SEJARAH PENDIDIKAN DAERAH SUMATERA BARAT

Page 28

Sekarang di Lima Puluh Kota basijobang merupakan salah satu profesi dalam kehidupan masyarakat. Sayang jumlah orang yang pandai basijobang sangat sedikit dan tidak berkembang, padahal di dalamnya tersimpan kekayaan adat Minangkabau yang tidak ternilai harganya. Di samping basisambah dan bakaba jenis sastra lisan Minangkabau pada waktu dahulu adalah "berbalas pantun". Hal ini kebanyakan dilakukan oleh anak muda yang sedang dilanda masa puber, terutama di kalangan muda mudi. Dengan berbalas pantun mereka berusaha mengemukakan isi hati masing-masing yang bersifat romantis. Berbalas pantun biasanya dilakukan antara pria dari suatu nagari dengan gadis dari nagari lain. Kebanyakan dari mereka hanya sekedar untuk bermain saja, bukan untuk bersungguh-sungguh, sekedar buat pengisi waktu senggang saja. Sebagai contoh dapat dikemukakan beberapa buah di antara pantun itu: Pria :

“Anyuiklah kayu bakabuang-kabuang, kayu nan datang dari padang, sakabuang tingga dipulau, pulau banamo bantuak taji, tanamlah kacangjo bijonyo. Adik lah nyato nan rang kampuang, kami lah jaleh nak rang dagang, kok lai suko bawo bagurau, kok indo sisiahkan kami, dagang nak palang ka hinonyo ". (hanyutlah kayu berkabung-kabung, kayu yang datang dari padang, sekabung tinggal di pulau, pulau bernama Bentuk Taji, tanamlah kacang dengan bijinya. Adik sudah nyata orang kampung (di sini) kami sudah nyata orang dagang (pendatang), kalau suka bawalah bergurau, kalau tidak sisihkan (kucilkan) kami, supaya kembali ke asalnya).

Gadis : "Kok iyo kayu dari padang, padang banamo asa mulonyo, apokoh padang darek sajo, ataukoh padang basisusuik, bantangkan malah ateh sago, Kok iyo tuan anak dagang, dagang dari mano mulonyo, apokoh dagang larek sajo, ataukoh dagang bamukasuik, tarangkan malah bakeh ambo. "

http://enewsletterdisdik.wordpress.com/t 28


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.