMKN Klungkung. Ketika dimintai konfirmasi, Kepala SMAN 2 Semarapura Gusti Lanang Puji mengakui menerima selebaran gelap yang berisi kampanye negatif untuk menjatuhkan kandidat lain. ‘’Ini jelas meresahkan. Kami khawatir hal itu memunculkan pencitraan yang tak mendidik bagi sekolah kami,’’ tandasnya seraya menyebutkan sekolah merupakan tempat yang bebas dari kegiatan politik praktis. Tidak boleh ada pamflet, brosur. ‘’Kenyataannya, sekarang di sekolah kami ditemukan,’’ tandasnya. Terkait hal itu, dia mengaku sudah mengumpulkan guru, pegawai, dan siswa. Dipertanyakan dari mana datangnya selebaran tersebut. Na-
mun, tak ada yang mengaku sengaja membawa selebaran itu. Para siswa mengaku menemukan berserakan. ‘’Selebaran itu sudah kami amankan, agar tak tersebarluaskan dan tidak ditafsir macam-macam,’’ tambahnya. Di tempat terpisah, Kadisdik Klungkung Nengah Wijana mengaku mendapat informasi masuknya selebaran kampanye politik ke sekolah. Dia langsung mengumpulkan para kepala sekolah agar tak terprovokasi selebaran tersebut. Kepala sekolah diminta tetap menjaga independensi sekolah agar sekolah tetap steril dari panggung politik. Kepala sekolah harus bisa meyakinkan diri, guru dan pegawai bahwa PNS harus tetap berada di posisi netral. Soal pilihan, tentukan sesuia hati nurani. ‘’Tidak ada yang membawa misi atau kepentingan lain ke sekolah,’’ tandas Wijana. (kmb20)
Sarjan Tahir Didakwa Terima Suap Rp 5 Miliar Jakarta (Bali Post) Anggota DPR-RI Sarjan Tahir didakwa menerima suap sedikitnya Rp 5 miliar dalam proses alih fungsi hutan lindung Pantai Air Telang di Sumatera Selatan untuk dijadikan Pelabuhan Tanjung Apiapi. Tim jaksa penuntut umum (JPU) yang terdiri atas M. Rum, Riyono, Siswanto dan Andi Suharlis membacakan surat dakwaan itu di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis (25/9) kemarin. Menurut tim JPU, dugaan suap itu berawal ketika Direktur Utama Badan Pengelolaan dan Pengembangan Pelabuhan Tanjung Apiapi/mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan Sofyan Rebuin meminta bantuan Sarjan untuk membantu proses persetujuan DPR berkaitan dengan usulan pelepasan kawasan hutan lindung Pantai Air Telang. “Sofyan menjanjikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan menyiapkan tanda terima kasih,” ungkap tim JPU
dalam surat dakwaannya. Pada Oktober 2006, Sarjan membahas permintaan Sofyan tersebut dengan sejumlah anggota DPR lainnya, yaitu Yusuf E. Faishal, Hilman Indra, Azwar Chesputra, Fachri Andi Leluasa. Pertemuan itu menyepakati Sarjan Tahir sebagai perantara Komisi IV DPR dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Kemudian Sarjan menghubungi Sofyan Rebuin dan mengatakan kebutuhan dana Rp 5 miliar untuk pelepasan kawasan hutan lindung Pantai Air Telang. Atas usulan tersebut, menurut tim JPU, Sofyan menemui Syahrial Oesman yang waktu itu menjadi Gubernur Sumatera Selatan dan pengusaha Chandra Antonio Tan. “Pada pertemuan tersebut, Chandra Antonio Tan setuju untuk menyiapkan uang Rp 2,5 miliar,” ungkap tim JPU. Chandra kemudian menyerahkan Rp 2,5 miliar dalam bentuk cek perjalanan kepa-
da Sarjan Tahir, yang kemudian dibagikan kepada beberapa anggota Komisi IV DPR. Mereka yang diduga menerima adalah Sarjan Tahir Rp 150 juta, Yusuf E. Faishal Rp 275 juta, Hilman Indra Rp 175 juta, Azwar Chesputra Rp 325 juta, dan Fachri Andi Leluasa Rp 175 juta. Dalam surat dakwaan, tim JPU juga menyebutkan 17 nama anggota Komisi IV yang menerima jatah antara Rp 25 juta sampai Rp 170 juta. Mereka yang diduga menerima adalah Maruahal Silalahi Rp 25 juta, Wowo Ibrahim Rp 25 juta, Suswono Rp 170 juta, Mardjono Rp 50 juta, I Made Urip Rp 25 juta, Imam Syuja Rp 45 juta, Syamsu Hilal Rp 30 juta, Rusnain Yahya Rp 25 juta, Djoemad Tjiptowardoyo Rp 50 juta, Indria Octavia Muaja Rp 25 juta. Kemudian, Sumiati Rp 25 juta, Mufid A. Busyairi Rp 25 juta, AlB Amin Nur Nasution Rp 75 juta, Ishartanto Rp 50 juta, Faqieh Chaeroni Rp 25 juta, dan Trisyewati Rp 50 juta. (ant)
Tata Ruang Dari Hal. 1 Dalam urusan pengawalan tata ruang dan lingkungan, keluhan responden juga relatif tinggi. Ada 110 orang atau 22 persen yang menilai pengawalan terhadap lingkungan masih lemah. Tolok ukur mereka adalah tingginya investasi fisik yang melanggar sempadan pantai dan sungai. Kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungan juga tak serius diurus. Ini terbukti dari tak kunjung tuntasnya pembahasan Perda Tata Ruang. Dalam urusan kenyamanan pasar, keluhan warga Tabanan relatif kecil. Ada 50 orang atau 10 persen responden yang tetap meminta kebersihan pasar diperhatikan. Sedangkan dalam urusan parkir, Tabanan dinilai sudah baik. Ini terbukti dari kecilnya jumlah responden yang meminta bidang ini ditata ulang. Hanya ada 15 orang atau 3 persen yang mengharapkan ada pebaikan sistem perparkiran. Mengaku Kecewa Lalu sejauh mana tingkat kepedulian Pemkab Tabanan terhadap rakyat kecil? Jawaban yang disampaikan responden nyaris seimbang. Ada 220 orang atau 44 persen war-
ga Tabanan yang mengku sudah merasakan adanya program-program yang mengarah pada kepedulian pada rakyat kecil. Namun jumlah responden yang mengaku belum merasakan adanya terobosan untuk memperhatikan rakyat kecil juga tinggi, yakni ada 135 orang atau 27 persen yang mengaku kecewa. Mereka umumnya menilai program-program peduli rakyat kecil bersinggungan dengan kepentingan politik semata. Tak ada upaya-upaya yang bersifat fundamental untuk membangun ketahanan ekonomi warganya. Sementara responden yang mengaku tak tahu-menahu dengan kebijakan daerahnya dalam bidang ini mencapai 145 orang atau 29 persen. Artinya, jumlah masyarakat Tabanan yang cuek dengan kebijakan pemerintahnya relatif tinggi. Angka ini tentunya patut dijajaki lagi, jika Pemkab Tababan benar-benar ingin mengelola pemerintahan sesuai selera publik, bukan sesuai selera penguasanya. Mencermati akumulasi jawaban responden maka Pamkab Tabanan perlu memberi perhatian yang lebih serius untuk menata pelayanan kesehatan publik di wilayahnya. Selain itu, masalah transportasi juga perlu mendapat perhatian yang lebih instensif. (Pusat Data Bali Post)