ribun Borneo 11
Banjarmasin Post
SENIN 24 AGUSTUS 2015
Wabup Tala Kembali Jadi ‘Pengantin’
BANJARMASIN POST GROUP/MUKHTAR WAHID
PELAJAR di Kabupaten Tanahlaut mengikuti karnaval budaya dengan berjalan kaki dari Balairung Tuntung Pandang, Pelaihari hingga Stadion Pertasi Kencana, Sabtu (22/8). Di kegiatan memeriahkan HUT ke-70 Kemerdekaan RI, di antara peserta ada yang memerankan Camat Pelaihari hingga Bupati Tanahlaut.
PELAIHARI, BPOST- Aneka busana daerah, hingga seragam abdi negara di antaranya polri dan TNI dikenakan peserta karnaval budaya yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Tanahlaut, Sabtu (22/8). Kegiatan diikuti ribuan pelajar serta ratusan gurunya dari 11 kecamatan se-Kabupaten Tanahlaut (Tala), dimulai dari Balairung Tuntung Pandang dan finish di Stadion Pertasi Kencana, Pelaihari yang berjarak sekitar tiga kilometer. Didahului barisan drum band pelajar, karnaval dilepas Bupati Tala, Bambang Alamsyah yang mengenakan hem lengan pendek warna putih.
Berbeda, wakilnya H Sukamta dan istrinya justru mengenakan pakaian adat pengantin Jawa lengkap dengan keris di pinggangnya. Semangatnya peserta karnaval, membuat Kepala Satpol PP Kabupaten Tala, Rudi Ismanto tampak kewalahan mengatur barisan peserta karnaval saat melintas di hadapan bupati dan wakil bupati Tala yang melambaikan tangan ke arah peserta. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tala, Lutfiati Uyun, mengatakan, jumlah peserta karnaval diluar perkiraannya. Tak hanya karema panjangnya barisan peserta karnaval, juga aneka kostum yang dikenakan peserta.
Tujuan digelar karnaval, agar terjalin komunikasi dan silaturrahmi antarpelajar di Kabupaten Tala sehingga tak terjadi dan tak diharapkan seperti aksi tawuran antarpelajar di daerah lainnya. “Ini gelaran kali pertama. Target hanya 5.450 orang. Ternyata sekitar 7.000 orang, karena masing-masing UPT Pendidikan di kecamatan mengerahkan para pelajarnya. Kita absensi gurunya karena memang hari kerja,” kata Lutfiati Uyun, kemarin. Bupati Tala, Bambang Alamsyah, mengatakan, senang dan bangga dengan pelaksanaan karnaval budaya tersebut. Dia berharap menjadi agenda rutin ka-
rena dinilainya menyemangati para pelajar di Bumi Tuntung Pandang. “Saya bangga dan senang. Paling utama semangat pelajar di Kabupaten Tanahlaut ini memeriahkan Hari Kemerdekaan,” katanya. Bambang berkeinginan karnaval itu menjadi agenda rutin setiap tahunnya dan akan melibatkan masyarakat umum pada saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Tala, akhir 2015 ini. “Sesuai keinginan dan permintaan masyarakat, karnaval ini akan dilaksanakan setiap tahun. Diawali nanti saat peringatan Hari Jadi ke-50 tahun Kabupaten Tanahlaut,” katanya. (tar)
Perusakan Gapura Terus
Diselidiki ■ Inspektorat Cek Dana Desa Pagatan Besar PELAIHARI, BPOST - Kasus perusakan gapura atau pintu gerbang Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), berbuntut panjang. Tidak hanya terus dalam penyelidikan pihak Polres Tala, tapi juga mulai melibatkan Inspektorat Tala. Kantor Inspektorat Kabupaten Tala diminta Wakil Bupati Tala, Sukamta untuk turun melakukan pengecekan terhadap kerusakan pintu gerbang Desa Pagatan Besar. Hal itu dilakukan agar Pemerintahan Desa Pagatan Besar tak dipersalahkan terkait proyek pembangunan gapura desa yang sudah rampung, kemudian roboh. “Saya sudah perintahkan inspektorat untuk melakukan pengecekan. Sebab, pem-
