Banjarmasin Post Sabtu, 4 Oktober 2014

Page 22

Banjarmasin Post

22

SABTU 4 OKTOBER 2014

Akhirnya Mereka Bisa Berkurban Sambungan hal 1

pimred BPost Group, Harry Prihanto, Jumat (3/10). Setelah mengucapkan terima kasih, Arsyad mengungkapkan sumbangan tersebut sangat berarti bagi mereka. Baru kali ini mereka menerima sumbangan hewan kurban. Warga juga merasa diperhatikan kendati tinggal di daerah pinggiran dan sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh. “Semoga yang memberi bisa bertambah rezeki dan kesehatannya,” kata Arsyad. Sedang Budi berharap perusahaannya bisa selalu bermanfaat bagi masyarakat. Budi dan rombongan kemudian bergerak ke Masjid Hasanuddin Madjedi di Jalan Brigjen H Hassan Basry Banjarmasin untuk melakukan hal yang sama. Sapi diserahkan Harry kepada anggota takmir masjid, Baderi HB. Staf promosi BPost Group, Rizqan, juga menyerahkan kupon pembagian daging kurban. Diharapkan keberadaan kupon tersebut dapat meringankan pekerjaan panitia kurban. Tak hanya warga pinggiran di Berangas yang mendapat sumbangan sapi kurban. Warga di bantaran Sungai Martapura Desa Sungai Pinang Lama RT 2 Sungai Tabuk, Banjar juga mendapatkan sumbangan hewan kurban. Rasa bahagia pun terpancar dari wajah Ketua Musala Raudhatush-Shalihin, Muhammad Noor, saat menerima secara simbolis sapi kurban BPost Group Bersama Mitra. “Alhamdulillah, akhirnya tahun ini kami bisa melaksanakan ibadah kurban. Sebelumnya tidak pernah. Mayoritas penduduk di sini hanya petani. Apalagi tahun ini banyak padi yang rusak akibat banjir dan serangan hama,” ujar M Noor. Iduladha sebelumnya, menurut M Noor, memang ka-

dang dilakukan pemotongan kambing. Namun itu bukan murni ibadah kurban, melainkan akikah warga yang dilaksanakan pada Iduladha. “Momennya saja di pas kan waktunya. Hampir tidak pernah kami melakukan ibadah kurban,” katanya. M Noor mengungkapkan sebenarnya pernah beberapa kali mengajukan proposal kepada sejumlah instansi untuk mendapat sumbangan hewan kurban, namun baru proposal kepada BPost yang membuahkan hasil. Sapi diserahkan rombongan yang dipimpin Redaktur Pelaksana BPost Group Dwie Sudarlan disertai perwakilan PT Kaltrabu Tour & Travel, Ainul Arif. Sebelumnya rombongan juga menyerahkan satu sapi kurban ke pengurus Masjid Syuhada Jalan AES Nasution Gang Syuhada Kelurahan Gadang Banjarmasin Tengah. Sapi diserahkan Rima Melati, pemilik Rumah Makan Pondok Bahari, yang lokasinya tak jauh dari masjid. “Alhamdulillah tahun ini sumbangan sapi pertama untuk Masjid Syuhada dari Pondok Bahari. Mudahan bermanfaat bagi warga,” kata pengurus Masjid Syuhada, Abdurrahman. Sementara itu rombongan yang dipimpin Pemimpin Umum BPost Group HG (P) Rusdi Effendi AR ke Masjid Raya Sabilal Muhtadin untuk menyerahkan sekor sapi. Sapi diterima anggota dewan penyembelihan, H Bayan, H Johansyah dan H Syafe’i. Selanjutnya rombongan menuju Masjid Al Anshor Jalan Cempaka Besar, Banjarmasin. Sapi yang diserahkan merupakan sumbangan, PT Borneo Prima Utama Jaya. Sapi diterima anggota pengurus masjid, H Iberahim Rusdi juga menyerahkan sapi ke Masjid Nurul Zakirin Jalan Jafri Zamzam Banjar-

