Banjarmasin Post Selasa, 10 Februari 2015

Page 12

12 ribun Borneo

Banjarmasin Post

SELASA 10 FEBRUARI 2015

Saat Ditemukan Sudah Sekarat PALANGKARAYA, BPOST - Setelah enam bulan merawat seekor anak beruang madu, Davidson Lambung alias Icong menyerahkan hewan tersebut pekan lalu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng. Hewan dilindungi itu, ditemukan dalam kondisi terluka dan sekarat enam bulan lalu saat dia melintas di jalan arah Palangkaraya ke Kabupaten Gunungmas, tepatnya di Bereng Malaka, Kelurahan Takaras, Kecamatan Manuhing. Diduga, bayi beruang itu usai diburu para pemburu. “Beruang ini sudah pulih dan serat, kami serahkan ke BKSDA, Jumat (6/2) agar dilepasliarkan dan kembali ke habitatnya,” kata Icong didampingi rekannya, Hangi. Kepala BKSDA Kalteng, Nandang Prihadi, mengatakan, saat diserahkan ke BKSDA, beruang madunya cukup sulit saat akan dimasukkan ke kandang. Namun akhirnya bisa, dengan bantuan petugas. “Dulu saat ditemukan kurus, tapi saat ini sudah mulai gemuk. Kami tetap akan memeriksa kesehatannya. Akan dirawat sementara waktu, kemudian akan dilepasliar-

kan di Kalawait, Muara Teweh dan di Pararawan agar bisa dikembalikan ke hutan liar,” katanya. BKSDA Kalteng saat ini menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan, terkait temuan tengkorak yang diduga orangutan di Desa Camba, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Namun upaya yang dilakukan ternyata tidak semudah yang dipikirkan. “Laporan di lapangan, tengkorak itu ternyata sudah diangkat oleh warga. Bagi petugas kami, ini sulit karena tindakan pemindahan barang bukti ada prosedur yang harus dilakukan,” ujar Sekretaris BKSDA Kalteng Toto Sutiyoso. Tengkorak yang diduga orangutan itu pertama kali ditemukan seorang warga Desa Camba, Kecamatan Kotabesi saat bermaksud mengambil kayu di sebuah kawasan milik PT Nusantara Sawit Persada (NSP). Saat itu, posisi tengkorak dalam keadaan sebagian terkubur di tanah dengan bau busuk yang masih tercium. Kabar adanya pembantaian orangutan di kawasan PT NSP, beberapa bulan lalu pernah merebak. Hal itu se-

telah ada temuan tengkorak yang juga diduga orangutan. Bahkan BKSDA Kalteng pernah melakukan klarifikasi atas kabar tersebut. “Pihak perusahaan memastikan membantah melakukan itu. Tengkorak masih diamankan di polda (kepolisian daerah) dan dalam penyelidikan, petugas kami juga kesulitan untuk mengungkap pelakunya,” kata Toto. Humas Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) di Nyaru Menteng, Agung, mengatakan, populasi beruang madu dan orangutan yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng), saat ini terancam karena maraknya pembukaan atau land clearing perkebunan kelapa sawit dari perusahaan maupun perkebunan milik masyarakat. Pihanya memantau hutan di sekitar Kelurahan Takaras, Kecamatan Manuhing, dan di hutan arah Kabupaten Gunungmas masih banyak binatang langka baik beruang maupun orangutan. “Ketika terjadi kebakaran lahan ma u p u n p e m b u k a a n s a wit, hewan-hewan tersebutjadi terusir sehingga keluar dari hutan,” kata Agung. (tur/ami)

BANJARMASIN POST GROUP/JUMADI

PANUNJUNG TARUNG - Kawasan sekitar Stadion Panunjung Tarung, Kuala Kapuas, tidak hanya menjadi tempat bersantai, tapi setiap sore juga digunakan sebagai sarana berolahraga oleh masyarakat.

Sekda Kapuas Terancam

5 Tahun Penjara PALANGKARAYA, BPOST - Sejak ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terhadap anggota DPRD Kapuas pada 27 Januari lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kapuas Sanijan S Toembak, kemarin, Senin (9/2) dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. Mengenakan hem putih, saat diperiksa sebagai tersangka di kantor Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalteng, Sanijan didampingi pengacaranya, Rio Denamora Dau. Keduanya datang sekitar pukul 12.00 WIB. Selain Sanijan, juga dimintai keterangan adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kapuas, Indah Purwanti pada jam yang sama. Indah dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan suap tersebut. Demikian juga dengan Sekretaris DPRD (Sekwan) Kapuas, I Dewa Gede Oka Ariawan juga tampak memenuhi panggilan