“
Polisi yang bekerja melakukan penyelidikan, sehingga saat ini tidak diperbaiki sampai jelas permasalahannya SAMDIANI Kades Pagatan Besar
bangunan pintu gerbang desa itu menggunakan dana alokasi dana desa (ADD), tentunya harus ada pertanggungjawaban pelaksanaan dan keuangan,” kata Sukamta, Minggu (23/8). Kepala Desa (Kades) Pa-
Kades Terpaksa Ngantor di Rumah BELUM tuntas persoalan perusakan gapura atau gerbang desa, musibah kembali menimpa Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala). Kamis (20/8) sekitar pukul 13.00 Wita, Kantor Pemerintahan Desa Pagatan Besar terbakar. Asal api diduga dari rumah orangtua Syaiful yang dihuni Ansori bersama istrinya. Saat peristiwa terjadi, Ansori dan istrinya tak berada di rumah. Akibat angin yang kencang, kantor desa yang bersebelahan dengan rumah yang didiami Ansori, turut terdampak. Tak ada yang selamat, seluruh dokomen di kantor desa jadi arang. Tetangga Ansori, Nani, mengaku melihat api muncul dari rumah Ansori. Dia menduga akibat arus pendek listrik. Fadli, Kaur Umum Pemerintahan Desa Pagatan Besar, mengaku, tidak ada peralatan elektronik di kantor desa tersebut. Dokumen yang terbakar peninggalan pemerintahan terdahulu. Kepala Desa (Kades) Pagatan Besar, Samdiani, mengatakan, pihaknya saat ini berkantor di rumah masingmasing. Itu karena warga berurusan hanya saat malam hari. “Kantor itu jarang ditempati. Status aset kantor desa itu belum jelas. Kami sudah punya rencana membangun kantor desa yang baru dan lahannya sudah disiapkan,” katanya. (tar)
gatan Besar, Samdiani, mengakui, jika pembangunan gapura Desa Pagatan Besar itu menggunakan dana desa. Namun, kerusakan pintu gerbang itu bukan tanpa disengaja. Pintu gerbang itu sebenarnya sudah rampung dibangun. “Roboh karena ada yang merusak. Saat itu saya berada di luar daerah. Polisi yang bekerja melakukan penyelidikan, sehingga saat ini tidak diperbaiki sampai jelas permasalahannya,” kata Samdiani, kemarin. Pintu gerbang Desa Pagatan Besar itu dibangun dengan fondasi dan tiang dari susunan batu bata. Di atas kedua tiang diberi papan nama dari besi bertuliskan “Selamat Datang di Desa Pagatan Besar”. Bangunan pintu gerbang itu belum diberi plester semen untuk menutupi susunan batu bata. Belakangan, bangunan itu sudah ditemukan roboh pada Sabtu (1/8) dini hari. Diduga ada oknum warga yang sengaja merobohkan, karena mengira pintu gerbang desa itu merupakan batas desa. Padahal, keberadaan pintu gerbang desa itu merupakan aksesori atau hiasan untuk mempercantik desa. “Pintu gerbang bukan merupakan patok batas desa. Patok batas desa jelas tandanya dan titik koordinatnya,” kata Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Tala, Indah Herlina, beberapa waktu lalu. Kepala Unit Reserse Umum Satreskrim Polres Tala, Ipda Mujiono, mengatakan, kasus perusakan gerbang Desa Pagatan Besar masih dalam penyelidikan. “Kasus rusaknya pintu gerbang Desa Pagatan Besar, masih dalam penyelidikan,” katanya. (tar)
AHMEDSIDIK.BLOGSPOT.COM
BUKIT LINTANG - Masyarakat terutama kalangan remaja mulai kerap mengunjungi Bukit Lintang di Desa Martadah, Kecamatan Tambangulang, sebagai tempat berwisata alam. Panorama alam pegunungannya yang indah, menjadi daya tarik.
