4 minute read

Kesudanan

Next Article
Muslimah Corner

Muslimah Corner

3. Dinasti Kalbiyah (965 – 1044 M) Dinasti Kalbiyah berkuasa selama 80 tahun dan berhasil menaklukan daerah Kristen Taormina (utara Sisilia). Kemudian mengubah nama kota tersebut menjadi Mu’izziyah sebagai penghormatan terhadap Muiz khalifah Fatimiyyah. Sejak tahun 948 M, Ismail Al-Mansur khalifah Fatimiyyah mengangkat Hassan Al-Kalb sebagai gubernur (emir) Sisilia. Secara defakto, Emirat Sisilia terlepas dari pemerintahan Fatimiyyah di Mesir. Lalu digantikan emir baru Abu Al-Qasim (964 – 982 M). Pada masa kedua emir itu, dinasti Kalbiyah selalu melakukan pertempuran dengan Byzantium. Dinasti Kalbiyah pun berakhir di tahun 1044 M disebabkan gubernur Kalbiyah terakhir digulingkan oleh Ibn Hawwas panglimanya sendiri. Pada tahun 1058 M, Ibn Hawwas digulingkan pula oleh Ibn Tuminah seorang bangsawan yang bersekutu dengan bangsa Normandia. Persekutuan ini merupakan awal kedatangan bangsa Normandia ke Sisilia .

D. Kesimpulan Kisah di Sisilia memberikan banyak pelajaran bagi kita. Pasukan muslim baru berhasil menaklukkan pulau tersebut setelah terjadinya konflik internal di kalangan orang-orang Kristen Romawi. Kejadian yang sama juga terjadi di pihak muslim Sisilia, hingga salah seorang yang terlibat konflik malah mengundang bangsa Normandia Kristen untuk merebut Sisilia. Buku-buku ilmu pengetahuan peninggalan cendikiawan muslim juga berhasil di akusisi oleh raja-raja Kristen. Keberhasilan Kristen menaklukkan kembali Sisilia merupakan batu loncatan sekaligus motivasi bagi Paus untuk mengumumkan perang salib pertama.

Advertisement

Penulis Raja Juliansah Mahasiswa International University of Africa

Sudan, Negeri Penuh Mitos

Indonesia mungkin menjadi satu-satunya negara yang dipenuhi dengan mitos, hampir di setiap daerah dipenjuru Indonesia memiliki mitosnya tersendiri, dari yang paling terkenal bahkan yang hanya diketahui oleh para orang-orang pintar di daerah tersebut, mulai dari yang baik, sampai yang membuat bulu kuduk berdiri disebabkan oleh tingkat kehororannya yang sangat menakutkan.

Di Indonesa, siapa sih yang tidak kenal dengan Nyi Roro Kidul? yang bernama asli Dewi Kadita itu dikenal sebagai penunggu laut selatan, memakai kaos hijau di saat berjunung di laut selatan adalah pantangan dan mitosnya, jika melanggar, akan dijadikan pengikutnya. Karena terlalu terkenal akan mitos Dewi Kadita, sampai akhirnya dijadikan salah satu nama karakter pada game terkenal, Moblie Lagend.

Di negara lain pun memiliki mitosnya sendiri-sendiri, mulai dari hal yang masuk akal, sampai mitos yag terkadang jika dipikir-pikir menggunakan akal sehat, hal tersebut tidak akan terjadi. Namun, mitos adalah mitos, kita boleh tidak meyakini akan mitos yang terjadi pada sebuah daerah, tapi kita harus menghormati akan apa yang nenek moyang mereka yakini.

Tidak hanya di Indonesia atau di negara-negara lain, di Sudan pun terdapat mitos-mitos yang banyak masyarakat Sudan yakini akan kebenarannya. Mulai dari mitos yang sepele, sampai mitos yang menurut mereka pun tidak masuk akal untuk dipercaya, tapi tetap saja mereka percaya. Kali ini saya akan membahas 3 mitos yang berada di Sudan.

1.Makan di panci Orang Sudan biasa makan bersama-sama di nampan bulat besar yang sering mereka sebut dengan siniyah, orang Sudan suka sekali makan bersama dibandingkan sendiri-sendiri, hal itu sudah menjadi adat bangsa arab pada umumnya. Lalu, apa yag terjadi di Sudan jika kita makan di panci/di tempat yang dipakai untuk membuat makanan?

Orang-orang Sudan meyakini kalau ada orang yang makan di dalam panci/tempat memasak bahwa kelak di saat dia menikah akan dihantui oleh hujan yang deras dan angin kencang, sampai pun di saat dia menikah disaat musim kemarau yang sangat mustahil akan turun hujan.

Hal tersebut juga sering dijadikan candaan jika ada seseorang yang menikah, dan saat dia menikah turun hujan deras dan angin kencang. Orang-orang Sudan langsung menganggapnya salah satu dari mempelai pernah makan di panci.

Sejatinya mitos seperti ini muncul karena cuaca di Sudan yang berbeda dengan Indonesia, curah hujan yang minim bahkan mencapai 2% dari setahun menjadi alasan mitos ini ada, berbeda dengan Indonesia yang curah hujannya sangat tinggi. Coba bayangkan jika orang Bogor yang terkenal sebagai kota hujan terdapat mitos seperti ini? Bisa dipatikan, semua orang Bogor pernah makan di panci.

2.Kopi Tumpah Pembawa Keberuntungan Orang Sudan suka sekali kopi. Pagi, siang, sore, malam setiap saat mereka meminum kopi. Bagi mereka, kopi bukanlah hal yang tidak lengkap jika tiada sajak dan puisi dan sajak yang menemani seperti anak-anak senja yang ada di Indonesia. Tapi, kopi adalah budaya bagi mereka terkhusus orang-orang yang memiliki kesibukan lebih. Me time mereka ya cuma kopi, ibarat kata.

Karena terlalu menyukai kopi, bahkan tentang fenomena kopi tumpah karena ketidak sengajaan pun mereka masih menganggap hal baik, tidak seperti di Indonesia, yang mana di saat gelas tumpah dan pecah mitosnya terjadi kecelakaan pada keluarga kita. Di Sudan, jika ada kopi yang tumpah secara tidak sengaja, itu tandanya akan terjadi kebaikan dengan orang yang mempunyai kopi tersebut.

Jadi, kalau kalian memiliki teman Sudan, dan bertamu ke rumahnya lalu dibuatkan kopi, kemudian kamu dengan cerobohnya menumpahkan kopi tersebut, jangan panik dan takut, teman kamu tidak akan marah denganmu, karena ada mitos akan datang kebaikan dibalik tumpahnya segelas kopi. 3.Mendung Tanpa Hujan Kalimat mendung tanpa hujan pernah viral karena dijadikan judul sebuah lagu dalam bahasa Jawa, lagu yang mengambarkan kesedihan yang mana seseorang yang ditinggalkan oleh orang yang berharga dan dia sayangi.

Ternyata mendung tanpa hujan pun dijadikan mitos oleh orang Sudan, orang Sudan meyakini bahwa jikalau cuaca mendung gelap seharian dan hujan juga tidak kunjung turun, mereka yakin bahwa ada orang baik disekitar mereka yang akan meninggal dunia di hari itu.

This article is from: