4
ribun Kota
Banjarmasin Post
RABU 23 SEPTEMBER 2015
RABU (23/9) besok hingga Kamis (24/9), Presiden Jokowi direncanakan mengunjungi Kalsel. Selain berhari raya Iduladha, dia juga akan melakukan pemantauan terhadap bencana kabut asap yang terus menyelimuti langit Banua.
Ayo gabung di Page BPost Online Maslani Muhammad Aini Selamat datang di banua, Kalsel kepada Bapak Presiden. Semoga kedatangan beliau ini selain memberikan semangat dan motivasi kepada pemerintah dan warga banua yang Cek Cek berupaya keras memadamkan kebakaran lahan juga diharapkan ‘mendingin’ suhu politik menjelang pilkada nanti. Rakyat banua bersyukur dan bangga atas kehadiran Presiden Jokowi disaat kondisi banua seperti saat ini.
Toar Yonas Pangemanan Puji Tuhan.. Ini salah satu kebanggan masyarakat Kalsel, semoga ini wujud perhatian dan keperdulian dari bpk Presiden terhadap Kalsel.. Dan masyarakatpun mau menanggapinya dengan positif. TP-Link. Erdi Azha Alhamdullilah kota kita langsung pak presiden jokowi turun langsung dn peduli dengan terjadixa kabut asap dibenua kita
Reza Hakam Semoga ada solusi untuk Kalsel tercinta Rahmatullah Ibnulkhawarizmi Semoga besok kabutnya tidak membatalkan penerbangannya. Supaya Bapak Presiden Kita bisa tahu, bagaimana kondisi Banua kita. Dan dapat mengambil kebijakan tepat tanpa tersandra kepentingan simpatisannya. AAAAAAMIIIIIIINNN....
Youri HimuraituyuriSh Kalo kunjungan hnya sekedar jalan2 aja sich kalo bisa JANGAN,, hehe... mdh2an aja bisa mnemukan solusi prmasalahan di tanah Kalimantan ini,sperti masalah kabut asap misalnya.. Jibral Aal Hira Alhamdulillah,, semoga pak jokowi bisa menyelesaikan masalah kabut asap di kalsel,,amiin.
Goesty Dul Var Alhamdulillah, Presiden mau berkunjung ke banua hanya untuk melihat asap.
Syafrudin Dakatsuki Minta THR x h nah kayna anu jokowi #hehehe...
Vario Bjb-Mtp Memauki aja mun dtg ksini pasti meolah macet jalan aja Pencitraan aja harus Kada seapa kalimantan pulang djaminkan gasan behutang
Tommy Norman Andrean Mudah mudahan ada tindakan nyata buat menyekesaikan kabut asap yg melanda banua...bukan hanya meninjau saja
Nashir Muhammad Mendatangi asap aja kah, jer
Ansari Azhar Handak bagambar nah lawan presiden
Tonton Bagandut Sambil Menginang BANJARMASIN, BPOST-Diiringi alunan musik panting, Novida Herlia Nita gemulai menarikan tarian Bagandut. Tari khas Kalsel, Rantau Tapin ini baru pertama kali dibawakan olehnya. Anggota Kampoeng Seni Boedaja (KSB) Unlam ini malam itu, Sabtu (19/9), menjadi satu di antara tujuh penari dalam aruh seni ke tujuh KSB Unlam. Meski diakuinya agak canggung dan gugup semua proses tarian harus ia lakukan sesuai prosedur. Tari Bagandut hampir mirip dengan tari Jaipong karena keduanya mengadakan tradisi sawer kepada penari. Hanya saja dalam Tari Bagandut yang dibawakan oleh KSB saweran hanya dima-
sukkan di dalam kotak yang sudah disediakan paniti. Setelah memberi saweran, penonton bisa menari bersama para penari. Bedanya lagi tarian ini menggunakan alat musik panting, berbeda dengan Jaipong yang memakai alat musik gamelan. “Deg-degan, bingung juga, tapi yang namanya penari ya harus menjalani dengan profesional,” tuturnya, saat ditemui di ruang sekeretariat. Dalam pentas tari kali itu, tampak beberapa orang yang memberi saweran, salah satunya Syaifullah. Mahasiswa FISIP Unlam ini mengaku ingin mencoba menari dengan para penari. “Ini
pengalaman pertama saya, asik! Walaupun saya tidak begitu bisa gerakannya,” ucapnya. Sebagai Ketua BEM Unlam kali itu ia juga mendapat suguhan wajib dari KSB yang harus dimakan yaitu pinang. Setiap Ketua UKM seni atau pimpinan yang diundang harus menginang sesuai aturan dalam aruh seni. “Itu yang paling berkesan, saya hampir roboh setelah mencoba menginang, tapi luar biasa. Semoga tahun depan bisa ikut lagi,” tambahnya. Selain menampilkan Tari Bagandut, dalam aruh yang digelar selama dua malam itu juga diadakan pembacaan syair Banjar, Tari Taingat Kasih, drama Dura,
Mengawah ala KSB Unlam
BPOST GROUP/MILNASARI
BEBERAPA anggota KSB Unlam mengawah di sekitar kampus.