masin. Sapi itu merupakan sumbangan Bank Artha Graha. Penyerahan sapi disaksikan Pemimpin Cabang Bank Artha Graha, M Nor Irwan Untuk penyaluran sapi kurban ke Banjarbaru, rombongan dipimpin General Manager PT Grafika Wangi Kalimantan, Suharyanto. Rombongan mendatangi Masjid Ar-Rahman Jalan A Yani Jurusan Pelaihari, Landasan Ulin Selatan Banjarbaru. Sapi kurban diterima Ary Munandar, pengurus masjid yang lokasinya tak jauh dari percetakan BPost Group tersebut. “Kami sangat berterima kasih. BPost banyak sekali memberikan kontribusinya kepada kami khususnya Masjid Ar-Rahman,” katanya. Rombongan kemudian menuju Masjid Hidayatullah di Markas Kompi Senapan A Yonif 623 Landasan Ulin. Sapi diterima pengurus masjid, Lettu Inf Jimmy Arvith. Sedang rombongan yang dipimpin Kabag PSDM Bpost Group Tapriji menyerahkan sapi ke Masjid Baitul Hikmah di Komples Unlam Banjarmasin. Sapi diterima ketua takmir, Herlin. Sapi lainnya diserahkan ke Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin. Penyerahan dilakukan David Petrus dari Perbanas Kalsel kepada pengurus masjid. Sementata sapi kurban untuk warga sekitar Masjid Darussalam Pondok Kelapa RT 13 Banjarmasin berasal dari sumbangan Anugerah Dian Regency. Untuk program ini, BPost Group menggandeng banyak mitra. Sapi yang diserahkan kemarin, selain dari PT Silo, Kaltrabu, RM Pondok Bahari, PT Borneo Prima Utama Jaya, Bank Artha Graha, Perbanas Kalsel dan Anugerah Dian Regency, juga dari Multi Prima dan Bupati Tanahbumbu (Tanbu) Mardani H Maming. (dia/ hh/has/hid/jj)

Adi Kasihan Lihat Ibu Tunggu... Sambungan hal 1

nya kebetulan larut malam. Begitu pesawat mendarat, Adi langsung bersiap di depan ruang kedatangan. Ketika sang ibu terlihat di ruang pengambilan bagasi, Adi dan keluarga tetap bersabar menunggu di depan ruang kedatangan. Tapi karena berjam-jam pengambilan bagasi tidak kunjung selesai, Adi menjadi kesal. Dia kawatir dengan kondisi ibunya. “Saya pun berinisiatif membantu ibu dan minta izin masuk kepada petugas. Tapi kami malah dibentak. Saya pun spontan marah. Keluarga penumpang lainnya juga naik emosinya kepada petugas itu,” ujar Adi. Adi sadar petugas itu melarang penjemput masuk ruang kedatangan demi keamanan bagasi penumpang. Namun gesekan antara penjemput dan petugas tidak akan terjadi jika pengambilan bagasi tidak terlalu lama. Penggambilan bagasi tertumpuk di satu tempat. Apalagi ban berjalannya sangat terbatas. Keluhan serupa juga diungkapkan Wawan (35), pegawai Pemko Banjarbaru. Malam itu itu dia juga tiba di Syamsudin Noor sepulang da-

