KABUPATEN
Selasa Pon, 5 Mei 2009
LINTAS
5
’’Gabeng’’, Tindak Lanjut Kasus Penyerobotan Tanah
KRIMINAL
Tahanan Kabur Dibekuk KARANGASEM - I Wayan Sudarma alias Kambing (21), tahanan kasus pencurian yang Minggu (3/ 5) pagi kabur dari sel tahanan Mapolsektif Karangasem, malam itu juga langsung dibekuk polisi. Kambing dibekuk saat bersembunyi di sungai kecil dekat rumahnya di lingkungan Genteng, Subagan, Karangasem, berkat bantuan kedua orang tuanya. Seorang polisi di Mapolsektif, Senin (4/5) kemarin, mengatakan setelah dibekuk dan diinterogasi, Kambing dan rekan satu tim pencuri yakni Made Wijana alias Dek Wi (26), akhirnya dijebloskan ke sel Mapolres. Pemindahan Kambing dan Dek Wi asal Galiran, Karangasem, agar tak kabur lagi karena jumlah penjaga di sel Mapolres jauh lebih banyak dibandingkan di Mapolsektif. (013)
Tewas Gantung Diri KARANGASEM - I Nengah Rasmin (75) asal Banjar Tengah Sibetan, Bebandem, Karangasem, Minggu (3/5) sekitar pukul 09.00 wita, ditemukan tewas gantung diri dalam posisi jongkok di kamar tidurnya. Rasmin nekat gantung diri diduga stres akibat menderita penyakit yang tak kunjung sembuh. Pjs. Pahumas Polres Karangasem, Senin (4/5) kemarin di Amlapura, membenarkan kasus itu. Rasmin ditemukan pertama kali oleh Kadek Ayu, cucunya, yang hendak membawakannya kopi. Polisi yang melakukan penyelidikan bersama dokter Puskesmas Bebandem tak menemukan tanda bekas kekerasan dan diduga korban tewas murni karena gantung diri. (013)
Kakek Nabrak Kijang KARANGASEM - Malang menimpa I Komang Dangin (66) asal Banjar Pande Mas, Budakeling, Minggu (3/5) sore. Kakek pengendara sepeda motor CB itu diduga menggeber motor tuanya dengan kecepatan tinggi dan menabrak mobil kijang yang hendak belok kanan di Jln. A. Yani, tepatnya di depan Bengkel Bagus AC, Subagan. Korban akhirnya tewas di RSUD Karangasem, akibat menderita sejumlah luka parah, cedera kepala berat, dan dua giginya copot. Pjs. Pahumas Polres Karangasem AKP Syamsul Hayat seizin Kapolres Senin (4/5) kemarin di Amlapura, membenarkan kasus itu. (013)
Warga Lembongan Datangi Mapolres Semarapura (Bali Post) Sembilan warga Lembongan, Nusa Penida mendatangi Mapolres Klungkung, Senin (4/5) kemarin. Mereka mendesak polisi segera menuntaskan kasus penyerobotan tanah yang sudah masuk ke meja polisi per Oktober 2008. Karena sampai saat ini, mereka menilai penanganan kasus yang melibatkan Wayan Suali sebagai terlapor dan Wayan Naka sebagai pelapor gabeng alias tidak ada kejelasan. Di Mapolres Klungkung, kesembilan warga langsung masuk ke ruang penyelidikan. Bertemu sejumlah polisi yang menangani kasus tersebut. Sayang, mereka tak mendapat jawaban pasti. Karena polisi memberi waktu bahwa kepastian ada-tidaknya tersangka atau kelanjutan penyelidikan kasus tersebut, akhir Mei 2009. Bukan hanya ingin tahu kejelasan kasusnya, kesembilan warga tersebut juga menolak warganya (terlapor Suali-red) disebut menyerobot tanah. Karena tanah yang ditempati sejak tahun 1984 merupakan tanah timbul. ‘’Kami ingin mengetahui kejelasan penanganan kasusnya. Kami juga mendesak polisi agar menangani kasusnya secara objektif,’’ tandas salah satu warga yang mantan Klian Dusun Kanginan, Lembongan, Ketut Juwita. Disebutkan, Suali menempati tanah seluas 24 are yang bertahun-tahun diyakini sebagai tanah muncul bersama 12 kepala keluarga lainnya sejak tahun 1984. Tiba-tiba, tahun 2005 Kantor Pertanahan (KP) Klungkung mengeluarkan sertifikat atas nama Wayan Naka. Makanya, saat Suali memperbaiki gubuknya, Naka melarang dengan menyodorkan sertifikat bernomor 917 