Cara Baru Membaca Cuaca

Page 33

Klara Sada, anggota Kelompok Wanita Tani Maju Terus, Desa Nagerawe merupakan salah satu petani wanita yang sudah sejak awal program konsisten menerapkan cara bertani sesuai PCH. “Saat awal pengenalan PCH, kami masih alami gagal panen. Karena, kami belum mengerti betul apa itu PCH. Namun setelah itu, baru saya rasakan manfaatnya. Setiap musim kemarau sesuai PCH saya bertanam sayur dan membuat pupuk bokashi, supaya air hujan tersimpan dalam tanah”.

Atas: Klara Sada, membuat pupuk bokashi untuk keperluan tanaman di kebunnya. Tengah: Petani mengembangkan tanaman sayuran di Desa Buwun Mas, Lombok Barat. Bawah: Menanam wijen dalam jumlah besar di Desa Nagerawe, Nagekeo.

Selain aktif di Kelompok Wanita Tani (KWT), Klara juga turut terlibat dalam pengelolaan UBSP. Adanya unit usaha penunjang pertanian ini menurut Klara sangat berkaitan dengan PCH. Karena seringkali peluang menanam justru tiba saat petani tidak memiliki modal. Sehingga pinjaman dari UBSP dapat menjadi alternatif sumber modal petani untuk segera menanam di musim yang tepat dengan jenis tanaman yang tepat. Sebagai dampak dari berbagai perubahan tersebut, pendapatan petani dampingan mitra WN di 5 kabupaten pun meningkat. Dari yang sebelumnya (tahun 2014) ratarata pendapatan setiap KK dalam satu tahun sebesar 17.931.020 rupiah (USD 1,280) menjadi 26.167.786 rupiah (USD 1,869), atau meningkat 49%.

31 KERUGIAN BERKURANG, KESIAPSIAGAAN MENINGKAT

Klara terlihat sudah mahir membuat pupuk bokashi. “Saya akan tetap membuat dan menggunakan pupuk bokashi. Tanah di sini tergolong kurus, sehingga harus dibantu dengan pupuk bokashi. Sudah sekitar dua atau tiga tahun ini kami selalu menggunakan bokashi, khususnya untuk tanaman sayursayuran, dan hasilnya memuaskan”.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.