ri menunaikan umrah. Pesawatnya mendarat beriringan dengan satu pesawat lain. Akibatnya penumpang menumpuk di ruang kedatangan yang sempit. Sedang ban berjalan yang beroperasi hanya satu. Akibatnya pengambilan bagasi menghabiskan waktu berjam-jam. “Dua pesawat saja yang mendarat beriringan, penumpangnya sudah berjejal di ruang kedatangan, apalagi lebih dari tiga pesawat yang datang,” kata Wawan. Untungnya, Wawan masih muda sehingga masih mampu menghadapi kondisi tersebut. Dia justru sangat kasihan terhadap penumpang yang lanjut usia. Mereka terpaksa ikut berdesak-desakan menunggu barangnya. Beda lagi dengan Abdullah, warga Banjarbaru. Setelah masuk ruang keberangkatan, dia menuju loket boarding pass. Tapi dia dicegat petugas packing tas dan diarahkan untuk membungkus tasnya dengan pita plastik. “Ya, saya kan bingung. Dikira packing tas itu wajib. Jadinya saya menurut saja. Ternyata saya harus bayar sekitar Rp 50 ribu. Padahal itu tidak wajib,” ujar Abdullah. Manager Personalia dan Umum PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor,

Nurul Huda, mengakui adanya sejumlah keluhan di terminal. Untuk masalah packing tas, manajemen bandara sudah memanggil penjual jasa packing tas. “Kami minta pengusaha jasa tersebut menjelaskan kepada calon penumpang mengenai adanya biaya,” ucap Nurul Huda. Dalam usaha mengatasi kepadatan di ruang kedatangan, pihak bandara akan membangun terminal kedatangan sementara yang lebih luas. “Jadi ruang keberangkatan dan kedatangan akan digabung menjadi terminal keberangkatan. Sedangkan untuk kedatangan memakai terminal sementara. Pembangunan terminal kedatangan dimulai tahun depan,” kata dia. Terminal kedatangan mengambil lokasi perkantoran PT AP I yang ada sekarang. “Sedangkan kantor PT AP ke seberangnya,” tambahnya. Bersamaan pembangunan terminal kedatangan sementara, disiapkan area parkir. Area parkir dapat menampung tiga kali lipat dari sebelumnya. “Area parkir sekarang kapasitasnya 1.500 kendaraan. Nanti diperluas hingga daya tampungnya sampai 4.500 kendaraan,” ucap Nurul. (sar)

Bon Daging Sambungan hal 1

bing. Mamarina Palui nang panuhanya tahun ini umpat jua bakurban saikung sapi. Datang matan mana Lui ikam pina mahingal hinak, ujar Garbus marawa Palui. Aku mahingal ini karna kusinghaja, ulahraga, sahut Palui. Aku paham Lui ai bahwa alasan ikam sabujurnya kada ulahraga tapi mahimat ungkus ujek, ujar Garbus. Banaran, mahimat ungkus supaya duitnya kawa hagan hari raya, ujar Palui mangaku. Napa dibawa maka pina sasak kantung? ujar Garbus. Inilah nang manyababkan aku mahingal tadi yaitu maambil bon daging qurban hari raya Idul Adha matan mamarina panuhanya, ujar Palui sambil malihatakan kabatan bonnya. Banyaknya Lui, biasanya tiap urang hanya dapat paling banyak lima lambar, kanapa maka ikam dapat labih lawian

lambar, ujar Garbus. Kami kaluarga ganal, mamarina anam ikung, dangsanak dalapan ikung, kamanakan dalapan ikung, ipar sapuluh ikung, jumlahnya 32 ikung kali lima lambar sama dengan 160 lambar, ujar Palui. Kaluarga ikam itu Lui manyumbalih sapi apakah gasan baqurban di hari raya ini atawa gasan baaruhan kaluwargakah? Kalu ikam mandapat bon sampai saratus anam puluh lambar baarti parak saikung sapi diburung kaluarga ikam haja, ujar Tulamak nang hanyar datang. Tampulu manyumbalih sapi, satahun sakali bahimat mamakan daging. Kalu kada habis dimakan sahari dua hari, lalu dikaringakan diulah dendeng, tahan gasan sabulanan, ujar Palui himung. Mamarina ikam itu kada paham arti baqurban di hari raya Idul Adha ini. Mustinya daging qurban itu justru diha-

