Bali Post - Senin, 13 April 2009

Page 5

KABUPATEN

Senin Umanis, 13 April 2009

5

Tanpa Dokumen

Puluhan Kayu Kutat Diamankan Negara (Bali Post) Jajaran Buser Polres Jembrana kembali menangani kasus illegal logging di Bumi Makepung, Sabtu (11/4) sore lalu. Hasil pemeriksaan petugas, seorang petani di kawasan Berambang, Negara memiliki puluhan kayu jenis kutat yang diduga diperoleh dari hutan dan tanpa dilengkapi dokumen. Tersangka pemilik kayu tersebut diketahui bernama I Ketut Serada (43) dari Banjar Pengajaran Kaja, Berambang, Negara. Dari tangan tersangka diamankan 30 ba-

tang kayu kutat. Setelah ditanyakan oleh petugas, Serada tak mampu menunjukkan dokumen resmi kayu-kayu tersebut. Akibat kepemilikan kayu bodong itu, Serada pun

digelandang oleh petugas ke Polres Jembrana untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Wayan Sinaryasa membenarkan adan-

ya penangkapan tersebut. Penangkapan ini berdasarkan laporan dari masyarakat, bahwa di tempat tersangka terdapat kayu ilegal. Kasus ini masih dalam pendalaman. Untuk membuktikan kayu tersebut hasil hutan, Polres berkoordinasi dengan Polhut. Serada terancam dijerat UU 40 tahun 1999 tentang Kehutanan. (sur)

Lerai Perkelahian, Bonyok Dikeroyok Gianyar (Bali Post) Apes dialami I Kadek Suarjana (21), warga Banjar/Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar, Minggu (12/4) dini hari kemarin. Maksud baik membantu melarai orang yang sedang berkelahi, Suarjana malah dikeroyok oleh sejumlah pemuda hingga bonyok. Informasi yang dihimpum kemarin menyebutkan, persitiwa tersebut terjadi di sebelah timur jembatan Jalan By Pass Dharma Giri, Desa Bitera, Gianyar sekitar pukul 01.45 wita. Malam itu korban Suarjana bersama I Ketut Winastra membeli nasi di

Pasar Blahbatuh, Gianyar. Sepulang dari membeli nasi, di pertigaan Jalan By Pass Dharma Giri, Buruan, Blahbatuh, Gianyar, korban melihat sekelompok pemuda sedang berkelahi. Korban kemudian turun hendak melerai orang yang berkelahi tersebut, sembari mengatakan, “Jangan berkelahi di sini.” Peringatan yang disampaikan korban ini malah dijawab salah seorang pelaku dengan mengatakan, “Kalau berani ayuk di timur”. Korban yang kemudian pergi meninggalkan lokasi perkelahian itu, tiba-tiba di sebelah timur jembatan jalan

By Pass Dharma Giri, Desa Bitera, Gianyar langsung dicegat oleh delapan orang tak dikenal. Tanpa dikomando, korban langsung dikeroyok gerombolan pemuda yang tak dikenalnya itu. Bagian dahi, kepala dan mata kiri korban kena pukulan dan tendangan, hingga membuat mata kiri korban mengalami bengkak, kepala pusing, benjol di bagian dahi. Di tengah perkelahian tak seimbang tersebut, datang dua anggota polisi lalu lintas yang kebetulan sedang melakukan patroli. Korban pun luput dari hujan bogem mentah lebih banyak dari

para pelaku. Melihat polisi datang, para pelaku memilih kabur meninggalkan korban yang penuh luka memar dan bengkak. Polisi pun langsung mengejar para pelaku, namun sayang kehilangan jejak. Malam itu juga korban melaporkan peristiwa pengeroyokan itu ke Mapolres Gianyar. Seizin Kapolres Gianyar, Pahumas Polres Gianyar Kompol I Gede Sujana mengatakan, laporan korban kini sedang ditindaklajuti oleh petugas. “Anggota masih memburu para pelaku penganiayaan tersebut,” tegasnya. (kmb16)

Selingkuh, Janda Dua Anak Digerebek Warga Semarapura (Bali Post) Kembali pasangan selingkuh digerebek warga. Setelah pasangan selingkuh PNS di lingkungan kantor KB Klungkung Ni Ketut Siki (50) asal Tojan dengan pensiunan PNS, Wayan Sudana (57) asal Pagending, Sangkan Buana digerebek warga, giliran janda dua anak Ni Wayan Su (46) asal Banjar Kawan, Jumpai digerebek warganya saat berzina dengan Wayan Cak (49) asal sama. Kalau pasangan SikiSudana langsung diadili di Pos Pecalang dan dikenai sanksi adat, Ni Wayan SuWayan Cak justru digiring ke

