Spektrum Edisi September 2014

Page 1


SPEKTRUM | Edisi September 2014

Dari Redaksi

Salam Redaksi

Direktur Utama Maria Megilda Bosri

REDAKSI

Direktur Utama Terpilih Iqbal Maulana Malik

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan anugerah penyertaan-Nya, kami dapat menyelesaikan majalah SPEKTRUM edisi SEPTEMBER 2014. Pengerjaan majalah ini pun tidak luput dari berbagai halangan maupun rintangan. Namun, semua itu tidak menyurutkan semangat kami untuk memberikan yang terbaik. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh anggota BPNISMKI dan seluruh mahasiswa/I yang terlibat dalam penyusunan majalah ini dari awal hingga akhir. Pada edisi kali ini, kami mengangkat tema tentang penerapan senioritas dalam pendidikan kedokteran. Diangkatnya tema ini, diharapkan dapat membuka wawasan teman sejawat tentang senioritas dalam pendidikan kedokteran, dari segi positif maupun negatifnya, serta membuka pandangan teman sejawat tentang senioritas apakah suatu masalah ataukah suatu solusi. Itulah sekilas ulasan isi SPEKTRUM kali ini, dengan bangga kami LPM NERVI beserta BPN-ISMKI mempersembahkan SPEKTRUM EDISI SEPTEMBER 2014. Selamat menikmati.

Sekretaris Umum Andi Wali Syafaat Bendahara Umum Leonita Vivian Homalessy Koordinator Penerbitan SPEKTRUM Emirza Nur Wicaksono

Penanggung Jawab Rubrik Ida Bagus Ari Sudewa Intan Chairrany Putu Ria Asprila Dewi

Putry SHafirra R Tri Hastuti Kepala Divisi Interna

Siqbal Karta Asmana Kepala Divisi Eksterna

Kardiana Izza Ell Milla

Rezita Oktiana Rahmawati

Quri Meihaerani Savitri

Kepala Divisi Danus

R.A. Endah Jona Sari

Wahyu Insan

Dessy Dwi Zahrina

Kepala Divisi Litbang

Romel Ciptoadi W

Ong Reaya Sany

Kalau bukan sekarang, kapan lagi ? Kalau bukan kita, siapa lagi? Maju terus PERS MAHASISWA !

Daftar Isi

1

Wahyu Rachwaldy

Ketua Umum

Ketua Layout Tender

Iriyanti Aderina Patola

Swempi M. Abolla

Sekretaris Umum

Tim Layout Tender

Leonita Vivian Homalessy

Leander P.D. Sili

Ketua Tender

Willy Oematan

Febri O. M. Bani

Reza Eka Putra

Ketua Rubrik Tender

Reynaldi Stefano

Yemima E.Z. Ambesa

Athanasius G.D. Putra

Tim Rubrik Tender

Ketua Danus Tender

Paulus Raga Come

Deodatus Th. Suriasa

Megaputri Y. Ratu Edo

Tim Danus Tender

Vanny P. Huky Lena

Edwardus T. Adar

Dari Redaksi 1

Ethnomedicine 16

Apa Kata Mereka 2

ISMKI dan Organisasi 18

Laporan Utama 3

Introduce Us 28

Laporan Khusus 7

Info Lokal 29

Opini 10

Pengembangan Diri 30

Roby Aditya Surya

Dea Lumban Gaol

Profil 11

Hiburan Dan Seni 32

Basterlita Rumere

Vindy D. V. Manik

Infokes 14

Kesan dan Pesan 33

Model Cover : Megumi - Vanny - Rina – Jean (1-2-3-S.Ked)


SPEKTRUM | Edisi September 2014

Apa Kata Mereka

SEBAGAI MAHASISWA KEDOKTERAN, PANDANGANMU MENGENAI SENIORITAS SEPERTI APA? LALU APAKAH KALIAN SETUJU KALAU SENIORITAS DITERAPKAN DALAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN? SITI RAHMAWATI

Kalau saya sih nggak setuju, tapi ya mau bagaimana lagi, memang senioritas sendiri di kedokteran memang ada dimana-mana, sekarang ya tergantung bagaimana kitanya aja. Seharusnya senior itu memberi contoh yang baik, tapi disalahgunakan, faktanya banyak sekali senior yang arogan, tapi hal itu sepertinya memang sudah tradisi di Kedokteran

FK Universitas Cendrawasih 2012

SYAMSIA saya setuju, karena itu untuk menghargai mereka yang lebih dulu FK UNISMUH Makassar 2011 menuntut ilmu dari pada kita, saya sendiri melihat senioritas dari kemampuan dia berpikir, kemampuan dia berperilaku dengan senior, junior, maupun teman sebaya, untuk senior yang kadang suka mencari kesalahan dari yuniornya, menurut saya itu sebuah skenario senior untuk melihat cara berpikir yunior menghadapi senior yang seperti itu

RETNO A. WULANDARI FK Universitas Malahayati 2013 Saya nggak setuju, menurut saya baik senior maupun yunior, semuanya sama, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Harusnya ilmunya yang ditonjolkan. Senior sendiri itu orang yang lebih dulu masuk FK dari kita, yang seharusnya membimbing kita, tapi terkadang diselewengkan, karena mereka lebih senior tak sedikit dari mereka yang “Gila Hormat� Namun sepertinya senioritas tidak bisa dihapuskan mengingat sudah jadi budaya dan hukum alam, bahwa junior harus hormat sama senior.

Senioritas ya? Aku sih setuju aja, tapi senioritasnya ngajarin supaya beretika, jangan yang berlebihan sampai disuruh ini itu, ya setidaknya kalau ada senioritas, mahasiswa yang tingkat bawah bisa lebih menghargai, coba kalau nggak diseniorin? Misalnya nih ya, mentang-mentang dia anak orang mampu atau apalah, dia jadi sombong, terus gak EKO PRESTIYANA MEGAWATI peduli urusan bersama, kan bahaya juga tuh kalau seperti itu.

2


Laporan Utama

SPEKTRUM | Edisi September 2014

PENERAPAN SENIORITAS DALAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN, MASALAH ATAU SOLUSI? Emirza Nur Wicaksono (FK Universitas Islam Sultan Agung 2010) Intan Chairrany (FK Universitas Sriwijaya 2012)

Pasal 1: Senior Selalu Benar Pasal 2: Jika Senior salah, lihat kembali Pasal 1

Kata “Senioritas� mungkin sudah tidak lagi asing ditelinga kita. Secara harfiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, senioritas berarti suatu keadaan lebih tinggi dalam pangkat, pengalaman, dan usia; prioritas status atau tingkatan yang diperoleh. Senioritas adalah pemberian keistimewaan dalam berbagai hal kepada orang yang lebih tua atau lebih dahulu dari kita dikarenakan orang tersebut dianggap memiliki pengalaman. Sistem senioritas ini sudah banyak diterapkan baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi secara turun temurun dan terkadang dimanfaatkan oleh para senior sebagai ajang unjuk eksistensi. Tak terkecuali Pendidikan Kedokteran, baik dalam pendidikan tingkat Strata-1, profesi maupun pendidikan dokter spesialis. Di fakultas kedokteran, senioritas adalah sebuah bentuk pendidikan penghargaan kepada orang lain. Selain itu, dalam prosesnya menjadi dokter, mahasiswa pasti akan membutuhkan seniornya, karena itulah mahasiswa juga dituntut berinteraksi dengan orang lain, terutama yang senior. Ada pula yang mengatakan, dengan senioritas, mahasiswa baru yang biasanya merasa bangga dirinya bisa masuk FK, fakultas yang dimata masyarakat sangat elit bila dibandingkan fakultas lain, juga bisa mengenal kata menghargai dan sadar bahwa kehidupan di fakultas ini tidaklah mudah. Di sisi lain, banyak yang menganggap bahwa sistem senioritas ini hanya dapat menimbulkan dendam bagi para junior ke seniornya

Senioritas dapat kita lakukan dengan penanaman dan metode pembinaan nilai-nilai senioritas tanpa kekerasan. Tak dipungkiti lebih dari 65% fakultas kedokteran di Indonesia menerapkan senioritas, beberapa diantaranya tergolong senioritas yang berat karena disinyalir akan menimbulkan hambatan pada kegiatan kemahasiswaan kampus. Sebenarnya, filosofi dari senioritas di fakultas kedokteran sendiri yaitu seorang calon dokter harus diajarkan sejak dini mengenai ketepatan waktu, perhargaan terhadap orang yang lebih tua, rasa sayang terhadap yang muda, kepedulian terhadap sesama agar bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan bermasyarakat nantinya. Tanpa adanya senioritas, mahasiswa baru yang beberapa diantaranya cenderung masih tinggi hati itu mungkin akan terus membawa kebanggaannya kemana-mana. Berjalan lurus dengan dada membusung tanpa senyum bak model pakaian luar negeri, sama sekali berbeda dengan harapan masyarakat akan dokter yang penuh ramah tamah

Pada pelaksanaanya, senioritas dalam pendidikan kedokteran Indonesia terjadi di dalam maupun di luar lingkungan kampus, dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Tidak hanya berlangsung dalam masa orientasi kampus saja. Ada saja rantai feodal bertajuk senioritas di sana sini. Seperti yang ada di sebuah fakultas kedokteran perguruan tinggi swasta tertua di Kota Semarang. Dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium, Namun, Bagaimana penerapaan senioritas senior sebagai asisten laboratorium (aslab) memiliki supaya efektif? apakah penerapan Senioritas harus kewenangan penuh untuk “memperlakukan� melulu dengan kekerasan? Penerapan nilai-nilai

3


Laporan Utama juniornya di laboratorium. Lalu perlakuan dari para aslab kepada praktikan yunior dan senior yang mengikuti praktikum dalam blok (red: mata kuliah) sangat berbeda. Praktikan dengan angkatan lebih senior yang mengulang blok bisa seenaknya diluluskan langsung saat responsi, baik mengikuti maupun tidak mengikuti responsi. Praktikan senior juga bebas tidak membuat laporan praktium dan tidak mengikuti pengesahan laporan praktikum (red: ACC) dan diluluskan langsung dengan nilai yang bagus. Sedangkan praktikan yunior harus mengikuti semua proses, plus shock therapy dari aslab disetiap serangkaian kegiatan lab selesai. Contoh lain, senioritas dalam pertandingan olahraga yang menerapkan pasal 1 dengan sedikit modifikasi: Senior selalu menang, senior seakan punya kuasa di lapangan, suporter yunior tidak diperkenankan bersorak-sorak memberi semangat kepada tim yunior yang sedang bertanding. Tak sedikit pula tim senior yang berlaku kasar terhadap yuniornya saat bertanding sehingga hal seperti ini sangat berimbas pada matinya sportivitas pertandingan. Masih banyak contoh lain terkait pelaksanaan senioritas yang terkesan negatif dalam dunia pendidikan kedokteran yang akan sangat memakan halaman jika harus dipaparkan semuanya.

SPEKTRUM | Edisi September 2014 Ketika junior membutuhkan bantuan dalam kegiatannya dikampus, maka seniorlah yang membantu. Tak jarang senior pun akan membutuhkan junior, misalnya untuk membantu mengisi kuisioner skripsi. Karena memang tak bisa dipungkiri keduanya saling membutuhkan. Menurut Niluh Ayu, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Cendrawasih angkatan 2013, senioritas merupakan salah satu cara pembentukan attitude yang efisien dengan nilai etika, karena dengan senioritas mahasiswa dituntut untuk menghargai dan menghormati orang yang lebih tua. “Kalau dengan senioritas itu kita dituntut untuk menghormati, menghargai yang lebih tua, dan ber-attitude baik. Penempaan itu dibentuk dengan cara bergelut dengan hal itu kapan saja dan dimana saja selama ada senior. Karena dokter perlu attitude yang baik, bukan hanya intelektualnya saja, dari senioritas inilah pembentukan dan pembelajaran attitude dengan nilai etika itu diterapkan”, ungkap Niluh.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Kemala Manuaba, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud) angkatan 2011, Menurut Nabil Hajar, Mantan Gubernur senioritas bisa menjadi pedoman, karena tidak Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas semua orang mempunyai kesadaran untuk Muhammadiyah Semarang 2013-2014, sebenarnya menghargai yang lebih tua. senioritas dalam aspek sosiologi adalah sebuah “Saya merasa sendiri kalau tidak ada senioritas habitus, atau kegiatan yang awalnya tidak biasa itu sulit. Tidak semua yang muda bisa menghargai menjadi biasa. Apabila tidak diterapkan pun tidak yang tua, kadang juga terkesan seenaknya. Kalau akan menimbulkan dampak signifikan kecuali ada ada senioritas kan bisa menjadi sebuah line atau salah satu pihak yang membuat keonaran. pedoman ‘oh dia seniorku, mau gimana dia juga “Senioritas sendiri termasuk habitus atau punya pengalaman lebih dari aku’ dan senior pun kegiatan yang sebenarnya tidak biasa jadi sebuah harus belajar untuk bisa membimbing juniornya,” kebiasaaan. Tapi jika kita rasakan, sebenarnya tidak ungkap Kemala. diterapkan senioritas pun tidak ada dampak apa-apa, Akan tetapi disisi lain, permasalahan yang kecuali salah satu buat onar. Inilah yang memicu terjadi di lapangan adalah mengenai realisasi. ego individu, merasa paling benar dan kemudian Karena realisasinya di lapangan tidak sesuai dengan Senior-Junior diterapkan,” ungkap Nabil tujuan yang diharapkan, keberhasilannya pun masih Tradisi senioritas sendiri sejatinya memiliki dipertanyakan. tujuan yang baik, yaitu membentuk attitude mahasiswa kedokteran sejak dini sebelum terjun di masyarakat sebagai dokter. Selain itu, senioritas sendiri bisa membantu menjalin hubungan kekeluargaan yang erat seperti “kakak-adik”, walaupun akrab namun tetap saling menghormati.

Sistem Feodalisme Senioritas masih diterapkan di banyak fakultas kedokteran, dimana senior memiliki “kekuasaan penuh” dan bisa berbuat apa saja kepada juniornya. Senior yang harusnya memberi contoh yang baik malah menjadi ajang penindasan dan keangkuhan senior terhadap

4


Laporan Utama

SPEKTRUM | Edisi September 2014

juniornya. Hal tersebut bisa membunuh karakter junior yang sedang naik daun dalam ilmu pengetahuan, dan membatasi junior dalam mengembangkan kreatifitasnya.

ngrasani (Jawa: menggunjing), terus hubungan antar angkatan juga tidak solid, padahal kan kita nantinya sebagai dokter harus bekerja sama” Ujar Rey.