diahkan gasan fakir miskin, yatim piyatu wan urang nang kada mampu di kampung kita ini, ujar Tulamak mamadahi. Mamarinaku paham haja wan kaya itu jua pasan sidin. Tapi imbah kutimbang-timbang pas haja gasan kaluarga basar kami karna kami di RT tacatat sabagai kaluarga miskin, ada nang sudah yatim lawan ada jua nang sudah piatu, sadangkan aku saurang sudah puluhan tahun yatim piatu, ujar Palui mangaras. Kalu kaya itu Lui ai kada sampai pahala mamarina tuha ikam itu baqurban di hari Idul Adha ini, ujar Garbus. Kita badamai haja Mak ai, ikam badua masing-masing kubari lima lambar tapi jangan galu jangan dipander ka lain, ujar Palui mambujuki kakawalannya. Hiihlah, tarasani jua daging qurban, ujar Garbus wan Tulamak takana rayu Palui lalu manyambut bon daging itu. (rep/emhati)

ANTARA FOTO/ROSA PANGGABEAN

ANARKISTIS - Halaman balai kota dan gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (3/10), penuh bongkahan batu. Batu dilemparkan peserta unjuk rasa dari sejumlah ormas yang menolak Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo.

Silikon di Tubuhnya Meleleh.... Sambungan hal 1

kerap kali keluar dari lapas dengan alasan berobat. Sejak dipindah ke lapas itu dari Rutan Pondok Bambu, Jakarta, 18 Oktober 2013, Malinda konon sering sakit. Bahkan, pernah pula terkena stroke sehingga dibawa ke RS Boromeus, Bandung. Giri membenarkan informasi tersebut. Dia mengatakan Malinda memang tidur di klinik kesehatan lapas. Dia pun mengungkapkan perempuan yang pernah memiliki hubungan asmara dengan aktor dan bintang iklan, Andhika Gumilang itu beberapa kali menjalani operasi terkait keberadaan silikon di tubuhnya. Bahkan, saat ini sedang menjalani perawatan di RS Santosa, Bandung setelah menjalani operasi kanker payudara. Malinda dibawa ke rumah itu pada dua pekan lalu. Menyinggung hanya adanya seorang perempuan sipir yang menjaga Malinda selama berada di luar lapas, Giri kembali berkilah dengan mengatakan petugas. “Ya penjaga kami terbatas. Kalau mau membantu jaga silakan saja, kami senang. Kanker payudara kan bahaya

sekali, ini risikonya bisa mati. Masak seperti ini mau tidur di blok (sel). Kami beri izin operasi dan mendapat perawatan,” tegas dia. Kepada pers, Asisten Penyelesaian Laporan ORI, Dominikus Dalu mengatakan informasi adanya perlakuan keistimewaan untuk Malinda, diperoleh dari napi lain di Lapas Sukamiskin. “Ada perlakuan istimewa, sejak lima bulan mendekam di Lapas Sukamiskin, dia (Malinda Dee) tidak pernah tidur di sel, tapi di klinik karena alasan kesehatan,” kata dia. Biaya operasinya dari mana? “Ya mungkin ada BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan), mungkin juga ada dari pribadi,” ujar Giri. Pernyataan senada diucapkan Kalapas Wanita Sukamiskin, Rosnaida Lubis. “Dia itu tidak tuntas berobatnya, jadi kena kanker, silikonnya bocor sehingga harus dioperasi. Selama ini dia juga tidak bisa tidur terlentang karena penyakitnya itu, “ tegasnya. Saat dihubungi Wamenkum HAM Denny Indrayana mengatakan akan mengecek informasi tersebut. “Kita cek, kalau betul kami tindak. Kami