“Dulu dia hanya kami panggil sebagai saksi, tetapi kali ini, dipanggil sebagai tersangka dan diproses hukum” KOMBES ANTON SASONO Direktur Reskrimsus Polda Kalteng

penyidik tindak pidana korupsi (Tipikor) Polda Kalteng. Direktur Reskrimsus Polda Kalteng, Kombes Pol Anton Sasono, mengatakan, sudah memulai pemanggilan saksisaksi terhadap Sanijan dan berlanjut pada pemanggilan Sanijan sebagai tersangka. “Dulu dia hanya kami panggil sebagai saksi, tetapi kali ini, dipanggil sebagai tersangka dan diproses hukum. Sejak awal saya sudah bilang, siapapun yang terkait apabila alat buktinya mencukupi tidak ada alasan bagi kami untuk tidak memprosesnya secara

hukum,” kata Anton Sasono yang didampingi Kasubdit Tipikor Polda Kalteng AKBP Jukiman Situmorang. Namun, pihaknya kemungkinan tidak akan melakukan penahanan terhadap tersangka, selama yang bersangkutan kooperatif dengan penyidik, tidak melarikan diri, tidak menghilangkan barang bukti, dan tidak mengulangi perbuatannya. “Tetapi lihat saja perkembangannya nanti,” imbuh Jukiman Situmorang. Penyidik Tipikor Ditreskrimsus Polda Kalteng menetapkan Sanijan S Toembak sebagai tersangkan, karena diduga terlibat dalam kasus suap terhadap anggota DPRD Kapuas senilai Rp 2,3 miliar. Sekda Kapuas ini akan dikenakan Pasal 5 ayat 1 dan 2 Pasal 11 Junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHN, dengan ancaman maksimal lima tahun kurungan. Dan diperkirakan, selain delapan tersangka yang ber-

kasnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Kalteng dan Sekda Kapuas Sanijan, akan ada lagi tersangka baru dalam pengembangan kasus yang masih dilakukan oleh penyidik Tipikor Polda Kalteng. Sanijan adalah orang yang dituduhkan sebagai pemberi dan yang melakukan tindak pidana suap terhadap anggota DPRD Kapuas. Menurut Nanang, pengacara tersangka Ketua DPRD Kapuas H Mahmud Iip Syafrudin, berdasar keterangan kliennya, Sanijan adalah orang yang menawarkan uang suap untuk memuluskan proyek APBD 2015 kepada pimpinan dewan dengan nilai Rp 2,6 miliar. “Kemudian ditawar lagi oleh Kadis PU Kapuas, Free Vynou sebesar Rp 2,3 miliar. Akhirnya, dana tersebut diserahkan oleh Kabid Bina Marga Kapuas, Imanuah di Jembatan PulauPetak Kapuas,” kata Nanang. (tur)

Polisi Bersenjata Kawal Pelimpahan Suel PALANGKARAYA, BPOST - Sejak Senin (9/2), Suel yang juga Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Palangkaraya menjadi penghuni tahanan Kejaksaan Tinggi Kalteng. Berkas tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan 1.100 seragam Linmas sebesar Rp 693 juta untuk pemilihan wali Kota Palangkaraya pada 2013 ini, telah dinyatakan lengkap atau P21

oleh tim penyidik Tipikor Ditreskrimsus Polda Kalteng. Suel digiring untuk diserahkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalteng, kemarin, dengan tangan diborgol plastik dan mengenakan rompi oranye bertuliskan Tahanan Tipikor Polda Kalteng. Dia tidak banyak bicara serta tampak lebih tenang dibandingkan saat ditangkap pada Rabu, 28 Januari lalu. Bahkan, dia juga

BANJARMASINPOST GROUP/FATURAHMAN

SUEL, tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan seragam Linmas.

tidak didampingi pengacara, baik pengacara pribadi maupun pengacara dari Pemerintah Kota (Pemko) Palangkaraya. Penyerahan tersangka Suel dan berkas ke Kejati Kalteng, dikawal enam polisi berseragam lengkap dengan senjata. Sebelum dilimpahkan, sekitar satu jam Suel berada di ruang Tipikor. Sekeluarnya dari ruang tersebut, dia tetap tidak mau mengomentari pertanyaan wartawan seputar tindakan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Selain Suel, penyidik Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus)

1002/B12

Polda Kalteng juga menyerahkan berkas tersangka lainnya dalam kasus yang sama yakni rekanan pemenang tender dalam perkara tersebut, yakni Edod (55). Bos CV Anugerah Sakti ini juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Diberitakan, Suel bersama rekanan pemenang tender, Edod diduga dikorupsi. Dugaan ini, berdasarkan kain seragam yang dibuat tidak sesuai spek yang telah ditetapkan dalam kontrak pengadaan pakaian tersebut. Berdasar pemeriksaan BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan), ada kerugian negara akibat perbuatan mereka. Direktur Reskrimsus Polda Kalteng, Kombes Pol Anton Sasono, mengatakan, berkas tersangka Suel dan Edod sudah lengkap sehingga diserahkan ke Kejati Kalteng untuk proses lebih lanjut. Wakil Wali Kota Palangkaraya, Mofit Saptono Subagio, mengatakan, hingga saat ini belum menentukan pengganti Suel, karena proses hukum masih berjalan. “Soal pengacara, kami sebenarnya siap saja jika yang bersangkutan memang ingin kami bantu dengan pengacara yang ada di Pemko Palangkaraya. Namun, hingga saat pelimpahan berkasnya ke kejati, yang bersangkutan belum meminta kepada kami,” kata Mofit. (tur)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Banjarmasin Post Selasa, 10 Februari 2015 by Banjarmasin Post - Issuu