50 Tahun (1962-2012)Aeronautika & Astronautika ITB

Page 14

Bab 1. Sejarah Penerbangan

yang kemudian ditindaklanjuti dengan diadakannya proyek KOPELAPIP (Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Tebang) pada Maret 1965. Kerjasama KOPELAPIP dengan Fokker pada tahun berikutnya menjadikan Indonesia lebih optimis menatap masa depan proyek pesawat terbang komersial. Sementara itu upaya-upaya lain untuk merintis industri pesawat terbang telah dilakukan pula oleh putra Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, dari tahun 1960an. Pada tahun 1961, Mahasiswa Indonesia di Eropa menyelenggarakan Seminar Pembangunan I se-Eropa di Praha. Salah satu hasilnya adalah pembentukan Komunitas Penerbangan yang diketuai oleh Habibie. Setelah mendapat gelar doktor dari RWTH Aachen, Jerman Barat, dan bekerja di Talbot dan MBB, akhirnya beliau kembali ke Indonesia, dan mendapat tugas dari Presiden Suharto untuk merintis industri pesawat terbang di Indonesia pada 1974.

Program Industri Pesawat Terbang Nasional Tokoh sentral: Prof. Dr.-Ing. B.J. Habibie Ada sejumlah faktor yang mendorong didirikannya industri pesawat terbang, yaitu adanya cita-cita luhur, pengalaman sejarah, ketersediaan sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih, penguasaan teknologi, kondisi geografis, dan potensi pasar yang besar. Perpaduan faktor-faktor di atas menguatkan tekad untuk membangun sebuah industri pesawat terbang yang terpadu dan memadai. Pendirian industri pesawat terbang di Indonesia beserta persiapan-persiapannya tidak lepas dari peran seorang tokoh sentral bernama Bacharuddin Jusuf Habibie. Sejak tahun 1960an B.J. Habibie sudah melakukan upaya-upaya untuk merintis pendirian industri penerbangan. Pada tahun 1961, Mahasiswa Indonesia di Eropa menyelenggarakan Seminar Pembangunan I se-Eropa di Praha. Salah satu hasil seminar ini adalah pembentukan komunitas penerbangan yang diketuai oleh B.J. Habibie. B.J. Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie asal Gorontalo dan R. A. Tuti Marini Puspowardojo asal Yogyakarta. Beliau adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Alwi Abdul Jalil bekerja sebagai Asisten Konsultan Pertanian (Adjunt Landbouw Consulent) yang memberi penyuluhan bagi para mantri pertanian untuk pemuliaan tanaman. Gambar 1.10: Prof. Habibie ketika Habibie menghabiskan masa sekolah dasar dan menengah menjabat sebagai presiden RI. pertama di Pare-Pare. Ayahnya meninggal ketika usianya baru 12 tahun. Ibunya kemudian mengirim beliau ke Jawa, sehingga beliau dapat bersekolah SMA di Bandung, tepatnya di SMAK Dago. Pada 1954, beliau lulus SMA dan melanjutkan ke Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung. Setelah ibu beliau mendapatkan ijin belajar (dengan cara membeli devisa negara), beliau dapat berangkat ke Jerman Barat pada 1955, tepatnya di Rheinisch-Westf채lische Technische Hochschule (RWTH) di Aachen. Perguruan teknik tinggi ini sangat terkemuka di Eropa. Beliau mengambil bidang studi Teknik Mesin dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang. Pada 1960, beliau mendapatkan gelar Dipl.-Ing (setara dengan Master of Science), dan pada 1965 beliau mendapatkan gelar Dr.-Ing dengan predikat summa cum laude. Disertasi doktornya yang ditulis dalam bahasa Jerman berjudul Beitrag z체r Temperaturbeanspruchung der orthotropen Kragscheibe (Kontribusi terhadap tegangan thermal batang kantilever orthotropik), di bawah bimbingan Prof. Hans Ebner dan Prof. William Dettmering. Sebenarnya sebelum lulus program doktor, Habibie bermaksud kembali ke tanah air untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Indonesia. Tetapi pimpinan KOPELAPIP menyarankan Habibie untuk menggali pengalaman lebih banyak di Jerman, di samping juga belum tersedianya industri pe6


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
50 Tahun (1962-2012)Aeronautika & Astronautika ITB by Download BS-E - Issuu