Bali Post - Senin, 4 Mei 2009

Page 2

KOTA FIGUR Dikhawatirkan Kering Prestasi KEBIJAKAN sekolah gratis untuk SD dan SMP negeri (kecuali RSBI/SBI, red) yang digulirkan pemerintah, dikhawatirkan berdampak negatif terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pasalnya, dana yang disiapkan pemerintah untuk mendukung kebijakan itu dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sangat cekak sehingga BP/ian belum sepenuhnya mampu menutupi biaya operasional sekolah. Kebijakan itu juga dikhawatirkan membuat SD dan SMP negeri kering prestasi lantaran tidak lagi memiliki sumber dana untuk memberangkatkan siswa-siswa berprestasi ke berbagai event kompetisi akademis dan non-akademis. “Saat ini, kekhawatiran seperti itu tengah melanda para pengelola SD dan SMP negeri di Bali termasuk Denpasar,” kata Ketua PGRI Kota Denpasar Drs. I Nengah Madiadnyana, M.M., belum lama ini. Petinggi PGRI yang juga Kepala SMK PGRI 3 Denpasar ini menambahkan, kekhawatiran SD dan SMP negeri akan kering prestasi itu sangat beralasan. Alasannya, pembiayaan kegiatan kompetisi termasuk persiapan siswa mengikuti kompetisi tersebut sebagian besar didanai dari iuran komite sekolah yang dipungut pihak sekolah setiap bulan. Jika suntikan dana itu diputus, praktis sekolah-sekolah negeri akan “puasa” mengikuti kompetisi karena tidak memiliki dana yang mencukupi. “Pemerintah pusat memang secara rutin mengucurkan dana BOS. Namun, dana itu tidak mungkin lagi disisihkan untuk membiayai berbagai kegiatan kompetisi, karena untuk mendukung biaya operasional sekolah saja belum mencukupi. Karena jarang mengikuti kompetisi, tentunya kita tidak bisa berharap banyak lagi kepada sekolah-sekolah negeri penyelenggara pendidikan gratis untuk mencetak prestasi-prestasi spektakuler,” ujarnya. (ian)

DENPASAR & SEKITARNYA Pasien Minggat Tanpa Alas Kaki SETELAH sempat menjalani rawat inap karena mengalami kecelakaan lalu lintas di seputaran Jalan Malioboro, Sabtu (2/5) malam lalu, Wayan Nerti (32) asal Banjar Dinas Telengan Karangasem nekat kabur dari RS Sanglah tanpa membayar biaya perawatan. Saking terburu-burunya, ia bahkan tidak menggunakan alas kaki saat kabur dari ruang MS RS Sanglah. Berdasarkan informasi Minggu (3/5) kemarin, Nerti diketahui melarikan diri pagi hari kemarin sekitar pukul 09.00 wita, saat petugas sedang membersihkan kamar. Pihak ruangan kemudian mengontak petugas satpam untuk membantu melacak keberadaan Nerti. Namun sayang, Nerti keburu kabur dengan menumpang ojek. (san)

Digigit Ular Hijau TANPA sengaja, Ni Made Damping (65), warga Banjar Pasek, Jagapati, Abiansemal, Badung menginjak ular di bawah tangga rumahnya. Telapak kaki kiri Damping digigit ular hijau itu dan harus dilarikan ke RS Sanglah. Berdasarkan keterangan pengantar, kejadiannya Minggu (3/5) kemarin pukul 03.00 wita, saat Damping hendak keluar rumah untuk berjualan. Karena hari masih gelap, Damping tidak melihat ada ular hijau yang sedang melintas di bawah undakan rumahnya dan langsung menginjaknya. Korban langsung diberikan SABU (serum anti-bisa ular) oleh dokter. (san)

