KAMIS, 2 FEBRUARI 2017/5 JUMADIL AWWAL 1438 H
KESEHATAN
C5
Hindari Makan Durian & Cempedak
Perhatikan Gejalanya TIAP bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda sehingga gejala stroke akan tergantung kepada bagian otak yang terserang dan juga tingkat kerusakannya. Gejala atau tanda-tanda stroke bervariasi pada tiap orang, namun umumnya muncul secara tiba-tiba. Anda dapat mengingat hal-hal berikut ini untuk dapat mengenali gejala stroke dan melakukan tindakan pertolongan secara tepat. • Cara bicara penderita yang tidak jelas atau kacau, bahkan ada juga penderita yang tidak bisa bicara sama sekali walaupun mereka terlihat terjaga. • Mata dan mulut pada salah satu sisi wajah penderita terlihat turun. • Lengan si penderita mengalami kelumpuhan saat terserang stroke, maka dari itu mereka tidak mampu mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengannya. Menyadari gejala atau tanda-tanda di atas adalah hal yang penting, terlebih lagi bagi mereka yang tinggal bersama orang yang berisiko tinggi terkena stroke, seperti manula, penderita diabetes, atau penderita tekanan darah tinggi. Selain itu, gejala atau tanda-tanda stroke lainnya meliputi: • Kesulitan menelan. • Masalah pada keseimbangan dan koordinasi. • Masalah komunikasi, seperti sulit bicara dan memahami ucapan orang lain. Dapat terjadi ketidakmampuan berbicara secara total. • Pusing dan pingsan. • Hilang penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan menjadi ganda. • Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher. Dapat terjadi sakit kepala berputar (vertigo). • Mual dan muntah. • Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. • Baal pada salah satu sisi tubuh. • Penurunan kesadaran Jangan pernah menganggap enteng gejala stroke meski kerap hilang dengan sendirinya karena hal itu bisa saja menandakan TIA. Sebagian kondisi pasien TIA, menyimpan risiko untuk mengalami stroke. Jika mengalami TIA, segera periksakan diri ke dokter atau rumah sakit setempat. Gejala TIA sama seperti stroke dan berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam, kemudian menghilang. Jangan abaikan TIA karena kondisi tersebut bisa menjadi peringatan bahwa pasokan darah ke otak Anda bermasalah.(alodokter)
Pengobatan, Pencegahan dan Komplikasinya PENGOBATAN stroke tergantung dari jenisnya, stroke iskemik atau hemoragik. Pengobatan juga disesuaikan pada area otak mana stroke terjadi. Pada umumnya stroke diobati dengan obat-obatan, termasuk obat pencegahan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, dan menghilangkan pembekuan darah. Dalam beberapa kasus, operasi diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke hemoragik atau menghilangkan lemak di arteri. Stroke dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Risiko mengalami stroke akan berkurang jika Anda makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan minum alkohol sesuai takaran. Berusaha menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah tinggi dengan obat-obatan juga bisa mengurangi risiko terkena stroke. Pada sebagian orang, obatobatan untuk mencegah pembekuan darah serta obat untuk menjaga kadar normal gula darah juga penting untuk mencegah terjadinya stroke. Sementara, stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai komplikasi, dan beberapa diantaranya dapat membahayakan nyawa si penderita. Contoh dari komplikasi tersebut diantaranya adalah hidrosefalus atau tingginya produksi cairan serebrospinal, disfagia atau kesulitan menelan, dan trombosis vena dalam atau penggumpalan darah pada kaki.(alodokter)
SELAIN mengonsumsi obat dan terapi fisik, penderita stroke juga harus mempertimbangkan asupan makanan yang sehat. Makanan yang hendak dimakan oleh penderita stroke tentunya makanan yang mengandung serat dan dapat menyerap kolesterol jahat dalam darah. Menurut dokter spesialis saraf dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr Frandy Susatia, SpS tambahan nutrisi yang sangat penting dikonsumsi bagi penderita stroke
adalah buah-buahan. Buah-buahan memang dikenal mengandung berbagai manfaat, seperti vitamin, mineral, serat dan lainnya. Akan tetapi bagi penderita penyakit tertentu termasuk stroke, tidak semua buah-buahan aman dikonsumsi “Hindari buah-buahan yang bisa membahayakan seperti durian, cempedak, salak, duku,” kata dr Fandy Susatia, SpS, Rabu (1/2). Ia mengatakan bukan berarti tidak ada
buah lagi yang bisa dikonsumsi. Masih ada nama-nama buah lain, terutama yang mengandung antioksidan yang tugasnya membantu mencegah pengendapan kolesterol. “Buah yang dianjurkan adalah buah-buahan yang banyak mengandung antioksidan seperti strawberry, kiwi, anggur, jeruk, apel, buah pir, buah naga, pisang dan pepaya,” pungkas dr Frandy.(detikhealth.com)