periksa, kami tindak tegas. Saya kan mesti cek dulu,” kata dia. Meski demikian, Denny mengatakan kemungkinan adanya perlakuan istimewa bisa terjadi. “Tidak tertutup kemungkinan memang demikian (mendapat perlakuan khusus),” kata Denny. Namun pengacara Malinda, Ina Rachman menyangkal. Dia pun menegaskan silikon di dalam tubuh Malinda, tidak meleleh. “Ada gangguan saja setelah melakukan operasi. Diakerap melakukan operasi. Intinya bukan meleleh,” ucapnya. Ina menegaskan tidak ada keistimewaan yang diperoleh kliennya. Kalaupun bisa keluar dari lapas, lebih karena kondisi kesehatan. Dan sesuai ketentuan, napi berhak mendapat dispensasi untuk berobat. “Fitnah itu. Dia itu sering operasi,” tegas dia. Foto Di tengah kabar dirinya sedang sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit, beredar foto di media sosial Instagram. Pada foto itu, Malinda bergaya dengan mengenakan kebaya berwarna keabu-abuan yang menempel

ketat di tubuhnya. Disebutkan di foto itu, Malinda berada di salah satu hotel lima di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, untuk mengikuti resepsi pernikahan putranya. Dengan bibir berpoles lipstik warna merah, Malinda mengumbar senyum. Dari wajahnya tidak tergambar bahwa dirinya sedang sakit. “Itu foto tiga bulan lalu. Dia memang diberi izin keluar dari lapas untuk mengikuti pernikahan anaknya. Itu sebenarnya sedang sakit. Dia sakit-sakitan, cuma mungkin karena sedang pernikahan anaknya jadi harus terlihat sehat,” ujarnya. (kps/tbn/dtn)

Saleem Dzahabi Gampang banar mengeluarkan surat keterangan sakit. Lalu ae banyak nang bapadah sakit buhan koruptor Baca halaman 4

Air Banjarmasin Dijual ke Banjar Sambungan hal 1

air bersih ke Desa Aluhaluh Kota atau Desa Bunipah. Harganya Rp 5.000 untuk 30 liter air. Mereka menggunakan sepeda motor atau naik ojek. Selain ke kedua desa itu, ada juga yang memilih membeli air di Banjarmasin, menggunakan kelotok. “Beli di Banjarmasin lebih murah sekitar Rp 500, per 30 liter. Namun, berat di ongkos kelotok yang bisa menghabiskan Rp 15.000 untuk perjalanan selama tiga jam,” kata dia. Saat dihubungi, Camat Aluhaluh Suharto mengakui adanya krisis air bersih terjadi di wilayahnya. Dia pun mengaku sudah melaporkan kondisi tersebut sekaligus meminta bantuan pengiriman air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar “Tetapi setelah kami koordinasi dengan BPBD ternyata ada yang masih harus direvisi soal permohonan air bersih. Juga terkait akses pengiriman. Akses untuk kendaraan roda empat hanya bisa ke tiga desa yakni Bunipah, Simpang war-

ga, dan Aluhaluh besar. Desa lainnya harus menggunakan kelotok yang tentu memerlukan biaya lagi,” ujar Suharto. Masih di Banjar, sebagaimana diwartakan BPost edisi kemarin, krisis air bersih akibat kekeringan dialami tujuh desa di Kecamatan Cintapuri. Mereka terpaksa membeli air bersih di kampung lain, bahkan untuk mandi pun harus menuju sungai yang masih ada sisa airnya, sejauh 1,52 kilometer. Sebagian lagi, ada yang menyaring ‘genangan’ air sungai yang kotor dan berasa asam. Kepala Urusan Umum Desa Sindang Jaya, Wahab mengungkapkan warganya biasa menampung air hujan untuk dikonsumsi. Cara itu sulit dilakukan saat musim kemarau karena hujan jarang turun. Oleh karena itu, untuk bisa mendapatkan air bersih mereka harus membeli kepada pengecer di desa lain yang berjarak puluhan kilometer seperti RT 3 Desa Cintapuri yang berjarak sekitar 30 kilometer. Krisis air bersih di Cintaputri belum dinilai darurat