Pembentukan karakter melalui senioritas yang diberikan secara tidak langsung ini yang mungkin sering disalahartikan oleh sebagian orang yang berperan sebagai senior. Penindasan atau tekanan diberikan bertubi-tubi sehingga junior merasa malas kuliah di fakultas ini, sering ngedumel (Jawa: mengumpat) dan parahnya lagi jika menumpahkan kekesalan terhadap senior kepada pasien. Sama sekali bukan sesuatu yang kita harapkan. Tidak salah juga jika dibilang pendidikan kedokteran adalah salah satu jurusan yang tinggi subjektivitasnya. Jika seorang yang lebih tinggi tingkatannya menyukai atau tidak menyukai bawahannya terkadang bisa berimbas pada pemberian nilai di perkuliahannya. Dampak lainnya adalah menjadikan senior menjadi tontonan, bukan tuntunan.

Mahasiswa angkatan 2012 FK Unsoed tersebut menambahkan, pemutusan rantai feodal dalam senioritas harus dimulai dari angkatan muda, atau angkatan muda yang harus mengubah tradisi senioritas kedepanya. Tidak bisa berharap dari angkatan yang sudah senior karena hal itu sudah menjadi doktrin. “Susah, harus mulai dari angkatan sekarang. Soalnya kalau berharap sama angkatan yang tua bakal susah, karena buat mereka hal itu sudah jadi doktrin. Jadi kita yang muda harus berubah supaya ke bawah, tidak ada lagi senioritas yang negatif,” tambah Rey

Pernyataan tersebut dibantah oleh Ida Bagus Ari Sudewa, mahasiswa FK Unud angkatan 2013, menurutnya, intervensi harus dari dua sisi, baik senior maupun junior, dan peran serta dari dekanat. Menurut Niluh, walaupun senioritas Jika mengintervensi angkatan yang muda saja tidak merupakan pembentukan attitude, senioritas sendiri mungkin, karena angkatan muda merasa di zalimi. juga senjadikan senior bertindak tidak wajar “Kalau cuma angkatan muda yang diintervensi terhadap junior karena senioritas sebagai ajang sulit juga, mereka coba menghentikan budaya tapi legitimasi untuk mengeksploitasi junior, dan bisa membentuk sistem penjajahan struktural di sebuah mereka terus di zalimi, mana mau? Akan ada balas dendam tentunya ke adik kelas mereka nanti. kampus. Mending intervensi junior atau senior. Senior “Senioritas menjadikan senior bertindak tidak dilarang oleh dekanat, sedangkan junior harus mau wajar dan memiliki kekuasaan sehingga berlaku lawan senior yang rusak, seenggaknya laporkan.” sewenang-wenang kepada junior dan senioritas ungkap Ari sebagai ajang legitimasi untuk mengeksploitas pihak Sungguh sangat mengherankan memang, jika yang lemah (baca: junior), jika tidak ada sistem yang terkendali, lambat laun akan terjadi penjajahan disimak lebih dalam, banyak mahasiswa yang struktural, junior yang merasa tertindas akan sebenarnya terlena dengan logika senioritas ini. menyalurkan dendam tak tersampaikan kepada Mempertahankan budaya karena senior lebih berkuasa dan harus dihormati para juniornya. junior selanjutnya nanti” ungkap Niluh Apapun yang diinginkan senior harus diikuti Senada dengan Niluh, Reaya Sany, Sekretaris juniornya. Hal tersebut yang disimpan junior, Bidang KHIK ISMKI Wilayah 3 menyatakan bahwa nantinya akan mereka berlakukan ke junior tradisi senioritas sendiri tidak membuat junior berikutnya. Propaganda balas dendam ini sudah hormat terhadap senior. Bahkan tradisi senioritas dilancarkan kepada junior baru yang sebenarnya mendidik mahasiswa menjadi orang munafik, baik tidak tau persoalan. hanya didepan senior sementara dibelakangnya Memang tidak salah apabila seorang yang mencaci maki. Selain itu, senioritas membuat lebih tua, atau lebih dahulu di FK merasa ingin hubungan antar angkatan menjadi tidak solid. dihormati oleh mereka yang lebih muda. Namun “Senioritas bukannya buat junior hormat aturan ini sering disalahgunakan oleh mereka yang malah ngomongin senior di belakang, junior jadi dilabeli “Senior” yang sering dijadikan ajang bermuka dua, di depan baik, dibelakang malah bullying baik saat Masa Orientasi maupun kegiatan

5


Laporan Utama sehari-hari. Senior harus berusaha mengatur tindakannya agar apa yang ingin dia sampaikan berbekas di benak juniornya tanpa perlu menggunakan sistem bullying. Sisanya tinggal bagaimana junior menyikapi tindakan seniornya, junior yang bisa menerima dengan baik akan mengambil sisi positif dan mengimplementasikan maknanya dengan baik pula di kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya junior yang menolak sistem akan membangkang atau menjadi bermuka dua, junior tipe ini akan sangat mengerikan jika turun ke masyarakat. Pendidikan kedokteran memang ilmu yang spoiler-nya agak sulit digali melalui media, tidak seperti pendidikan lainnya yang bisa ditemukan di jaring multimedia dengan gampang. Karenanya tak banyak masyarakat yang tahu bagaimana sesungguhnya proses menjadi dokter, sehingga mereka kerap salah paham dan menyalah-nyalahkan kita akan kesalahan yang sesungguhnya bukan kita yang melakukan. Banyak yang bilang, jadi dokter itu lebih susah keluarnya dari pada masuknya. Disini kita harus belajar ilmu kesehatan, etika, hukum, dan seni. Ketika kita sudah paham semuanya maka jika diterapkan kita akan menjadi dokter yang luar biasa. Pendidikan etika dan seni berkomunikasi juga harusnya bisa dilatih dengan senioritas, bagaimana bertutur yang baik agar tidak menyinggung yang lebih tua. Jangan sampai menjadi dokter yang ketus, jutek, dan masa bodoh nantinya karena tidak mau membiasakan diri memandang positif senioritas. Masalah ini telah mendaging di Indoensia, maka penanggulangannya pun harus menyentuh ke akar-akarnya. Pihak terkait wajib melakukan evaluasi besar-besaran terhadap sistem yang diterapkan. Memang sebuah sistem pasti akan ada kelebihan dan kekurangan. Senioritas dalam pendidikan kedokteran memang suatu hal yang mesti ada. Tapi senioritas yang dimaksud adalah senioritas yang positif, bukan negatif. Senioritas seharusnya di implementasikan sesuai fungsinya, yaitu mendidik calon dokter menjadi dokter yang beretika, bukan sebagai media penindasan. Semua pihak bisa berkaca dan memperbaiki diri, mau dibawa kemana wajah pendidikan di negara yang dikenal santun ini, negeri yang katanya menjunjung budaya leluhur yang saling menyangi dan menghormati hak asasi sesama namun faktanya kekerasan justru hadir diinstitusi pendidikan kedokteran yang mencetak dok-

SPEKTRUM | Edisi September 2014 ter yang melayani masyarakat nantinya. Maka dari itu, kampus harus serius menanggapi permasalahan ini. Bagian kemahasiswaan kampus hendaknya juga terlibat dalam segala kegiatan kemahasiswaan kampus dan tidak lepas tangan begitu saja. Selain itu perlu dibuat guideline dari kampus supaya terbangun sistem yang benar agar tujuan tercapai, dan hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir, sehingga rantai feodal yang ada di fakultas kedokteran bisa terputus.

Dear Senior... Jangan karena kamu merasa lebih tua, merasa lebih dulu ada di FK, kamu bisa seenaknya berkusasa, dan berlaku semena-mena terhadap para yuniormu.. Sebagai senior harusnya care dong sama yuniormu, ajarin yuniormu hal yang baik.. coba deh kalau kamu ada di posisi mereka.. pasti nggak mau kan diperlakukan semena-mena? Pasti ingin diperhatikan juga kan? Nah Loh...

Dear Yunior... Sejelek-jeleknya seniormu, kamu tetap harus menghormati mereka walaupun seniormu nggak suka sama kamu, walaupun seniormu galak, angkuh dan sombong, ngga usah takut sama seniormu, hormati dia karena dia lebih tua dan lebih berpengalaman dari pada kamu.. Selama kuliah di FK pasti kamu sering banget butuh bantuan seniormu.. Entah pinjam buku, minta slide kuliah dosen, minta ditentirin, atau pinjem soal ujian seniormu buat belajar.. Iya kan?

6


SPEKTRUM | Edisi September 2014

Laporan Khusus

SENIORITAS DALAM KEHIDUPAN KAMPUS : SEBUAH ANALISA KUESIONER Ida Bagus Ari Sudewa (FK Unud 2013) Romel Ciptoadi Wijaya (FK Unisma 2010)

Senioritas? Sudah tentu ini merupakan istilah yang dikenal oleh setiap orang. Terlebih dalam pendidikan kedokteran yang mengutamakan pendidikan attitude. Baik ditingkat pendidikan dokter terlebih di dalam program pendidikan dokter spesialis yang sangat kental tradisi senioritasnya. Senioritas sering dikaitkan dengan perploncoan maupun tekanan mental yang diberikan kakak kelas (senior) kepada adik kelas. Tapi, apakah senioritas serendah itu? Berdasarkan laporan utama di depan, senioritas sesungguhnya adalah persoalan siapa yang lebih tua dan lebih dahulu di sebuah tempat. Senioritas yang penuh makna dan bertanggung jawab adalah apa yang sesungguhnya dicita-citakan.

Senioritas dalam Lingkungan Kampus

Di dalam laporan khusus ini kita akan membahas tanggapan dari kawan-kawan kita di seluruh Indonesia berkaitan dengan senioritas ini berdasarkan dari kuesioner yang di isi oleh teman-teman pada bulan Juni lalu. Kuesioner ini diisi oleh 122 mahasiswa angkatan 2011-2013 yang dipilih secara acak dari program studi pendidikan kedokteran di semua fakultas kedokteran yang tergabung dalam ISMKI. Berdasarkan hasil kuesioner ini, kita akan membahas berbagai topik, mulai dari seberapa penting senioritas diterapkan hingga tindakan yang akan dilakukan apabila menerima tindakan senioritas, semua berdasarkan perspektif para responden.

Mayoritas responden (65%) setuju bahwa senioritas ada di kampusnya. Hanya 28% yang menyatakan tidak ada senioritas dalam kampusnya, dan sisanya tidak yakin. Perlu dicatat angka ini tidaklah absolut. Perbedaan pendapat bisa saja terjadi. Orang yang sensitif bisa mengatakan bahwa senioritas ‘sangat ada’ dalam kampusnya, sementara teman sekampusnya mungkin tidak berpikiran demikian.

Apakah Senioritas Diperlukan dalam Pendidikan Kedokteran? Setiap hal yang dikerjakan oleh manusia selayaknya memiliki alasan, setidaknya apakah tindakan tersebut memberi keuntungan atau tidak. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa kecenderungan perlunya penerapan senioritas dalam pendidikan kedokteran masih abu-abu. Sebanyak 59 responden menyatakan perlu, sedangkan 58 sisanya menyatakan tidak. Masih sulit menentukan keputusan pasti apakah senioritas benar diperlukan atau tidak. Dari hasil ini juga tampaknya mahasiswa mulai menyadari bahwa senioritas tidak selalu terkait dengan kekerasan. Jika senioritas dianggap terkait dengan kekerasan dan perploncoan, tentu jumlah suara yang menyatakan senioritas tidak diperlukan akan sangat mengungguli jumlah suara yang menyatakan setuju.

7

Dari mayoritas 65% responden tersebut, diketahui bahwa kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru merupakan kegiatan yang paling mencolok dalam penerapan senioritas (33% suara). Meskipun senioritas tidak selalu berkaitan dengan kegiatan pengenalan kampus, nyatanya kegiatan ini memberi kesan yang paling kuat terkait senioritas. Kegiatan keorganisasian juga menerapkan senioritas sebagai pola yang umum (29%), diikuti oleh aktivitas sehari-hari (14%), kompetisi (11%), kegiatan akademis (11%), dan sisanya lain-lain. Kami juga mengukur tingkat beratnya senioritas yang diterapkan dalam lingkungan kampus (bagi yang menerapkan), skala 1 yang menunjukkan tingkat paling ringan sampai skala 10 yang menunjukkan tingkat terberat. Hasilnya, tingkat 5 dan 6 merupakan tingkat yang terbanyak dipilih. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat senioritas di kebanyakan kampus sesungguhnya masih di tahap menengah. Hanya sedikit responden yang merasa


Laporan Khusus bahwa tingkat senioritas di kampusnya sangat berat. Responden yang menyatakan bahwa senioritas kampusnya sangat berat antara lain berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, dan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Tampaknya akan menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi universitas yang dimaksud untuk membenahi masalah senioritas tersebut.

SPEKTRUM | Edisi September 2014 Yang patut menjadi perhatian pula adalah sedikitnya jumlah responden yang yakin bahwa pihak kampus mengetahui ketika ada senioritas berlebihan yang diterapkan (hanya 13%). Dari jumlah yang sedikit ini, hanya 50% yang melakukan tindakan nyata. Secara umum ada tiga tindakan utama yang dilakukan, yakni 1) menghimbau kepada kakak kelas untuk menghentikan budaya tersebut, 2) memberi surat pelarangan kegiatan, surat peringatan, dan sebagainya, dan/atau 3) memanggil kakak kelas yang bersangkutan. Namun perlu dicatat, karena responden yang menjawab pertanyaan ini hanya sedikit maka hasilnya belum cukup valid. Pengalaman Para Responden terkait Senioritas Sebagian besar responden (62%) menyatakan tidak pernah merasa menjadi korban senioritas di kampusnya, meski senioritas ada di kampus mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh dua hal. Yang pertama, memang mereka tidak pernah menjadi korban sen-

Kebanyakan responden menyatakan bahwa senioritas berlebihan hanya kadang-kadang saja diterapkan (45% suara). Mungkin ini berarti senioritas berlebihan memang umumnya dianggap tidak begitu penting untuk diterapkan oleh kakak kelas. Hanya pada situasi-situasi khusus saja kakak kelas menerapkan jenis senioritas ini. Tetap saja hal ini perlu dikritisi karena senioritas berlebihan seharusnya tidak boleh diterapkan dalam lingkungan kampus. Senioritas sewajarnyalah yang sebaiknya diterapkan.