Pedestrian Jalan Gajah Mada ”Saru Geremeng” Denpasar (Bali Post) Keinginan Pemkot Denpasar untuk menata kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar, terkesan tak ada ujung pangkalnya. Pasalnya, kelanjutan penataan tahap ketiga yang meliputi Jalan Gajah Mada bagian barat (dari perempatan Jalan Kartini sampai pertigaan Jalan Thamrin), hingga kini tidak ada kejelasan alias saru geremeng. Tidak jelasnya kelanjutan penataan kawasan nol kilometer Kota Denpasar tersebut, juga terlihat dari tidak jelasnya anggaran penataan kawasan tersebut dalam APBD 2009 ini. Sejumlah anggota Komisi B DPRD Denpasar mengakui tidak tahu kelanjutan proses penataan kawasan dimaksud. Wakil Ketua Komisi B DPRD Denpasar Ir. I Ketut Sugiata di kantornya belum lama ini mengakui, kelanjutan penataan kawasan Jalan Gajah Mada tersebut belum diketahui secara jelas. Pihaknya juga tidak mengetahui, kapan penataan di Jalan Gajah Mada tersebut akan berlanjut. Masalah dana yang digunakan untuk penataan lanjutan tersebut, juga tidak diketahui secara pasti. ‘’Apakah masuk dalam APBD 2009 ini atau tidak, saya kurang ingat,’’ katanya. Penataan jalan sepanjang 800 meter tersebut berawal dari keinginan Pemkot Denpasar untuk meningkatkan eksistensi fungsi, visual dan fisik kawasan Jalan Gajah Mada tersebut. Mengingat, sejak hadirnya sejumlah pusat perbelanjaan modern di kota yang berwawasan budaya ini, kawasan Jalan Gajah Mada mulai ditinggalkan para konsumen. Masyarakat Denpasar kini lebih memilih belanja di mal atau pusat perbelanjaan modern lainnya ketimbang belanja di tok-toko di sepanjang Jalan Gajah Mada. Jalan Gajah Mada Denpasar yang mulai ditinggalkan warga kota, menjadi perhatian Pemkot Denpasar untuk menatanya kembali. Dinas Tata Ruang dan Bangunan diberikan tugas untuk menata kawasan tersebut. Setelah dilakukan kajian oleh tim konsultan perencana, akhirnya penataan dilakukan sejak Februari 2007 lalu. Penataan koridor Jalan Gajah Mada tahap pertama ini menelan dana Rp 422 juta dari total biaya mencapai Rp 6,6 miliar. Sedangkan untuk tahap II, dianggarkan dana Rp 551 juta yang digarap sejak September 2007. Untuk tahap III yang diperkirakan menelan dana Rp 900 juta, belum ada kejelasan. Penataan koridor Jalan Gajah Mada meliputi pemavingan, penataan taman, serta pemasangan batu sikat. Sayangnya, penataan Jalan Gajah Mada tidak sedikit menimbulkan sikap pro-kontra. Terlebih soal pemilihan bahan yang digunakan di masing-masing perempatan sepanjang Jalan Gajah Mada. Seperti pemilihan penggunaan batu sikat, tidak sedikit menjadi sorotan masyarakat Denpasar karena tidak tahan lama. Bila hujan turun deras secara berturut-turut, keberadaan batu sikat cepat keropos, sehingga menambah kerusakan jalan yang padat lalu lintas tersebut. Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan Denpasar Ir. Kadek Kusuma Diputra yang dimintai konfirmasi masalah tersebut mengatakan, penataan Jalan Gajah Mada tahun ini akan dilakukan di sebelah Pura Desa/ Puseh Denpasar. Penataan di kawasan tersebut meliputi pembuatan tembok dan taman. Diperkirakan, penataan ini akan menghabiskan dana sekitar Rp 550 juta. ‘’Tahun ini kita akan prioritaskan penataan di sebelah Pura Desa/Puseh Denpasar,’’ jelas mantan Kadiscapil Denpasar ini. (kmb12)

Senin Paing, 4 Mei 2009

Limbah Proyek Dibuang ke Laut

Warga Suluban Demo Pembangunan Vila Denpasar (Bali Post) Puluhan warga Banjar Suluban, Kuta Selatan, Minggu (3/5) kemarin menyerbu proyek vila yang berada di belakang Rocky Bungalow, Banjar Suluban. Warga demo karena kecewa atas sikap pemilik vila yang tidak menggubris protes warga yang merasa dirugikan dengan sisa material ataupun limbah proyek yang dibuang ke laut. Sebagian warga yang berang bahkan mendesak proyek tersebut dihentikan sementara. Tidak hanya itu, ada juga yang meneriakkan untuk langsung membakar vila yang masih dibangun tersebut karena pihak pemilik yang hingga kini masih misterius tidak datang langsung menemui warga. Untungnya, emosi warga masih bisa ditahan setelah Camat Kuta Selatan dan Perbekel Desa Pecatu berjanji akan segera mempertemukan warga dengan pihak Pemkab Badung, Senin (4/5) ini. Proyek vila dimaksud telah berjalan sekitar enam bulan. Proyek ini berada persis di pinggir tebing yang langsung mengarah ke pantai. Dari pengamatan Bali Post, proyek vila dengan luas 15 are ini memang berada di ujung tebing. Terlihat bekas kerukan bukit untuk membuat

