Solopos edisi Selasa, 10 Mei 2011

Page 23

SOLOPOS

KARANGANYAR

Selasa Pon, 10 Mei 2011

XI

Kronik Perangkat desa disuluh PBB Jumapolo (Espos) Sejumlah perangkat desa di Desa Paseban dan Desa Jumapolo mengikuti penyuluhan tentang pajak bumi dan bangunan (PBB) di balaidesa setempat, Senin (9/5). Penyuluhan tersebut dilakukan untuk menyadarkan kepada masyarakat tentang pentingnya membayar PBB. Setelah penyuluhan, perangkat desa menyampaikan informasi itu kepada masyarakat. Menurut Camat Jumapolo, Agus Hartanto, sebelum akhir Mei 2011, sebisa mungkin PBB sudah dilunasi sebab sudah jatuh tempo. “Penyuluhan ini memang sudah rutin dilakukan pada hari Senin dan Kamis ke desa-desa, dengan harapan agar masyarakat tidak telat dalam membayar PBB,” ujar Agus kepada Espos, Senin (9/5). Selain memberikan penyuluhan tentang PBB, para perangkat desa tersebut juga diminta untuk waspada terhadap pencucian otak oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). q fas

TANAH RETAK— Tanah di Dusun Guyon, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu retak sepanjang lebih kurang 20 meter. Karena retakan tanah makin meluas, pemilik rumah memutuskan pindah ke daerah lain yang lebih aman, Senin (9/5).

Espos/Farid Syafrodhi

Tanah retak, rumah Kadus Guyon dibongkar

“GSP jangan sampai seperti GLA”

DPRD cium penyimpangan

Tawangmangu (Espos) Salah satu rumah milik warga Dusun Guyon, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, terpaksa dibongkar sebab tanah di sekeliling rumah warga itu retak dan ambles. Rumah tersebut milik Sumanto yang juga Kadus Guyon. Pantauan Espos di lokasi kejadian, tanah yang persis berada di sebelah barat rumah Sumanto retak-retak. Retakan itu lebih kurang sepanjang 20 meter. Sedangkan tanah yang ambles lebih kurang menjadi enam meter. Sejak akhir 2007, tanah di Dusun Guyon ambles dan membentuk seperti tapal kuda. Akibatnya, tanah di sana banyak yang retak. Setelah hujan deras, bisa dipastikan tanah di sana turun beberapa sentimeter. “Hari Kamis (5/5) lalu kan ada hujan deras sejak pagi hingga siang dan merata di setiap daerah. Lalu pada Jumat malam, sudah ada retakan tanah tapi masih sedikit,” ujar Sumanto saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (9/5) siang. Meski tanahnya pecah sedikit namun kian hari retakan itu semakin melebar. Gerakan retakannya juga sangat lamban. Lama-lama, jalan setapak yang berada di sebelah barat rumahnya itu ambrol. Akhirnya Sumanto sekeluarga memutuskan pindah rumah. Untungnya, retakan tanah itu tidak sampai merobohkan dinding rumahnya. Sumanto baru memutuskan untuk pindah rumah, Senin kemarin. Warga setempat bergotong-royong membantu memindahkan perabotan rumah, menjebol eternit, atap dan sebagainya. Sedangkan dinding rumah yang terbuat dari papan, baru dipindah hari berikutnya. “Untuk sementara saya pindah ke Ngemplak, masih di lingkungan Dusun Guyon. Tempatnya lebih aman dan jauh dari zona tanah yang ambles,” katanya. Retakan tanah yang disebabkan oleh tanah ambles itu bukan hanya terjadi di dekat rumah Sumanto. Beberapa rumah warga yang lain juga terancam hal serupa. Bahkan di antara mereka ada yang merasa waswas dan tidak bisa tenang bila tinggal di sana terus. “Mau tidur pun saya jadi tidak tenang. Mendengar sesuatu saja saat malam hari, saya terbangun. Jangan-jangan ada tanah yang retak,” kata Karto, warga lainnya. q fas

Karanganyar (Espos) Kalangan anggota DPRD Kabupaten Karanganyar mencium dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan proyek pembangunan perumahan bersubsidi Griya Sari Permai (GSP) Sukosari, Jumantono.

meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mengambil langkah tegas mengatasi mangkraknya proyek itu. Dia berharap jangan sampai kasus dugaan korupsi Griya Lawu Asri (GLA) terulang kembali di Karanganyar. “Seharusnya dari Pemkab segera menindaklanjuti begitu tahu ada perumahan mangkrak,” jelasnya.