Respon Pihak Kampus (Dosen, Karyawan, Dekanat) terhadap Senioritas Berlebihan ioritas, atau yang kedua, ada beberapa responden Senioritas berlebihan memang tidak selalu ada, yang sesungguhnya pernah menjadi ‘korban’ tetapi tetapi mengingat hanya 15% yang mengaku bahwa tidak menganggap dirinya telah menjadi ‘korban’. Hal yang tidak boleh dikesampingkan adalah bahwa ada 38% responden yang mengaku pernah menjadi korban senioritas. Sebuah angka yang tidak sedikit, karena kita berbicara tentang menjadi korban dari suatu tindakan yang seharusnya bisa dicegah.

senioritas berlebihan tidak pernah diterapkan di kampusnya, maka peran kampus menjadi penting dalam menangani senioritas berlebihan, sejarang apapun itu. Temuan kami menyatakan bahwa dari seluruh responden yang menyatakan ada senioritas di kampusnya, sejumlah 63% mengaku tidak yakin apakah pihak kampus mengetahui masalah senioritas berlebihan. Bahkan 24% responden yakin bahwa pihak kampusnya tidak tahu mengenai masalah ini. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya perhatian dan tindakan dari pihak kampus, sehingga responden ragu apakah pihak kampus memang tidak tahu atau sebenarnya tahu tetapi tidak membuat reaksi apapun.

Lantas, cara apa yang akan ditempuh oleh mahasiswa apabila ia mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya? Sebagian besar responden menjawab bahwa mereka akan melapor ke pihak kampus dan mengadakan perlawanan secara langsung. Banyak juga yang memilih tidak melakukan apapun, cenderung introspeksi diri dan mengambil hikmahnya. Cukup banyak responden yang memiliki ide lain untuk menangani masalah ini. Sebagai contoh, beberapa responden mengatakan bahwa mereka akan berbicara dengan kakak kelas lain, dengan tujuan agar kakak kelas tersebut mengingatkan temannya yang telah berbuat melebihi batas kewajaran. Beberapa responden mengatakan akan melampiaskan kekesalannya dengan bercerita kepada teman-temannya. Ada pula responden yang mengatakan akan melapor ke pihak berwajib (kepolisian).

8


Laporan Khusus

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Dampak Senioritas 1. Attitude Sebagian besar responden (60%) menyatakan budaya senioritas berperan dalam membentuk attitude yang baik bagi mahasiswa. Sifat utama yang ditonjolkan dari senioritas adalah rasa hormat menghormati. Sifat ini sangat bermanfaat bagi kehidupan mahasiswa ke depannya. 2. Senioritas penyebab kekerasan? Di berbagai berita, disebutkan bahwa kekerasan yang berakibat fatal dalam lingkungan kampus sering kali disebabkan oleh senioritas. Berita semacam ini sering terlihat saat masamasa OSPEK. Apakah pendapat para responden juga demikian? Senioritas merupakan penyebab utama terjadinya kekerasan dalam dunia pendidikan, menurut 68% responden. Meskipun senioritas memiliki tingkat yang beragam, tetapi senioritas memiliki potensi membahayakan apabila tidak dikontrol. 3.Membatasi ruang berkarya dan berkreasi Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengukur aspek lain dari senioritas, yakni keterbatasan dan kekangan. Seorang pelajar mungkin menjadi takut menunjukkan karyanya agar tidak dimusuhi oleh seniornya. Tetapi, apakah hambatan berkarya selalu terjadi? Lima puluh lima persen responden menyatakan bahwa senioritas mampu membatasi kebebasan untuk berkarya. Ini merupakan angka yang berada di sekitar garis tengah, karena itu belum bisa disimpulkan apakah senioritas memang membatasi ruang untuk berkarya. 4. Memberikan tekanan mental Banyak yang mengatakan bahwa senioritas mampu memberikan tekanan mental yang cukup berarti kepada adik kelas. Sebanyak 88% responden setuju dengan pernyataan ini. Hal ini menunjukkan bahwa senioritas perlu lebih dikendalikan lagi, karena tekanan mental berat yang terjadi bisa memicu berbagai masalah termasuk pencapaian di bidang akademik yang seharusnya menjadi fokus utama.

9

Kegiatan yang Memerlukan dan Tidak Memerlukan Senioritas Topik ini perlu dibahas mengingat tidak semua responden setuju akan adanya senioritas. Jadi, ada kemungkinan bahwa senioritas perlu diterapkan hanya pada kondisi tertentu saja, dan tidak di kondisi lain. Menurut para responden, hal-hal yang memerlukan senioritas antara lain beberapa organisasi kemahasiswaan, kegiatan kemahasiswaan, latihan kepemimpinan, persiapan ujian, OSPEK, dan praktikum di laboratorium (yang didampingi asisten dosen). Sebagian besar responden setuju bahwa senioritas diperlukan asalkan dalam batas wajar, oleh karena itu daftar di atas pun perlu diberi keterangan ‘dalam batas sewajarnya’. Kegiatan sehari-hari boleh menerapkan senioritas asal tidak berlebihan karena senioritas mengandung arti menghargai senior sebagai orang yang lebih tua dan berpengalaman, sesuai dengan tata krama orang Indonesia. Selain hal-hal yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang tidak memerlukan senioritas, karena apabila senioritas ada maka disinyalir akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannya. Beberapa kegiatan tersebut antara lain kegiatan perlombaan baik akademik maupun non akademik, latihan keilmiahan, ajang pertunjukan, dan kegiatan ekstrakurikuler di bidang olahraga, seni, dan rohani. Tidak semua responden setuju dengan apa yang termasuk dalam kedua daftar tersebut. Sebagai contoh, beberapa responden menganggap bahwa aktivitas laboratorium dan organisasi kemahasiswaan tidak boleh sama sekali memasukkan unsur senioritas di dalamnya. Kami juga menanyakan besarnya peluang menghapus senioritas apabila arahnya sudah sangat melenceng. Sekitar 64% responden menjawab bahwa budaya senioritas dapat dihapuskan. Lebih lanjut lagi, sebanyak 62% responden menyatakan tidak ingin menerapkan maupun mewariskan senioritas kepada mahasiswa yang menjadi adik kelasnya.


SPEKTRUM | Edisi September 2014

Opini

MENYEMBAH SENIORITAS ITU BERHALA

William Gunawan (FK Universitas Hasanuddin 2010) “Ada tiga macam kesukaan yang membawa faedah, dan ada tiga macam kesukaan yang membawa celaka. Suka memahami kesusilaan dan musik, suka membicarakan perbuatan baik orang lain dan suka bersahabat dengan orang-orang bijaksana, akan membawa faedah. Suka akan kesombongan dan kemewahan, suka bermalas-malasan dan berkeliaran, dan suka berpesta pora yang tiada artinya, akan membawa celaka” - Confusius Sampai saat ini kata senior ataupun senioritas masih menimbulkan kebingungan seberapa penting kata ini muncul. Di dalam kegiatan akademik maupun keorganisasian sangat akrab terdengungkan kata senior. Bagian yang baru masuk mengenal dunia ini diberi label junior. Junior sering kali dianggap sebagai anak kemarin sore tanpa punya isi kepala sama sekali. Senior melabel dirinya sebagai manusia mahatahu segalanya dan sering kali mencitrakan dirinya sebagai kaum arogansi intelektual. Framing Feodal Dalam dunia teks tentulah tidak asing lagi istilah framing, yakni berkaitan dengan bagaimana realitas dibingkai dan disajikan kepada khalayak. Hasilnya bisa jadi dibingkai dan dimaknai berbeda oleh berbagai pihak. Kesemuanya bergantung kepada seberapa kemampuan pengetahuan seseorang menafsirkan semua framing yang terbentuk. Senior? Entahlah, mungkin kadar rasa takut jauh lebih besar ketimbang kagum. Kagum di sini terlepas dari penilaian pribadi masing-masing orang. Seiring dengan waktu, ketakutan tersebut mulai terhapus hingga akhirnya turut menjadi senior. Kita dulu menolak berinteraksi dengan senior tetapi kelak berkenanan dengan senioritas. Siapa pun di alam semesta menikmati kedudukan puncak kekuasan teratas. Puncak tertinggi penghargaan kepada dia yang terlebih dahulu ada. Senioritas seakan melekat dan identik sebagai rajaraja kecil. Bagai budak ingin merdeka tetiba kagum menjadi seorang raja kecil. Kagum itu tidak bisa dipaksakan. Kagum atau tidak dengan senioritas itu masalah dari pribadi. Anda kagum dengan kekuasaan yang dimiliki, yakni dimulai dari bisa menyuruh membeli sesuatu, membuat sesuatu, hingga terkadang anda sungkan dan cenderung legowo untuk mendahulukan kepentingan senior ketika semuanya berjalan beriringan. Kekaguman juga hadir lewat titah yang dapat mengubah semua keadaan yang telah direncanakan. Bentakan kemarahan bisa menjadi zat adiktif bagi seorang yang baru hadir di dunia kelembagaan dan besar kemungkinannya untuk menirukan hal tersebut di kemudian hari. Atau apapun itu yang belum sempat dibahasakan yang bisa menjadi bahan pencetus terjadinya regenerasi senioritas yang begitu tersembunyi dan terstuktur. Menjalani proses hijrah Setiap detiknya proses perpindahan itu niscaya terjadi. Dari satu wujud ke wujud lain dan kemudian melakonkan banyak lakon. Zaman terus berubah, kebutuhan manusia maupun organisasi ikut men-

galami proses perubahan yang dinamis. Akal sehat, logika, serta pengalaman merupakan nutrisi yang dibutuhkan demi kesehatan kelembagaan. Perbedaan pendapat merupakan daya hidup organisasi karena proses sintesis tidak akan lahir tanpa hadirnya perbedaan. Tanpa proses dialektika antara thesis dan antithesis lalu melahirkan sintesis kematian organisasi tinggal menunggu waktu. Hampir di semua proses organisasi peran senior begitu terasa sentral. Mereka bukan sosok seperti mesias ataupun tumanurung, tetapi sebagai seorang kakak yang lebih bijak dengan pengetahuannya. Senior adalah sosok yang mutlak ada. Perannya tidak seperti induk bebek yang kemudian anak bebek membebek dengan kepala tertunduk. Senioritas yang dimiliki punya efek positif bagi kelangsungan dan regenerasi sebuah lembaga. Sadar atau tidak di dalam bilik-bilik senioritas, penanaman nilai-nilai dan tujuan organisasi bakal lebih mudah dilakukan. Doktrin-doktrin organisasi jauh lebih mudah ditanamkan kepada (utamanya) anggota baru jika kita berada dalam suasana "senioritas". Fenomena kemandekan kelembagaan di dunia kemahasiswaan kini menunjukkan seolah proses gerak menghasilkan sesuatu yang nihil. Banyak yang sedih terhadap permasalahan lembaga, sebatas sedih tanpa pernah menginisiasi perubahan; minimal memantaskan diri. Realitas terjadi bukan pada permasalahan sumber daya, tetapi kesenjangan emosional antara senior dan junior. Senioritas kini dimaknai sebagai seorang penjaga pos perjuangan. Senioritas menjadi sebuah legitimasi mutlak untuk mengeksploitasi dan menjajah daya pikir. Senior kini tak hanya menempatkan kesenioritasan tidak pada tempatnya lagi, tetapi juga mendidik dan menerjemahkan kesenioritasan sebagai wajah hitam kelembagaan. Aristoteles pernah berpesan bahwa mendidik pikiran tanpa mendidik hati, sama sekali tidak ada pendidikan. Pendidikan yang memanusiakan manusia, membebaskan manusia karena eksploitasi kelas, dominasi gender maupun hagemoni dan dominasi budaya. Ada interaksi simbolis ketika senior “kejam” dan junior bisa dimaknai begitu dalam. Interaksi yang memproduksi kesadararan untuk mengembalikan kemanusiaan manusia yang tidak pernah berdiri bebas tanpa berkaitan secara dialektis dengan lingkungan dan sistem sosial di mana pendidikan diselenggarakan. “Kita tidak bisa memaksa matahari bersinar lebih terang, tak bisa pula memaksa hujan berubah jadi rintik, maka berpikirlah karena selalu ada jalan lain”, pesan seorang senior ketika dia memutuskan hijrah dan menjadi junior lagi. Ah, betapa menyejukkan kalimatnya.