oleh BPBD Banjar. Saat ini, mereka fokus mengirim bantuan air ke Kecamatan Tatah Makmur, yang kondisinya dinilai lebih darurat. Kepala BPBD Banjar H Sunarto, kondisi di Cintapuri belum bisa dikatakan darurat karena tidak ada permintaan secara detail tentang kebutuhan air yang diperlukan. Surat dari camat setempat, menurut dia, hanya melaporkan kondisi kekeringan yang terjadi di Cintapuri. “Tidak bisa kami tindaklanjuti kalau mengirim surat yang isinya cuma menyebutkan warga kekeringan. Untuk permohonan bantuan air, harus jelas permohonannya. Ada permohonan dari kepala desa disertai data warga yang memerlukan bantuan. Dengan data itu, kami bisa memperhitungkan air yang harus dikirimkan ke sana,” tegas Sunarto. Permohonan bantuan air juga harus disampaikan ke bupati. Pasalnya, bagi keperluan tersebut diambilkan dari dana darurat sehingga harus mendapat persetujuan bupati. “Kalau sudah disetu-

jui bupati, baru kami menggunakan dana tersebut untuk membiayai pendistribusian air ke Cintapuri. Perlu biaya besar untuk mengirim air ke sana, jaraknya sekitar 100 kilometer. Lagipula bantuan itu sifatnya kontinu sampai musim kemarau berakhir. Untuk sementara kami kirim petugas ke sana untuk memperbaiki alat penyaring air,” ucap dia. Saat dihubungi, Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh langsung menegaskan segera menginstruksikan pemberian bantuan ke warga Cintapuri. “Camat Cintapuri pagipagi sekali sudah melaporkan hal itu. Kami akan segera kirimkan bantuan ke sana,” ujar Khairul. Menurut dia, krisis air bersih di Cintapuri rutin terjadi tiap tahunnya. Karena itu, untuk program jangka panjang, dia mengatakan akan melakukan kajian terhadap teknologi yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya kemungkinan membuat sumur bor. (lis/wid)

Sedalam 60 Meter Belum Berair Sambungan hal 1

minum (PDAM) setempat. Selain itu, di kawasan itu juga sulit mendapatkan air tanah. Padahal, upaya telah dilakukan yakni membikin sumur bor. Tetapi, tetap saja kesulitan menemukan sumber air. “Di depan lapas dan depan perumahan sudah dicoba. Dua kali membuat dengan kedalaman sekitar 60 meter masih tak ada airnya,” kata

Sugito, kemarin. Untung saja, dalam kondisi tersebut, ada danau buatan di lahan milik warga, yang bisa digunakan. Danau berukuran sekitar 50x200 meter itu berada tidak jauh dari bagian belakang lapas. Semula danau itu akan dijadikan arena wisata. “Air danau itulah yang kami gunakan untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus). Tapi lokasinya berjarak sekitar satu kilometer dari tempat pembuangan akhir (TPA)

sampah dan berada di kawasan yang lebih rendah. Kondisi airnya juga tidak bisa dikonsumsi,” katanya. Untuk mengambil air dari danau itu, pengelola lapas menggunakan cara menyedot lalu ditampung di bak berukuran 4x13 meter. “Biasanya tiga kali sehari kita menyedot airnya dengan bahan bakar bensin untuk mesinnya. Bensinnya mencapai 10 liter, tentu

perlu dana. Juga perlu dana untuk membeli air ke PDAM. Satu minggu diperlukan satu tangki berkapasitas 3 ribu liter seharga Rp 200 ribu,” ungkap Sugito. Menanggapi hal ini, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani, mengatakan saat ini sudah ada pemasangan pipa ke kawasan Islamic Center yang berada tidak jauh dari lapas. “Mudah-mudahan bisa diteruskan ke lapas,”katanya. (dny)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.