tanah menjadi datar. Sejumlah unit bangunan juga sudah berdiri, meski belum sepenuhnya rampung tepat di pinggir tebing, tidak ada pembatas sehingga sisa proyek atau material berupa batu memang dapat jatuh bebas ke arah pantai di bawahnya. Menurut warga setempat dan Klian Tempekan Kulat, Banjar Dinas Suluban, Made Rasna, selama proyek berlangsung, bukit tempat lokasi vila telah dikeruk untuk dibangun sejumlah unit bangunan. Oleh pelaksana proyek, sisa kerukan termasuk pasir dan limbah proyek dibuang langsung ke laut. Padahal, tepat di bawah vila berdiri terdapat sebuah mata air yang hingga kini digunakan oleh warga sebagai air suci untuk upacara keagamaan. Tidak hanya itu, material proyek yang terbuang ke laut juga berdampak pada

lahan pertanian rumput laut dan berpotensi membahayakan warga yang berada di pantai. Khusus petani rumput laut, kelompok petani merasa dirugikan karena sisa material yang terbuang merusak produktivitas hasil rumput laut. Rasna mengungkapkan, protes warga atas proyek vila itu sudah empat kali atau sejak satu setengah bulan lalu dilayangkan ke pimpinan proyek. Namun, protes tersebut tak kunjung mendapat respons dari pemilik. ‘’Makanya kami mengambil tindakan ini untuk memperingatkan pemilik untuk menghentikan perbuatannya itu. Kami akan terus begini sampai protes kami ditindaklanjuti,’’ tegasnya. Sejauh ini, baik pemilik vila maupun pimpinan proyek belum berhasil diminta konfirmasinya terkait protes dan demo yang dilakukan warga. (ded)

Sepuluh Tahun Mitraco Utama

Budayakan Harmonisasi Hidup terhadap Sesama Denpasar (Bali Post) Pendekatan dalam mengelola bisnis bisa dijabarkan dengan banyak seni dan strategi. Selain unggul dalam layanan dan kualitas produk, UD Mitraco Utama juga menjabarkan pengelolaan bisnis dengan membangun keharmonisan dan peduli terhadap sesama. Demikian disampaikan I Gusti Putu Ismawan, Direktur Utama sekaligus perintis berdirinya UD Mitraco Utama di sela-sela kegiatan HUT ke-10 UD Mitraco Utama yang dipusatkan di Jalan Nangka Utara Gang Belibis No. 28 Denpasar, Sabtu (2/5) lalu. Perayaan HUT ke-10 UD Mitraco Utama berjalan meriah dan penuh kekerabatan. UD Mitraco Utama ini dirintis di Bali tanggal 1 Mei 1999 dan kini telah melayani hotel-hotel dan hampir 80 persen rumah sakit di Bali. Sejumlah instansi pemerintahan juga dilayani dalam suplai chemical (obat pembersih), termasuk mesin-mesin cuci produk Rhyd Chemical. ‘’Usaha yang saya rintis sepuluh tahun, bergerak pada bidang usaha penyaluran chemical atau alatalat pembersih dan mesin produk Rhyd Chemical hingga ke kawasan Papua, Dili termasuk di NTT dan NTB. Usaha yang saya tekuni ini ternyata memberikan berkah sehingga

FM 96,5

Bali Post/ded

DEMO - Warga Banjar Suluban, Kuta Selatan melakukan aksi demo memprotes proyek pembangunan vila yang membuang sisa material ke laut.

Komentar terhadap Ranperda RTRWP

Pejabat Jangan Buta dan Tuli SEBAGAI orang Bali yang mencintai Bali, saya sangat prihatin dan sangat kecewa dengan RTRWP Bali yang baru didesain oleh pemerintah dan segenap jajarannya. Saya yang juga bekerja di pariwisata dan lebih sering berkeliling dunia, sungguh sangat keweca dengan respons para pejabat yang seakan sudah buta dan tuli dengan berbagai masukan dan komentar. Contoh yang sangat sederhana, tirulah jejak Bapak I.B. Mantra. Kenapa kita tidak meniru Hawai atau Alaska? Saat ini, semua kendaraan yang memakai disel dilarang memasuki kawasan Alaska. Janganlah pernah ada lagi kasus penyerobotan dengan mengizinkan pembangunan di tempat-tempat yang sudah sepantasnya dilindungi. Kasus vila-vila di Uluwatu, kasus Bukit Mimba, kasus Pura Suargan, Geothermal, Danau Buyan, Serangan, Jimbaran, dan masih banyak lagi kasus yang lain, juga yang me-