10


Profil

SPEKTRUM | Edisi September 2014

dr. Christina Olly Lada, M.Gizi

Name Place, BOD Hobby Home Adress Email Adress Occupation

: Christina Olly Lada, MD. M.Sc, Nutrition : Kupang, April 8th, 1972 (42 years old) : Travelling, cooking, listening to the music : El Tari I street, Number 23, Kupang 85111, East Nusa Tenggara Indonesia : Christina_o_l@yahoo.com : Lecturer of Medical Faculty at Nusa Cendana University and And a Medical Degree . Father’s Name : Alm. dr. Derven J. Lada, SKM, S.Th Mother’s Name : Yohana H. Lada- Sitta, S.Th Husband’s Name : Enrico I. Polla,SE Children’s Name : 1. Marvel A. Polla 2. Magna G. Polla 3. Sharon A. Polla Education Histories :1. 1997, Garduated from Medical Faculty at Indonesia Christian University, Jakarta 2. 1999, Graduated as General Practitioner from Medical faculty at Indonesia Christian University, Jakarta 3. November 24th, 2008; Obtaining a Master of Science in Nutrition form Medical Faculty at University of Indonesia, Jakarta 4. 2014, programe of doctoral degree from Medical Faculty at University of Indonesia, Jakarta (Now) Last of achievement : Amazing of lecturer at Medical School-University of Tasmania Occupation Histories : 1. A Doctor at Yayasan Harapan Bangsa (Petamburan Jakarta) 2. Work at Dept. Health Claim-Asuransi Kesehatan Sinar Mas, Jakarta 3. Volunteer of Obor Berkat Indonesia 4. a Doctor at Puskesmas Oebobo, Kupang City Publication Journal :1. Peran Peptida-YY dalam Pengaturan Asupan Makanan pada Penderita Obesi tas. Jurnal pangan, Gizi dan Kesehatan Tahun I, Vol. 1, No. 1 April 2009. ISSN : 2085-2371. Artikel halaman 50-58. 2. Peran Isoflavon Kedelai sebagai anti oksidan pada pencegahan peroksidasi lipid. Buletin Leguminosae. Tahun I, Vol. 16, No.Ia. Edisi Khusus April 2009. ISSN : 0854-8544, Artikel halaman: 10-22 3. Kajian Jenis-jenis Penyakit Infeksi dan Lamanya Perawatan Bagi Balita Penderita Gizi Buruk di Panti Rawat Gizi Panite Kabupaten Timor Tengah Selatan.Media Kesehatan. Vol. 02, No. 02 Dr. Christina Olly Lada, M. Gizi atau yang biasa disapa dr. Christin ini merupakan sosok dosen yang baik, tegas, dan penyayang. Menyandang gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) tahun 1999 dan gelar Magister Gizi didapat dari Universitas Indonesia tahun 2008. Saat ini beliau sedang menempuh studi doktoralnya di Universitas Indonesia. Dosen berwajah cantik, ramah dan berjiwa muda ini merupakan sosok dosen yang di idolakan mahasiswa karena ditengah kesibukannya sebagai Pembantu Dekan 2 FK Undana dan dosen FK Undana, beliau tidak lupa akan keluarganya dan tetap menjadi ibu yang bertanggung jawab untuk anak-anaknya. Dr. Christin yang memiliki sifat keibuan ini juga aktif sebagai pembina di berbagai kegiatan kemahasiswaan sehingga hubungan beliau dengan mahasiswa terbilang sangat akrab. Beliau biasanya mengajar sebagai dosen mata kuliahnya gizi.

11


Profil

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Senioritas yang Terjadi pada Mahasiswa Baik Pada Zaman Dulu dan Sekarang Serta Kepentingannya.....

Pada zamannya dokter ketika masih kuliah, belakang pendapat pribadi saya; bahwa sistem senbagaimana sih senioritas yang terjadi disana? ioritas dalam arti dan pelaksanaan yang positif dan bermanfaat; masih sangat penting. Namun har us tetap ada unsur take and give; seperti contoh pada Pada saat kuliah dokter umum: sistem sen- almamater saya; adik kelas harus menghormati kaioritas di institusi almamater sangat kental. Di ting- kak kelasnya, namun sang kakak memberikan bimbkat universitas, ada masa pengenalan kampus yang ingan, perlindungan dan motivasi untuk adiknya sesalah satu tujuan kegiatannya adalah memperkenal- hingga berhasil dalam studi. Jika sekarang institusi kan sistem senioritas, setelah program universitas, pendidikan (seperti STIP, atau IPDN) menerapkan ada program fakultas yang lebih spesifik pada senioritas dalam arti yang negatif dan berlebihan penekanan senioritas ini. hingga kekerasan fisik, tentunya ini suatu pelangEntah sejarahnya dimulai kapan atau dari garan yang tidak boleh terjadi. mana, namun hampir disemua fakultas kedokteran di Jakarta memberlakukan system senioritas. Namun saya juga mendengar cerita dari ayah saya yang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas UI, Pendapat dokter mengenai perbandingan senioritas sekitar tahun 1960 sistem senioritas ini juga diperke- yang terjadi ketika zaman dahulu ketika dokter masih kuliah dengan zaman sekarang? nalkan ke mahasiswa baru, Khusus di almamater saya tujuan memperkePada jaman dulu ketika saya sekolah sistem nalkan dan memberlakukan sistem senioritas adalah agar mahasiswa baru mengenal kakak kelasnya, senioritas ini memberikan dampak yang positif termenjalin komunikasi dengan landasan saling men- hadap mahasiswa baru, semua mahasiswa yang sengahargai karena adanya perbedaan usia (sejalan ior dan yunior saling mengenal dan ada rasa perdengan budaya timur, yang muda menghormati yang saudaraan. Kekerasan fisik tidak ada, walaupun usia lebih tua), sang kakak kelas ikut membimbing proses perkenalan mahasiswa baru melalui tahap adik kelas, memberikan dukungan moril untuk yang tidak menyenangkan. Pada saat saya baru masuk Fakultas Kedokkeberhasilan studi, bila ada kegiatan keluar fakultas, teran UKI, kami satu angkatan ada 100 orang. seperti bakti sosial, ujian negara (karena FK UKI Kegiatan pengenalan kampus dikemas sedemikian adalah FK Universitas swasta, jaman saya studi, harupa, kami harus dating setiap hari (kecuali hari rus mengikuti ujian Negara ke FK Universitas Negeri lainnya); kakak kelas akan membantu mem- Minggu) selama 10 hari. Kegiatan dimulai jam 5 berikan arahan, latihan ujian, atau ikut melindungi pagi hingga 5 sore. Tidak boleh terlambat. Pada saat itu kami diberikan latihan keterampilan dan adik kelas saat melaksanakan kegiatan sosial. Kegiatan pembimbingan untuk studi dil- pembekalan materi. Latihan keterampilan berupa aksanakan dengan pola mentor. Namun kakak kelas P3K. Namun disetiap sesi materi dan latihan terselip yang bukan mentor juga ikut memberikan bimbingan kegiatan pengenalan terhadap senior, yang dikemas belajar, dan lainnya (seperti yang disampaikan di dengan baik, sehingga tidak ada kekerasan fisik dan atas). Jika sang adik kelas sudah selesai studi (lulus tujuan positifnya tercapai. Pada jaman sekarang; kegiatan semacam ini dokter), kakak kelas akan membantu membuka peludi hampir semua FK tidak diperbolehkan lagi; ang atau kesempatan kerja, entah itu sebagai dokter artinya boleh ada pelatihan keterampilan, tetapi tidak praktek swasta (di kota besar praktek dokter umum banyak pesaingnya), dokter perusahaan, dokter boleh ada pengenalan terhadap senior, karena akan ada kekerasan fisik yayasan dan sebagainya. Sistem senioritas juga dikuatirkan membuat ikatan alumni yang peduli dengan almama- (diselewengkan). Pada institusi pendidikan tertentu; tradisi ter juga semakin kuat. senioritas dan perkenalan dengan senior berujung kekerasan fisik bahkan korban jiwa atau kematian Menurut dokter, senioritas itu penting apa tidak? Budaya timur atau budaya Indonesia yang yang nampaknya hal ini mencoreng kegiatan diajarkan untuk menghormati (dalam arti luas dan pengenalan senior yang berjalan baik dan berpositif) orang yang lebih tua usianya menjadi latar manfaat di institusi lainnya.

12


Profil

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Menurut dokter Christin, bagaimana senioritas mempunyai pesan moral tentang hidup bersama un(antara senior dan junior) yang ada di FK Undana? tuk mencapai tujuan yang mulia. Budaya ini harusnya dipertahankan karena memang ini salah satu ciri khas masyarakat Indonesia dan asia umumnya yang sangat berbeda dengan Tradisi senioritas di FK UNDANA tidak termasyarakat barat. Senioritas di kampus juga harus lalu terlihat; bahkan pernah ada adik angkatan yang dipisahkan dengan bullying atau kekerasan fisik baru masuk hendak beradu fisik dengan kakak keberkedok senioritas, yang sebenarnya kedua hal ini lasnya. Hal ini memang tidak digalakkan dan tidak mempunyai esensi moral yang sangat berbeda. direncanakan apalagi dilaksanakan, karena mungkin Tidak ada salahnya menghargai orang yang untuk menghindari kekerasan fisik. usianya lebih dari kita, sekalipun prestasi akadeNamun sebagai dosen, saya melihat tradisi miknya tidak sehebat kita, namun saya percaya ada senioritas di FK UNDANA seharusnya dibangun banyak sisi positif yang bias diteladani dari orang dan dibina (tentunya dengan arahan dan pengawasan tersebut, dilain pihak sebagai kakak atau orang yang dosen) untuk dilaksanakan secara turun temurun lebih tua, wajib memberikan perhatian, melindungi agar ikatan persaudaraan dengan tujuan positif dapat dan membimbing adik kelasnya, agar berhasil dalam terjalin dan alumnus mempunyai rasa memiliki alstudi dan lulus dengan rasa percaya diri sebagai mamaternya. seorang dokter yang cakap, bertanggungjawab dan siap melayani masyarakat Saya berharap, seiring dengan upaya memHarapan dr. Christina mengenai senioritas di FK pertahankan senioritas dalam dinamika kekerabatan Undana dan FK yang lainnya? di fakultas kedokteran maka dengan sendirinya Harapan saya tentang senioritas di FK UN- ikatan kekeluargaan antar peserta didik, peserta DANA dan FK lainnya agar ditumbuhkan kembali didik-alumnus, peserta didik-dosen, dan seterusnya budaya ini dengan cara positif, bermartabat dan kre- akan terjalin dengan harmonis. Bukankah ajaran hikmat mengatakan bahwa atif; sesuai dengan budaya timur yang menghargai orang yang usianya lebih tua. Senioritas juga menja- jika anggota keluarga hidup rukun, maka berkat akan ga kekeluargaan, saling memperhatikan, dan melimpah, tercurah bagi keluarga tersebut

13


SPEKTRUM | Edisi September 2014

Infokes

MERS CO V MENGHANTUI JEMAAH HAJI APAKAH PENYAKIT INI BERBAHAYA? Rizky Mooy – FK Universitas Nusa Cendana 2011

Gambar: Virus Corona penyebab Middle East Respiratory Syndrom(MERS)

Guys, menyambut musim haji yang datang sebentar lagi, info kesehatan kali ini akan membahas tentang Middle East Respiratory Syndrome atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah yang lebih dikenal dengan MERS. MERS ialah salah satu penyakit pada sistem respirasi yang disebabkan oleh coronavirus (MERS-CoV). Coronavirus adalah keluarga virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan dengan gejala flu biasa sampai pada gejala yang berat seperti pada kasus Severe A cute Coronary Syndrome (SARS). Kasus MERS pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi. Lebih dari 635 kasus yang dilaporkan kepada W orld Health Organization (WHO) sampai dengan Mei 2014. Center for Disease Control and Prevention (CDC) menafsir bahwa 30% dari penderita MERSCoV dilaporkan telah meninggal. WHO menyatakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hewan, terdapat hubungan yang erat antara MERS-CoV yang ditemukan dalam unta dan MERS-CoV yang ditemukan dalam manusia yang tinggal di daerah geografis yang sama dengan sang unta (Mesir, Oman, Qatar, dan Arab Saudi).Seperti pada penelitian Chu dan kawankawan yang dipublikasikan jurnal Emergency Infected Diseasepada Juni 2014 yang menyatakan bahwa gen virus pada spesimen nasal swab unta sama

dengan gen MERS-CoV pada serum manusia yang terinfeksi. Kasus MERS yang kebanyakan ditemukan pada orang-orang yang kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produk dari hewan terinfeksi yang belum diolah turut mendukung penelitian di atas.Diduga transmisi MERS-CoV ke manusia dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Penelitian lain yang juga dipublikasikan pada Juni 2014 oleh jurnal Emergency Infected Disease menyimpulkan bahwa manusia terinfeksi MERSCoV setelah terpapar oleh unta yang terinfeksi. Penelitian tersebut dilakukanoleh Memish A. Ziad dan kawan-kawan.Penelitian ini dilakukan pada pasien Rumah Sakit Universitas King Abdul Aziz yakni seorang peternak laki-laki berusia 43 tahun yang memiliki riwayat merawat sembilan unta yang sakit di peternakannya pada awal Oktober 2013 hingga 27 Oktober 2013 ketika pasien mengeluhkan gejala awal.Sang pasien memiliki riwayat pajanan dengan unta kurang lebih sembilan jam dalam seminggu.Pasien tidak membersihkan tempat susu unta, namun secara rutin memberikan susu bagi sang unta. Penelitian tersebut mendukung hipotesis bahwa infeksi MERS-CoV pada manusia dapat diperoleh langsung dari unta. Sementara itu, penelitian tentang rute transmisi MERS-CoV masih terus dilakukan.

