Banjarmasin Post SABTU 7 SEPTEMBER 2013
Aksi & Gaya
13
Harmoni Klasik Sasirangan Batik
KANGKUNG kaombakan, naga balimbur, bintang bahambur, bayam raja, gagatas, gigi haruan adalah di antara motif-motif klasik sasirangan. Kini kain khas Banjar itu, juga sudah dibuat dengan corak lainnya dari modern macam gradasi hingga harmoni dengan motif kain Nusantara lainnya. Sasirangan corak ini tampak ditampilkan pertengahan Agustus 2013 lalu oleh anggota Komunitas Pencinta Sasirangan (KPS) di Studio 2 TVRI Stasiun Kalimantan Selatan di Jalan A Yani kilometer 5,8 Banjarmasin. Momen fashion show malam itu, berbarengan HUT ke 28 TVRI Kalsel. Lima model yakni Yusfina Utami, Hj Mira Triana Rahmi, Anita Dwi Oktari, M Ihsan dan Yodi Indra Widhanie berlenggak-lenggok memeragakan desain sasirangan karya Maryani. Banyak motif dan permainan warna yang diketengahkan desainernya dalam beragam busana membalut tubuh pada model tersebut. Seperti
“Ada motif batik Jawa dan sasirangan. Semuanya dipadukan sehingga tampak lebih bervariasi” MARYANI Desainer Sasirangan
dikenakan oleh Hj Mira Triana Rahmi, mantan Galuh Banjar Kota Banjarmasin ini memakai gaun panjang warna kuning paduan hitam. Harmoni warnanya tampak hidup dan cerah. Sederhana tapi berkelas. Ditambah dengan paduan jilbab kuning senada busana, lengkap dengan ciput ninja berwarna hitam dan aksesori kepala berupa bulu burung merak sebanyak empat helai serta bros kain berbentuk pita warna kuning di samping kanan kepalanya. Kian mempermanis penampilan Mira. Motifnya tak ramai, menambah kesan anggun bagi si
pemakainya. Gaunnya tampak formal dan elegan, sehingga cocok digunakan untuk acara-acara formal. “Senang banget bisa memakai sasirangan. Perpaduan warnanya juga bagus,” kata Mira yang malam itu mengenakan busana rancangan desainer Herry Razak. Model lainnya, Anita Dwi Oktari memakai gaun sasirangan yang motifnya lebih semarak. Ada perpaduan dan gradasi warna-warna merah muda, hijau, putih serta merah tua. Tampilannya lebih bervariasi. Motif yang digunakan tak hanya motif klasik sasirangan, tetapi juga batik
dari Jawa. Tari tampil modis malam itu. Penampilanya makin dipermanis dengan balutan jilbab berwarna merah muda dan aksesori berupa bunga di kepalanya. Di bagian dadanya juga dilengkapi lapisan luar kain brokat berwarna emas. Sedangkan Yusfina, memadukan kebaya modern berbahan brokat broken white atau putih tulang dengan bawahan berbahan sasirangan merah gradasi putih. Semarak merah putih, menghiasi penampilan gadis yang juga anggota Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo) Kalsel itu. (ath)
Warna Cerah Gigi Haruan DESAINER sasirangan di Banjarmasin, Maryani, mengatakan, motif gradasi sekarang ini memang bagus untuk memperkaya tampilan kain sasirangan. “Ada motif batik Jawa dan sasirangan, semuanya dipadukan sehingga tampak lebih bervariasi,” kata Maryani. Selain itu, lanjutnya, gradasi juga perlu agar tampilan desain lebih menarik. Denganpaduan warna, akan membuat suasana cerah dan ramai. “Saya sengaja juga memadukannya dengan batik agar lebih ramai. Sasirangan dan batik kan sama-sama kain khas daerah. Dengan memadukannya jadi lebih seru, sekalian untuk melestarikan kain khas warisan Nusantara,” bebernya. Nuansa warna cerah juga dipamerkan oleh desainer Herry Razak. Melalui karya-karya rancangannya, dia mengenakan paduan warna-warna cerah seperti hitam dan kuning. “Warnanya jadi lebih hidup,” kata Herry Razak. Dia mencoba menampilkan desain sasirangan menggunakan motif klasik sasirangan, yaitu gigi haruan. “Gigi haruan itu simple saja motifnya. Selain itu kan bernuansa klasik, dipadukan dengan warna-warna cerah jadi tampak lebih modern dan modis,” ujarnya. (ath) BANJARMASIN POST GROUP/YAYU FATHILAL
KAIN NUSANTARA - Sasirangan, kain khas Banjar yang merupakan salah satu kekayaan kain Nusantara diperagakan anggota Komunitas Pencinta Sasirangan (KPS). Motif klasik sasirangan dipadu dengan corak batik Jawa, tampil kian berwarna. BANJARMASIN POST GROUP/YAYU FATHILAL
0709/B13