Sirkulasi Darah Terganggu,
Bahaya Stroke Menunggu
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terdapat sekitar 12 penderita stroke per 1000 penduduk Indonesia. Stroke juga merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.Orang-orang yang usianya lebih dari 65 tahun paling berisiko terkena stroke. Namun dua puluh lima persen stroke terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 65 tahun, termasuk anak-anak
D
ARI itu riset itu menunjukkan orang-orang yang merokok, kurang olah raga, dan memiliki pola makan yang buruk juga rentan terhadap stoke. Selain itu, orang-orang yang sirkulasi darahnya terganggu akibat tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung tidak teratur atau fibrilasi atrium, dan diabetes, juga lebih rentan terhadap stroke. Sebab, stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan cepat. Ketika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak akan mulai mati. Karena itu semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun semakin kecil bahkan kematian bisa di-
hindari. Jika Anda merasakan serangan stroke atau melihat orang lain terserang stroke, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans. Jenis stroke jika dilihat dari penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi jika pasokan darah berhenti akibat gumpalan darah dan stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah. Ada juga yang disebut TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan. TIA terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat yang biasanya diawali dengan gejala pusing, penglihatan ganda, tubuh secara mendadak terasa lemas, dan sulit bicara. Meski hanya sesaat, tetap harus ditangani secara serius. Karena hal ini biasanya merupakan peringatan akan datangnya serangan stroke berat. Stroke umumnya didiagnosis melalui
tanda-tanda fisik, serta melalui foto atau pencitraan otak. Pencitraan otak gunanya untuk menentukan apakah stroke disebabkan oleh arteri yang tersumbat atau pembuluh darah yang pecah, adanya risiko serangan stroke iskemik, bagian otak mana yang terserang, dan seberapa parah stroke tersebut. Stroke dapat berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan Anda dalam berbagai aspek. Proses rehabilitasinya spesifik dan tergantung pada gejala yang Anda alami dan seberapa parah gejala tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu. Diantaranya adalah, psikolog, ahli terapi okupasi, ahli terapi bicara, perawat dan dokter spesialis, serta fisioterapi. Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Sebelum pulih seperti sedia kala, penderita harus melakukan rehabilitasi dalam periode panjang. Namun sebagian besar dari mereka tidak akan pernah pulih sepenuhnya.(alodokter.com)
Berolahraga dan Turunkan Berat Badan LANGKAH penting ketika seseorang mengalami serangan stroke adalah menjalankan rehabilitasi medik untuk memulihkan stroke. Bila proses pengobatan telah berakhir, pasien stroke biasanya dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik yakni berolahraga. Seorang dokter spesialis kedokteran olahraga, dr. Michael Triangto, SpKO menerangkan bahwa olahraga dapat membantu pasien stroke supaya terhindar dari kecacatan ulang. “Bila telah mampu untuk beraktivitas seperti biasa, olahraga pasca stroke sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan dan juga mencegah gangguan berbagai
penyakit termasuk stroke ulangan,” ujar dr Michael yang berpraktik di Klinik Slim and Health RS Mitra Kemayoran dan Mal Taman Anggrek, Jakarta. Bukan hanya itu saja, dengan berolahraga diyakini bisa mengembalikan fungsi tubuh seperti semula. Di antaranya, penurunan denyut nadi, tekanan darah lebih terkontrol, gula darah dan kadar lemak yang lebih baik dan berbagai parameter kesehatan lainnya. Namun, menurut dr Michael, ada hal yang juga tak kalah penting yang hendak diperhatikan oleh penderita stroke yaitu ketika sedang berlatih sebaiknya
terus memantau denyut jantung ataupun nadi agar tak melampaui batas-batas keamanan yang telah ditentukan oleh dokter yang memeriksa. Berbagai olahraga yang bersifat aerobik, misal jalan cepat, jogging, lari, renang, bersepeda, baik dilakukan para pasien pasca stroke untuk pemulihan secara maksimal sekaligus membantu menurunkan berat badan yang berlebih. “Untuk menghilangkan rasa kaku pada otot dan sendi dapat dibantu dengan melakukan peregangan pada berbagai bagian tubuh secara teratur dan berkala,” kata dr Michael.(detikhealth.com)