14


Infokes Infeksi MERS-CoV umumnya muncul dengan tanda dan gejala seperti pneumonia, tetapi juga dapat berkomplikasi menjadi gagal ginjal. Gejala yang paling umum ialah demam, batuk dan kesulitan bernapas, sedangkan gejala lain seperti diare juga dapat muncul pada pasien-pasien imunosupresi. Faktor-faktor yang dapat mempermudah seseorang terinfeksi MERS antara lain riwayat penyakit kronis yang dimilikinya seperti penyakit jantung kronis, diabetes mellitus, penyakit ginjal, dan penyakit paru kronis. WHO telah mengeluarkan kuesioner penuntun untuk membantu menegakkan diagnosis MERS sekaligusmengumpulkan informasi tentang faktor risiko MERS yang berguna dalam penelitian.Sampai saat ini belum ditemukan vaksin MERS-CoV sehingga pengobatan yang dilakukan pada penderita MERS-CoV hanyalah pengobatan simptomatis dan didasarkan pada kondisi klinis pasien. Seiring dengan belum ditemukannya vaksin dan pengobatan yang tepat, para peneliti masih terus melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi yang pasti mengenai patogenesis dan perjalanan MERS itu sendiri. Pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari infeksi MERS-CoV diantaranya menghindari kontak dengan orang yang positif terinfeksi MERS-CoV atau sumber infeksi lainnya yakni unta. Langkah-langkah efektif yang umumnya dilakukan ialah menjaga kebersihan tangan yang baik, menghindari konsumsi makanan mentah atau daging setengah matang, hindari juga untuk meminum air yang tidak dimasak. Jika muncul gejala-gejala MERS saat berpergian ke Timur Tengah,segera lakukan pemeriksaan yang lengkap di rumah sakit terdekat. Pencegahan lainnya ialah menghindari berpergian ke Timur Tengah apabila memiliki riwayat penyakit kronis dan berisiko tinggi untuk terinfeksi MERS. MERS-CoV yang awalnya ditemukan di Arab Saudi kini telah menyebar dengan cepat ke beberapa negara di Timur Tengah, Eropa, Asia, bahkan Amerika. Negara-negara yang melaporkan positif kasus MERS-CoV antara lain Yordania, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yaman, Perancis, Jerman, Yunani, Italia, Inggris, Tunisia, Mesir, Malaysia, Filipina dan Amerika Serikat. Sementara itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiah Mboi menegaskan bahwa tidak ada penderita MERSCoV sampai Mei 2014 di Indonesia. Menurut

15

SPEKTRUM | Edisi September 2014 Nafsiah, 31 orang yang diduga terkena MERS sudah diperiksa namun semuanya negatif. Sementara itu, pemerintah terus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah MERS. Kementrian kesehatan telah meningkatkan kesiapsiagaan di point of entry untuk mendeteksikesehatan para jemaah baik haji maupun umroh saat kembali ke Tanah Air, melalui penyebaran Health A lert Card (HAC), pemasangan leaflet dan banner di 49 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), termasuk 13 KKP Embarkasi. Pemerintah Indonesia secara serius memperhatikan masalah MERS-CoV karena banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Arab Saudi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) maupun WNI yang sedang menjalankan ibadah umroh. Pencegahan terhadap MERS-CoV harus kian digalakkan meskipun ada opini bahwa MERS sepertinya tidak memiliki dampak dan bahaya yang besar seperti SARS beberapa tahun silam. Penelitian-penelitian tentang perjalanan penyakit oleh WHO harus didukung pula oleh sosialisasi dan edukasi tentang bahaya MERS-CoV dan langkah-langkah efektif pencegahan serta diagnosis dini MERS-CoV. Pemerintah Indonesia juga harus terus meningkatkan kewaspadaan bagi WNI yang akan berpergian ke Timur Tengah maupun pulang dari Timur Tengah karena bahaya kematian menanti di ujung infeksi MERSCoV. Apalagi Musim haji sudah didepan mata.




ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Direct Meeting dan Rakornas BPN-ISMKI 2014

Bersama Membangun Kebersamaan dan Kekompakan antar Pengurus Emirza Nur Wicaksono (FK Universitas Islam Sultan Agung 2010)

Gambar: Foto bersama Pengurus Harian Nasional BPN-ISMKI bersama perwakilan pengurus ISMKI Badan Pers Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BPN-ISMKI) bersama Lembaga Pers Mahasiswa Medical Torch Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (FK Unsoed) mengadakan Direct Meeting (DM) dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang dilaksanakan 20-22 Juni 2014 lalu bertempat di Aula FK Unsoed, Purwokerto. Acara yang mengambil tema “Bersama Menyatukan Langkah Mewujudkan BPN ISMKI yang Kritis, Aspiratif, Kreatif, dan Inovatif� ini diikuti 15 orang delegasi Pengurus Harian Nasional (PHN) BPN-ISMKI yang berasal dari seluruh penjuru tanah air, Indonesia. Selain diikuti 15 orang PHN BPN-ISMKI, acara juga dihadiri beberapa pengurus ISMKI seperti Sekretaris Jenderal ISMKI, Rais Reskiawan, Wakil Sekretaris Jenderal Internal ISMKI, Abdurrahman Hadi, dan Sekretaris Wilayah 3 ISMKI Fachrurozy Irsyad. Penampilan Tari Saman dari UKM Saman FK Unsoed mengawali kemeriahan W elcoming Party sekitar pukul 20.00 WIB. Acara disusul dengan sambutan-sambutan dari Presiden Mahasiswa FK Unsoed, Direktur Medical Torch, Direktur Utama BPN-ISMKI, serta Sekretaris Jenderal ISMKI. Delegasi juga disugugkan penampilan medical choir dan penampilan akustik dari mahasiswa FK Unsoed. Welcoming Party ditutup secara simbolis dengan pecah kendhi yang dilakukan oleh Direktur Utama BPN-ISMKI Maria Megilda Bosri yang menandai dimulainya acara Direct Meeting dan Rakornas BPN -ISMKI. Setelah W elcoming Party selesai, sekitar

pukul 22.00 WIB acara dianjutkan dengan musyawarah PHN untuk mengevaluasi kinerja BPNISMKI yang telah dilaksanakan selama 3 bulan. Rapat diawali dengan presentasi masing-masing divisi dan disusul diskusi yang berlangsung alot membahas kendala yang dialami dari masing-masing divisi, seperti masalah komunikasi antar PHN, komunikasi BPN-ISMKI dengan anggota, permasalahan database, minimnya tendensi, minimnya partisipasi institusi untuk terlibat dalam majalah Spektrum, kejelasan program kerja divisi Litbang, sampai masalah keuangan. Musyawarah ditutup pukul 00.30 WIB. Keesokan harinya acara dilanjutkan dengan upgrading yang diisi oleh Agus Setianto, S.Si dan Yudhis Fajar mengenai pers dalam pergerakan mahasiswa. Menurut Agus Setianto, dimana pers dahulu sebagai corong politik dari berbagai partai seperti PKI, SI, dan PNI. Pers berfungsi sebagai media masa, propaganda, dan pencerdasan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Agus juga berpesan bahwasanya yang dibutuhkan dari pers mahasiswa hanya bagaimana meningkatkan minat mahasiswa untuk menulis. Sedangkan menurut Yudhis Fajar, pers mahasiswa berbeda pada media pers profesional. Pers mahasiswa adalah pers yang idealis, netral, dan bebas kepentingan dan harus dipertahankan dalam memberikan pencerdasan kepada masyarakat. Setelah acara Upgrading selesai, peserta sejenak melakukan istirahat sholat makan dan mempersiapkan materi untuk musyawarah dengan ISMKI.Siang harinya acara dilanjutkan den-

18


ISMKI dan Organisasi -gan perwakilan ISMKI. Dalam musyawarah ini, masing-masing divisi mempresentasikan program kerjanya beserta kendalanya seperti, program Pelatihan Jurnalistik Nasional (PJN) yang belum bisa dilaksanakan tahun ini karena banyak permasalahan dari Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala. Mulai dari kuota yang ditetapkan dari FK Unsyiah minimal sejumlah 70 yang tidak disanggupi oleh BPN-ISMKI, hingga keuangan BPN -ISMKI yang terbatas untuk penyelenggaraan acara tersebut. Kemungkinan akan dilakukan lomba jurnalistik atau acara setara PJN seperti pelatihan jurnalistik lokal yang diselenggarakan tiap institusi secara serentak dan terstandar. Selain itu, dalam musyawarah ini, dibahas pula masalah kurang baiknya koordinasi antara BPN-ISMKI dengan ISMKI dalam rubrik ISMKI yang ada di majalah Spektrum, dan mengenai kejelasan produk jurnalistik yang diterbitkan oleh ISMKI diluar majalah Spektrum. Menanggapi masalah tersebut, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Internal ISMKI, hal ini bisa dibicarakan lebih lanjut di Rakornas ISMKI bulan September mendatang untuk mencari akar permasalahanya dan dicarikan jalan keluar supaya tidak ada tumpang tindih antara program kerja BPN-ISMKI dengan program kerja ISMKI. Perlu ada kesepakatan hitam diatas putih bermaterai yang ditanda tangani dua belah pihak. Setelah musyawarah selesai dilanjutkan dengan pembahasan mengenai isu Dokter Layanan Primer dan kaitanya dengan AFTA 2015 nanti yang masih kontroversi. Malam harinya acara Farewell Party menutup serangkaian Direct Meeting dan Rakornas BPNISMKI. Peserta disuguhkan dengan penampilan akustik dari FK Unsoed, stand up commedy, dan tarian suka-suka senggol yang dipimpin oleh Maria Megilda Bosri, Dirut BPN-ISMKI. Acara resmi ditutup secara simbolis dengan pemotongan tumpeng oleh Direktur Utama BPN-ISMKI dan pemutaran video dokumentasi acara DM dan Rakornas dari mulai W elcoming Party sampai dengan Farewell Party. Sebelum peserta kembali ke daerah masingmasing di kesokan harinya, peserta diajak mengunjungi beberapa tempat di Purwokerto seperti Baturraden, dan pusat oleh-oleh khas Banyumas. Acara DM dan Rakornas ini membawa kesan tersendiri, terutama dari para Pengurus Harian Nasional, hal ini terlihat dengan rasa kekeluargaan

19

SPEKTRUM | Edisi September 2014 dan kekompakan yang terjalin antar sesama pengurus yang selama ini hanya berinteraksi lewat media Line. “Ini adalah DM pertama saya sejak bergabung dengan BPN-ISMKI, saya sangat antusias sekali untuk menghadiri DM di FK Unsoed Purwokerto, bertemu dengan teman-teman dari seluruh Indonesia, awalnya saya masih malu-malu, namun selanjutnya saya bisa menyesuaikan. seru banget! Harapanya kegiatan ini kedepan dilaksanakan waktu temanteman sudah menyelesaikan kegiatan perkuliahan, seperti bulan Juli sehingga semua PHN bisa hadir, selain itu waktu DM diperpanjang soalnya 3 hari 2 malam saya rasa sangat kurang sekali� Ujar Tios, Wakil Ketua Divisi Litbang, mahasiswa FK Undana Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Gambar: Musyawarah Divisi Spektrum BPN-ISMKI dengan Wasekjen Internal ISMKI


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

REGIONAL MEDICAL OLYMPIAD ISMKI WILAYAH 1

Deborah Natasha. (FK Universitas Lampung 2012) Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 1 bersama Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (FK UMI) menggelar Regional Medical Olympiade (RMO) 29 Mei 2014 – 1 Juni 2014 lalu. RMO dikuti oleh 52 tim dari 16 institusi pendidikan dokter dari seluruh daerah Sumatera. Adapun lomba-lomba yang terdiri dari empat cabang ilmu (Genitourinary - Reproductive, Gastroenterohepatic – Endocrine, Cardio – Respiratory, dan Neurology)

umpulkan kembali di aula sore harinya untuk diumumkan tiga tim yang akan masuk ke babak final.

Babak final sendiri terdiri dari dua penilaian yaitu SOCA dan LCT. Tim-tim yang masuk final tampak bersemangat menunggu kasus yang akan dipresentasikan saat Ujian berlangsung dari pukul 13.30 WIB sampai 17.30 WIB. Sebelum ujian dimulai, para delegasi dikarantina terlebih dahulu. Setelah babak final selesai, akhirnya para delegasi diantar kembali ke hotel untuk mempersiapkan diri mengiPada babak penyisihan, selama 105 menit, kuti Closing Party. semua peserta langsung fokus pada soal dan lembar Closing Party diikuti antusias oleh seluruh jawaban yang ada di hadapan mereka. Masing- delegasi dan panitia karena banyak penampilan dari masing peserta sibuk berdiskusi dengan teman satu masing-masing delegasi yang sangat mengundang timnya. Setelah waktu habis, para delegasi diberikan sorakkan dan tepuk tangan. Beragam penampilan waktu istirahat hingga waktu Seminar. Seminar yang diberikan para delegasi, antara lain nyanyian, selesai pukul 19.00 WIB. tarian, stand-up comedy, pantun dan akustik. Acara Keesokan harinya, para lima tim yang berhasil ditutup pukul 23.30 WIB, dengan pengumuman lolos setelah babak penyisihan mejalani perlombaan pemenang yang diumumkan oleh Steering Commitdi babak semifinal yang terdiri dari dua penilaian tee ISMKI. FK USU tampil sebagai juara umum dan diikuti oleh lima tim dengan skor MCQ teratas. RMO 2014. Pertama, OSPE yang mencakup berbagai bidang ilmu seperti Anatomi, Histologi, Patologi Anatomi, Mikrobiologi dan Parasit. Kedua, OSCE yang menuntut keterampilan skill lab dari tiap delegasi. Sementara tim-tim yang tidak masuk dalam babak semifinal mengikuti acara rekreasi yang telah dipersiapkan oleh panitia. Kompetisi menjadi lebih ketat dan seluruh tim mengerahkan daya dan keterampilan seoptimal mungkin untuk memperoleh skor yang maksimal. Lima tim yang telah mengikuti babak semifinal dik-

20


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

SCHOOL OF KASTRAT 2014 “Action Or Nothing” Yoga Ramadhan (FK Universitas Trisakti 2012)

Gambar: Foto bersama Delegasi SOK 2014 bersama Wakil Dekan III FK Universitas Trisakti Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat Indonesia ! Kalimat yang selalu di agung-agungkan di kalangan mahasiswa dan menggambarkan begitu pentingnya peranan mahasiswa bagi rakyat Indonesia. Faktanya, dewasa ini sudah terjadi pergeseran paradigma, mahasiswa kaum intelektual dan Guardian value yang di percaya menjaga nilai-nilai kebeneran kini sepertinya telah luntur. Sebuah lingkungan dan kondisi yang begitu nyaman yang telah meninabobokan kita, sehingga kita semua lupa kita berasal dari mana dan berada untuk apa. Begitu banyakanya permasalahan di sekitar kita dan menuntut kita membuka mata dan menggerakan hati nurani kita. Permasalahan terbaru yang menyangkut hajat orang banyak adalah terkait Sistim dari Pelayanan Kesehatan atau yang saat ini kita sering dengan dengan SJSN-BPJS yang telah berlaku sejak 1 Januari 2014 lalu. Pelayanan Kesehatan merupakan hak setiap rakyat Indonesia dan merupakan impian bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang holistik. Maka sejak 1 Januari 2014 pemerintah memberlakukan sebuah kebijakan yang merupakan solusi permasalahan tersebut. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebuah sistim baru yang bertujuan menjamin kesejahteraan masyrakat Indonesia dalam aspek sosial, Namun begitu banyak permasalahan terkait sistim baru ini yang berdampak pada banyak aspek seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial dan politik. Tentunya kita sebagai generasi muda tidak bisa tinggal diam melihat permasalahan yang ada pada sistim ini, apa lagi mengingat posisi kita

21

sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya akan menjadi dokter dan merupakan komponen terpenting dalam sistim JKN ini. Namun, kita memerlukan ilmu dan bekal-bekal untuk melakukan perubahan pada sistim ini.Mahasiswa yang kritis, kemampuan untuk menelaah dan mampu memberikan solusi konkrit terkait permasalahan yang ada sangatlah dibutuhkan. Adanya kegiatan School of Kastrat 2014 di yakini merupakan wadah yang tepat untuk memenuhi hal tersebut.

