Banjarmasin Post Jumat, 20 Desember 2013

Page 32

ribun Suksesi

32

Banjarmasin Post JUMAT 20 DESEMBER 2013

www.banjarmasinpost.co.id

Angka Partisipasi Pemilih Naik Turun Hasil Survei Capai 80 Persen

PETUGAS memeriksa data pemilih.

NET

JAKARTA, BPOST - Pol-Tracking Institute mengeluarkan hasil survei nasional terbarunya yang bertajuk ‘Membaca Kecenderungan Sikap dan Perilaku Pemilih dalam Pemilu Legislatif 2014’. Ada temuan menarik dalam survei nasional itu, satu diantaranya adalah mengenai partisipasi pemilih dalam Pileg 2014. Aria Budi, Peneliti Pol-Tracking mengatakan, dalam survei nasional tersebut menyebutkan sebanyak 79

persen atau 80 persen pemilih di Indonesia yang menyatakan berminat untuk berpartisipasi dalam Pileg 2014. “Hanya ada 20 persen pemilih yang tidak memilih atau golput,” kata Aria di Jakarta, Kamis (19/12). Aria mengatakan, jika angka 80 persen itu bisa konstan, maka pemilu 2014 akan mencetak sejarah partisipasi politik sejak 1999. Karena menurutnya, tren partisipasi sejak

1999 hingga 2009 mengalami penurunan antara 10 sampai 20 persen. “Namun, angka partisipasi ini masih bisa berubah naik atau turun. Tentu diluar persoalan teknis apakah mereka terdaftar di DPT,” ucapnya. Aria menuturkan, survei tersebut dilakukan pada 13 September hingga 11 Oktober 2013 secara serempak di 33 provinsi dengan jumlah sampel sebanyak 2.010 responden. Ia mengatakan, popu-

lasi survei ini adalah warga yang minimal berusia 17 tahun atau yang sudah menikah dan bukan anggota TNI/Polri. Untuk metode pengumpulan data adalah responden terpilih diwawancara secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. “Survei ini diperkirakan margin of error sebesar +/-2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” ucapnya.(trn/kps)

Mega Bakal Kalah dengan Prabowo Bila Tetap Ngotot Maju Nyapres JAKARTA, BPOST - Internal PDIP menyusun skenario “Kalau Jokowi jadi duet Mega-Jokowi di Pilpres cawapres 2014. Menurut kalangan pengamat politik, Mega tak cukemudian kalah kup kuat dan bisa tumbang dengan Prabowo sekali lagi di Pilpres 2014. itukan antiklimaks. “Kalau Mega yang diusung ya kalah. Kalau Prabowo meJokowi itu magnit nemukan pasangan yang oke tapi magnitnya ya ya bisa kalah itu Mega-Jokowi di putaran kedua,” ujar pengacapres bukan mat psikologi politik UI Hamcawapres” di Muluk, Kamis (19/12/). HAMDI MULUK Menurut Hamdi, hampir semua survei capres menemPsikologi Politik UI patkan Jokowi sebagai capres paling potensial. Namun, Hamdi melanjutkan, hasilnya bali kekuasaannya sebagai berbeda bila Jokowi ditemketum PDIP itu. patkan sebagai cawapres. Instruksi Mega membuat “Meskipun elite PDIP itu Hendrawan tak tertarik bermenghembuskan janji-janji spekulasi soal capres PDIP di palsu sebetulnya, mereka 2014. Padahal awalnya Henmencoba membuat logika drawan pernah bicara soal kalau Jokowi populer dijadikuatnya dukungan terhadap kan cawapres juga kuat. Tapi pencapresan Jokowi, termalogika itu tidak bisa dibalik,” suk 6 cawapres yang muncul. tegas Hamdi. “Semua nama-nama yang Menurutnya PDIP harusberedar masih imajinasi pubnya cermat. Kalau tidak maka lik. Publik berimajinasi, pengaPDIP bisa gigit jari di Pilpres mat mengolah imajinasi itu, 2014. orang-orang cerdas meng“Kalau Jokowi jadi cawaubah menjadi diskusi,” kata pres kemudian kalah dengan Hendrawan. Prabowo ituInstruksi kan antikliMega itu memmaks. Jokowi buat elite PDIP itu magnit tapi di ring 1-Mega magnitnya ya yang bicara lancapres bukan tang soal pencawapres,” kacapresan Mega. tanya. Seolah mereka Elite PDIP menangkap pememang kemsan kuat bahwa bali menyuaraKetumnya itu kan pencapresmasih beraman Mega. Kobisi nyapres. non Mega sen“Ya mediri memang mang kita sebamasih beramgai partai, tobisi nyapres. koh sentral kita Salah satu skeBu Mega. Beliau nario yang disangat cocok susun adalah dengan kebuduet Mega-Jotuhan Indonekowi. Ketua sia ke depan,” DPP PDIP Efkata Ketua DPP NET fendi Simbolon PDIP Effendi Joko Widodo bahkan meSimbolon di Janyebut Mega adalah pemimkarta, Kamis (19/12/2013). pin masa depan Indonesia. Menurut Effendi, internal Mega pun punya arahan PDIP masih menginginkan khusus ke elite PDIP. Antara Mega maju sebagai capres. lain agar elite PDIP tak caweIndikasinya, elektabilitas Mecawa soal penetapan siapa ga masih yang tertinggi di capres yang akan diusung internal partai banteng. banteng moncong putih. “Bagi kami elektabilitas “Arahan Bu Mega kepada beliau yang tertinggi, terlepas DPP jelas, saudara jangan medari aktivitas beliau yang bemikirkan capres, tapi fokus lum optimal,” ujarnya. menyalurkan aspirasi rakyat. Beberapa skenario pun Sinyal bisa berpendaran, tapi mulai disiapkan, termasuk yang boleh memutuskan adaskenario duet Mega-Jokowi. lah yang memperoleh manYang jadi tanda tanya besar dat,” kata politikus PDIP Henadalah, apakah duet Megadrawan Supratikno, Kamis Jokowi benar-benar disiap(19/12). kan, atau hanya bentuk meSesuai keputusan Kongres nunggangi Jokowi untuk PDIP, memang Mega yang mendongkrak suara partai diberi mandat menentukan ini. capres PDIP. Mungkin karena Bukan tidak mungkin Jokomenguatnya dukungan penwi benar-benar ditinggalkan capresan Jokowi, Mega mesetelah hasil Pileg PDIP mengrasa perlu menegaskan kemgembirakan.(dtk)