Jadi pelajaran l

Oleh: Indah Septiyaning W

Alasannya, pelaksanaan proyek itu tidak tepat sasaran. Wakil Ketua Komisi IV yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Romdloni, kepada wartawan, Senin (9/5), mengatakan perumahan GSP dibangun melalui kucuran dana bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk kalangan buruh. “Jika ada pengalihan yang memanfaatkan, itu tidak sesuai prosedur artinya ada penyimpangan. Dan ini harus diusut,” tegas Romdloni. Menurut Romdloni, pengusutan harus dilakukan secara tuntas termasuk siapa orang di balik penyimpangan tersebut. Romdloni akan menelusuri lebih dalam proyek itu. “Kami juga akan menelusuri siapa

yang melaksanakan proyek itu. Jangan sampai buruh lagi-lagi dikorbankan,” tegas Romdloni. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Rohadi Widodo meminta pembangunan perumahan bersubsidi GSP harus sesuai bestek. Pihaknya juga akan meminta Komisi I menelusuri perizinan perumahan tersebut. Salah satunya untuk mengetahui pelaksana proyek dan koperasi yang mengucurkan dana bantuan dari Kemenpera. ”Nanti Komisi IV juga akan kami minta telusuri kaitannya dengan Kesranya. Karena perumahan itu kan untuk buruh, jadi apakah sudah benar untuk itu (buruh-red) atau tidak,” ujarnya. Wakil Ketua DPRD, Juliyatmono,

Dengan begitu, Juliyatmono berharap pembangunan perumahan bisa tepat sasaran sesuai kriteria program pemerintah, untuk buruh. “Harus jelas pengelolaannya dan siapa yang berhak itulah yang menempati. Kasus GLA harus jadi pelajaran,” pintanya. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan rumah bersubsidi GSP di Sukosari, Kecamatan Jumantono, mangkrak. Bahkan perumahan tersebut kondisinya rusak parah dan memrihatinkan. Kerusakan terjadi hampir di seluruh bagian rumah yang siap huni. Pintu rumah rusak sehingga tidak bisa ditutup. Sedangkan kacakaca jendela banyak yang pecah serta atap rumah bocor. Selain itu rumput-rumput liar mulai tumbuh tinggi di sekitar rumah. Tembok beberapa unit rumah terlihat ambrol. q

Cengkih kena bakteri, petani dianjurkan ganti lada putih Karanganyar (Espos)

Espos/Farid Syafrodhi

PEMBINAAN—Danrem 074/Warastratama Kolonel (Inf) Ahmad Supriyadi (kiri) didampingi Dandim 0727/Karanganyar Letkol (Inf)

Yusran Yusuf memberikan pembinaan di hadapan ratusan anggota Kodim, Senin (9/5).

Cegah gerakan NII hingga ke desa Karanganyar (Espos) Untuk mencegah gerakan Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten Karanganyar, Kodim 0727/Karanganyar melakukan pemantauan hingga ke pelosok desa. Pemantauan tersebut melibatkan ratusan Babinsa yang tersebar di berbagai desa di Karanganyar. Komandan Korem (Danrem) 074/Warastratama Kolonel (Inf) Ahmad Supriyadi, di sela-sela pembinaan anggota Kodim Karanganyar mengatakan bila ada anggota TNI yang ikut dalam NII akan dikenai sanksi berat hingga pemecatan. “Konsep kami adalah pengamanan terhadap anggota keluarga. Nantinya juga akan kami tindak lanjuti hingga ke Koramil-Ko-