School of Kastrat di selenggarakan oleh BEM FK Universitas Trisakti dan ISMKI wilayah 2 dan bertema kan “Action or Nothing”. It’s our time to act and give the change, terlalu bosan dengan kondisi yang statis dan minim akan perubahan. Maka tahun ini di harapkan mahasiswa kedokteran yang tergabung ISMKI Wilayah 2 dapat memberikan perubahan yang nyata bagi bangsa in. School of Kastrat kali ini di adakan selama 2 hari, dimana hari pertama pemberian pembekalan terkait kompetensi bidang Kajian dan Strategi seperti materi pergerakan mahasiswa, kajian, manajemen aksi, publik speaking, manajemen isu, propaganda dan analisa kebijakan publik. Di hari kedua-nya mahasiswa terjun langsung ke Rumah sakit dan berdiskusi langsung dengan tenaga medis disana dan puncak acara nantinya akan di adakan diskusi dengan stakeholders (BPJS, Kemenkes dan IDI). Peserta School of Kastrat 2014 setelah lulus tidak hanya berhenti disini, mereka bertanggung jawab juga untuk mengadakan Planning of A ction. School of Kastrat 2014 “Action or Nothing” cause this time to you to be changer.


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

RAKORWIL ISMKI WILAYAH 4 2014

Kami Berbakti Untuk ISMKI Febi Aritonang (FK Unud 2011)

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 4 bersama Fakultas Kedokteran Universitas Al Khairaat, Palu Sulawesi Tengah mengadakan acara rutin tahunan Rapat Kordinasi Wilayah tanggal 19 – 22 Juni 2014. Rapat Koordinasi Wilayah merupakan agenda tahunan, yang mewadahi institusi dan pengurus harian dalam mengevaluasi hasil kinerja selama 6 bulan yang telah disepakati bersama saat MUSKERWIL dibulan Januari lalu dan sekaligus dapat mengucapkan tagline penyemangat bersama “Kami Berbakti untuk ISMKI”, yang selama ini hanya dilakukan melalui media sosial. Rakorwil ber tema “Perwujudan Kesatuan Koordinasi ISMKI Wilayah 4 Berlandaskan Kebersamaan, Aksi, Militan Dan Inovatif” dihadiri oleh 13 institusi dan total keseluruhan delegasi mencapai 33 orang. Selain itu, juga hadir Sekretaris Jenderal ISMKI Rais Reskiawan untuk memberikan Upgrading terkait kinerja internal ISMKI baik wilayah maupun nasional. Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, delegasi melakukan kunjungan ke salah satu Sekolah Dasar yang ada dikota Palu. Dalam kunjungan itu delegasi berkenalan dengan murid-murid dan bercanda dengan mereka, tentunya tujuanya tidak hanya datang untuk bercanda, namun mengajarkan cara mencuci tangan dengan nyanyian biar mempermudah ingatan mereka, luar biasanya mereka sudah tidak asing lagi dengan nyanyian dan langkah mencuci tangan itu. Mereka begitu sangat antusias terlihat dari yang mengajukan tangan untuk menuntut teman-temannya dalam melakukan cuci tangan dan delegasi pun tak lupa mengapresiasikan keberanian murid-murid yang berani menuntun te-

man–temannya untuk melakukan cuci tangan. Selain itu, mereka juga diajarkan cara menyikat gigi yang benar dan dibagikan stiker untuk menandai kebiasan mereka menyikat gigi pagi dan malam. Kegiatan diakhiri dengan melakukan foto bersama. Rakorwil kali ini dihadiri Prof. Dr. dr. Irawan Yusuf, PhD yang menyempatkan waktunya untuk memberikan kuliah umum mengenai Dokter Layanan Primer (DLP) dan juga dihadiri dr. Arsita Pujiraharjo selaku Manajer Eksekutif HPEQ untuk berdiskusi dengan delegasi terkait Dokter Layanan Primer (DLP). Dalam materi ini delegasi berdiskusi banyak terkait Dokter Layanan Primer (DLP) beliau menegaskan untuk semua lulusan yang dihasilkan fakultas kedokteran adalah dokter yang akan dapat menempati layanan primer dan berbasis dokter keluarga. Sedangkan dr. Arsita, menekankan kepada seluruh calon lulusan kedokteran, untuk dapat memenuhi standar dokter layanan primer, perlu paham betul terkait apa saja kompetensi yang harus dikuasai, tentunya dengan membaca Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Setelah diskusi yang kritis dan menguras tenaga, delegasi diajak oleh panitia untuk melepas penat ke pantai Tanjung Karang, Donggala, Sulawesi Tengah untuk acara Farewell party. Rakorwil ditutup dengan penyerahan cendramata sekaligus pembakaran kembang api yang menambah kemeriahan malam penutupan. Sebelum delegasi pulang ke daerahnya esok hari, diadakan games untuk lebih mempererat kebersamaan. Melalui Rakorwil ini semoga Tuhan selalu mencenderungkan hati kita semua untuk tetap dilingkaran perjuangan demi terwujudnya cita–cita bersama. KAMI BERBAKTI UNTUK ISMKI!

22


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Mencetak Pemimpin lewat NMDP ISMKI 2014

Muh. Alfarisi Sutrisno (FK Unja 2011) dan Tri Hastuti (FK Unimus 2013)

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Jambi mengadakan National Multi Development Project (NMDP) ISMKI berlangsung tanggal 12 Juni 2014 sampai 15 Juni 2014. Acara tersebut merupakan program kerja baru dari bidang Leadership Developent ISMKI yang ditenderkan saat Indonesian Medical Student Summit (IMSS) kedua di Medan lalu. Dibuka secara resmi yang bertempat di aula rumah dinas Gubernur Provinsi Jambi, diawali dengan sambutan dari Muhammad Al Farisi Sutrisno selaku Ketua Panitia Pelaksana NMDP ISMKI, Sekretaris Jenderal ISMKI Rais Reskiawan, Wakil Dekan III Bagian Kemahasiswaan FKIK Universitas Jambi dr. H. Armaidi Darmawan, M. Epid., dan Gubernur Provinsi Jambi: Drs. Hasan Basri Agus, M.M. Selain itu peserta juga disuguhkan penampilan kesenian khas jambi Keesokan harinya, para delegasi menuju ke kantor BAPPEDA Provinsi Jambi untuk mengikuti materi. Materi pertama mengenai Kesehatan Ibu dan Anak, disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moelok, Sp. M (K). Materi kedua mengenai Teknik Pengembangan Masyarakat, disampaikan oleh Asfrianto. Materi selanjutnya dipaparkan oleh Sekjen ISMKI Rais Reskiawan dengan materi filosofi. Setelah itu dilanjutkan dengan briefing penyuluhan dan pemeriksaan di desa untuk hari berikutnya oleh dr. Fadhil, Sp.A dan dr. Firmansyah, Sp.OG. Acara dilanjutkan dengan kegiatan outbond yang bekerja sama dengan TNI AD di Markas Komando Resimen Garuda Putih Kota Jambi. Outbond terdiri dari uji tangkas kemampuan dan team work, untuk mempersiapkan fisik dan team work supaya mampu melakukan penyuluhan dan pemeriksaan keesokan harinya. Pada malam harinya para delegasi melanjutkan mengikuti materi yang tak kalah menarik dari Prof. dr. Ascobat Gani, MPH. DrPH. Beliau menjelaskan bahwasanya sumber kekuatan negara

23

bukan pada sumber daya alamnya, tetapi pada sumber daya manusianya. Selanjutnya motivasi dan pembelajaran mengenai cara menjalankan suatu riset di kemahasiswaan dari dr. Abdul Halik Malik. Kelurahan Legok RT 25 dan RT 36, merupakan desa yang dijadikan sebagai tempat penyuluhan para delegasi NMDP, dimana delegasi melakukan penyuluhan dan pemeriksaan untuk ibu hamil dan balita mengenai KPSP, Pemeriksaan ANC, dan tensi yang penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil dan balita. Pelayanan ANC yang dilakukan oleh peserta dengan bantuan dari Bidan Puskesmas, terdiri dari 5T (Timbang Berat Badan, Tinggi Badan, Tekanan darah, Tinggi fundus uteri, dan Tablet Kalsium dan Vitamin). Pagi selanjutnya, masih seminar mengenai Community Leader yang disampaikan oleh Wakil Walikota Jambi: Bapak Abdullah Sani dan dr. Gamal Al bin Said, yang menjelaskan tentang pemimpin haruslah mendengar dan berani untuk mengambil keputusan yang banyak manfaatnya dibanding mudharatnya sekaligus memberikan suatu bidang tertentu pada ahlinya. NMDP sebagai gagasan yang sangat luar biasa dan mengagumkan dalam membentuk seseorang untuk menjadi pemimpin yang peduli dengan sesama, telah mencetak kader-kader yang tergabung dalam keluarga Batanghari14, yang siap menjalankan amanah dan tanggung jawab mereka. Meskipun singkat, namun pertemuan dan keseruan yang dirasakan oleh para delegasi tak akan pernah terlupakan. NMDP merupakan sebuah ide yang sangat luar biasa dan mengagumkan dalam membentuk seseorang untuk menjadi pemimpin yang peduli dengan sesama. Kini ISMKI mendapatkan sebuah kelurga baru yaitu Batanghari14 yang telah siap untuk menjalankan amanah dan tanggung jawab mereka yang telah mereka buat dalam deklarasi Batanghari14


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

DISKUSI MASA DEPAN UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

Diskusi terbuka antara IDI, AIPKI, ISMKI serta peserta diskusi mengupas tuntas polemik Uji Kompetensi serta solusinya

Pelaksanaan Uji Kompetensi pada tahun 2014 telah dilaksanakan dua kali dengan berbagai polemik. Masa transisi ini ditandai dengan belum sempurnanya peraturan pelaksanaan Uji Kompetensi sehingga menimbulkan perbedaan interpretasi antara stakeholder terkait, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI). Hal ini menyebabkan terjadinya dua kali pelaksanaan Uji Kompetensi, exit exam dan entry exam, dalam satu periode.

UK terpecah menjadi exit exam dan entry exam. Beliau meminta DIKTI mengeluarkan surat keputusan tentang status kelulusan peserta UK. Peserta UK batch Mei akan mendapatkan entry exam berupa assessment seperti peserta UK batch Februari. Assessment ini dilakukan pada ujian yg dilaksanakan oleh KDPI Juni mendatang. IDI akan mempertimbangkan perpanjangan pendaftaran assessment yang akan seharusnya berakhir pada 7 Juni mendatang. Apabila terdapat peserta yang telah memiliki ijazah dipersilahkan langsung mendaftar. Mengenai beredarnya ijazah yang dikeluarkan oleh fakultas kedokteran, Prof. Tri menyatakan bahwa kewenangan mengeluarkan ijazah dimiliki oleh perguruan tinggi. AIPKI tidak memiliki wewenang untuk melarang tersebut. Namun, beliau mengingatkan kembali akan pentingnya UK dan sebaiknya pemangku kebijakan terkait melaksanakan kesepakatan yang ada.

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Indonesia (BEM FKUI) menyelenggarakan diskusi terbuka mengenai Uji Kompetensi (UK). Diskusi ini dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2014 di Aula FK UI. Diskusi ini menghadirkan Ketua PB IDI dr. Zainal, MH.Kes dan Ketua AIPKI Prof. Dr. Med. dr. Tri Hanggono Achmad. Diskusi berjalan selama UK batch Agustus akan dilakukan dengan satu 2 jam dan dimoderatori oleh Sekertaris Jendral pintu, exit exam digabung dengan entry exam. IDI ISMKI Rais Reskiawan, S.Ked. dan AIPKI menyatakan komitmennya untuk Acara dibuka oleh Dekan FK UI Dr. dr. Ratna melaksanakan hal tersebut. UK selanjutnya harus Sitompul, SpM(K). Kemudian acara dibagi menjadi dilaksanakan dengan peraturan yang berlaku, dua sesi yang didahului dengan prolog dari IDI dan mencakup Peraturan Menteri Pendidikan dan AIPKI. IDI dan AIPKI dalam prolognya sepakat Kebudayaan (Permendikbud) dan sinkronisasi bahwa UK merupakan instrumen yang penting antara UU Pendidikan Kedokteran dan UU Praktik untuk menilai kompetensi dokter. Tujuan utama Kedokteran. Untuk itu IDI dan AIPKI akan adalah patient safety. melakukan komunikasi intensif untuk mencari Dalam perkembangannya UK dapat memberi payung hukum pelaksanaan UK di masa transisi feedback bagi institusi pendidikan untuk dan koordinasi UK batch Agustus agar dilakukan memperbaiki kualitasnya. Dr. Zainal menegaskan dalam satu pintu supaya Uji Kompetensi dilakukan bahwa tujuan yang mulia harus dilakukan dengan dengan adil dan tidak merugikan peserta maupun dasar legal yang jelas. Beliau menyebutkan bahwa rakyat Indonesia. IDI dan AIPKI menyatakan sinkronisasi peraturan perundangan yang mengatur komitmennya untuk melakukan UK sesuai dengan UK masih belum ada sehingga menye babkan peraturan yang berlaku dan berjanji bahwa kesulitan dalam penggabungan ujian. Maka dari itu, pelaksanaan UK pada Agustus nanti tidak akan menemui masalah.