Polres Klungkung. Namun, polisi tak serta merta menindaklanjuti kasusnya karena belum menerima pengaduan dari pihak mana pun yang berkebaratan atas persoalan tersebut. Sepeninggal almarhum suaminya yang pemimpin salah satu partai politik di Klungkung, MK, beberapa bulan lalu, Ni Wayan Su menjadi janda dua anak. Sedangkan Wayan Cak, tak lain merupakan sepupu almarhum MK yang kerap bekerja di tempat MK dan Ni Wayan Su. Wayan Cak masih berstatus suami sah dan punya dua anak. Perselingkungan Ni Way-

an Su dengan Wayan Cak menimbulkan keresahan warga. Karenanya, warga menggerebek keduanya untuk menghentikan perzinahan yang tentunya berakibat buruk pada citra desa mereka. “Jujur, saya sudah mendengar informasi penggerebekan itu. Tetapi, saya belum menerima pengaduan resmi dari warga. Saya dengar dari saudara yang sifatnya ngobrol biasa,” aku Bendesa Pakraman Jumpai, Wayan Marpa, Minggu (12/4) kemarin. Meski demikian, Marpa mengaku akan mengecek kembali kebenaran informasi tersebut. Jika benar, tentu

ada sanksi adat yang dijatuhkan. Terkait besar-kecilnya, tentu tergantung bagaimana hasil paruman yang disesuaikan awig-awig yang ada,” ujarnya. Kapolres Klungkung AKBP Moch. Yudi Hartanto mengaku mendengar informasi penangkapan pasangan selingkuh tersebut. Namun, dia mengaku tak bisa langsung menindaklanjuti karena belum ada pihak yang berkeberatan dan melaporkan kasusnya. “Berdasarkan aturan, perzinahan kan termasuk kategori delik aduan. Sebelum ada yang melapor, kami belum bisa menindaklanjutinya,” ujar Kapolres. (kmb20)

KASUS - Panwaslu saat melimpahkan kasus pemilih selundupan ke Polres Klungkung.

Bali Post/bal

Soal Pemilih Selundupan

Polisi Pelajari Pengaduan Panwaslu Semarapura (Bali Post) Panwaslu Klungkung memenuhi janjinya meneruskan kasus pemilih selundupan pada pemilu legislatif 9 April lalu ke Polres Klungkung, Minggu (12/4) kemarin. Ketua Panwaslu Klungkung Ngakan Ketut Dunia menyerahkan berkas-berkas hasil pemeriksaannya terhadap beberapa saksi ke Sat. Reskrim Polres Klungkung, diterima Kasat Reskrim AKP Made Maha Atmaja bersama sejumlah penyidik Polres Klungkung. Maha Atmaja tak bersedia berkomentar ketika dimintai konfirmasi terkait terusan pengaduan yang disampaikan Panwaslu Klungkung. “Jangan saya, soal pengaduan itu tanya saja langsung Pak Kapolres,” tan-

das Maha Atmaja. Dimintai konfirmasi terpisah, Kapolres AKBP Moch. Yudi Hartanto mengaku masih mempelajari kasusnya, apakah berkas yang diserahkan Panwaslu sudah mencukupi untuk dilakukan penyidikan atau masih kurang. “Kasusnya baru dilimpahkan tadi siang (kemarin - red). Saya harus pelajari dulu. Kalau masih ada kekurangan, tentu akan kami mintakan kembali ke Panwaslu,” ujar Kapolres. Sebelumnya, Ketua Panwaslu Ngakan Dunia mengaku melimpahkan kasus pemilih selundupan itu hanya berupa berkas-berkas hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap beberapa saksi. Di antaranya Gusti Ayu Ari Supeni, sak-

si Partai Golkar di TPS VI Banjar Sari, Semarapura Klod dan Ketua KPPS TPS VI Banjar Sari Dewa Gede Madra. Ngakan Dunia mengatakan, penyerahan berkas tak mesti disertai barang bukti dan tersangka. Pasalnya, masalah barang bukti dan tersangka menjadi kewajiban kepolisian untuk menindaklanjutinya. Kasus tersebut melibatkan Manzur, Sanusi dan Abdul Rohim. Manzur dan Sanusi masuk ke TPS VI Banjar Sari, melakukan pencontrengan dengan membawa bukti formulir C4 (surat undangan memilih) atas nama orang lain. Keduanya datang ke TPS untuk mencontreng caleg tertentu dari salah satu

partai. Keduanya ditugaskan Abdul Rohim, saksi dari partai tersebut dengan iming-iming uang Rp 40 ribu. Sementara itu, saat ini Panwaslu Klungkung juga tengah menangani kasus dugaan politik uang yang dilaporkan sebelas warga Nusa Penida, Sabtu (11/4) lalu. Terkait kasus tersebut, Panwaslu pun mengundang sejumlah saksi yang berkaitan. Informasinya, hal itu menyebabkan ketakutan dari sejumlah saksi di Nusa Penida karena menerima ancaman dari oknum-oknum yang dilaporkan melakukan politik uang tersebut. Karenanya, mereka meminta perlindungan dari aparat kepolisian. (kmb20)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.