ribun Kota
2
Banjarmasin Post SABTU 6 DESEMBER 2014
Program Selanjutnya adalah Kuliner
BANJARMASIN POST GROUP/MILNA SARI
KRU Kompas TV Banjarmasin saat gelar syukuran HUT ke-8, kemarin.
BANJARMASIN, BPOST Merayakan ulang tahun ke-8, kru Kompas TV Banjarmasin menggelar acara secara sederhana di Rumah Makan Podok Bahari, Banjarmasin, Jumat (5/11). Acara ini sekaligus untuk syukuran dua anugrah yang diperoleh Kompas TV Banjarmasin di ajang KPID Award 2014 beberapa waktu lalu. Seluruh kru dan karyawan Kompas TV larut dalam suasana bahagia. Tampak keceriaan terpancar di wajah me-
reka. Tidak ketinggalan peniupan lilin berbentuk angka delapan juga dilanjutkan dengan pemotongan kue, diserahkan oleh Station Manager Kompas TV Banjarmasin, Dwi Nardi kepada kru senior, yakni Government Manager, Milhan Rusli. Milhan mengatakan, perayaan ulang tahun ini pertama kali diadakan Kompas TV Banjarmasin. “Ini kita ambil sesuai akta berdirinya yaitu 30 November,” jelasnya. Sebelumnya Kompas TV
Banjarmasin merupakan televisi lokal yang bernama TVB. Kemudian pada 2011, TVB berdiri sendiri dengan nama Kompas TV Banjarmasin di bawah naungan Kompas Gramedia. Perubahan nama itu sekaligus membuat Kompas TV Banjarmasin menjadi televisi berjaringan, dengan komposisi acara 10 persen lokal dan 90 persen nasional. Station Manager Kompas TV Banjarmasin, Dwi Nardi mengatakan, pada ulang tahun ke delapan ini diharapkan
seluruh karyawan Kompas TV bisa lebih solid lagi, dan bisa menjadi super team yang handal. “Semoga Kompas TV bisa lebih diterima di masyarakat dan menjadi tv news terdepan di Kalsel,” ujarnya. Disinggung mengenai program baru yang bakal digeber tahun depan, menurut Dwi Kompas TV akan mengadakan akan program kuliner. “Soalnya, masih banyak kuliner kita (Kalsel) yang belum terangkat,” ujarnya. (mm)
Jaksa Seharusnya Bisa Banding
BAHAN SABU Kapolda Kalsel Brgijen Machfud Arifin melihat peralatan dan bahan pembuatan sabu yang digelar di depan gedung Dit Resnarkoba Polda Kalsel, Jumat (5/12).
■ Pengamat: Hakim Ada Paramater dan Variabel BANJARMASIN, BPOSTVonis terhadap Yulia Sari Sutopo, terdakwa kasus kepemilikan sabu 4,3 kilogram dan 18.000 pil ekstasi dinilai sejumlah pihak kurang memuaskan. Satu hukuman dari tiga persidangan yang dijalaninya masih belum berkeadilan. Hukuman yang diterima Yulia lebih rendah dari ojek sabu
Vonis yang Disorot Itu Y ulia Sari Sutopo: Yulia ■ 10 tahun penjara wajib bayar denda 10 miliar subsider 6 bulan kurungan ■ 6 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar atau subsider 3 bulan penjara ■ Kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) masih disidangkan
Budi Saputra alias Kiu: ■ 16 tahun penjara denda 10 miliar subsider 6 bulan kurungan Dony Dony,, Kam Liong Pen, Bin TTommy: ommy: ■ 12 tahun penjara plus denda Rp 10 mliar subsider 6 bulan kurungan
Sutrisno: ■ 10 tahun penjara
Tuntutan JPU Yulia Sari Sutopo: ■ 19 tahun penjara plus denda Rp 2 miliar subsider kurungan 2 tahun ■ 6 tahun penjara
Budi Saputra, Kam Liong Pen, Bin TTommy: ommy: ■ 16 tahun penjara
Sutrisno: ■ 13 tahun penjara
variabel-variabel selain positif juga ada variabel yang negatif,” katanya. “Nah, untuk kasus Yulia ini, yang tau persis adalah hakim. Mudah-mudahan bukan variabel negatif yang mempengaruhi putusan hakim, sehingga hakim memutuskan ringan,” kata Syaifudin. Satu kasus yang jadi sorotan adalah Yulia diputus 6 tahun penjara sementara dan sementara tukang ojek sabunya Sutrisno malah dihukum lebih tinggi, yakni 10 tahun penjara. Terkait putusan itu, satu JPU, Supriadi menyatakan masih pikir pikir. “Masih belum ada petunjuk untuk banding nih. Kita masih akan pikirkan dalam Minggu ini,” kata dia. Namun, dia memiliki penjelasan sendiri terkait vonis Yulia. Dia mengatakan, membaca putusan Yulia harus