24


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Indonesian Medical Olympiad 2014 – FK Universitas Andalas, Sumatera Barat “Menggapai Asa di Ranah Minang” Atya Shabrina Monika (FK Universitas Yarsi 2011)

Gambar: Samsul dan Siti, Maskot IMO 2014, diambil dari cerita Siti Nurbaya Hadir dengan mengangkat tema spesial pada tahun ini “ Dokter Indonesia 2015 – Striving towards AFTA and Post – MDGs” , Indonesian Medical Olympiad (IMO) 2014 kembali hadir di ranah minang tepanya di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Olimpiade kedokteran bergengsi paling ditunggu yang tahun lalu diikuti tak kurang dari 500 orang peserta dan partisipasi lebih dari 47 fakultas kedokteran se – Indonesia. Acara ini Insya Allah akan diadakan tanggal 27 November 2014 – 1 Desember 2014 Tahun ini, IMO hadir dengan jumlah topik yang masih sama dengan tahun lalu, yaitu 6 topik besar kardiologi-respirasi, gastro-entero-hepatologi, neurologi, muskuloskeletal, urologi-reproduksi, dan penyakit infeksi. Car a pendelegasian pun sama dengan tahun lalu, yaitu tiap fakultas berhak mengirimkan maksimal 1 (satu) tim untuk yang terdiri atas 2 (dua) orang mahasiswanya untuk tiap sistem. Apa yang berbeda dari tahun lalu adalah diterapkannya babak semifinal yang ter dir i atas MCQ (Multiple Choice Questions) dan OSPE (Objective Structured Practical Examination) . Selain menghadirkan olimpiade, IMO tahun ini pun akan mempersembahkan seminar – seminar dengan topik dan pembicara yang tak kalah dahsyat dan hebatnya untuk diikuti oleh para peserta. Selain itu ada juga Province Tour ke objek – objek wisata di Sumatera Barat yang dijamin dengan keelokan panorama dan makanannya yang lezat.

25

So, champions.. register your team, grab your ticket, let’s fight to become a winner in Indonesian Medical Olympiad 2014. We are waiting for you in Ranah Minang, West Sumatera.


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Musyawarah Nasional AMSA 2014 Sambangi “Seuramoe Mekah”

Ahmad Husnul Huluq (FK Unsyiah 2012) dan Quri Meihaerani Savitri (FK UHT 2012)

Gambar: Foto bersama Delegasi Munas AMSA 2014 bersama Gubernur Nangroe Aceh Darussalam Asian Medical Student’s Assocation (AMSA) menyelenggarakan kegiatan tahunan berupa Musyawarah Nasional bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK Unsyiah) yang berlangsung 6 Juni 2014 sampai 8 Juni 2014 lalu. Kegiatan yang mengusung tema Colaborate holding on national comradeship (CHRONIC) ini dihadiri oleh 29 universitas di Indonesia yang memiliki status keanggotan AMSA. Kegiatan dimulai pada pukul 14.30 WIB, dibuka dengan prosesi perkenalan Direktur Rumah Sakit Zainoel Abidin, Dr.dr. Syahrul, Sp.S(K) kepada para kontingen di Aula RSUZA. Hadir juga Gubernur Nangroe Aceh Darussalam, dr. H. Zaini Abdullah. Pada kesempatan tersebut, Zaini Abdullah mengungkapkan hal-hal seputar bagaimana masa depan dokter di Indonesia Para kontingen juga diberikan kuliah singkat mengenai operasi jantung pembuluh darah hybird oleh dr. Yopi Sp.BTKV. Dengan didampingi oleh PJ kelompok dan dokter, para kontingen menyambangi semua bagian departemen atau SMF dan juga mengunjungi pasien -pasien yang terdapat di berbagai bangsal rumah sakit. Agenda hari kedua Munas berlokasi di Kampus FK Unsyiah dengan agenda laporan pertanggung jawaban Executive Board AMSAIndonesia 2013-2014, laporan pertanggung jawaban AMSA-universitas, laporan pertanggung jawaban acara nasional selama satu tahun, laporan pertanggung jawaban acara Internasional EAMSC 2014 South Korea, pembahasan AD/ART, dan kampanye Regional Chairperson AMSA-Indonesia 2014-2015. Laporan pertanggung jawaban pertama yaitu LPJ acara intenasional EAMSC yang berlokasi di Korea Selatan. Kemudian laporan pertanggung jawaban 5 acara nasional yaitu Munas XXVII oleh Universitas Katolik Atma Jaya, Rapat Kerja Nasional oleh Universitas Sebelas Maret,

National Action Event oleh Universitas Indonesia, Indonesia Medical Students’ Training and Competition oleh Universitas Jendral Ahmad Yani, dan National Leadership Training oleh Universitas Brawijaya. Dalam Munas kali ini, Universitas Hang Tuah disahkan sebagai anggota baru setelah pertimbangan dan persetujuan anggota rapat Sore harinya, dimulailah kampanye dari kedua calon Regional Chairperson 2014-2015 yaitu Meutia Rahmah dari Universitas Padjajaran dan Abdi Marang Gusti Alhaq dari Universitas Gadjah Mada. Kedua kandidat mempresentasikan visi, misi, serta program mereka selama satu periode kepengurusan dengan baik. Acara dilanjutkan dengan Farewell Party pada malam harinya dengan penampilan tari-tarian daerah serta pemutaran video yang berisi dokumentasi Musyawarah Nasional dari awal hingga farewell party. Sidang dilanjutkan pada hari Minggu dengan agenda pemilihan Advisory Board 2014-2015 serta kampanye lanjutan dari kandidat Regional Chairperson dan pemilihan. Dari pemilihan Advisoy Board dipilih 5 orang anggota yang terdiri dari Regional Chaiperson dan General Secretary sebelumnya, dua Executive Board dari periode kepengurusan sebelumnya, dan satu orang Representative universitas. Rapat dilanjutkan dengan musyawarah pemilihan Regional Chairperson 2014-2015 dan ditetapkanlah Abdi Marang Gusti Alhaq sebagai Regional Chairperson 2014-2015. Garda Widhi Nurraga selaku Regional Chairperson sebelumnya menyerahkan bendera AMSA sebagai simbol penyerahan kepengurusan kepada Regional Chairperson baru serta menandatangani berita acara. Selepas rapat peserta mengikuti city tour. City tour Munas kali ini mengunjungi 3 tempat di aceh yaitu Museum Tsunami, PLTD Kapal Apung, dan Pantai Lampuuk. Acara diakhiri dengan foto bersama delegasi di Pantai Lampuuk Banda Aceh.

26


ISMKI dan Organisasi

SPEKTRUM | Edisi September 2014

MUSYAWARAH NASIONAL XII DAN JAMBORE NASIONAL XVIII PTBMMKI Gisti Respati Riyanti(FK UNS 2011)

Musyawarah Nasional XII dan Jambore Nasional XVIII merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI). Tahun ini, Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) Vagus mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumahnya. Kali ini merupakan kali kedua PMPA Vagus menjadi tuan rumah, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah Jamnas PTBMMKI pada tahun 2000. Munas XII Jamnas XVIII PTBMMKI kali ini diikuti oleh 126 peserta yang berasal dari 42 TBM dari seluruh Indonesia. Acara ini diadakan pada 2128 Juni 2014 yang berlokasi di Solo kota dan sekitarnya. Dalam Munas kali ini Abdullah Azzam dari TBMM Humerus, FK Universitas Islam Indonesia terpilih menjadi ketua PTBMMKI periode 2014/2015. Acara dibuka dengan Welcoming party yang diadakan pada 21 Juni 2014 di Balai Tawang Arum, Balaikota Surakarta dengan tema “Solo Kota Budaya”. Sesuai dengan temanya, disuguhkan budaya Jawa sebagai menu utama. Musik gamelan mengiringi peserta memasuki ruangan, serta tari gambyong, dagelan, dan musik etnik sebagai pengisi acara. Makanan disajikan dengan konsep ‘piring terbang’, dimana makanan akan diantarkan ke tempat duduk tamu masing-masing, seperti budaya acara pesta di Solo. Tidak lupa, pembawa acara pun menggunakan dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dalam memandu acara. Keesokan harinya, peserta mengikuti Simposium Nasional “Emergency 2” dengan mengambil tema “Kegawatdaruratan dari Berbagai Perspektif Ilmu Kedokteran” di Soemarjo Grand Ballroom, Sunan Hotel Solo yang menghadirkan 9 dokter spesialis yang ahli di bidangnya sebagai pembicara. Para dokter tersebut juga merupakan senior dari PMPA Vagus. Simposium ini diikuti oleh kurang lebih 500

27

orang peserta yang berprofesi sebagai mahasiswa, dokter umum, dokter spesialis, serta profesi kesehatan lain. Setelah simposium selesai karena penyelenggaraan Munas Jamnas di Solo kali ini juga bertepatan dengan Solo Batik Carnival, peserta Munas Jamnas diajak untuk menyaksikan pagelaran Solo Batik Carnival. Jambore Nasional ke-18 PTBMMKI diadakan di daerah Tlogo Dlingo pada 25-27 Juni 2014 setelah Munas selesai. Delegasi dibekali materi-materi berbasis kepecintaalaman dan medis yang penting dimiliki oleh Tim Bantuan Medis dengan kerjasama dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan para dokter spesialis yang ahli di bidangnya. Materi yang diangkat seperti Rapelling, V ertical Rescue, Navigasi Darat, Survival, Intoksikasi dan Envenomasi, serta Traumatologi. Selain diberikan materi, juga ada dikompetisi antar wilayah yang dikemas dalam bentuk Lomba Lintas Alam. Terdapat 5 pos dalam perlombaan ini, di mana masing-masing pos berisi uji pengetahuan dan keterampilan tentang materi yang sudah diberikan sebelumnya. Acara Jamnas ditutup dengan malam keakraban serta pengumuman juara Lomba Lintas Alam. Sebelum delegasi pulang ke tempat asalnya pada 28 Juni 2014, delegasi diajak ke beberapa tempat menarik di Solo seperti Museum Sangiran, Istana Mangkunegaran, dan Kampung Batik Kauman. Dan ditutup dalam Farewell Party di Kampoeng Ikan, Lor In dengan tema ‘Diversity in Harmony’ seperti filosofi logo Munas Jamnas kali ini, warna-warni pada gunungan menggambarkan para peserta Munas Jamnas yang berasal dari tempat yang berbeda-beda, dengan karakter yang berbeda-beda pula, namun semua berkumpul bersama di Solo untuk satu tujuan yang sama. Acara farewell party diisi oleh pertunjukkan Perkusi, Vokal Grup, Band, serta ditutup dengan flashmob seluruh peserta dan panitia.


Introduce Us NERVI: WHEN ART AND

SCIENCE BLEND VANNY HUKY LENA (FK UNDANA 2012) & BASTERLITA RUMERE (FK UNDANA 2013)

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) NERVI FK Undana adalah suatu lembaga pers mahasiswa yang dibentuk pada bulan April 2011 oleh angkatan 2009 FK Undana. Awal mula dari terbentuknya LPM NERVI sendiri adalah dari obrolan singkat bersama antar mahasiswa tentang pentingnya pers di kalangan mahasiswa yang digagas oleh Ishak Ndaumanu. Obrolan singkat tersebut kemudian dibawa ke rapat dosen atas dukungan dari dr. Christina Olly Lada, M. Gizi dan drg. Maria L. Raiyon, M. Phill., SpPM. LPM NERVI pun resmi terbentuk dengan produk pertamanya adalah mading, yang diberi nama MediZine. Awal pembuatan mading sendiri merupakan dana ‘kecil-kecilan’ dari para anggota LPM NERVI yang pertama. Mereka memakai papan yang terbuat dari gardus dengan tema perdana mading adalah “First Step”. Mading “First Step” ini di layout dengan latar belakang ‘anak tangga’ yang mempunyai arti: “kita akan memulai dari bawah dan akan naik terus”.

SPEKTRUM | Edisi September 2014 kali pada bulan Februari 2012. Nama NERVI sendiri sarat akan makna, dimana NERVI merupakan bentuk jamak dari nervus atau syaraf yang merupakan salah satu organ penting di tubuh yang peka terhadap stimulus. Sehingga diharapkan, majalah NERVI juga dapat seperti nervus yang peka terhadap segala sesuatu yang diterbitkan dan dipublikasikan. Mottonya NERVI sendiri tercantum dalam majalah NERVI, yaitu “When Art and Science Blend”. LPM NERVI semakin memperkuat identitasnya sebagai pers mahasiswa di FK Undana dengan resmi bergabung menjadi anggota utama BPN-ISMKI pada saat Munas IMSS tahun 2012 lalu. Bukan hanya itu, Maria Megilda Bosri dari LPM NERVI juga diangkat menjadi direktur utama BPN-ISMKI. Sampai sekarang ini produk yang dikeluarkan LPM NERVI ada dua yaitu MediZine dan majalah NERVI. Mading MediZine terbit setiap satu bulan sekali. MediZine berisi tentang kumpulan berita terkini tentang FK, tulisan-tulisan ilmiah mengenai kedokteran, hasil karya dari mahasiswa berupa cerpen dan puisi, galeri foto dan serba serbi tentang fakultas. Sedangkan, majalah NERVI terbit tiap tiga bulan sekali yang isinya berupa tulisan-tulisan dan hasil karya mahasiswa mengenai tema yang diangkat di majalah dan juga memuat informasi tentang kegiatan BEM dan BLM di FK Undana. Kegiatan yang sudah dilaksanakan LPM NERVI yaitu lomba fotografi, Open Recruitment, penjualan coklat dan kirim-kirim surat dalam rangka valentine day dan masih banyak lagi. LPM NERVI juga aktif menjalin relasi dengan LPM-LPM di FK seluruh Indonesia dengan bergabung dalam BPN ISMKI. Setiap tahunnya LPM NERVI mengirimkan delegasinya sebagai PHN BPN ISMKI, mengikuti kegiatan MUNAS, MUKERNAS maupun PJN yang diselenggarakan oleh BPN ISMKI.

Seiring berjalannya waktu LPM NERVI mulai berani untuk mengeluarkan produk kedua yaitu majalah. Majalah NERVI resmi diterbitkan pertama

28


Info Lokal

SPEKTRUM | Edisi September 2014

PESONA KEINDAHAN ALAM DAN ADAT PULAU SUMBA NUSA TENGGARA TIMUR ROBBY ADITYA SURYA (FK UNDANA 2013) DAN EGHA RATU EDO (FK UNDANA 2012) Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah suatu provinsi yang terletak di tenggara Indonesia yang terdiri dari kurang lebih 550 pulau dengan empat pulau utamanya yaitu: Flores, Sumba, Timor, dan Alor. Aneka ragam suku, budaya, adat, dan bahasa yang ada di NTT mempesona wisatawan Indonesia maupun para wisatawan asing. Keindahan alam yang belum terjamah ini menjadi daya tarik wisatawan asing untuk datang berkunjung ke NTT. Salah satu pulau di NTT yang paling menarik hati para wisatawan dunia adalah Pulau Sumba. Pulau Sumba yang mayoritas penduduknya masih menganut kepercayaan animisme atau Marapu ini menyimpan warisan adat yang begitu luar biasa yaitu Pasola. Pasola menjadi salah satu dari 5 festival berkuda paling keren di dunia dan salah satu dari tiga festival budaya di Indonesia yang paling terkenal di mata dunia. Selain festival Pasola, yang tidak kalah menarik dari Pulau Sumba adalah keindahan pantai Nihiwatu. Pantai Nihiwatu yang berpasir putih ini menjadi salah satu dari sepuluh pantai terbaik di Asia, selain itu Pantai Nihiwatu juga

menduduki peringkat ke-17 dari 100 pantai terbaik di dunia. Berikut ini selayang pandang dari Tradisi Pasola dan Pantai Nihiwatu.

