Bali Post - Sabtu, 25 Oktober 2008

Page 5

KABUPATEN

Sabtu Umanis, 25 Oktober 2008

LINTAS

KRIMINAL

Segel Tiga Galian C KARANGASEM - Dalam operasi tim Yustisi, Kamis (23/ 10) ke lokasi galian C liar, tim menyegel tiga lokasi galian C tanpa izin yang beroperasi di Tukad Yeh Sah dan Badeg Kelodan, Selat, Karangasem. Kunci alat berat (eskavator) milik investor galian itu disita. Sementara delapan rombong bakso milik pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan Pantai Candidasa, Karangasem, Jumat (24/10) kemarin, digaruk dalam operasi penertiban oleh Tim Yustisi Pemkab Karangasem. Kepala tim penertibkan I.B. Anom Suaryadarma mengatakan kedelapan PKL itu bakal diajukan ke PN Amlapura untuk disidangkan tindak pidana ringan (tipiring). (013)

Tinggalkan Anak Sembilan Bulan KARANGASEM - Kematian pasangan suami-istri (pasutri) yang ditemukan tewas di kandang sapi di Besakih Kauhan, Karangasem, Kamis (23/10) lalu, belum diketahui secara pasti. Ayah korban Kadek Suciata (26), Jumat (24/10) kemarin di rumahnya di Banjar Suukan, Menanga, Rendang, Karangasem mengatakan anaknya memang punya dua istri, namun selama ini hidup rukun dengan kedua istrinya. Istri Suciata yang lebih tua Ni Nyoman Tantri (25) baru memiliki seorang anak usia sembilan bulan. Sementara istri keduanya, Ni Nengah Krani (bukan Kraning) baru dinikahinya 21 hari sebelum ditemukan tewas. Seperti diberitakan sebelumnya, Suciata-Krani ditemukan tewas di kandang sapi milik paman korban Krani di wilayah Banjar Besakih Kauhan, Karangasem. Di dekat mayat kedua korban ditemukan botol mineral ukuran tanggung yang masih berisi sisa cairan diduga racun. Polisi di Karangasem sementara menduga korban tewas karena bunuh diri bersama. (013)

400 Kerang Mutiara Dicuri BULELENG - Sebanyak 400 kerang mutiara milik Abdul Mujip (31), warga Banjar Dinas Tirta Kawat Desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak, Buleleng dicuri di lokasi penyimpanan di kawasan CV Risum Jaya, Banjar Tegal Lantang Desa Pengulon, Buleleng. Atas pencurian itu, korban megaku mengalami kerugian Rp 100 juta. Pahumas Polres Buleleng Kompol I Made Sudirsa, Jumat (24/10) kemarin, mengatakan pelaku diperkirakan melakukan pencurian dengan cara menyelam di perairan sekitar kawasan CV Risum Jaya. Dari perairan itu pelaku kemudian masuk ke tempat penyimpanan kerang, lalu mengambil kerang mutiara tersebut. Kasus tersebut kini sedang diselidiki aparat Polsektif Gerokgak. (kmb15)

Kompresor AC Ruang Kerja Kadisnakercapil Dicuri Semarapura (Bali Post) Pencurian di Klungkung kian merajalela. Rumah pribadi, pertokoan, atau perkantoran dijadikan sasaran empuk pencuri. Tak peduli, kantor ada penjaganya atau tidak. Seperti aksi pencuri di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Catatan Sipil (Disnakercapil) Klungkung. Pencuri nekat mengembat kompresor air conditioner (AC) ruang kerja Kepala Disnakercapil Gusti Lanang Mega Saskara. Padahal, kantor berada satu areal dengan sekolah kejuruan yang memiliki waker (penjaga malam). Hilangnya kompresor AC itu membuat Gusti Mega Saskara kepanasan setiap melaksanakan rutinitas kerja. Hal itu sudah dirasakan beberapa minggu terakhir. Semula dia menduga AC di ruang kerjanya tidak menyala lantaran rusak. Dipanggilah tukang untuk memperbaiki AC. “Saat diperbaiki itulah baru diketahui bahwa kompresornya sudah hilang,” ungkap sejumlah pegawai setempat Jumat (24/10) kemarin. Dikatakannya, pemanggilan tukang untuk memperbaiki AC Kamis (23/10) lalu. Kasusnya saat ini sedang dalam penanganan Polsektif Klungkung. Kapolsektif Klungkung AKP I.B. Putra membenarkan adanya laporan pencurian yang menyebabkan kerugian Rp 3,5 juta itu. “Kami masih mengidentifikasi pelaku,” ujar Kapolsek seraya menyebutkan pencurian kompresor AC dilakukan dengan cara memotong bagian besi yang menempel di tembok. (kmb20)