Tujuh Tim Sisir Sampah di Bukit Lintang PELAIHARI, BPOST Satu lagi kawasan di Kabupaten Tanahlaut (Tala) yang menarik untuk dijadikan tujuan wisata alam. Bukit Lintang, namanya. Wisata alam berlokasi di Desa Martadah, Kecamatan Tambangulang, kerap dikunjungi masyarakat dari kalangan remaja dan pemuda. Dalam kaitan memeriahkan peringatan HUT ke -70 Proklamasi Kemerdekaan RI, Dinas Kehutanan Kabupaten Tala menggelar lomba bersihbersih Hutan Lindung (HL) Bukit Lintang. Tujuannya untuk mengenalkan hutan dan menciptakan cinta lingkungan bagi remaja dan generasi muda di Kabupaten Tala. Lomba diikuti tujuh tim dengan jumlah peserta 47 orang. Setiap tim melakukan penyisiran untuk membersihkan sampah di areal HL Bukit Lintang dan
sekitarnya. Areal HL Bukit Lintang akhir-akhir ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dan pencinta alam untuk menikmati keindahan panorama alam pegunungan. Pengunjung tak hanya dari Tala dan sekitarnya, tetapi ada juga dari kabupaten tetangga, seperti Kabupaten Banjar, Banjarbaru dan Banjarmasin. “Bahkan ada yang dari Kalteng, seperti dari Kapuas, Sampit dan Pangkalanbun. Serta ada pula pengunjung dari luar pulau seperti dari Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim),” ujar satu peserta lomba. Keberadaan pengunjung inilah, diduga memberikan andil banyaknya
sampah bekas bungkus makanan dan sisa bekas minuman kemasan yang berserakan di Bukit Lintang Pemenang pertama dalam lomba bersih hutan itu, tim Atsiri dari Desa Jilatan, Kecamatan Batuampar, KabupatenTala. Kemudian pemenang kedua tim Kupang Barumbai dari Desa Sungai Jelai, Kecamatan Tambangulang, dan pemenang ketiga tim My Triep My Adventure dari Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tala, Akhmad Khairin, mengatakan, HL Bukit Lintang sangat potensial dikembangkan menjadi objek
wisata gunung. “Bukit Lintang hutannya berstatus hutan lindung. Panorama alamnya yang indah patut dijaga kebersihannya,” kata Khairin. Musa, satu anggota Kelompok Tani Sumber Rezeki di Desa Martadah Kecamatan Tambangulang, Kabupaten Tala, mengaku senang jika hutan di Bukit Lintang dijadikan objek Wisata. Dia berharap, kawasan itu dapat dikelola lebih intensif oleh Pemerintah Kabupaten Tanahlaut sebagai objek wisata alam. “Karena kerap dikunjungi masyarakat dari kalangan remaja dan pemuda,” kata Musa. (tar)
Daftar Pemenang Lomba Bersih HLBL Juara I Tim Atsiri dari Desa Jilatan, Kecamatan Batuampar, Tala Juara II Tim Kupang Barumbai dari Desa Sungai Jelai, Kecamatan Tambangulang, Tala Juara III Tim My Trip My Adventure dari Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar (sumber: Dinas Kehutanan Tanahlaut)
Khawatir Pelanggan Keracunan Pestisida Disedot Pun Air Tak Mengalir ■ Empat Titik Serapan Air Baku Terganggu Bangli
■ Pompanisasi PDAM Terkendala Mesin Genset
KOTABARU, BPOST - Empat titik kawasan hutan lindung rusak diduga akibat aksi penebangan liar (bangli). Kondisi ini, menjadi salah satu penyebab krisis air, akibat terganggunya daerah serapan air baku atau catchment area. Direktur PDAM Kotabaru, Noor Ipansyah, mengungkapkan hal itu usai melakukan pengecekan ke empat titik catchment area menjadi sumber serapan air baku untuk distribusi air bersih ke masyarakat. Padahal, menurutnya, empat titik wilayah menjadi catchment area itu berada di kawasan hutan lindung. Antara lain kawasan hutan lindung Gunung Sari, Sebelimbingan, Gunung Ulin, dan kawasan hutan lindung Gunung Sebatung. Kerusakan catchment area diduga selain akibat penebangan liar, juga karena pembukaan lahan yang dilakukan secara jorjoran dan