tahun 2006. Yakin tak menyerobot tanah, Suali bertahan. Sayang, oleh Naka dia dilaporkan ke Polres Klungkung dengan tuduhan penyerobotan. Warga sempat memprotes aksi Naka. Warga menilai sertifikat yang dipegang Naka mengandung keganjilan, tak masuk akal. Pasalnya, jika benar tanah tersebut merupakan warisan, sangat tidak mungkin bisa dikeluarkan sertifikat hak guna pakai. Munculnya sertifikat tanah atas nama Naka juga mengganggu akses masyarakat sekitar. Terutama untuk jalur bongkar muat barang, gubuk rumput laut masyarakat, akses olahraga dan lainnya. (kmb20)
Bali Post/sur
DITURUNKAN - Korban gantung diri dari Berambang, Negara sesaat setelah diturunkan. Hasil pemeriksaan tim medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Naya Akhiri Hidup Jembrana (Bali Post Bapak tiga anak nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Minggu (3/5) petang lalu. Diduga tindakan ini dipicu karena penyakit menahun yang dideritanya tak kunjung sembuh. Menurut informasi,
Senin (4/5) kemarin, korban bernama I Putu Naya (47) dari Berambang, Negara selama belasan tahun memang mengidap penyakit kencing manis. Pria yang berprofesi sebagai petani ini bahkan tidak bisa melihat karena
BANGLI - Gara-gara menangkap orang tanpa bukti permulaan yang cukup kuat, jajaran Polres Bangli khususnya Polsek Kintamani (termohon) digugat secara perdata di Pengadilan Negeri Bangli Senin (4/5) kemarin. Bahkan, Polsek Kintamani juga digugat membayar ganti rugi Rp 100 juta oleh I Ketut Kesuma dkk. penasihat hukum I Nengah Suta, selaku anak dari I Nyoman Sepil (pemohon) asal Desa Pempatan dan Ni Komang Metriyanti asal Banjar Keladian Desa Pempatan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangsem. Institusi penegak hukum di Kintamani ini digugat atas persoalan kasus illegal logging disertai penahanan, penyitaan yang menurut Kesume dkk. dinilai cacat hukum. Apalagi TKP penangkapan berada di luar wilayah hukum termohon. (kmb17)
NARKOBA merupakan salah satu ancaman bagi generasi muda. Banyaknya korban sudah jatuh dam membuat prihatin banyak pihak. Terkait dengan ini, Wakil Bupati Jembrana I Putu Artha yang juga Ketua Badan Narkotika Kabupaten Jembrana mengaku terus berkampanye perang terhadap narkoba. Dengan menggandeng BNP Bali pihaknya akan berupaya menekan seminimal mungkin penggunaan narkoba khususnya di Jembrana. Di Jembrana sendiri, pihak BNK telah menetapkan waktu pelaksanaan dengan penyuluhan narkoba akan dibentuk panitia khusus untuk mengkampanyekan hal tersebut. ‘’Narkoba sangat berbahaya dan menghancurkan masa depan generasi muda, maka kita harus perang puputan terhadap narkoba, katakan tidak untuk narkoba,’’ terangnya. Rencananya, ribuan peserta dari unsur remaja, pemuda, karang taruna, dan ormas akan dilibatkan dalam penyuluhan antinarkoba tersebut. Putu Artha berharap dengan memahami bahaya narkoba akan menekan jumlah pengguna. Peran dari keluarga untuk hal ini juga sangat penting. (sur)
I Putu Artha
Bali Post/sur
Kanit Reskrim, Aiptu Nengah Dania, seizin Kapolres Jembrana AKBP Ketut Suardana membenarkan kejadian tersebut. Diduga korban nekat melakukan tindakan ini karena didorong rasa frustrasi terhadap penyakit yang lama dideritanya. (sur)
Mes SDN 1 Kamasan Kemalingan
Polsek Kintamani Digugat
Perang terhadap Narkoba
matanya rabun. Akibat penyakitnya itulah, Naya tidak berdaya menjadi penopang hidup keluarganya. Sementara ketiga anaknya baru satu yang mempunyai pekerjaan. Kapolsek Kota Negara AKP Ngurah Putu Riasa yang didampingi
DICONGKEL - Korban menunjukkan jendela yang dicongkel.