ditambahkan, jangan kasusnya dipisah. “Kalau digabung untuk Yulia jadi 16 tahun penjara. Sementara di undang-undang mengatur vonis 20 tahun dan atau seumur hidup. Cuma untuk Yulia ini. Selain dua kasus sabu-sabunya juga diperberat dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU),” katanya. Disinggung soal subsidernya yang ringan tidak seperti kasus korupsi, Supriadi beralasan memang harus dibedakan karena korupsi kasus hukum yang bersifat khusus (lex specialis). “Kalau dibandingkan dengan kasus korpsi ya memang beda dan memang tidak bisa dibandingkan,” katanya. (lis)
suruhannya. Pakar Hukum Pidana dari Fakultas Hukum Unlam, Syaifudin ketika dimintai pendapatnya, Jumat (5/12) mengatakan, jika putusan majelis hakim dirasa jauh dari berkeadilan atau timpang maka jaksa penuntut umum (JPU) wajib untuk melakukan banding. “Bila jauh jaraknya dari tuntutan jaksa maka wajib hukumnya untuk jaksa melakukan banding,” Syaifudin. Apalagi jika keputusan masih belum final, belum berkekuatan hukum tetap, maka penuntut masih punya waktu. Banding menurut Saifudin juga harus dilakukan jaksa jika denda dan subsider hukuman kurungan kurang memuaskan.”Hukumnya bukan harus, tapi wajib banding. Karena jaksa mewakili negara juga mewakili rakyat,” terangnya. Dia menjelaskan, dari sisi ilmun hukum, proses menuntut bersalah atau tidak adalah menjadi kewenang hukum yang dilakukan oleh jaksa. Sementara hakim mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan serta pertimbangan normatif. Saifudin mengatakan, hakim dalam menentukan berat atau ringan putusannya juga harus memiliki parameter dan variabel memberatkan atau meringankan. Termasuk pula aspek normatif dan sosiologis. “Memang tidak bisa dibaca apa di benak majelis saat memutuskan itu, yang mengetahui betul akan hal itu adalah majelis. Hanya saja ada
BANJARMASIN POSTGROUP/NURCHOLIS HUDA
Kapolda: Tidak Ada Grasi BANJARMASIN, BPOST Hasil uji laboratorium menyatakan satu kantong bongkahan kristal putih disita dari Rustam mengandung metaamphetamine. Hasil itu sekaligus menguatkan adanya industri rumahan narkoba di Banua, dengan pelakunya Rustam. Kemarin barang bukti narkoba berikut alat pembuatnya, digelar di hadapan pers, di depan gedung utama Ditresnarkoba Polda Kalsel. Didampingi Direktur Narkoba Polda Kalsel, Kombes Joko, Kapolda Kalsel Brigjen Machfud Arifin melihat dan menanyakan proses pembuatannya. Tapi tidak dengan dihadirkan pelaku. Pada kesempatan itu, Machfud mengimbau seluruh elemen dan lapisan masyarakat untuk bekerja sama memerangi narkoba sebagaimana yang diprogramkan pemerintah. “Narkoba merupakan musuh bersama, bukan hanya tugas kepolisian atau aparat penegak hukum, namun perlu dukungan semua lapisan masyarakat. Presiden Jokowi sendiri dalam memerangi narkoba benar-benar mengutamakan dan mengatakan tidak akan memberikan grasi kepada terpidana narkoba,
dan saat ini ada beberapa tersangka narkoba yang dihukum mati,”ucap Machfud. Menurut Machfud, selama 11 bulan di 2014, Polda Kalsel
Ada Bahaya di Sungai Rangit MARABAHAN, BPOST - Kondisi Jembatan Sungai Rangit, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Batola mengkhawatirkan. Jembatan yang terletak di ruas jalan Banjarmasin-Marabahan , sekitar 41 kilometerdari Banjarmasin tidak bisa dilintasi dua buah kendaraan roda empat. “Apakah menunggu jatuh korban dulu, baru diperbaiki,”kata Khairu, seorang warga yang mengeluhkan kondisi jembatan itu, kemarin. Menurut Khairul, sudah lebih dari satu Minggu lantai jembatan Sungai Rangit retak. Jika dilindas kendaraan roda empat dipastikan lantai akan jebol. Saat ini, bagian yang retak di atas jembatan halangi warga setempat dengan dua patok RMJ.”Kalau tidak diberi batas, pasti akan dilindas kendaraan roda
BANJARMASIN POSTGROUP/AM RAMADHANI
JEMBATAN Sei Rangit.
