Kabar tersiar plus cover

Page 91

Tedi Kholiludin

jemaah datang di tempat dimana beliau mengadakan pengajian. Tahun 1940-an ada dua ulama yang memiliki kharisma, “Kyai Gibug� dan KH. Abu Bakar dari Cilebu, selain beberapa Ulama dan Kyai di Desa Timbang yang memang sudah sedari dulu memiliki pondok pesantren. Gambaran tentang variatifnya tradisi yang ada di Bojong pada masa lalu, sekali lagi menjadi semacam akar sejarah kenapa hingga kini Bojong menjadi desa yang sangat berwarna. Pada masa pra dan pasca kemerdekaan, kelompok agamis, Sosialis, Nasionalis bahkan Komunis ada di daerah ini. Bagi saya dialektika seperti ini sangat produktif pada masanya. Sekarang, hal yang sama juga terjadi, meski dalam versi lain tentunya. Dalam beberapa hal apa yang terjadi pada masa kini seakan mendapat pembenarnya dari apa yang terjadi pada masa lalu. Walau demikian, saya tidak bermaksud untuk melihat paralelitas ini sebagai hal yang mutlak, pasti kehidupan yang selalu berubah. Jika dulu, Bojong yang permisif itu tercermin dalam politik aliran yang begitu dinamis, sekarang Bojong yang permisif itu tercermin dari prilaku kelompok muda yang sangat liar, tak terkendali dan sudah melenceng jauh dari makna “permisif � pada masa lalu. Sungguh menjadi sesuatu yang kontra-produktif saya kira. Kita masih menunggu apakah watak permisif ini juga akan bertahan untuk masa yang akan datang. Jika masih bertahan, kira-kira warna apa yang mendasari watak ini.

70


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.