ramil,” ujar Supriyadi saat ditemui wartawan di Makodim Karanganyar, Senin (9/5). Bila masyarakat maupun anggota menemukan indikasi itu, dia meminta masalah itu segera dilaporkan. Untuk pengamanan lingkungan sekitar, kata dia, di setiap desa ada Babinsa. Bila di tingkat keluarga aman, baru dilanjutkan pengamanan lingkungan atau desa. “Kalau Babinsanya ada 100 berarti sudah berapa desa yang sudah diamankan?” katanya. Supriyadi juga mengingatkan agar TNI selalu bersinergi dengan polisi dan pemerintah daerah dalam pengamanan sebab NII merupakan gerakan bawah tanah. Tidak menutup kemungkinan, kata dia, ada yang menyusup di pemerintahan, masya-

rakat maupun lembaga lainnya. Sementara itu, Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Inf) Yusran Yusuf, mengatakan di Karanganyar ada sekitar 170 Babinsa yang tersebar di pedesaan. Selain itu, ada juga petugas Baur di Koramil yang merangkap sebagai Babinsa di desanya. “Utamanya memang di desa-desa, dengan berkoordinasi dengan kepala dan tokoh desa setempat. Saya sendiri pernah mengikuti seharian kegiatan Babinsa. Bagaimana mereka datang ke sana dan harus berkomunikasi dengan aparat desanya,” kata Yusran. Babinsa juga perlu berkomunikasi dengan masyarakat di perumahan. Pasalnya, justru di perumahanperumahan terkadang ada pertemuan ilegal dan tersembunyi. q fas

Tanaman cengkih di wilayah Ngargoyoso, Karanganyar mati lantaran diserang bakteri pembuluh kayu cengkih (BPKC). Dinas Pertanian, Perkebunan, Tanaman Pangan dan Kehutanan (Distanbunhut) Karanganyar menawarkan lada putih sebagai pengganti tanaman tersebut. Kepala Distanbunhut Karanganyar, Siti Maesyaroch, kepada wartawan, akhir pekan lalu, mengatakan serangan BPKC sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Di Ngargoyoso, dia menambahkan, sekitar lima hektare lahan cengkih terserang BPKC. “Hampir semuanya terserang BPKC dan mati,” ujarnya. Menurut Siti, bakteri tersebut awalnya menyerang tanaman cengkih di wilayah Sumatra. Penularannya yang lewat udara mempercepat serangan BPKC ke tanaman cengkih di Karanganyar terutama di Ngargoyoso. Akibatnya, tanaman cengkih di kaki Gunung Lawu ini mengering dan akhirnya mati setelah daun-daunnya berguguran. Selain Ngargoyoso, dia menyebut sentra cengkih di Karanganyar ada di Jatiyoso. Beruntung, BPKC tidak menyerang Jatiyoso. ”Dari hasil penelitian pusat penelitian pengembangan perkebunan (Puslitbangbun) Kementerian Pertanian di Ngargoyoso, beberapa waktu lalu, tanaman cengkih yang terserang BPKC dianjurkan dibongkar,” jelasnya. Siti mengatakan untuk kembali menanam cengkih, warga diminta tidak langsung menggantinya namun mencari tanaman lain sebagai selingan. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai bakteri agar tidak menyerang tanaman cengkih baru. “Kami akan ganti tanaman cengkih dengan lada putih. Saat ini, Distanbunhut tengah membuat demplot lada putih di wilayah Jenawi, daerah terdekat dengan Ngargoyoso,” tuturnya. Nilai ekonomi lada putih, jelas Siti, tidak kalah dibanding cengkih. Siti mengatakan satu pohon lada putih dapat menghasilkan 2 kg-3 kg lada dengan harga Rp 90.000 per kg. Salah satu petani cengkih Desa Berjo, Rahman, 45, mengaku terpaksa memotong pohon cengkih yang telah berumur belasan tahun. Dia sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi serangan BPKC. ‘’Sudah diberi pupuk tetap mati. Kayunya mengering,’’ tuturnya. q isw