PELAIHARI, BPOST - Sudah beberapa hari ini, warga di Kelurahan Angsau, di Jalan KH Masyur, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala) mengeluh karena aliran air dari PDAM macet. Sebagian warga terpaksa menggunakan mesin sedot pompa agar aliran air bisa langsung ke bak mandi atau tandon penampungan. Padahal, penggunaan mesin sedot tak dibolehkan manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tanahlaut. “Bagaimana ini, airnya tak mengalir. Kalau musim hujan kemarin, dini hari airnya mengalir. Musim kemarau disedot pakai pompa juga tak mengalir,” kata Jannah, warga Kelurahan Angsau, Minggu (23/8). Kepala PDAM Tanahlaut, Eko Sugiharto, mengakui, jika aliran air bersih terkendala karena seringnya byarpet listrik PT PLN Cabang Pelaihari. Sebab, sistem operasional pompa pada PDAM tergantung aliran listrik dari PLN. Menurutnya, mesin genset yang ada masih kurang daya, sehingga tak maksimal. “Ke depan, kita upayakan penambahan daya mesin gensetnya,” kata Eko Sugiharto, kemarin. Meski aliran air PDAM Tanahlaut dikeluhkan warga atau pelanggannya, tapi Eko optimistis akan terlayani secara maksimal
ditengarai menggunakan bahan kimia beracun pestisida. “Dikhawatirkan pembukaan lahan memakai pestisida. Rembesan pestisida mengendap di sungai-sungai. Sementara air baku akan diolah, dibagikan ke masyarakat banyak,” kata Ipansyah, Minggu (23/8). Diharapkannya, sebagai langkah antisipasi, peran aktif aparat hukum dan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait untuk upaya menyelamatkan catchment area dalam rangka daya dukung sumber air baku. Dia juga meminta Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel untuk aktif terkait permasalahan tersebut. Mengingat kewenangan Dinas Kehutanan Kabupaten Kotabaru sudah dibatasi setelah terbitnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. “Rehabilitasi dan pengamanan catchment area harus
BPOST GROUP/HELRIANSYAH
PENGECEKAN ke Waduk Gunung Ulin. Waduk ini, salah satu sumber air baku PDAM Kotabaru.
segera dilakukan. PDAM tidak mungkin melakukan, karena bukan tupoksinya dan tidak punya kewenangan,” katanya. Kepala Dinas Kehutanan Kotabaru, Rurien Srihardjanti, hingga berita diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. Berkait dengan langkahlangkah harus diambil mengenai penyelamatan catchment area di kawasan hutan lindung, Sekretaris Dinas Kehutanan Kotabaru, Gusti
Rahmad, juga enggan memberikan tanggapan. “Nah, kalau soal itu kebijakannya ada di kepala dinas. Atau langsung ke kepala bidang. Kalau aku hanya mengurusi administrasi di dalam,” kata Gusti Rahmad. Namun, saat diminta nomor telepon selelar kepala bidang dimaksud, Rahmad, tidak bisa memberi. “Tidak ada nomornya. Sekarang aku lagi diklat (pendidikan dan pelatihan),” pungkasnya. (sah)
karena sudah ada bantuan dari pemerintah pusat. Secara bertahap pelayanan air bersih akan berlanjut ke ibu kota kecamatan. Sudah ada layanan air bersih di Instalasi Kota Kecamatan (IKK) Batibati, IKK Takisung dan IKK Jorong. “Di 2016 nanti, ketersediaan air bersih dan pelayanan akan optimal. Ini sedang dibangun air baku, sistem pengolahan air dari dana APBN. Dan untuk jaringan, dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Tanahlaut,” katanya. (tar)
ILUSTRASI/WWW.FOKUSJAMBI.COM