Razia, Ratusan Duktang Terjaring Tabanan (Bali Post) Peningkatan jumlah penduduk pendatang (duktang) pasca-Lebaran ternyata bukan isapan jempol semata. Dari razia yang digelar Satpol PP Tabanan bersama unsur terkait Kamis (23/10) malam lalu hingga Jumat (24/ 10) subuh kemarin, di Desa Dauh Peken, Kota Tabanan, 257 duktang dijaring. Para duktang yang sebagian besar berasal dari luar Pulau Bali itu tidak melengkapi diri dengan Kipem serta tidak memiliki kelengkapan yang diperlukan untuk tinggal sementara atau tinggal tetap di Tabanan. Kepala Kantor Satpol PP, I Nyoman Gede Gunawan, Jumat kemarin, mengatakan tidak ada lagi pembinaan yang dilakukan bagi duktang tersebut. Sebab, mereka terkenal bandel. Ratusan duktang langsung digiring ke Kantor Desa untuk melengkapi diri dengan surat-surat yang diperlukan. Sementara itu, razia yang dilakukan di Kediri sebelumnya, 89 duktang juga terjaring. “Dalam beberapa kali operasi, ratusan duktang telah terjaring karena tidak memiliki identitas kependudukan yang diperlukan,” terang Gunawan. Ke depan, kata dia, razia akan terus digelar demi tertibnya administrasi kependudukan. Selama ini, para duktang memang terkenal bandel, sebab walau beberapa kali telah terjaring tetapi tetap tidak bersedia memenuhi administrasi kependudukan. Beberapa desa belakangan juga gencar melakukan razia. Sasarannya, sejumlah perumahan dan kantong-kantong yang sering kali disasar oleh penduduk pendatang maupun penduduk musiman di Tabanan. (kmb14)

5

Kajari Tabanan Musnahkan BB Narkotika Tabanan (Bali Post) Sejumlah narkoba dimusnahkan di halaman Kantor Kejaksaan Negeri Tabanan, Jumat (24/10) kemarin. Barang haram itu merupakan barang bukti (BB) narkotika-psikotropika, di antaranya ganja kering 42 gram, kokain 87,3 gram, ecstasy 7 butir atau 58 gram, shabu-shabu 25,15 gram, dan pil severedo 42 butir. Kajari Tabanan Ni Putu Indriati, S.H. bersama unsur Muspida Tabanan memusnahkan BB yang telah memiliki kekuatan hukum tetap tersebut pukul 10.30 wita pagi kemarin. Dikatakan Indriati, barang bukti yang dimusnahkan berasal dari bulan Oktober 2002 sampai September 2008. BB ini baru dimusnahkan sebab proses hukumnya baru selesai dan telah memiliki kekuatan hukum tetap. Sementara itu, sejumlah

BB belum dimusnahkan karena kasusnya belum tuntas. Seperti barang bukti milik Jumeldi Pino Manurung yang berhasil diamankan polisi, berupa heroin 97,4821 gram, shabu-shabu 29,61 gram. Proses hukumnya, kata mantan jaksa bom Bali I, ini masih tingkat banding. Jumeldi Pino Manurung merupakan terdakwa pemilik barang-barang haram tersebut yang disita oleh jajaran Satnarkoba Polres Tabanan di LP Tabanan beberapa bulan lalu. Pino adalah napi kasus narkoba yang dipindahkan dari LP Kerobokan ke LP Tabanan. Pemusnahan BB Narkoba itu juga dihadiri Ketua PN Tabanan I Wayan Sedana, Ketua BNK Tabanan yang juga Wakil Bupati IGG Putra Wirasana, Kapolres Tabanan AKBP Onto Cahyono serta Dandim 1619 Tabanan. (kmb14)

MUSNAHKAN BB - Muspida Tabanan memusnahkan barang bukti (BB) narkoba.

Bali Post/upi

Kasus Korupsi DAK Pendidikan

Terdakwa Darta Akui Pencetus Potongan Rp 3,5 Juta Amlapura (Bali Post) -

Kabid Perencanaan, Pelaporan, Sarana dan Prasarana (P2SP) Drs. Made Darta, terdakwa kasus dugaan korupsi dana alokasi khusus (DAK) pendidikan di Karangasem mengakui besarnya nilai pemotongan DAK Rp 3,5 juta per proyek pencetusnya adalah dirinya. Semula Darta membantah memerintahkan menyetor potongan DAK itu, tetapi cuma menyarankan menyisihkan uang administrasi sebesar itu tiap proyek. Hal itu diakuinya setelah ditanyai Ketua Majelis Hakim Nyoman Somanada, S.H. dalam sidang di PN Amlapura, Jumat (24/10) kemarin, dengan agenda mendengarkan keter-

angan 12 saksi para Kepala Sekolah penerima proyek DAK tahun 2007. Darta mengatakan itu dilakukan dalam rangka menyeragamkan surat laporan pertanggungjawaban (SPJ) 59

proyek DAK tahun 2007 itu. “Masalahnya, administrasi atau SPJ itu waktunya singkat. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Karangasem sudah dua kali memberikan

