Banjarmasin Post Jumat, 15 November 2013

Page 16

Banjarmasin Post

16

JUMAT 15 NOVEMBER 2013

www.banjarmasinpost.co.id

Jalan-jalan Bersama Produsen Speaker Fenda (2)

Pabrik Ini Juga Punya Kampus

BANJARMASIN POST GROUP/AGUS RUMPOKO

PASANG KOMPONEN - Pekerja pabrik speaker Fenda, Shenzhen , Cina, memasang komponen speaker di ban berjalan.

SEBAGAI sebuah perusahaan pembuat speaker, F&D Fenda atau Fenda Technology Co Ltd tak melulu mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan produksi dan penjualan. F&D Fenda juga menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Fenda memiliki perguruan tinggi. Kampusnya menyatu dengan lokasi perusahaan yang beralamat di Fenda High-Tech Park, Zhoushi Road, Shiyan, Bao’an, Shenzhen, Guangdong, Cina 518108. Keberadaannya diketahui banyak orang, termasuk Sisca Sadeli, pemandu peserta Fenda Trip Insentif ke Hongkong, Shenzhen dan Macau. Sisca langsung menjelaskan kampus ini mendidik calon ahli teknologi informasi. “Mahasiswanya sekitar 1.000 orang, yang diterima melalui tes,” katanya, saat

Endra Beralih ke Bisnis Kuliner ■ Penjualan Anjlok, Setop Usaha Batu Bara ■ APBI: Lesu Hingga Pertengahan 2014 BANJARMASIN, BPOST Anjloknya harga batu bara yang sudah dirasakan sejak enam bulan lalu membuat Endra Salim menyetop usahanya. Pimpinan PT Alam Lancar Indomakmur (ALIM) Banjarmasin, mengaku tak bisa meneruskan usaha trading batu bara yang sudah dilakoninya beberapa tahun. Pilihan tersebut sebenarnya berat namun apa daya harga dunia anjloknya terlalu tajam. Hingga 20 persen. Pastinya kerugian harus dialami kalau memaksa untuk melakukan ekspor. Padahal di satu sisi dolar sedang menguat. Pembelian dilakukan dalam bentuk dolar ternyata tak mampu membuat pebisnis tambang bertahan menjual batu bara. “Tidak bisa dipertahankan.

Pilih bertahan dulu. Beli mahal dijual murah. Pastinya kerugian didapat. Ini tak mungkin dilakukan,” jelas lelaki yang juga seorang rocker banua ini. Ekspor tak bisa dilakukan dan bagi sebagian penambang terpaksa menjual di tingkat nasional ataupun lokal, seperti pabrik semen maupun PLN. Namun menjadi masalah, bagi penambang yang modal kecil. Satu masalah kalau menjual di level lokal maupun nasional pembayarannya lambat. “Kadang sampai tiga bulan baru dibayar. Nah ini menjadi masalah bagi pemodal kecil. Beda dengan modal besar,” jelas Endra. Ayah model Banua, Tasya Endira Salsabila, ini mengakui sekarang merupakan masa

Penyebab ❘◗ Pelemahan ekonomi dunia membuat permintaan batu bara turun. ❘◗ Meningkatnya pasokan batu bara dari sejumlah negara.

Produksi Dunia (per tahun) ❘◗ Cina 3,6 miliar ton ❘◗ Amerika Serikat 800 juta-1 miliar ton ❘◗ Indonesia 400 juta ton

Sumber: APBI

NET

1511/B16

suram bisnis batu bara. Kenapa hal ini terjadi? Tak lepas akibat Cina menurunkan harga pembelian. Informasi didapat, anjloknya harga tak lepas pula dikarenakan batu bara di negeri ‘Tirai Bambu’ itu juga sedang puncaknya produksi. Endra pun kini beralih ke bisnis kuliner. Membuka rumah makan menjadi pilihannya di tengah krisis bisnis tambang batu bara saat ini. Sementara itu, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memprediksi bisnis batu bara masih lesu hingga pertengahan 2014. Untuk itu, para produsen batu bara menargetkan produksi batu bara tahun depan bakal stagnan di 400 juta ton. Ketua Umum APBI, Bob Kamandanu, menyatakan pelemahan ekonomi dunia telah membuat permintaan batu bara turun. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya pasokan batu bara dari sejumlah negara sehingga semakin menekan harga batu bara.

“Setelah kondisi yang agak berat ini, terjadi penutupan pada tambang kecil meski yang besar produksinya naik. Kami perkirakan produksi tahun depan angkanya di 400 juta ton,” jelas Bob saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (13/11). Dengan produksi 400 juta ton, lanjut dia, Indonesia kini tercatat sebagai produsen batu bara terbesar ketiga di dunia. Sementara di posisi piuncak ditempati Cina 3,6 miliar ton dan Amerika Serikat 800 juta1 miliar ton. “Produksi China 3,6 miliar ton tapi semua dipakai di dalam negeri karena keburtuhannya besar sekali,” kata Bob. Dari total produksi tersebut, lanjut Bob, hanya 65 juta ton yang diserap domestik, sisanya diekspor ke sejumlah negara seperti China, India, Jepang, Hong Kong, Korea, Taiwan, Eropa dan Amerika Serikat. “Kebanyakan diekspor karena daya serap domestik masih rendah,” terang dia. (ris/lpt)