2309/B04
BANJARMASIN, BPOSTPemandangan tak biasa terlihat di belakang Gedung Kemahasiswaan Unlam, seberang IKA Unlam. Tampak asap mengepul dari belakang gedung. Selain itu terlihat puluhan mahasiswa lalu lalang di sekitar gedung. Kali itu sedang diadakan selamatan aruh seni UKM Kampoeng Seni Boedaja (KSB) Unlam, Banjarmasin, Kamis (17/9). Berbeda dari selamatan biasa, mahasiswa bergotong royong memasak bersama dengan metode khas Banjar, Mangawah. Ditopang batako yang disusun sejajar, kawah diletakkan di atasnya. Aroma khas masakan juga tercium semerbak di sekitar gedung. Bukan hanya memakai metode Banjar, masakan yang diolah pun juga ciri khas Banjar, yaitu sayur bening dengan lauk ikan asin. Setelah prosesi mangawah, makan bersama di gedung kemahasiswaan pun diadakan. Bukan hanya oleh anggota KSB, ormawa lain contohnya Mapala Kompas Unlam, Menwa, serta BEM Unlam juga turut meramaikan selamatan. “Baru ini melihat langsung proses mengawah, tapi sebelumnya sudah tahu mangawah itu apa,” ujar Ketua BEM Unlam Syaifullah. Baginya kegiatan ini unik, karena tradisi mangawah hampir tidak pernah dilakukan mahasiswa, khususnya di lingkungan kampus. Kegiatan ini menurutnya bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mempertahankan budaya daerah Banjar. (mm)
Irama Melayu dan Drama Ilham dan Hayati. Acara yang bertema Serumpun Melayu itu dibuka oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Ahmad Alim Bachri. Dalam aruh seni kali ini semua rangkaian acara penuh dengan nuansa melayu. Dengan adanya aruh seni itu diharapkan dapat menyadarkan generasi muda bahwa tidak perlu malu melestarikan budaya sendiri. Terlebih budaya kesenian yang sudah hampir ditinggalkan para remaja Banjar. “Sengaja kita mengangkat Tari Bagandut agar masyarakat tahu bahwa itu salah satu tari lokal kita yang harus dilestarikan,” tutup Pemimpin Produksi Apeng. (mm)
BPOST GROUP/MILNASARI
SALAH satu drama yang dilakoni KSB Unlam saat tampil.
Bangga Mengajar Mahasiswa Korea BANJARMASIN, BPOSTMemakai baju hanbok (pakaian tradisional masyarakat Korea), Tara Erin Desyanti dikerumuni mahasiswa yang hadir dalam peringatan Dies Natalis KE-57 Unlam di Open Space Unlam, Minggu (20/9). Memakai Hanbok merah muda, Tara terlihat cantik kala itu. Bahkan beberapa mahasiswa mengajak ia untuk berfoto bersama. Mahasiswi jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian ini merupakan salah satu mahasiswa yang belajar di Pusat Studi Korea (Pusko) Unlam, Banjarmasin. Sejak 2013 lalu ia mulai bergabung sebagai pelajar di Korea. Namun kali itu ia menjadi Hanbook ikon dalam pameran dari Pusko Unlam. Bisa belajar budaya, dan bahasa Korea merupakan suatu kebanggan bagi Tara. Mahasiswi semeter tujuh ini bahkan sempat ditunjuk menjadi pengajar bahasa Indonesia bagi pelajar pertukaran pelajar dari Korea ke Unlam di Banjarbaru, Fakultas Kehutanan. Tidak tanggung-tanggung ia merupakan satusatunya mahasiswa Unlam di Banjarbaru yang mengajar mahasiswa Korea itu disamping ditemani dosen. “Kemarin ada lima orang yang datang ke Unlam, dan semuanya secara bergiliran diajar sama saya dan para dosen,” ucapnya, Senin (21/9). Bukan hanya diajari Bahasa Indonesia, Tara mengaku juga sempat mengajarkan Bahasa Banjar kepada para pelajar asing itu. Itu disebabkan di kampus sendiri diakuinya mahasiswa tidak semuanya memakai Bahasa Indonesia namun juga ada
“
Sempat mengajarkan Bahasa Banjar. Banyak yang tertarik juga mahasiswa Korea TARA ERIN DESYANTI
beberapa yang memakai Bahasa Banjar. “Sempat mengajarkan Bahasa Banjar Aku handak ka sana, dan banyak lagi,” ucap mahasiswi yang sudah duduk di kelas dasar 5 di Pusko ini. Bahkan beberapa kali Tara sempat diajak oleh mahasiswa Korea itu untuk menjadi translator ketika mereka sedang mengadakan penelitian di Jorong. Namun kini diakuinya ia kembali men-
jalankan aktifitas kuliah seperti biasa. Mahasiswa Korea yang mengikuti pertukaran pelajar itu sudah kembali ke Korea, Mei lalu. “Sekarang lagi sibuk kuliah, sama mau menggarap skripsi,” ujar mahsiswa yang tinggal di Banjarmasin ini. Berbeda dengan Tara, Alice yang masih baru di Pusko mengaku sangat tertarik bisa menjadi pengajar bagi mahasiswa Korea. Namun kini ia harus bersabar karena penguasaan Bahasa Koreanya yang masih belum sempurna. “Mau juga bisa enak berbicara Bahasa Korea seperti kak Tara,” ujarnya. (mm)
Reuni dengan Teman di Korea MERASA memiliki bekal yang cukup untuk melancong ke negeri gingseng, Tara Erin Desyanti pun sempat berangkat bersama rombongan keluarganya ke Korea. Tidak tanggung-tanggung, ia membawa serta ibu serta neneknya dan yang lain dalam perjalanannya. “Sempat ketemu di sana juga kemarin,” ujarnya. Tara bahkan sempat ditraktir dengan pria paruh baya Korea yang pernah bekerja di Indonesia. “Kali itu saya jilbaban ke Korea, jadi om-nya tahu kalau saya dari Indonesia, malah kita sempat ditraktir makan di sana,” ujarnya. Setelah lulus kuliah, mahasiswi ini mengaku berharap bisa bekerja di perusahaan Korea yang bergerak dibidang perkebunan. Sesuai dengan jurusannya. Dan ia juga berharap bisa menjadi penerjemah di perusahaan tersebut. (mm)
Tara Erin Desyanti BPOST GROUP/MILNASARI