Terkait Kasus Tanah Warga Suka Duka

Anggota Komisi A Kecam Kantor Pertanahan Semarapura (Bali Post) Beberapa bulan belakangan, kasus tanah bermunculan di Kabupaten Klungkung. Selalu dipicu klaim orang per orang atas tanah yang juga merasa telah dimiliki orang lain. Malah ada klaim perorangan terhadap tanah negara. Persoalan itu tak lepas dari keberadaan Kantor Pertanahan (KP) Klungkung. KP yang mengeluarkan sertifikat atas nama perorangan, sehingga orang berani mengklaim kepemilikan tanah. Terlalu banyaknya persoalan tanah, anggota DPRD, khususnya Komisi A pun geram. Mereka mengecam dan meminta KP lebih teliti mengeluarkan sertifikat. “Saya melihat, Kantor Pertanahan gegabah mengeluarkan sertifikat. Buktinya, sertifikat yang dikeluarkan selalu memicu kericuhan,” tuding anggota Komisi A DPRD Klungkung Wayan Tista, Kamis (23/10). Anehnya lagi, kata Tista, masyarakat sekitar tak pernah tahu proses pengukuran yang dilakukan pihak KP. “Itu kan sudah menunjukkan proses yang tak baik,” tambahnya seraya mengaku akan mengusulkan Panmus DPRD mengagendakan pemanggilan KP bersama instansi terkait. Sementara itu, delapan warga yang dilaporkan menyerobot tanah oleh Jiwa meminta Lurah Semarapura Kangin dan Camat Klungkung memfasilitasi penyelesaian kasus yang mereka hadapi. Sejauh ini, pihak KP Klungkung belum berhasil dimintai konfirmasinya terkait

U.279739-rpa

hal tersebut. Beberapa kasus tanah yang masih hangat di antaranya klaim kepemilikan tanah yang oleh warga dinilai sebagai tanah negara di Desa Lembongan, Nusa Penida. Klaim itu pun memunculkan reaksi keras warga. Beruntung, belum terjadi aksi anarkis yang menimbulkan korban jiwa. Namun, masyarakat Lembongan yang notabene berada di wilayah kepulauan, harus bolak-balik menyeberang lautan guna menghadap bupati, pejabat terkait, dan DPRD agar memfasilitasi penyelesaian kasusnya. Terakhir, klaim tanah seluas 1.107 meter persegi di kawasan Kali Unda, Semarapura Kangin. Persoalan tanah malah mengharuskan delapan warga Suka Duka Semarapura Kangin berhadapan dengan aparat kepolisian. Mereka dilaporkan seorang warga yang merasa sebagai pemilik tanah dengan bukti sertifikat, dengan tuduhan penyerobotan tanah. Delapan warga yang tersandung kasus penyerobotan itu, Putu Nopriana, Made Remawa, Wayan Ririg Suyastra,

Ketut Merta, Dewa Gede Bayuna, Siswoyo, Endang, dan Untung Kariyanto. Warga itu dilaporkan Nengah Jiwa asal Sengguan selaku pemegang sertifikat bernomor 340/2007 yang dikeluarkan KP Klungkung. (kmb20)

peringatan karena sampai Agustus itu pencairan dana proyek masih nol. Dibantu Disdik saja pencairan dana molor, apalagi kalau tak dibantu,” katanya. Di pihak lain, para saksi yang diperiksa tampaknya kian memojokkan posisi para terdakwa, termasuk Made Darta. Dari beberapa saksi seperti Nengah Regig, Nyoman Salem, Suderana Yudantara, Wayan Suta, dan Wayan Suterana yang dimintai keterangan di depan sidang kemarin, sama-sama mengatakan sebenarnya di dalam hati mereka keberatan DAK dipotong Rp 3,5 juta. Soalnya, kalau dana proyek itu dipotong untuk disetorkan kepada atasannya—terdakwa para Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (KUPTD) Pendidikan, maka dana pembangunan untuk sekolahnya berkurang. Padahal, dari buku petunjuk teknis penggunaan, DAK itu tak boleh dipotong untuk administrasi. Namun, para saksi menyetor potongan DAK itu kepada pejabat Disdik melalui

U.279533-elk

KUPTD, karena merupakan perintah atasannya. “Kami mau menyetor potongan DAK Rp 3,5 juta kepada pejabat karena diperintahkan atasan. Sebenarnya, kami keberatan DAK itu dipotong,” ujar saksi Wayan Suta. Alasan pemotongan DAK itu dalam pengarahan yang disampaikan Kadisdik Drs. Wayan Wirta dan Made Darta saat pengumpulan para Kasek penerima proyek DAK tahun 2007 itu 29 Agustus tahun lalu, untuk penyeraga-

man administrasi proyek itu. Diberitakan sebelumnya, sebelas pejabat dan mantan pejabat di lingkungan Disdik termasuk Kadisdik dan Kabid P2SP Karangasem Made Darta ditetapkan sebagai tersangka korupsi DAK Pendidikan dan kemudian diadili. Mereka diduga menikmati pemotongan DAK masing-masing Rp 3,5 juta tiap proyek dari 59 proyek, sehingga mengakibatkan kerugian negara Rp 206,5 juta. (013)

U.279800-rpa

U.279686-hp


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.