JADI RIVAL - Megawati dan Prabowo Subianto saat maju Capres-Cawapres Pemilu 2009. Bila Megawati maju mencapres, keduanya bakal berhadapan sebagai lawan.

Banyak Pilihan Bagus

46,9 Persen Memilih Berdasar Nurani JAKARTA, BPOST - Politik uang memang belum mendominasi pemilih untuk menentukan pilihannya terhadap pemberi atau calon tertentu. Setidaknya masih banyak pemilih yang akan menjatuhkan pilihannya berdasar hati nurani. Hal itu terekam berdasar Polling Center dari enam provinsi yakni Aceh, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, NTT, dan Sulawesi Selatan. Hasilnya, terdapat 46,9 persen responden akan memilih sesuai dengan hati nurani. “Sebanyak 46,9 responden mengatakan bahwa mereka akan memilih calon berdasarkan hati nurani mereka dan bukan karena uang atau hadiah yang diberikan,” kata Manager ResearchPolling Center, Heny Susilowati di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Kamis (19/12). Sementara responden yang tak akan memilih calon manapun yang berusaha membeli suara mereka sebanyak 25,6

persen, dan 14,5 persen responden mengatakan akan memberikan suara untuk pihak pemberi uang atau hadiah untuk mendapatkan suara mereka. Polling Center mengambil sampel dari 2.760 responden menggunakan sampel acak dengan margin error ±1,9 persen dengan kepercayaan

NET

95 persen. Masing-masing dari enam provinsi mewakili 460 responden dengan margin error ± 4,5 persen, pada selang kepercayaan 95 persen. Responden dalam survei ini berusia 17 tahun atau sudah menikah. Sementara pengumpulan survei data dilakukan pada 17 hingga 26 September 2013.(trn/kps)

NET

WARGA mencoblos pada Pemilu 2009 lalu.