Rental Alat Berat Pun Turun ANJLOKNYA usaha pertambangan batu bara sangat dirasakan dampaknya oleh bisnis penyewaan alat berat. Lia dari Panghegar Rental, penyewaan alat berat di Jl A Yani KM 33, Banjarbaru, mengatakan rental turun hingga 20 persen. Angka penurunan cukup tajam. Namun, untungnya masih bisa bertahan. “Kami berharap bisnis tambang kembali bergairah. Razia tambang ilegal sangat kami dukung. Kami juga jadi nyaman menyewakan alat kalau penambang semuanya izin resmi,” beber Lia. Dampak terasa anjloknya bisnis tambang langsung memberi dampak rental dikelolanya. Termasuk biaya tambahan ikut naiknya harga spare part. Biaya sewa pun disesuaikan namun harga masih bisa dinegosiasikan. (ris)

peninjauan, Selasa (5/11). Senior Sales Manager F&D Fenda, Alvin-Zhoun, yang memandu 80 peserta perjalanan yang terdiri atas pemilik toko dan dealer speaker Fenda di Indonesia, menerangkan lulusan perguruan tinggi tersebut bisa diterima bekerja di Fenda setelah melalui proses seleksi. Keberadaan perguruan tinggi tersebut direspons baik oleh peserta perjalanan. Mereka memuji adanya perhatian Fenda terhadap upaya memajukan masyarakat melalui faktor pendidikan. “Saya acungi jempol, Fenda juga peduli dengan pendidikan. Lulusannya pun bisa bekerja di perusahaan ini,” kata Aulia Rahman, pemilik Toko Yulida, Amuntai, yang ikut dalam tur ini. Peserta lain, Yusuf Sutanto

SKom M Kom, memuji performa perusahaan Fenda. Menurut pemilik Toko Joga Computer yang juga Kepala Program Studi D3-Manajemen Informatika STIE-AUB Solo ini, Fenda tidak hanya mementingkan keuntungan tetapi juga masyarakat. “Bisa dibayangkan, apabila speaker terdiri atas 5.000 komponen? Bisa-bisa 5.000 orang dipekerjakan untuk memasang komponen saja. Belum lagi perakitan, packing dus, dan kirim ke pelanggan,” ujarnya. Yusuf menyaksikan setiap karyawan produksi mengurusi satu komponen. “Dengan sistem seperti ini, kualitas produksi terjaga. Karena satu orang hanya fokus pada satu komponen,” ucapnya. Ini berbeda dengan home industry, di mana satu orang bisa mengerjakan semuanya.

“Hal seperti itu tidak terjadi di Fenda,” tandasnya. Salvatore Edy Setyawan, pemimpin Erijaya Karsamitra, distributor tunggal Fenda di Indonesia, menjelaskan keberadaan perguruan tinggi dan hal-hal lain terkait Fenda High-Tech Park sebagaimana dilihat langsung oleh Aulia dan rekan-rekan menunjukkan kualitas produk Fenda. Ia juga mengingatkan kelebihan lain Fenda High-Tech Park, seperti melakukan standarisasi kualitas suara. “Selain itu, semua produk Speaker Fenda didesain oleh Amerisonic International dari Amerika Serikat. Fenda adalah merek paten berkelas dunia atau world wide brand, sehingga kualitas suara yang dihasilkan benar-benar disesuaikan dengan selera internasional,” papar Edy. (jun/arp)

Arsyad ‘Sisihkan’ 216.076 Nasabah BANJARMASIN, BPOST Nasib mujur berpihak H Muhammad Arsyad, warga Balangan (Kalsel). Nasabah Bank Kalsel ini mendapatkan hadiah ketiga berupa uang tunai Rp 50 juta dari Undian Simpeda Nasional. Pengundian seluruh nasabah bank tersebut dilaksanakan di Pontianak (Kalbar) beberapa hari lalu. Pemimpin Cabang Utama Bank Kalsel, Anwari, Kamis (14/11), mengatakan undian Simpeda Nasional hadiah total Rp 6 miliar, diundi setiap enam bulan dengan nilai Rp 3 miliar. Dijelaskannya, hadiah pertama Rp 500 juta, kedua Rp 100 juta, ketiga Rp 50 juta dan hadian keempat Rp 5 juta. Dalam pengundian itu, 19 orang pemenang dari Kalsel. Untuk pemenang hadiah ketiga jatuh di Kalsel, atas nama H Muhammad Arsyad. “Hadiah undian kami masukkan ke rekening yang bersangkutan,” kata Anwari. Arsyad merupakan pemenang ketiga periode I tahun ke-24. Pengundian Oktober mengambil data terakhir Juni. Sedangkan pengundian Maret mengambil data terakhir Desember. Ditanya kapan Bank Kalsel melakukan menarik Undian Salanjung Rezeki, menurutnya, sekitar medio Maret 2014 namun tanggalnya masih belum dijadwalkan. “Dalam undian ini, hadiah utama sebuah Toyota Fortuner, hadiah kedua mobil Suzuki Ertiga dan puluhan unit motor Honda Beat. Seperti diketahui, jumlah tabungan Simpeda Bank Kalsel yang diikutkan dalam undian Simpeda Nasional periode I tahun ke-24 di Pontianak 3 Oktober 2013 sebanyak 216.076 nasabah Rincian hadil undian nasional Simpeda, satu pemenang pertama dari Bank Jatim, pemenang II dari Bank Nagari, Bank Papua, Bank Kalbar, Bank Maluku. Pemenang III dari Bank Kalsel. (jd)

HM ARSYAD menerima hadiah Simpeda Nasional dari pihak Bank BPD Kalsel. ISTIMEWA


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.