langgar batas ketinggian, semua itu biang keladinya pemerintah. Karena selaku pemerintah, asal memberikan izin dan main uang. Saat ini Bali sudah mengarah ke kehancuran dan kerusakan alam. Saya selaku orang Bali yang sangat mencintai agama Hindu dan Bali, ke depannya sangat berharap agar Gubernur Bali bisa lebih objektif. Saya sangat berharap, seluruh elemen masyarakat Hindu Bali agar dengan sangat ketat mengikuti perkembangan dan perubahan yang dilakukan pejabat dan aparatnya. Lebih baik kita semua mencegah lebih awal daripada kelak akan mengobati kehancuran Bali. I Wyn. Subagia PO Box 019914, Miami, FL 33101-9914 USA, Fax-1 305 603 0052 Phone-1800 724 7447

Soal Proyek Puspem Badung

Suambara Sayangkan Pernyataan Suweca

Bali Post/ist

HUT - Perayaan HUT ke-10 UD Mitraco Utama diisi dengan berbagai kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Tampak Direktur Utama UD Mitraco Utama I Gusti Putu Ismawan (paling kiri) saat foto bersama dengan karyawannya. kami dan segenap karyawan bisa berbagi dengan sesama,’’ ujarnya. Gusti Putu Ismawan didampingi istrinya, Desak Putu Ana Umardani mengatakan, pada HUT kali ini pihaknya berbagi kasih dengan Yayasan Penyantunan Lanjut Usia Wana Seraya yang diterima Ibu Trisnawati selaku Ketua Yayasan. Tahun lalu, program peduli sesama ini juga diberikan kepada Yayasan Tat Twam Asi. I Gusti Putu Ismawan mengingatkan agar krama Bali jangan ragu-ragu melirik peluang kerja sektor informal, mengingat ketika

semua pekerjaan ditekuni niscaya akan ada berkah. ‘’Bekerjalah dengan tulus dan tekun, jangan selalu memikirkan hasilnya,’’ sarannya. Menurutnya, usaha yang dirintisnya pun mulai dari keberanian, dan ternyata dalam usianya yang ke sepuluh bisa berkembang hingga ke luar Bali. Ia mengatakan, ada banyak ruang kerja di sektor informal yang bisa dilirik sebagai pilihan kerja oleh generasi muda Bali. Untuk itu, generasi muda Bali harus berani menghadapi tantangan di tengah makin ketatnya persaingan. (044/*)

815224, 819446

Topik : JALUR HIJAU HAMBAT PENGEMBANGAN GIANYAR SELATAN Sampaikan opini Anda hari ini di acara Warung Global FM 96,5 wab blog: www.globalfmbali.blogspot.com, E-mail:globalfmbali@yahoo.com

Denpasar (Bali Post) Terkait sorotan Sekretaris Komisi A DPRD Badung I Wayan Suweca yang mengungkapkan tidak transparannya pembangunan Puspem Badung tahap II berkaitan jumlah unit yang dibangun, ditanggapi Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Badung I Wayan Suambara, S.H., M.M. Selaku Ketua Tim Koordinasi Pembangunan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, Wayan Suambara, Minggu (3/5) kemarin, sangat menyayangkan pernyataan tersebut. Menurut Suambara, semua proses pembangunan Puspem sama sekali tidak ada yang tanpa proses dengan Dewan, semua melibatkan Dewan. Demikian pula dengan pernyataan Suweca yang menyebutkan tidak tahu, atau dianggap tidak transparan dari 9 unit menjadi 8 unit, itu tidak benar. Hal tersebut sudah pernah dibahas pada pertengahan tahun 2008, telah diinformasikan oleh eksekutif bersama-sama dengan pihak Dewan pada suatu rapat yang pada kesempatan itu mengambil tempat di Kantor Bappeda Badung. Bahkan secara resmi, kata Suambara, Pemerintah Kabupaten Badung telah pula menyampaikan surat kepada DPRD Badung dengan No. 640/ 6370/PEM. “Di sana secara jelas disebutkan dan kita sampaikan kepada Dewan antara lain, dokumen lelang, gambar-gambar gedung dengan jumlah 8 unit gedung yang dibangun, termasuk gambar rencana sarana prasarana jalan, utilitas dan pertamanan. Jadi itu yang kita bangun dalam Puspem tahap II ini,” kata Suambara. Ditambahkannya, surat tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Daerah I Wayan Subawa, S.H., M.H. ditujukan kepada Ketua DPRD Kabupaten Badung. Lebih lanjut dijelaskannya, ada dua momentum yang dipakai menyampaikan informasi kepada Dewan. Pertama adalah rapat tersebut di atas yang dihadiri oleh Dewan, Fraksi dan Komisi juga lengkap hadir, di mana eksekutif dipimpin oleh Bu-