JAKARTA, BPOST - Ketua DPP Partai Gerindra Prabowo menyambut baik wacana PDIP yang akan mengusung duet mantan Presiden Megawati dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2014. “Demokrasi kan amanatnya semakin banyak pilihan, semakin bagus,” kata Prabowo saat ditanya perihal duet Mega-Jokowi di Jakarta, Kamis (19/12). Dalam negara demokrasi, menurutnya, siapa pun boleh mencalonkan diri sebagai presiden. Semakin banyak pilihan yang muncul, akan semakin baik bagi rakyat Indonesia. Oleh karena itu, penyelenggaraan pemilu menurut Prabowo harus berlangsung secara bersih dan adil. Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus benar-benar membuat daftar pemilih tetap (DPT) yang dijamin berkualitas sehingga kualitas pemilu bisa terjaga. “Yang penting rakyat yang menentukan, kita sama-

kan gagasan kita dan ujungnya harus ke rakyat. Yang penting demokrasi berjalan bersih. Untuk itu, DPT harus bersih dan tidak ada pemilih atau suara siluman di pemilu,” ujar Prabowo. Jika pemilu nantinya sudah berlangsung bersih, maka siapa pun pemenangnya pasti adalah pasangan terbaik yang dapat membangun bangsa Indonesia. Dia pun mengaku akan menghormati siapa pun yang nantinya terpilih, selama itu adalah keinginan rakyat. Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yakin bahwa partainya akan kuat pada 2014 jika menduetkan MegaJokowi. Megawati dan Jokowi dianggap sebagai pasangan calon presiden yang komplet dan mewakili semuanya. Hasto menjelaskan, Megawati merupakan bagian dari PDI Perjuangan yang memegang teguh ideologi partai. Sementara itu, Jokowi merupakan figur yang memiliki elektabilitas tinggi sehingga mampu mendongkrak elektabilitas Megawati. (dtk/trn)

PDI-P dan Golkar Sulit Dikejar

NET

ABURIZAL Bakrie saat membuka rapimnas Partai Golkar beberapa waktu lalu.

JAKARTA, BPOST - Jika pemilu legislatif dilakukan sekarang, maka PDI-P dan Partai Golkar adalah partai yang akan memenanginya. Kedua partai ini unggul jauh diatas sepuluh partai peserta pemilu lainnya. Hal tersebut terlihat berdasarkan survei Pol-Tracking Institute yang dirilis di Jakarta, Kamis (19/12). Survei tersebut menunjukkan PDIP berada di urutan teratas dengan angka 18.50 persen. Partai Golkar berada di bawahnya dengan presentase 16.90 persen. “Perolehan PDIP dan Golkar ini unggul jauh dari partai lainnya. Partai lain tidak ada yang mendapatkan angka diatas 10 persen,” kata Peneliti Pol-Tracking Aria Budi mema-

parkan temuan surveinya. Partai Demokrat berada di urutan ketiga dengan presentase 8,80 persen. Di bawahnya ada Partai Gerindra dengan presentase 6,60 persen. PKB berada di urutan keenam dengan suara 4,60 persen dan dibawahnya terdapat Partai Hanura dengan suara 3.50 persen. Sisanya, PPP mendapat suara 3.40 persen, PKS 2,9 persen, Nasdem 2,10 persen, PAN 2.00 persen, PBB 0.70 persen dan PKPI dengan 0,10 persen. Direktur Eksekutif PolTracking Institute Hanta Yudha AR mengatakan, dengan pemilu legislatif yang pelaksanaannya kurang dari satu semester, posisi PDIP dan Golkar sudah sangat sulit untuk dikejar.

“Hanya kalau ada tsunami politik yang besar yang bisa membuat suara PDIP dan Golkar ini jatuh,” kata Hanta. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Jumlah sampel adalah 2010 warga di seluruh provinsi di Indonesia yang telah berusia 17 tahun dan bukan anggota TNI/Polri. Survei dilkaukan dengan margin of error 2,19 persen pada tingkat kepecayaan 95 persen. Survei dilaksanakan pada rentang waktu 13 September 2013 hingga 11 Oktober 2013. Sebelumnya hasil survei partai politik dan calon presiden yang dilakukan Soegeng Sarjadi Sindicate (SSS) juga menunjukan PDIP dan Partai

Golkar cenderung partai yang dapat memenangi Pemilu 2014. Serta berpotensi besar menempati posisi 1 dan 2. “Dari rilis hasil survei selama 2013, kami mengkaji dan hasilnya PDIP masih memiliki elektabilitas tertinggi yakni 17,40 persen, dan diikuti nomor dua Partai Golkar dengan 17,01 persen,” kata Koordinator Analisis SSS, Rido Hanafi, di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12). SSS menganalisis seluruh hasil survei yang dirilis mulai Februari-Desember 2013. Setidaknya selama 2013, terdapat 30 survei yang dirilis oleh 20 lembaga. Dalam kajian ini menggunakan pendekatan Meta Analisis dan Focus Group Discussion (FGD).(kps/trn)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.