Bali Post/bal
Semarapura (Bali Post) Apes menimpa penghuni mes SDN 1 Kamasan, Gede Sugiarka. Laki-laki yang tinggal di mes bersama istrinya yang guru setempat, Ni Putu Bahaswari, kemalingan. Mes saat itu ditinggal pulang kampung ke Karangasem. Sugiarka dan keluarga pulang ke Karangasem, Sabtu (2/5) lalu. Balik ke mes sekitar pukul 18.00 wita keesokan harinya (Minggu (3/5)-red). Sampai di mes, dia melihat jendela bagian depan rumahnya terbuka. Padahal, saat ditinggalkan seluruh pintu dan jendela sudah terkunci. Curiga, Sugiarka bergegas mengecek kamar dan beberapa ruangannya. Ternyata berantakan. Sejumlah harta benda seperti satu set perhiasan dari perak, empat lembar kain songket dan 10 stel seragam guru serta beberapa kotak perhiasan yang tersimpan di dalam lemarinya raib. Akibat pencurian itu, Sugiarka menderita kerugian Rp 5,4 juta. Kejadian itu langsung dilaporkan ke Mapolsektif Klungkung. Polisi masih mengembangkan penyelidikan kasus tersebut. ‘’Ya, kami masih mengembangkan penyelidikannya. Kami masih mengejar pelakunya,’’ ujar Kabag Bina Mitra Polres Klungkung, Kompol Nyoman Kuat, Senin (4/5) kemarin. (kmb20)
Fam Trip Garuda ke Kupang
NTT Dambakan Berkoneksi dengan Bali-Lombok SEBAGAI pintu gerbang bagian selatan Indonesia Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) punya harapan berkembang sebagaimana daerah lain seperti Bali dan Lombok. Bidang pertanian dalam arti luas, perdagangan dan kepariwisataan dengan keberagaman adat istiadat sangat potensial dikembangkan. Ditambah keberadaan 21 kabupaten/kota dengan etnik yang berbeda satu sama lain, juga bisa jadi andalan untuk ditawarkan kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Hanya, berbagai rintangan masih menghadang provinsi berpenduduk 4,1 juta jiwa itu. Sehingga semua potensi belum tergarap secara optimal. Ini Bali tahun 70-an. Demikian rata-rata kesan pertama yang dirasakan 30 peserta Fam Trip Agent and Media PT Garuda Indonesia pada penerbangan perdana Garuda Denpasar-Kupang, Jumat (1/5) hingga Minggu (3/ 5) lalu. Kesan itu didapatkan setelah tiga hari mengitari sejumlah lokasi pariwisata di Kota Kupang dan Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), khususnya di Kota Soe. Di antaranya Museum Negeri NTT, Sun Set di Pantai Kupang, Pantai Lasiana, Monumen Perang Dunia II, pembuatan alat musik daerah Sasando, Kampung Sakteo, Rumah Adat, air terjun Oehala, Taman Buat, Taman Buaya dan lainnya. Peserta yang rata-rata agen dan biro perjalanan yang bergerak di bidang kepariwisataan mengaku tahu persis apa yang mesti dilakukan pemerintah dan masyarakat NTT. Menurut mereka, pengembangan infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia adalah hal utama. Belum ada moda transportasi wisata yang memadai. Juga masih kurang SDM yang bisa memberi pelayanan yang nyaman kepada wisatawan. Termasuk Bandara di Kupang (El Tari) belum memadai. Semakin Tertarik Dibukanya kembali pen-