pati. Juga dijelaskan rencana-rencana pembangunan Puspem tahap II. “Kemudian kita ikuti lagi dengan surat secara tertulis penyampaian kepada Dewan. Kalau Pak Suweca sekarang menyatakan tidak tahu, berarti selama ini beliau tidak fokus perhatiannya. Kami menyayangkan, Pak Suweca jangan asal bunyi, tolong dilihat semua dokumen-dokumen, dan itu semua sudah berjalan,” kata Suambara seraya menambahkan, pernyataan Suweca tersebut betul-betul suatu pernyataan yang menyesatkan publik. (r/*)

Bali Post/ist

I Wayan Suambara, S.H., M.M.

Segera Dilantik, Pengda Inti Bali Periode 2009-2013

Komit Jadi Organisasi Sosial dan Kebangsaan

Bali Post/kmb

PERSIAPAN - Pengurus Inti Bali serta tokoh-tokoh etnis Tionghoa saat melakukan pertemuan persiapan pelantikan di Sanur, Minggu kemarin.

Denpasar (Bali Post) Dua tahun telah terbentuk, Pengurus Daerah (Pengda) Perkumpulan Indonesia Tionghoa (Inti) Bali mengukuhkan kembali pengurusnya untuk periode 2009-2013, Rabu (6/5) mendatang di Restoran Hongkong Garden. Organisasi kemasyarakatan ini kembali berkomitmen sebagai organisasi sosial nonpartisan politik, dan memiliki dasar kebersamaan, sinergi dan kebangsaan. Terbentuk dari berbagai organisasi etnis sebanyak 30 organisasi yang ada di Bali, Inti memiliki visi ikut mewujudkan Bali Jagatdita dengan misi sosial membantu masyarakat Bali dari semua golongan. Hal tersebut terungkap dalam perte-

muan tokoh-tokoh, pengurus dan organisasi etnis pendukung Perhimpunan Inti Bali di Sanur, Minggu (3/5) kemarin. Menurut Ketua Dewan Pembina Inti Bali Ir. Frans Bambang Siswanto, M.M., kehadiran Inti di Bali, pertama adalah wadah para pengusaha untuk tujuan sosial dan bersifat terbuka dan kebersamaan. Dengan penegasan dalam AD/ARTnya, tidak boleh dijadikan organisasi politik praktis. Ketua Dewan Pakar Prof. Dr. Ir. Sulistyawati, M.S. didampingi Sekretaris Dewan Pakar Prof. Ir. Wayan Windia, M.S. menambahkan, dengan modal kebersamaan dan kebangsaan inilah akan melahirkan sinergi untuk memban-

gun Bali. Dengan adanya dewan pakar yang melibatkan kalangan akademisi, diharapkan ada masukan untuk membangun Bali di masa yang akan datang. Ketua Perhimpunan Inti Bali yang kembali terpilih, Cahaya Wirawan Hadi, didampingi Sekretaris Sudiarta Indrajaya mengatakan, dalam dua tahun terakhir ini Inti Bali telah terjun langsung dengan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Bidang kesehatan, mengadakan pengobatan gratis di Kecamatan Kintamani, Bangli sebanyak 1.000 orang. Juga kegiatan bedah rumah dan mendukung pembuatan cubang air di daerah kering Karangasem, pemeriksaan mata gratis dan operasi ka-

tarak. Sebagai organisasi kebangsaan, Inti menjadikan para pejuang dan veteran sebagai orang tua yang harus dihormati. “Tiap peringatan hari kepahlawanan dan kemerdekaan, mereka kami jadikan orang tua yang mesti kami jaga dan perhatikan,” ujar Wirawan Hadi. Ketua Panitia, Handoyo Tanujaya menambahkan, pelantikan langsung dilakukan oleh Ketua PP Inti, Rahman Hakim. Selain Pengda Inti Bali, juga dilakukan pelantikan PC-PC Inti di Bali yang sudah melaksanakan Muscab. Juga dilantik Pengurus Gema Inti Bali dan Pinti Bali periode 2009-2013. (kmb/*)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.