Curang, sanksi berat menanti

12.648 Siswa ikuti UN Karanganyar (Espos) Sebanyak 12.648 siswa SD/MI dan SDLB se-Karanganyar siap mengikuti Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan Selasa-Kamis (10-12/5). Sejumlah sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi UN. Salah satunya SDIT Taruna Robbani Tawangmangu yang baru kali pertama akan meluluskan siswa pada tahun ajaran (TA) 2010-2011 ini. “Persiapan UN gelar parenting dilanjutkan renungan dan doa bersama. Acara ini diikuti oleh semua siswa Kelas VI beserta orangtua dan seluruh guru dan karyawan SDIT Taruna Robbani,” ujar Kepala SDIT Taruna Robbani Tawangmangu, Darwanto, kepada wartawan, Senin (9/5). Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karanganyar Sri Suranto, akhir pekan lalu, mengatakan UN SD/MI dan SDLB akan dilaksanakan serentak mulai Selasa ini. Peserta yang tidak dapat mengikuti ujian tersebut bisa mengikuti ujian susulan yang dijadwalkan sepekan setelah UN utama. Ditanya soal kesiapan panitia menghadapi UN 2011, Sri Suranto memastikan sekolah dan panitia kabupaten siap. Pihaknya juga menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi kebocoran soal. “Kami akan melibatkan polisi untuk mengamankan soal ujian. Naskah diambil dari Pemerintah Provinsi sehari sebelum ujian dilaksanakan. Jadi, hanya menginap semalam,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi kecurangan di lapangan, pengawasan di ruang ujian dilaksanakan dengan sistem silang. Ruang ujian dijaga dua pengawas. Selain itu pihaknya memperketat pengawasan terhadap panitia sekolah untuk menghindari kecurangan. “Kami tahu sekolah pasti ingin siswanya banyak yang lulus, ini yang perlu dicermati dan terus diawasi,” lanjut Sri Suranto. Bahkan pihaknya siap memberi sanksi tegas terhadap panitia sekolah atau guru yang melakukan kecurangan untuk tujuan tersebut. Pihaknya menegaskan akan memberi sanksi berat sesuai aturan. “Kami harap sekolah tidak melakukan kecurangan untuk meluluskan banyak siswanya,” harap Sri Suranto. q isw

Biaya tambah daya

M

enanggapi KRIIING SOLOPOS atas nama Iwan (Papahan, HP 085229041XXX) mengenai tambah daya di Karanganyar harus membayar Rp 337.500, kami sampaikan terima kasih atas pemberitahuan itu. Kami jelaskan bahwa penambahan daya gratis sesuai instruksi Dirut PLN adalah daya 450 VA menjadi 1.300 VA atau menjadi 2.200 VA dan daya 900 VA menjadi 2.300 VA atau menjadi 2.200 VA. Sedangkan penambahan daya dari 450 VA menjadi 900 VA membayar sesuai peraturan. Demikian tanggapan ini, terima kasih. q Pejabat Humas PLN APJ Solo Soeharmanto Jl Slamet Riyadi 468 Solo

& Yanto (Ngringo, HP 087835227XXX) Kapan ya Kabupaten Karanganyar memberi tunjangan UMK per bulan kepada perangkat desa seperti kabupaten lain? & Wahyu (Jaten, HP 085879218XXX) Warga Karanganyar khususnya Kecamatan Jaten yang mengurus KTP dan KK, di depan loket sudah dipampang tulisan yang intinya “blanko KTP dan KK dari Capil kosong, maka KTP dan KK kurang lebih 3 minggu baru jadi”. Tapi ada teman saya mengurus sehari jadi, bayar Rp 15.000. Kepada Pak Camat, kalau begitu tulisan di depan loket diganti saja tarif KTP dan KK sehari jadi Rp 15 .000, 3 minggu Rp 5.000, setahun jadi Rp 500 saja. Permainan apalagi ini? & Gio (Klodran, HP 081914975XXX) Terima kasih kepada Bu Rina Bupati Karanganyar dan dinas terkait, sekarang aspal dekat Tugu Boto Klodran sudah ditambal, tidak berlubang lagi. Maju terus pembangunan Karanganyar! & Sigit Sumarmo (Kemusu, Koripan RT 01/RW I, Boyolali, HP 087835216XXX) Kepada Ibu Rina Bupati Karanganyar, saya punya lagu Tawangmangu, mohon Ibu bantu untuk rekaman. Matur nuwun.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.