Tradisi Pasola Pasola berasal dari kata sola atau hola yang berarti kayu lembing. Dalam konteks ritual, pasola merupakan tradisi perang adat dimana dua kelompok penunggang kuda saling berhadapan, kejar mengejar seraya melempar lembing kayu ke arah lawan. Pasola diselenggarakan sekali dalam setahun

29

yaitu pada permulaan musim tanam, pada Bulan Februari dan Bulan Maret di Sumba Barat. Pasola dilaksanakan di bentangan padang luas, disaksikan oleh segenap warga Kabisu dan Paraingu dari kedua kelompok yang bertanding dan oleh masyarakat umum. Peserta permainan adalah pria pilih tanding dari kedua Kabisu yang harus menguasai dua keterampilan sekaligus yakni memacu kuda dalam kecepatan super tinggi (super speed power) dan melempar lembing (hola). Pasola biasanya menjadi klimaks dari seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka pesta nyale.

Pantai Nihiwatu

Pantai Nihiwatu terletak 30 km dari Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Pantai berpasir putih sepanjang 2,5 km ini mempunyai ombak yang mempesona para peselancar. Mereka menyebutnya God’s Left. Keindahan Pantai Nihiwatu inipun mengalahkan pantai yang ada di Hawaii. Pantai yang pernah menjadi saksi pernikahan artis Holywood Chris Hermsworth (bintang film Thor dan The A vengers) dengan Elsa Pataky ini memberikan nilai lebih yaitu, suasana damai dan ketenangan hati dengan dukungan budaya lokal. Selain keeksotisan budaya, keindahan pasir putih, keindahan terumbu karang dan laut yang masih jernih yang belum terjamah dapat kita nikmati jika berkunjung ke tempat ini. Jika ingin berkunjung ke pantai Hihiwatu sebaiknya pada Bulan April sampai Desember.


Pengembangan Diri

SPEKTRUM | Edisi September 2014 Hidup: Berharap atau Pasrah

Oleh: Andika Hilman, (FK Universitas Airlangga 2012) Kita sering kali merasa khawatir dalam hidup ini, terutama oleh masa depan. Banyak orang yang menghabiskan waktunya demi suatu pencapaian di masa depan, seperti jabatan, uang, asmara, gelar, dan lain sebagainya. Secara umum, kita mencari kesuksesan dan kebahagiaan. Kita bekerja keras demi masa depan kita, berharap bahwa sukses akan datang karenanya. Namun, ketika hal yang kita harapkan tidak kunjung datang, kita sering merasa bahwa hidup ini terlalu berat. Lalu berkembanglah berbagai kepercayaan, seperti ‘dunia ini kejam’ atau ‘hidup ini tidak adil’. Padahal, mungkin beberapa dari kita belum tahu, sesungguhnya kesuksesan dan kebahagiaan bukanlah hasil dari kerja keras yang kita lakukan. Semakin berat kerja tidak selalu menghasilkan upah yang lebih besar.

Ronald, seluruh dunia itu terhubung oleh atom-atom. Jarak hanyalah apa yang otak kita pikirkan. Dengan memikirkan sesuatu secara real, hal tersebut dapat mempengaruhi atom-atom yang ada di sekeliling kita. Atom-atom tersebut seakan ‘menarik’ hal yang kita inginkan, dan tinggal menunggu waktu saja, hal atau barang tersebut akan kita dapatkan. Contohnya adalah ketika kita berharap uang akan datang, maka segala hal disekeliling kita akan bereaksi secara fisika untuk mendekatkan kita terhadap uang tersebut. Hal ini sesuai dengan konsep terkenal Edward Lorenz pada teori chaos, yaitu butterfly effect. Teori ini didasari oleh ide bahwa satu kepakan kecil seekor kupu-kupu bisa menyebabkan angin puting beliung di tempat lain. Intinya, berekspektasi sebenarnya sangat mempengaruhi apa yang akan kita dapatkan Orang bijak mengatakan bahwa ada di masa depan. saatnya kita harus menerima apapun yang ada dalam Konsep kedua datang dari sebuah biksu hidup ini sebagaimana adanya. Penerimaan atau Ajahn Brahm. Berikut adalah sebuah kisah yang diyang lebih sering kita kenal sebagai ikhlas, merupa- ambil dari buku ‘Cacing dan Kotoran Kesayangannkan suatu bentuk kepasrahan terhadap apapun yang ya’. Alkisah seorang pria sedang dikejar oleh seekor akan terjadi di masa depan. Penerimaan adalah ber- macan di dalam hutan. Saat macan itu semakin meneskpektasi sederhana. William Shakespeare, seorang dekat, ia melihat sebuah sumur kosong. Tanpa pikir seniman terkenal asal Inggris, pernah berkata, panjang ia pun loncat ke dalam sumur tua itu. Sa”Expectation is the root of all heartache”. Dari yangnya ia tidak tahu bahwa di dasar sumur itu terhidupnya, ia menyimpulkan bahwa berharap banyak dapat ular hitam yang sangat besar. Lalu ia pun menitu tidak baik. Sedangkan jika kita bandingkan coba menghentikan laju jatuhnya dengan berpegandengan pola pikir yang ada di masyarakat, tentu tid- gan pada juluran akar yang kebetulan menggantung ak sesuai. Masyarakat kita bekerja keras demi di dalam sumur itu. Akhirnya pria itu pun terjebak mendapatkan sesuatu. Kita bekerja untuk sesuatu di dengan ular di bawah kakinya dan macan di atas masa depan yang bahkan belum pasti. Inilah yang kepalanya. Namun masalahnya bukan hanya itu. membuat banyak orang sering merasa dikecewakan. Suatu saat ia melihat dua ekor tikus, hitam dan putih, Inilah yang Shakespeare maksud dengan heartache yang keluar dari lubang kecil di dinding sumur lalu (sakit hati). Munculnya PHP (Pemberi Harapan menggerogoti akar pohon yang dipegangnya. Palsu) pun sebenarnya akibat dari hal ini, ekspektasi Saat sang macan menjulurkan cakarnya ke tinggi kita terhadap seseorang setelah kita dalam sumur, tidak sengaja kaki belakangnya melakukan sesuatu untuknya. menggoyang sebuah pohon kecil dengan sarang lebMungkin anda bertanya-tanya, ’Lalu apakah kita tidak boleh optimis dalam hidup ini? Haruskah kita hanya pesimis dan pasrah?’ Jawabannya, tentu kita harus optimis, tetapi dengan cara yang tepat. Bagaimanakah cara yang tepat itu? Sebelum saya membocorkan caranya, saya akan menjelaskan dulu beberapa konsep yang hubungannya erat dengan masalah ini. Konsep pertama bernama Godlike yang dipopulerkan oleh Ronald Frank. Menurut

ah di salah satu dahannya. Madu pun mulai menetes ke dalam sumur. Melihat hal tersebut, pria itu mencoba meraih madu itu dengan lidahnya. Pada situasi yang hopeless tersebut, ia pun menjilat madu yang jatuh lalu masih sempat-sempatnya berkata, ”Mmm... Enaknya!”. Kisah di atas adalah suatu gambaran kehidupan, di mana kita kadang terjebak pada dua hal

30


Pengembangan Diri terus menggerogoti masa hidup kita. Kata Ajahn Brahm, dalam keadaan tidak tertolong seperti itu, kita masih bisa merasakan manisnya tetesan kehidupan jika kita mau. Alih-alih khawatir, kita bisa mencoba untuk pasrah dan menerima. Masa depan bukanlah hal yang pasti. Jika kita percaya, mungkin saja nasib masih bisa berubah. Pada kisah tadi, bisa saja macan yang hampir menerkam pria dalam sumur tadi tergelincir dan jatuh ke dalam sumur, menimpa si ular sampai mati, dan pria itu pun bisa selamat dengan keluar memanjat akar pohon yang belum habis digerogoti tikus. Terkadang kesuksesan itu sendiri seolah-olah datang karena kebetulan, bukan karena rencana dan usaha kita. Kalau kata nenek moyang kita, ’Kalau sudah rejeki tidak akan lari ke mana’. Tadi adalah beberapa konsep yang bisa menjadi referensi cara berpikir kita. Sebagai penutup, mari kita renungkan hal ini baik-baik. Kesuksesan maupun kebahagiaan bisa datang dengan cara yang tidak kita duga, dengan waktu yang tidak kita sangka. Alam semesta telah terkonsep sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan kita. Lebih jauh lagi, hidup kita sudah tertata rapi dan terhubung dengan segala hal yang ada di dunia ini. Pikiran maupun apa yang kita lakukan memang mempengaruhi nasib kita, tetapi tentu saja bukanlah yang penentu masa depan kita. Setelah membaca ulasan di atas, mungkin tanpa diberitahu kita telah paham bagaimana seharusnya kita menjalani hidup ini. Namun saya telah berjanji pada anda untuk membocorkan cara yang tepat untuk menggapai kesuksesan. Mungkin lebih tepatnya ini adalah jawaban untuk pertanyaan ‘Apa sih yang harus kita lakukan dalam hidup ini?’ Untuk menjawabnya, lihatlah ayat dari Al-Qur’an tentang tawakkal, yaitu suatu kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah SWT. untuk mendapat kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat. “Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan jadikan baginya jalan keluar dan memberi rezeki dari arah yang tiada ia sangkasangka, dan barangsiapa bertwakkal kepada Allah, maka Dia itu cukup baginya” (Ath-Tholaq: 2—3). (adh)

31

SPEKTRUM | Edisi September 2014


Hiburan dan Seni

Manusia tidak percaya lagi dengan sesamanya 'Kami tidak memilih, karena biasanya kami tidak memilih' Manusia tidak akan bisa saling percaya 'Kami tahu itu buruk, tentu kami tidak akan memilih itu' Mereka benar Namun waktu telah melengserkan opini yang sederhana itu Diam... Berarti membiarkan yang lain yang berbicara

SPEKTRUM | Edisi September 2014

ram Mereka juga tidak ingin mengambil uang kalian Jika mereka sudah (merasa) cukup Roda penderitaan ini akan terus berputar Kecuali ada batu yang menghentikan lajunya Tidak perlu besar, hanya perlu cukup keras untuk tidak dilindas Dan batu itu bernama 'usaha' "Nama saya bukan diam dan tidak memilih"

'Kami ingin keadilan!' Namun kalian tidak menciptakan keadilan 'Mereka salah! Beginilah yang benar' Kau seakan membiarkan belut licin memanjat pohon cemara

Manusia tidak akan bisa saling percaya satu sama lain Jika dipikir-pikir Namun kepercayaan tidak butuh banyak keraguan Cuma butuh dipercaya

Kau diam... dan berisik! 'Biarlah mereka salah, kami akan berbagi kebaikan dengan cara kami sendiri' Sudah pernah dengar sejarah tentang perjuangan daerah? Hanya ketika bersatu negara ini kuat

Kepercayaan juga tidak butuh harapan besar Setiap kepercayaan tidak ingin kalian kecewa Kepercayaan butuh keikhlasan Untuk dipercaya

'Siapa yang kami harus pilih?' Ya mereka, manusia seperti kalian Mereka yang memilih untuk maju demi kebaikan orang banyak Walaupun itu berarti istri, anak-anak mereka, serta kebahagiaan yang belum pernah mereka rasakan

Manusia, masih inginkah kau tidak percaya dengan sesama? Mau sampai manakah logikamu dimanipulasi Atau hatimu dipermainkan Baru kau percaya?

Manusia memang tidak bisa dipercaya Untuk mempercayai apa yang ia belum percaya 'Uang kami yang telah susah payah kami cari mereka Namun permainannya telah berubah puluhan tahun yang lalu ambil begitu saja?' Kini bukan lagi saatnya untuk diam 'Kami tidak sudi!' Lalu kalian menyalahkan mereka yang kalian JUGA maju karena uang? Berusaha! Kalian perlu tahu, mereka sudi dipilih oleh kalian Maju atau cari tahu siapa yang bisa dimajukan! Bukan saatnya lagi kita diam membiarkan orangorang bingung memilih antagonis 'Uang kami halal' Anak-anak mereka yang lapar juga bukan anak ha- Saatnya untuk mengotorkan tangan untuk kebaikan

32


Kesan dan Pesan

SPEKTRUM | Edisi September 2014

Nervi itu harus sama seperti motto fakultas kita “Sekali Dibuka Tetap Terbuka”, “Sekali Dicetak Tetap Dicetak” dan nervi bisa menjadi salah satu media komunikasi yang baik dan mendidik, bukan hanya diantara anak FK saja tetapi juga ke masyarakat. Nervi juga merupakan buah tangan dari angkatan kami yaitu angkatan ke-2 tahun 2009 dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya. Nervi itu bukti nyata kalau anak FK Undana adalah anak yang kreatif dan setiap kali melihat nervi saya mengingat bagaimana usaha kami dalam mencetak ‘Nervi’. Untuk satu ekslempar saja butuh perjuangan yang begitu berat, tapi prinsip yang harus selalu dipegang adalah tidak ada yang mustahil apabila ada kemauan dan berjalan bersama Sang Pencipta. Oleh karena itu, ketika kami memulai dan mengakhiri kegiatan baik untuk mading maupun untuk majalah kami selalu berdoa agar setiap yang kami lakukan diberikan jalan.

Saya bangga menjadi salah satu bagian dari NERVI. Harapan saya agar NERVI dapat terus eksis dan generasi selanjutnya dapat mengembangkan NERVI menjadi lebih baik lagi.

33


NERVI

Pameran FK UNDANA



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.