erbangan Garuda rute Denpasar (Ngurah Rai)-Kupang (El Tari) tentu menjadi salah satu faktor makin memudahkan mobilitas perekonomian di daerah cendana. Wisatawan dan penanam modal juga pasti semakin tertarik berinvestasi di NTT. Terutama di wilayah potensial seperti Pulau Komodo, Danau Tiga Warna, Kalimutu dan lainnya. ‘’Dibukanya kembali penerbangan Garuda, kami yakin berdampak positif pengembangan wisata NTT,’’ ujar Kepala Dinas Kepariwisataan NTT, Drs. Gulam Husain, dalam sebuah jamuan malam dengan Perwakilan PT Garuda di NTT. Tentunya, dampak positif itu harus diikuti persiapan matang dari pemerintah NTT. Gulam berharap, tiga komponen kuat bisa berkoneksi satu sama lain dalam proses pengembangan potensi NTT yang berluas wilayah 47,349 km2 dari 1.023 kepulauan (sebagian belum terjamah). Ketiga komponen kuat itu, Bali, NTB, dan NTT. Bali sebagai pulau seribu pura, NTB pulau seribu masjid, dan NTT sebagai pulau seribu gereja. Yang menyedihkan, beberapa kawasan wisata yang dibangun dengan biaya miliyaran, seperti objek wisata Pantai Lasiana yang di sekitarnya ditunjang atraksi wisata pembuatan gula aren, taman rekreasi Buat dan lainnya yang ada di Kabupaten TTS, dibiarkan begitu saja tanpa ada kejelasan pengelolaan. Lebih memprihatinkan, NTT yang dikenal dengan kayu cendananya, kini tak lagi bisa memproduksi cendana. Juga tak lagi bisa mengandalkan sumber pendapatan dari kayu beraneka fungsi tersebut. Kabupaten TTS misalnya, sepuluh tahun lalu bisa meraih Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp 32 miliar dengan sumber pemasukan terbanyak dari produksi kayu cendana, kini PAD Kabupaten TTS menurun drastis, hanya Rp 12 miliar. Malah, cendana tak lagi
Bali Post/bal
DISAMBUT TARIAN - Rombongan Fam Trip Garuda saat disambut tarian tradisional di Desa Binaus, Mole Tengah Soe. mau tumbuh di daerah TTS. Bahkan dengan teknologi sekalipun karena kayu cendana mau tumbuh ketika burung yang menyebarkan bibitnya. Karenanya, hampir semua kabupaten/kota di NTT tak bisa mengandalkan potensi yang ada sebagai sumber pendapatan. ‘’Pertanian, pe-
ternakan, pariwisata sebenarnya kami jadikan target pemasok PAD. Ternyata, realisasinya jauh dari harapan,’’ katanya. Padahal selain pariwisata, dulu jagung, jeruk, umbiumbian dan berbagai jenis pertanian serta ternak seperti sapi, kambing dan lainnya menjadi komoditas andalan
penunjang PAD. Namun demikian, NTT bisa diacungi jempol terkait kekuatan mereka mempertahankan tradisi, adat dan budaya yang dianut masingmasing warganya. Pemerintah tidak mencampuri, apalagi sampai mengintervensi adat dan budaya demi kepentingan ekonomi sema-
ta.
Sebut saja Suku Boti. Suku yang masih memegang teguh tradisi nenek moyang dengan kepercayaan asli orang Timor dan rumah adat terbuat dari alang-alang sebagai atap, serta berlantai tanah dengan tungku yang terbuat dari tiga batu. * bali putra