empat,” katanya. Camat Cerbon Agus Salim mengatakan, kondisi lantai jembatan tidak saja mengganggu arus lalu lintas tapi juga
membahayakan pengguna jalan. Apalagi kata dia, di kawasan jembatan tidak ada penerangan jalan. Lantai jembatan dimungkinkan dapat jebol, jika dilindas kendaraan roda empat. Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Batola Rusli Ramli mengatakan, ruas jalan Banjarmasin-Marabahan termasuk jembatan Sei Rangit merupakan jalan nasional sehingga menjadi tanggung jawab Balai Jalan Nasional. Menurut H Ramli, pihaknya sudah memberitahukan dengan pihak balai jalan nasional.”Kita sudah sampai kondisi jembatan tersebut,” katanya. Namun sampai berita ini diturunkan, kondisi jembatan masih belum diperbaiki sehingga sangat membahayakan pemakai jalan raya. (don)
SMAN 2 Kandangan Juara PCTA 2014 BANJARMASIN, BPOST Koordinator Daerah (Korda) Kementerian Pertahanan Wilayah Kalsel bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel dan Korem 101/Antasari menggelar kegiatan pembinaan alumni Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat SLTA, 2012 - 2014, di Aula Diknas Prov Kalsel, Rabu (3/12). Pembinaan bertujuan untuk membina siswa-siswi SLTA se-Kalsel agar memiliki rasa persaudaraan, rasa cinta Tanah Air dan wawasan kebangsaan guna menumbuhkan rasa persatuan dan disiplin di kalangan para pelajar. Pembinaan dilaksanakan setiap tahun diawali dengan perlombaan Diskusi Parade Cinta Tanah Air. Pada 2014, dilaksanakan di Gedung Dik-
nas Provinsi Kalsel. Kepala Korda (Kakorda) Kementerian Pertahanan Wilayah Kalsel, Kolonel Inf Benny Wahyudi mengatakan, kegiatan ini digelar demi terciptanya generasi muda berkarakter. Diharapkan, mereka menyadari hak dan kewajibannya untuk membentuk generasi penerus yang memiliki idealisme yang tinggi terhadap bela negara dan nasionalisme bangsa. “Pada akhirnya dapat ikut dalam mengawal dan menyelamatkan NKRI dan menjadi calon-calon pemimpin di masa depan,” kata Benny. Adapun juara pertama kegiatan ini adalah SMAN 2 Kandangan. Selanjutnya, pemenang kegiatan ini mewakili Kalsel berlomba PCTA tingkat nasional di Jakarta. Namun,
ISTIMEWA
KOLONEL Inf Benny Wahyudi berfoto bersama degan para pembina dan peserta Alumni Parade Cinta Tanah Air 2014.
SMAN 2 Kandangan sebagai wakil Kalsel masih belum beruntung. “Semoga PCTA 2015 bisa lebih baik lagi sehingga dengan adanya itu, bisa memo-
tivasi kembali dan menjalin hubungan erat dengan para alumni PCTA 2012-2014. Diharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun,” kata Benny. (*/yan) 0612/B02
dan jajaran sudah melakukan penindakan terhadap pelaku narkoba yakni ada 1.364 kasus dengan tersangka lebih 1.600.
Seperti diberitakan Metro Banjar, Jumat (5/12), Rustam ditangkap aparat Ditnarkoba Polda di rumahnya, Kamis (5/12). (lis)